Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM III

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK DAN INSTRUMENTASI

“HARGA PUNCAK, RMS, DAN RATA-RATA AC”

Dosen Pengajar : Zuraidah, S.T., M.T.

Oleh:

Nama : Muhamad Arya Perdana

NIM : C010318095

Kelas : Listrik 3D3K

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

2019
I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat :


1. Menghitung hubungan harga-harga puncak, rms dan rata-rata tegangan dan arus
bolak-balik.
2. Membuktikan dengan melakukan percobaan (experiment) antara harga puncak dan
harga rms dari tegangan ac.

II. DASAR TEORI


Pembangkitan tegangan AC
Apabila sebuah penghantar memotong garis-garis gaya magnetic, tegangan diinduksikan.
Pada penghantar tersebut. Ini adalah prinsip generator listrik. Kita akan menggunakan
prinsip ini untuk pembangkitan tegangan ac.

(Gambar 1. Generator listrik sederhana)

Anggaplah suatu kumparan kawat satu lilit di susun poros yang diputar melalui medan
magnet antara kutub uatara (N) dan selatan (S) dari magnet, seperti Gambar 1. Kumparan
kawat ini memotong garis-garis gaya magnetic, sehingga tegangan diinduksikan pada
masing-masing sisi kumparan. Arah (polaritas) tegangan induksi ditentukan oleh arah
medan magnet dan arah putaran konduktor.

Pada Gambar 1 menunjukan kumparan di putar berlawanan arah jarum jam. Sisi
kumparan sebelah kiri turun, sedangkan sisi kumparan sebelah kanan naik. Polaritas
tegangan yang diinduksikan pada satu sisi berlawanan dengan yang diinduksikan pada
sisi lainnya, tetapi dua sisi kumparan di seri, sehingga dua tegangan induksi dijumlahkan.

Tegangan yang diinduksikan pada kumparan sebanding dengan laju yang garis-garis gaya
dipotong oleh kumparan. Gambar 2 adalah pandangan ujung kumparan pada bermacam
posisi putaran antara kutub utara dan kutub selatan. Posisi 1 dan 5, 2 dan 6, 3 dan 7, 4 dan
8 menunjukan sisi-sisi berlawanan dari kumparan yang sama.

Pada posisi 1(dan5) sisi kumparan bergerak sejajar dengan garis-garis gaya. Tidak ada
garis yang terpotong, karena itu tidak ada tegangan yang diinduksikan pada kumparan ini.
Kumparan yang bergerak ke sisi 2 (dan 6), mulai memotong garis-garis gaya, dan
tegangan diinduksikan pada sisi-sisi kumparan. Jika ujung kumparan dihubungkan
dengan beban, arus mengalir pada kumparan. Simbol x (cross) menunjukan pada posisi 2
arus electron mengalir masuk; simbol .(dot).

Pada posisi 6 menunjukan bahwa arus electron mengalir keluar. Karena kumparan
dianggap berputar pada kecepatan konstan, maka posisi 3 dan 7 menghasilkan tegangan
induksi terbesar. Hal ini disebabkan banyaknya garis-garis yang terpotong per satuan
waktu adalah paling besar.

(Gambar 2. Putaran kumparan tunggal dalam medan magnet)

Pada posisi 1 dan 5 adalah tegangan yang induksikan terendah (dalam hal ini OV).
Melewati posisi 3, garis-garis gaya yang dipotonglah kumparan mulai turun sampai pada
posisi 5 tidak ada lagi perpotongan garis gaya. Jika tegangan yang diinduksikan
kumparan digambar lagi, grafiknya seperti Gambar 3.

(Gambar 3. Tegangan dan Arus pada rangkaian resistif adalah sefase)

Harga puncak, rms dan rata-rata


- Harga puncak
Jika kita katakan bahwa hraga puncak tegangan sinusoida adalah 100 V. ini berarti
bahwa tegangan mencapai maksimum + 100 V pada alterasi positif dan – 100 V pada
alterasi negative. Dari harga puncaknya, kita dapat menghitung harga sesaat tegangan
pada sudut θ dengan menggunakan rumus (1). Harga puncak tidak menghasilkan daya
sama seperti harga dc, sebab tegangan ac berubah, sedangkantegangan dc konstan.

