Oleh :
Kelompok 2
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat membuat makalah yang
berjudul Pemasangan dan Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Rendah
dengan baik.
3. Google
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pemasangan SUTR............................................................................................. 3
2.1.1 Perencanaan dan Pemasangan SUTR........................................................ 3
2.1.2 Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi SUTR / SKUTR .......................... 3
2.2 Pemeliharaan SUTR ........................................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Pemeliharaan ........................................................................... 9
2.2.2 Macam – Macam Pemeliharaan .............................................................. 10
2.2.3 Jadwal Pemeliharaan ............................................................................... 11
2.2.4 Inspeksi Jaringan ..................................................................................... 11
2.2.5 Teknik Pemeliharaan SUTR ................................................................... 12
2.2.6 Pemeliharaan Penghantar ........................................................................ 12
2.2.7 Pemeliharaan Tiang ................................................................................. 17
2.2.9 Pemeliharaan Pembumian ....................................................................... 18
2.3 SOP Pemeliharaan............................................................................................ 19
2.3.1 Pengertian SOP ....................................................................................... 19
2.3.2 Tujuan SOP ............................................................................................. 19
2.3.3 Komponen SOP ....................................................................................... 19
2.3.4 SOP Jaringan Distribusi .......................................................................... 21
iii
2.3.5 Keselamatan Kerja dalam Pekerjaan....................................................... 23
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 25
3.2 Saran................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 26
Lampiran 1 ...................................................................................................................... 26
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ............................................................................................................ 27
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Makalah
Manfaat yang dapat doperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Bagi Penulis
Penulisan makalah ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang
dirumuskan. Selain itu, dengan selesainya makalah ini diharapkan dapat
menjadi motivasi bagi penulis untuk semakin aktif dan bersemangat
dalam membuat makalah untuk kedepannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Survei dan Penentuan Penanaman Titik Tiang (Pole
Staking)
Sebelum melaksanakan pekerjaan, penentuan jalur kabel
harus diidentifikasi, kemungkinan perubahan jalur berdasarkan
rencana konstruksi dapat dilakukan. Survei dilakukan
berdasarkan peta gambar rencana jaringan. Pelaksanaan survei
bersamaan dengan penentuan jalur pada garis tepi (garis
sepadan jalan) dan jalan atau bangunan sesuai izin pemerintah
daerah setempat. Titik lokasi penanaman tiang mengikuti
ketentuan pada peta rencana jalur.
4
daN. Untuk panjang tiang 9 m, 11 m, 12 m, 13 m, 14 m dan 15
m baik tiang besi maupun tiang beton.
Tiang mempunyai tingkat keamanan 2, yaitu baru akan
gagal fungsi jika gaya mekanis melebihi 2x working load
(breaking load = 2x working load). Kekuatan tarik mekanis
dihitung pada ikatan penghantar 15 cm di bawah titik puncak
tiang. Tidak diperhitungkan perbedaan momen tarik untuk
berbagai titik ikatan penghantar pada tiang.
Besarnya gaya mekanis yang diterima tiang tergantung
dengan fungsi tiang dan luas penampang penghantar.
5
e. Pemasangan Konstruksi Atas Tiang (Pole Top
Construction)
Pemasangan konstruksi Fixed Dead End (FDE), Adjustable
Dead End (ADE) dan suspension (SS) tidak kurang 10 cm dari
ujung atas tiang. Konstruksi 2 jalur saluran udara dapat
dilakukan dengan cara bersisian. Jarak antara 2 pole bracket
tidak kurang dari 30 cm. Pemasangan komponen konstruksi ke
atas tiang menggunakan tali pengangkat dengan menggunakan
katrol.
Pemasangan konstruksi dilakukan minimal oleh 2 orang
petugas, satu dibawah (ground crew) dan satu diatas. Petugas
diatas berdiri di atas platform dan memakai alat K3 (sabuk
pengaman, sarung tangan, helm).
Komponen atas tiang berdasarkan fungsi tiang (tiang awal
/ ujung, tiang penumpu, tiang sudut, tiang seksi, tiang
peregang), sebagaimana tertera pada Tabel 1 :
6
Table 2. Komponen Konstruksi FDE, SS dan ADE
f. Penarikan Penghantar
Penarikan kabel pilin tidak boleh menyebabkan bundle
kabel terurai, khususnya pada saat pengaturan sag. Besarnya
kekuatan mekanis penarikan dikontrol pada dynamometer dan
dihitung berdasarkan jarak gawang ekivalen dan besar
andongan yang dipilih berdasarkan Tabel 3.