- Harga rms
Harga tegangan ac yang menghasilkan daya adalah sama seperti dc, disebut harga rms
(root mean square). Jadi, jika kita katakana bahwa harga rms tegangan ac adalah 100
V, itu berarti bahwa daya yang dikirim adalah sama seperti 100 V dc. Harga rms
adakah akar rata-rata kuadrat harga sesaat tegangan pada suatu alterasi ac.
√𝑉12 + 𝑉22 + ⋯ + 𝑉𝑛2
𝑉𝑟𝑚𝑠 =
n

Dengan; V1, V2, …, Vn adalah harga sesaat dari Vm sin θ


dapat diselesaikan bahwa

Vrms = 0,707 Vm……..(3)


dan
Vm = 1,414 Vrms………(4)

Harga rms (juga disebut harga efektif) lebih popular digunakan dari pada harga
puncak yang memberikan amplitude tegangan ac. Sehingga mengapa voltmeter ac
dikalibrasi pada harga rms dari pada harga puncaknya.

- Harga rata-rata
Harga rata-rata dapat ditentukan dari harga puncak dan harga rms.
Vav = 0,636 Vm = 0,899 Vrms ……..(5)
Harga puncak
Vm = 1,414 Vrms = 1,572 Vav ……....(6)

Untuk mencari harga arus bolak balik, caranya sama seperti tegangan, kecuali bahwa
V diganti I; yaitu Im(puncak), Irms(efektif) dan Iav (rata-rata).

Pengukuran Tegangan dan Arus AC


Voltmeter dan Amperemeter ac dapat digunakan untuk mengukur tegangan dan arus
ac. Harga yang diukur adalah harga rms(efektif). Beberapa meter ada yang dilengkapi
dengan skala pengukuran harga rms dan harga puncak, tetapi inihanya dapat
digunakan untuk pengukura tegangan atau arus sinusoida.
Osiloskop dapat digunakan untuk pengukuran harga puncak atau puncak ke puncak
tegangan ac.

Ringkasan

1. Generator ac menghasilkan tegangan sinusoida


2. Harga sesaat v tegangan sinusoida adalah

V = Vm sin θ

Dengan Vm adalah harga puncak (maksimum) tegangan.

3. Tiga harga tegangan sinusoida

Vrms = 0,707 Vm

Vav = 0,636 Vm = 0,899 Vrms

4. Rumus ini juga dapat ditulis

Vm = 1,414 Vrms = 1,572 Vav

5. Voltmeter dan Amperemeter analog ac dikalibrasi dalam harga rms


6. Hukum ohm dan hokum kirchoff dapat diterapkan pada rangkaian resistif ac
Harga rms arus pada resistor dapat dihitung dengan rumus,
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 =
𝑅
Dengan cara yang sama,
𝑉𝑚
𝐼𝑚 =
𝑅

III. ALAT & BAHAN

1. Suber daya 220 V, 50 Hz


2. Trasformator isolasi
3. Auto transformator tegangan-variable (variac)
4. Generator gelombang sinus (AF)
5. Multimeter
6. Osiloskop
7. Resistor ½ watt, 5 %
a. 33 Ω 2 buah
b. 47 Ω 1 buah
c. 1000 Ω 2 buah
d. 1500 Ω 1 buah
8. Sakelar
9. Kotak yang dilengkapi dengan fuse dan sakelar on-off

IV. LANGKAH KERJA

Sumber 50 Hz
1. Hubungkan rangkaian seperti gambar 5, sakelar dalam posisi off. Tempatkan
tegangan variable transformator ke tegangan terendahnya; s1 terbuka.

(Gambar 5. Rangkaian untuk langkah derja D1)


2. Masukan tusuk kontak kedalam kotak kontak (stop kontak) 220 V, 50 Hz; putar
sakelar line pada posisi on; tutup S1. Aturlah tegangan keluaran transformator
variable sampai 35 V. tetapkan tegangan ini selama melakukan percobaan D1. Catat
tegangan ini dibawah kolom “Tegangan rms, pengukuran” pada tabel 1. (Voltmeter
menunjukan tegangan rms)
3. Ukurlah tegangan pada R1, R2, dan R3 dengan voltmeter dan catat harganya dibawah
kolom “Tegangan rms, pengukuran” pada tabel 1. Buka S1;sakelar line off.
4. Hubungkan osiloskop pada keluaran transformator tegangan variable. Sakelar line on;
S1 tutup ukurlah tegangan puncak pada terminal keluaran transformator dengan
osiloskop dan catat harganya pada tabel 1 dibawah kolom “Tegangan puncak,
pengukuran”
5. Ulangi langkah 4, gunakan osiloskop untuk mengukur trgangan puncak pada masing-
masing resistor R1, R2 dan R3. Matikan daya (off) bilamana anda mengubah
rangkaian. Catat tabel pada tabel 1. Sakelar line off, buka S1
6. Sisipkan (pasang) amperemeter pada rangkaian seperti yang ditunjukan pada gambar
5 untuk mengukur arus yang melalui R1. Tempatkan range amperemeter ac pada
20mA atau diatasnya. Sakelar line di on kan, tutup S1. Catat pembacaan amperemeter
pada tabel 1. Dalam kolom “Arus rms, pengukuran”. Buka S1 sakelar line off
7. Putuskan rangkaian antara B dan C, kemudian sisipkan amperemeter seperti langkah
6 untuk mengukur arus R2. Sakelar line di on kan; S1 tutup. Catat pembacaan
amperemeter pada tabel 1 dalam kolom “Arus rms, pengukuran”. S1 tutup sakelar
linne off
8. Putuskan rangkaian antara C dan D, kemudian sisipkan amperemeter seperti langkah
6 untuk mengukur arus R3. Sakelar line di on kan; S1 tutup. Catat pembacaan
amperemeter pada tabel 1 dalam kolom “Arus rms, pengukuran”. S1 tutup. Sakelar
line off. Cabut tusuk kontak dari kotak kontak (outlet)
9. Hitung Arus rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 1 dalam
kolom “Arus rms, perhitungan”
10. Hitung tegangan rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 1 dalam
kolom “Tegangan rms, perhitungan
11. Hitung tegangan puncak pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 1
dalam kolom “Tegangan puncak, perhitungan”

Sumber 1000 Hz

1. Dengan generator gelombang sinus off dan S1 open, hubungkan rangkaian Gambar 6
2. Hidupkan generator. Aturlah frekuensinya sampai 100 Hz ( osiloskop dapat
digunakan untuk membuktikan / mengukur harganya). Dengan voltmeter
dihubungkan keluarannya, aturlah keluaran generatornya sampai 5V. catat harganya
pada tabel 2 dalam kolom “Tegangan rms, pengukuran”
3. Dengan voltmeter ukurlah tegangan rms pada masing-masing resistor R1, R2 dan R3.
Catat harganya pada tabel 2 dalam kolom “Tegangan rms, pengukuran”
(Gambar 6. Rangkaian untuk langkah kerja 1. Ampere meter ditambahkan pada
langkah 5, 6, dan 7 )