7
ditentukan (lihat Tabel 1). Prosedur penarikan penghantar
dapat dilihat pada Gambar 3
8
Tiang yang mempunyai fasilitas terminal pembumian harus
dilengkapi elektroda pembumian yang dipasang / ditanam
sedalam 30 cm dari tiang. Hubungan antara terminal
pembumian pada tiang elektroda pembumian memakai
penghantar tembaga dengan luas penampang penghantar tidak
kurang dari 50 mm2. Jika pada tiang tidak dilengkapi terminal
pembumian, konstruksi pembumian menggunakan penghantar
tembaga dengan penampang sekurang -kurangnya 25 mm2
atau penghantar alumunium dengan penampang sekurang -
kurangnya 50 mm2, ikatan penghantar dengan elektroda
pembumian menggunakan penghantar tembaga. Hubungan
antara penghantar alumunium dan tembaga memakai
sambungan joint sleeve dan sepatu kabel bimetal. Penghantar
dilindungi menggunakan pipa galvanis dengan ukuran 1 inci,
sekurang - kurangnya 2.5 meter diatas permukaan tanah.
9
Mempunyai buku / brosur peralatan dari pabrik pembuat
dan dipelihara untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan
berikutnya.
Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk
melihat kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan
Harus diamati tindakan pengaman dalam pelaksanaan
pemeliharaan, gunakan peralatan keselamatan kerja yang
baik dan benar.
b. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu:
Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan
perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada
jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik
(dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah
kapasitas semula.
Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi/
perbaikan kerusakan peralatan/gangguan.Perbaikan
kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu
usaha/pekerjaan untuk mempertahankan atau
mengembalikan kondisi system atau peralatan yang
mengalami gangguan/kerusakan sampai kembali pada
keadaan semula dengan kepastian yang sama.
10
c. Pemeliharaan tanpa Jadwal / Mendadak
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini
berakibat gangguan atau kerusakan atau hal-hal lain diluar
kemampuan kita, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan/pengecekan perbaikan ataupun penggantian
peralatan, tetapi masih dalam kurun waktu pemeliharaan
11
2.2.5 Teknik Pemeliharaan SUTR
12
a. Karakteristik Hantaran
Table 4
13
b. Jarak Aman
Jarak aman adalah jarak minimal yang diperoleh antara
bagian peralatan listrik yang bertegangan (kawat, pemisah, rel
dan sebagainya) dengan benda disekitarnya
Gambar 5
14
Gambar 6
c. Andongan
Yang dimaksud dengan andongan ialah jarak antara posisi
terndah dari penghantar yang direntangkan dengan posisi
dimana penghantar tersebut ditumpung / sangga / digantung
oleh tiang.
15
Gambar 7. Bagan lendutan (SAG) menurut Tegangan
tarik (Tension) dan Rentangan (SPAN) sebenarnya
Kabel Twisted 3 x 25 mm2
16
Gambar 9. Bagan Lendutan (SAG) menurut Tegangan Tarik
(Tension) dan Rentangan (SPAN) sebenarnya Kabel Twisted
3 x 50 mm2
17
2.2.8 Pemeliharaan Pembumian
Pembumian pada peralatan ditiang diperlukan untuk tujuan :
Membatasi besar tegangan yang disebabkan petir
Membatasi besar tegangan yang disebabkan oleh terjadinya
hubung tidak sengaja dengan bagian yang bertegangan.
Menstabilkan tegangan ke tanah dalam kondisi normal.
Karena itu pemasangan sistem pembumian harus dilakukan
dengan standard sesuai ketentuan yang berlaku sebagai elektroda
pembumian biasanya digunakan elektroda batang berbentuk pipa
baja galvanis diameter 25 mm atau baja berdiameter 15 mm yang
dilapisi tembaga setebal 2,5 meter dengan panjang 2,5 m atau 3 m.
untuk penghantr bumi biasanya digunakan tembaga 50 mm 2 dan
sampai dengan 2,5 meter dari atas tanah harus dilindungi dengan
pipa baja dari kerusakan mekanis.
Pada beberapa tiang beton penghantar bumi sudah merupakan
komponen dari tiang dan untuk menghubungkannya dengan
penghantar bumi diluar tiang beton digunakan mur baut yang
dipasang pada bagian atas dan bawah tiang.