4. Gunakan osiloskop, ukurlah tegangan puncak generator gelombang sinus pada R1,
R2 dan R3. Catat harganya pada tabel 2 dalam kolom “Tegangan puncak,
pengukuran”. Buka S1
5. Putuskan rangkaian antara A dan B kemudian sisipkam amperemeter ac seperti pada
Gambar 6 untuk mengukur arus pada R1. Tutup S1. Catat pembacaan amperemeter
pada tabel 2 dalam kolom “Arus rms, pengukuran” buka S1
6. Putuskan rangkaian antara B dan C kemudian sisipkan amperemeter ac seperti pada
gambar 6 untuk mengukur arus pada R2. Tutup S1. Catat pembacaan ampere pada
tabel 2 dalam kolom “Arus rms, pengukuran” buka S1
7. Putuskan rangkaian antara C dan D, kemudia sisipkan amperemeter ac seperti pada
Gambar 6 untuk mengukur arus pada R3. Tutup S1. Catat pembacaan ampere pada
tabel 2 dalam kolom “Arus rms, pengukuran” buka S1. Generator gelombang sinus
off
8. Hitung tegangan rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 2 dalam
kolom “Tegangan rms, perhitungan”
9. Hitung tegangan puncak pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 2
dalam kolom “Tegangan puncak, perhitungan”
10. Hitunglah arus rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 2 dalam
kolom “Arus rms, perhitungan”

V. TABEL PENGAMATAN

- Tabel 1. Tegangan dan Arus 50 Hz

Tegangan rms (V) Tegangan Puncak (V) Arus rms (mA)


ukur hitung ukur hitung ukur Hitung
Teg. trafo 33,5 33,93 48 47,36 9,25 9,69
R1 9,12 8,49 12 12,89 9,25 8,49
R2 13,8 14,14 20 19,51 9,25 9,42
R3 9,12 8,49 12 12,89 9,25 8,49
- Tabel 2. Tegangan dan Arus 1000 Hz

Tegangan rms (V) Tegangan Puncak (V) Arus rms (mA)


ukur hitung ukur hitung Ukur Hitung
Teg. trafo 0,6 0,63 0,9 0,85 6 5,57
R1 0,19 0,21 0,3 0,27 6 6,36
R2 0,26 0,28 0,4 0,37 6 5,96
R3 0,19 0,21 0,3 0,27 6 6,36

- Perhitungan

Tabel 1
1. Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm

a. Tegangan trafo = 0,707 x 48 = 33,93 V


b. R1 = 0,707 x 12 = 8,49 V
c. R2 = 0,707 x 20 = 14,14 V
d. R3 = 0,707 x 12 = 8,49 V

2. Tegangan Puncak (Vm) : 1,414 x Vrms

a. Tegangan trafo = 1,414 x 33,5 = 47,36 V


b. R1 = 1,414 x 9,12 = 12,89 V
c. R2 = 1,414 x 13,8 = 19,51 V
d. R3 = 1,414 x 9,12 = 12,89 V

𝑽𝒓𝒎𝒔
3. Arus rms (mA) :
𝑹

33,93
a. Tegangan trafo = = 9,69 mA
3500

8,49
b. R1 = = 8,49 mA
1000

14,14
c. R2 = = 9,42 mA
1500

8,49
d. R3 = = 8,49 mA
1000

Tabel 2
1. Tegangan rms (Vrms) : 0,707 x Vm
a. Tegangan trafo = 0,707 x 0,9 = 0,63 V
b. R1 = 0,707 x 0,3 = 0,21 V
c. R2 = 0,707 x 0,4 = 0,28 V
d. R3 = 0,707 x 0,3 = 0,21 V
2. Tegangan Puncak (Vm) : 1,414 x Vrms
a. Tegangan trafo = 1,414 x 0,6 = 0,85 V
b. R1 = 1,414 x 0,19 = 0,27 V
c. R2 = 1,414 x 0,26 = 0,37 V
d. R3 = 1,414 x 0,19 = 0,27 V

𝑽𝒓𝒎𝒔
3. Arus rms (mA) :
𝑹
0,63
a. Tegangan trafo = = 5,57 mA
113
0,21
b. R1 = = 6,36 mA
33
0,28
c. R2 = = 5,96 mA
47
0,21
d. R3 = = 6,36 mA
33

VI. ANALISA

Pada praktikum ini kita melakukan 2 percobaan yaitu pertama dengan menggunakan
sumber daya trafo 33 V dengan frekuensi 50 Hz seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5
dan yang kedua dengan menggunakan sumber daya AFG 5 V dengan frekuensi 1000 Hz
seperti yang ditunjukan pada Gambar 6.

Percobaan pertama didapatkan hasil sebagai berikut :

- Tegangan trafo.
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 48 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 47,36 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 33,5 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 33,93. Apabila
harga Vm/Vrms terukur dihitung, maka didapatkan hasil 1,43 (mendekati konstanta
1,414) hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan Puncak (Vm) = 1,414 x Vrms.
Arus yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar
9,69 mA, nilai arus ini hamper sama dengan hasil Vrms/Rtotal seperti pada “Tabel 1,
perhitungan”. Hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu I=V/R.

- R1
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 12 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 12,89 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 9,12 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49. Apabila
harga Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta
0,707) hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus
yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49
mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena
merupakan rangkaian seri

- R2
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 20 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 19,51 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 13,8 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 14,14. Nilai
tegangan R2 lebih besar dari R1 hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu V= I x R,
nilai V berbanding lurus dengan R, semakin besar nilai R maka semakin besar pula
nilai V. Arus yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus
sebesar 9,42 mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama,
karena merupakan rangkaian seri

- R3
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 12 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 12,89 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 9,12 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49. Apabila
harga Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta
0,707) hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus
yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49
mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena
merupakan rangkaian seri

Apabila seluruh Tegangan rms (Vrms) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya
32,04 V hamper mendekati dengan nilai tegangan trafo yaitu 33,5 V. begitupula
dengan seluruh Tegangan puncak (Vm) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya
44 V hampir mendekati dengan nilai tegangan trafo yaitu 46 V, hal ini sesuai dengan
persamaan hokum kirchoff tegangan, yaitu Vs = V1 + V2 + V3.

Percobaan kedua didapatkan hasil sebagai berikut :

- Tegangan trafo.
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,9 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,85 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,6 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,63. Apabila harga
Vm/Vrms terukur dihitung, maka didapatkan hasil 1,43 (mendekati konstanta 1,414)
hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan Puncak (Vm) = 1,414 x Vrms. Arus yang
terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 5,57 mA, nilai
arus ini hampir sama dengan hasil Vrms/Rtotal seperti pada “Tabel 1, perhitungan”.
Hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu I=V/R.
- R1
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,3 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,27 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,19 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,21. Apabila harga
Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta 0,707)
hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus yang
terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 6,36 mA, nilai
arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena merupakan
rangkaian seri

- R2
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,4 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,37 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,26 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,28. Nilai tegangan R2
lebih besar dari R1 hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu V= I x R, nilai V
berbanding lurus dengan R, semakin besar nilai R maka semakin besar pula nilai V.
Arus yang terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 5,96
mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena
merupakan rangkaian seri

- R3
- Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,3 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,27 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,19 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,21. Apabila harga
Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta 0,707)
hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus yang
terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 6,36 mA, nilai
arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena merupakan
rangkaian seri

Apabila seluruh Tegangan rms (Vrms) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya
0,64 V hamper sama dengan nilai tegangan trafo yaitu 0,6 V. begitupula dengan
seluruh Tegangan puncak (Vm) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya 1 V
hampir mendekati dengan nilai tegangan trafo yaitu 0,9 V, hal ini sesuai dengan
persamaan hokum kirchoff tegangan, yaitu Vs = V1 + V2 + V3.
VII. PERTANYAAN

Pertanyaan 1

Jawablah soal berikut dengan singkat dan benar !