Tahanan pembumian yang dapat dicapai sangat tergantung
pada jenis elektroda, jenis tanah dan ke dalaman penanaman
elektroda. Pada tanah kering yang berbatu tidak mungkin untuk
mendapatkan harga di bawah 100Ω bila hanya ditanam 1 batang
elektroda 3m. Walaupun dengan memasang beberapa elektroda
secara parallel dapat menurunkan harga tahanan pembumian, tetapi
kenyataannya penurunannya tidaklah menjadi R/n (R tahanan
untuk 1 elektroda, n jumlah elektroda seperti diperkirakan. Bila
peralatan dan kondisi tanah setempat memungkinkan akan lebih
menguntungkan bila elektroda ditanam secara seri. Keuntungan
lain dengan cara ini adlah pengaruh musim dapat diperkecil karena
dicapainya air tanah.
Bila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk menanam secara
seri beberapa batan pipa, maka untuk memperoleh harga tahanan
yang rendah pipa–pipa elektroda dapat dipasang secara parallel.
Jarak antar elektroda tersebut minimum harus dua kali panjang
elektroda (PUIL 1987 pasal 3221 A4).
18
Mengganti kabel yang sudah rusak.
19
yang digunakan selalu pada batas standar agar dalam
mengambil keputusan tidak berlarut – larut.
Di operasional Distribusi pengaturan tentang
berkomunikasi ini dibuat menjadi SOP komunikasi.
Pihak yang terkait pada pengoperasian jaringan distribusi
antara lain :
ASMAN OPS & HAR / OPHAR
Kontraktor / Pelaksana Pekerjaan
Pengawasan
Piket Pengatur Operasi Jaringan Distribusi (TURJARDIST)
Cell center 123
Pelanggan terdekat.
b. Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja untuk melaksanakan pengoperasian
jaringan distribusi dengan baik dan aman harus dipenuhi
spesifikasi dan jumlahnya. Memaksakan bekerja dengan
peralatan seadanya berarti mengabaikan adanya resiko bahaya
kecelakaan dan kerusakan yang bakal terjadi. Pemeriksaan
terhadap jumlah dan kondisi perlengkapan kerja harus
dilakukan secara rutin.
20
ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan terjadinya
gangguan operasi bahkan kecelakaan kerja.
21
Periksa dan yakinkan serta catat jika ada PMT yang trip
di GI maupun Gardu Hubung (GH) dan kelainan-
kelainan yang terjadi
Periksa dan catat semua indicator yang muncul pada
panel control, di GI atau GH kemudian direset
Periksa dan catat semua indicator rele yang muncul
pada panel proteksi, kemudian direset
Laporkan kepada Dispatcher APD
Laporkan kepada Piket APJ/Cabang.
22
2.3.5 Keselamatan Kerja dalam Pekerjaan (Pengoperasian Sistem
nnnnn Distribusi)
23
Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak
dalam keadaan mabuk
Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau
menggunakan perkakas yang berisolasi dan andal
Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan
diperiksa setiap dipakai sesuai petunjuk yang berlaku
Keadaan cuaca tidak mendung / hujan
Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran /
ledakan, lembab dan sangat panas
Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang
bertegangan dengan tangan telanjang
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) adalah hal yang sangat penting
untuk diperhatikan dalam penyaluran tenaga listrik hingga sampai
kekonsumen agar mampu menjamin ketersediaan energi listrik secara kontinu
pada setiap beban yang terhubung dengan sistem.
Agar kondisi komponennya dapat berfungsi maksimal sesuai usia
pemakaian serta tercapainya keamanan bagi makhluk hidup dan lingkungan
maka diperlukan perencanaan dan pemasangan yang baik dan benar, Serta
dilakukan pemeliharaan secara berkesinambungan dan sesuai dengan SOP-nya
untuk menjaga kestabilitasan kualitas listrik dan hasil kerja yang optimal.
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.youtube.com/watch?v=vgz8Y7aTNqA&feature=youtu.be
http://jaringanpln.blogspot.com/2014/03/suspension-assembly-tr.html?m=1
https://drive.google.com/file/d/1GAwzwIWQtytiRcvLPCIBsa2KDoPE2YC4/
view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1py_6EhtxAuRV0-l-
SBLA_WBjUp8nvkIN/view
https://drive.google.com/file/d/1HzO4GVck5ESM5mJSKcz_Zh6VlxfBlvwB/v
iew?usp=sharing
26
Lampiran 1
27
28
29
30
SOP PEMELIHARAAN PT. BOROBUDUR MEDECOM
31