1. Bentuk gelombang tegangan yang diberikan oleh generator ac adalah…
~ Sinusoida

2. Harga rms dan harga rata-rata dari tegangan atau arus sinusoida dapat dihitung dari
harga puncaknya. (benar/salah)…
~ Benar

3. Vm tegangan sinusoida adalah 25 V. harga rms tegangan tersebut adalah… V


~ Vrms = 0,707 x Vm
= 0,707 x 25 = 17,68 V

4. Harga rms arus sinusoida adalah 5mA. Harga puncak arus tersebut adalah … mA
~ Im = 1,414 x Irms
= 1,414 x 0,005 = 7,07 mA

5. Harga rata-rata arus pada soal no. 4 adalah … mA


~ Iav = 0,899 x Irms
= 0,899 x 0,005 = 4,495 mA

6. Tegangan rms yang diukur pada resistor 47 adalah 15 V. Arus efektif pada resistor
tersebut adalah … mA
𝑉𝑟𝑚𝑠 15
~ Irms = = 319,15 mA
𝑅 47

7. Arus puncak pada resistor dalam soal no. 6 adalah … mA


𝑉𝑚 1,414 𝑥 𝑉𝑟𝑚𝑠 1,414 𝑥 15 21,21
~ Im = = = = 451,34 mA
𝑅 𝑅 47 47

8. Tegangan ac pada umumnya dikalibrasi dalam harga … (puncak/rms/rata-rata)


~ rms

9. Harga puncak tegangan ac dapat diukur dengan…


~ Osiloskop

Pertanyaan 2

Jawablah soal berikut dengan singkat dan benar!


1. Jelaskan hubungan antara harga puncak, harga rms dan harga rata-rata dari tegangan
ac!...
~ Tegangan puncak (Vm) yaitu tegangan maksimal dari listrik ac, yang terukur pada
osiloskop. Tegangan rms (Vrms) yaitu harga tegangan bolak-balik yang dapat
menghasilkan panas yang sama dalam penghantar yang sama dan dalam waktu yang
seperti arus searah, yang terukur pada voltmeter. Dan tegangan rata-rata (Vav) yaitu
besarnya nilai tegangan selama setengah gelombang dari 0 hingga T/2.

Ketiga harga tegangan ini memiliki hubungan secara matematis yaitu:


Vrms = 0,707 Vm = 1,112 Vav
Vav = 0,636 Vm = 0,899 Vrms
Vm = 1, 414 Vrms = 1,572 Vav

2. Berdasarkan pada tabel 1. Bendingkan tegangan puncak hasil pengukuran dengan


tegangan puncak hasil perhitungan. Jelaskan perbedaannya !
~ Berdasarkan Tabel 1, tegangan puncak trafo yang diukur sebesar 48 V, dan yang
dihitung sebesar 47,36 V. Tegangan puncak R1 yang diukur yaitu 12 V dan yang
terhitung yaitu 12,89 V; tegangan puncak R2 yang terukur yaitu 20 V dan yang
terhitung yaitu 19,51 V; tegangan puncak R3 yang terukur yaitu 12 V dan yang
terhitung yaitu 12,89 V.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai antara hasil pengukuran dengan perhitungan
memiliki selisih yang tidak jauh. Hal itu membuktikan bahwa rumus untuk mencari
tegangan puncak, Vm = 1.414 x Vrms adalah benar, adapun perbedaan yang terjadi
dapat
disebabkan oleh tingkat ketelitian dari alat ukur itu sendiri, maupun karena adanya
hambatan pada alat ukur.

3. Berdasarkan pada tabel 1. Bandingkan tegangan puncak hasil pengukuran dengan


tegangan puncak hasil perhitungan. Jelaskan perbedaannya !
~ Berdasarkan pada tabel 1, tegangan rms trafo yang terukur yaitu 33,5 V dan
yang terhitung yaitu 33,93 V. Tegangan rms R1 yang terukur yaitu 9,12 V dan yang
terhitung yaitu 8,49 V; tegangan rms R2 yang terukur yaitu 13,8 V dan yang terhitung
yaitu 14,14 V; tegangan rms R3 yang terukur yaitu 9,12 V dan yang terhitung yaitu
8,49 V.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai antara hasil pengukuran dengan perhitungan
memiliki selisih yang tidak jauh. Hal itu membuktikan bahwa rumus untuk mencari
tegangan puncak, Vrms = 0,707 x Vm adalah benar, adapun perbedaan yang terjadi
dapat
disebabkan oleh tingkat ketelitian dari alat ukur itu sendiri, maupun karena adanya
hambatan pada alat ukur

4. Rumus 3 dapat digunakan untuk mencari Vrms apabila Vm diketahui :


Vrms = 0,707 Vm
Konstanta 0,707 sama dengan perbandingan Vrms/Vm. Gunakan data pengukuran
pada tabel 1 untuk Vrms dan Vm. Hitung harga rata-rata Vrms/Vm untuk pengukuran
3 resistor. Bandingkan
~ Harga rata – rata :
𝑉𝑟𝑚𝑠 9,12
o Konstanta R1 = = = 0,76
𝑉𝑚 12
𝑉𝑟𝑚𝑠 13,8
o Konstanta R1 = = = 0,70
𝑉𝑚 20
𝑉𝑟𝑚𝑠 9,12
o Konstanta R1 = = = 0,76
𝑉𝑚 12

𝐾𝑅1+𝐾𝑅2+𝐾𝑅3 0,76+0,70+0,76 21,21


Rata-rata konstanta = = = = 0,740
3 3 3

Harga rata-rata Vrms/Vm untuk ketiga resistor ini yaitu 0,740. Nilai ini hampir sama
dengan nilai konstanta 0,707 hanya saja nilai konstanta ini sedikit lebih besar, hal ini
dikarenakan oleh keadaan dan tingkat ketelitian pada saat mengukur nilai Vrms dan
Vm, dan juga ketidaktepatan pengamat dalam pembacaan alat ukur (human error)

5. Ulangi proses soal no.4 dengan menggunakan data tabel 2. Bandingkan jawaban anda
dengan konstanta 0,707; jelaskan perbedaannya. Juga bandingkan dengan
perhitungan untuk soal no.4. jelaskan perbedaannya
~ Harga rata – rata :
𝑉𝑟𝑚𝑠 0,19
o Konstanta R1 = = = 0,63
𝑉𝑚 0,3
𝑉𝑟𝑚𝑠 0,26
o Konstanta R1 = = = 0,65
𝑉𝑚 0,4
𝑉𝑟𝑚𝑠 0,19
o Konstanta R1 = = = 0,63
𝑉𝑚 0,3

𝐾𝑅1+𝐾𝑅2+𝐾𝑅3 0,63+0,65+0,63 1,91


Rata-rata konstanta = = = = 0,636
3 3 3
Harga rata-rata Vrms/Vm untuk ketiga resistor ini yaitu 0,740. Nilai ini hampir sama
dengan nilai konstanta 0,707 hanya saja nilai konstanta ini dibandingkan dengan soal
no.4 kesalahan nya lebih besar, hal ini dikarenakan oleh keadaan dan tingkat
ketelitian pada saat mengukur nilai Vrms dan Vm, dan juga ketidaktepatan pengamat
dalam pembacaan alat ukur (human error). Disebabkan juga oleh tegangan yang
dilakukan pada percobaan ke 2 ini lebih kecil dari pada percobaan pertama sehingga
memungkinkan terjadinya kesalahan pada alat ukur meningkat daripada sebelumnya.

6. Apakah data pada kolom arus dari tabel 1 dan 2 membuktikan penggunaan hukum
ohm pada rangkaian resistif ac? Jelaskan !
~ Ya, data arus pada kedua perobaan tersebut membuktikan penggunaan hukum ohm
𝑉
dimana I = seperti yang tertera pada “Tabel hasil percobaan, Perhitungan”.
𝑅
VIII. KESIMPULAN

- Bentuk gelombang tegangan ac yaitu sinusoida

- Tegangan ac memiliki 3 harga, yaitu puncak (Vm), efektif (Vrms) dan rata-rata (Vav)
sebagai berikut :

Vrms = 0,707 x Vm = 1,112 Vav


Vav = 0,636 x Vm = 0,899 Vrms
Vm = 1,414 x Vrms = 1,572 Vav

- Hukum kirchoff tegangan dapat diterapkan pada rangkaian percobaan ini

Anda mungkin juga menyukai