Oleh:
NIM : C010318095
2019
I. TUJUAN PERCOBAAN
Anggaplah suatu kumparan kawat satu lilit di susun poros yang diputar melalui medan
magnet antara kutub uatara (N) dan selatan (S) dari magnet, seperti Gambar 1. Kumparan
kawat ini memotong garis-garis gaya magnetic, sehingga tegangan diinduksikan pada
masing-masing sisi kumparan. Arah (polaritas) tegangan induksi ditentukan oleh arah
medan magnet dan arah putaran konduktor.
Pada Gambar 1 menunjukan kumparan di putar berlawanan arah jarum jam. Sisi
kumparan sebelah kiri turun, sedangkan sisi kumparan sebelah kanan naik. Polaritas
tegangan yang diinduksikan pada satu sisi berlawanan dengan yang diinduksikan pada
sisi lainnya, tetapi dua sisi kumparan di seri, sehingga dua tegangan induksi dijumlahkan.
Tegangan yang diinduksikan pada kumparan sebanding dengan laju yang garis-garis gaya
dipotong oleh kumparan. Gambar 2 adalah pandangan ujung kumparan pada bermacam
posisi putaran antara kutub utara dan kutub selatan. Posisi 1 dan 5, 2 dan 6, 3 dan 7, 4 dan
8 menunjukan sisi-sisi berlawanan dari kumparan yang sama.
Pada posisi 1(dan5) sisi kumparan bergerak sejajar dengan garis-garis gaya. Tidak ada
garis yang terpotong, karena itu tidak ada tegangan yang diinduksikan pada kumparan ini.
Kumparan yang bergerak ke sisi 2 (dan 6), mulai memotong garis-garis gaya, dan
tegangan diinduksikan pada sisi-sisi kumparan. Jika ujung kumparan dihubungkan
dengan beban, arus mengalir pada kumparan. Simbol x (cross) menunjukan pada posisi 2
arus electron mengalir masuk; simbol .(dot).
Pada posisi 6 menunjukan bahwa arus electron mengalir keluar. Karena kumparan
dianggap berputar pada kecepatan konstan, maka posisi 3 dan 7 menghasilkan tegangan
induksi terbesar. Hal ini disebabkan banyaknya garis-garis yang terpotong per satuan
waktu adalah paling besar.
Pada posisi 1 dan 5 adalah tegangan yang induksikan terendah (dalam hal ini OV).
Melewati posisi 3, garis-garis gaya yang dipotonglah kumparan mulai turun sampai pada
posisi 5 tidak ada lagi perpotongan garis gaya. Jika tegangan yang diinduksikan
kumparan digambar lagi, grafiknya seperti Gambar 3.
- Harga rms
Harga tegangan ac yang menghasilkan daya adalah sama seperti dc, disebut harga rms
(root mean square). Jadi, jika kita katakana bahwa harga rms tegangan ac adalah 100
V, itu berarti bahwa daya yang dikirim adalah sama seperti 100 V dc. Harga rms
adakah akar rata-rata kuadrat harga sesaat tegangan pada suatu alterasi ac.
√𝑉12 + 𝑉22 + ⋯ + 𝑉𝑛2
𝑉𝑟𝑚𝑠 =
n
Harga rms (juga disebut harga efektif) lebih popular digunakan dari pada harga
puncak yang memberikan amplitude tegangan ac. Sehingga mengapa voltmeter ac
dikalibrasi pada harga rms dari pada harga puncaknya.
- Harga rata-rata
Harga rata-rata dapat ditentukan dari harga puncak dan harga rms.
Vav = 0,636 Vm = 0,899 Vrms ……..(5)
Harga puncak
Vm = 1,414 Vrms = 1,572 Vav ……....(6)
Untuk mencari harga arus bolak balik, caranya sama seperti tegangan, kecuali bahwa
V diganti I; yaitu Im(puncak), Irms(efektif) dan Iav (rata-rata).
Ringkasan
V = Vm sin θ
Vrms = 0,707 Vm
Sumber 50 Hz
1. Hubungkan rangkaian seperti gambar 5, sakelar dalam posisi off. Tempatkan
tegangan variable transformator ke tegangan terendahnya; s1 terbuka.
Sumber 1000 Hz
1. Dengan generator gelombang sinus off dan S1 open, hubungkan rangkaian Gambar 6
2. Hidupkan generator. Aturlah frekuensinya sampai 100 Hz ( osiloskop dapat
digunakan untuk membuktikan / mengukur harganya). Dengan voltmeter
dihubungkan keluarannya, aturlah keluaran generatornya sampai 5V. catat harganya
pada tabel 2 dalam kolom “Tegangan rms, pengukuran”
3. Dengan voltmeter ukurlah tegangan rms pada masing-masing resistor R1, R2 dan R3.
Catat harganya pada tabel 2 dalam kolom “Tegangan rms, pengukuran”
(Gambar 6. Rangkaian untuk langkah kerja 1. Ampere meter ditambahkan pada
langkah 5, 6, dan 7 )
4. Gunakan osiloskop, ukurlah tegangan puncak generator gelombang sinus pada R1,
R2 dan R3. Catat harganya pada tabel 2 dalam kolom “Tegangan puncak,
pengukuran”. Buka S1
5. Putuskan rangkaian antara A dan B kemudian sisipkam amperemeter ac seperti pada
Gambar 6 untuk mengukur arus pada R1. Tutup S1. Catat pembacaan amperemeter
pada tabel 2 dalam kolom “Arus rms, pengukuran” buka S1
6. Putuskan rangkaian antara B dan C kemudian sisipkan amperemeter ac seperti pada
gambar 6 untuk mengukur arus pada R2. Tutup S1. Catat pembacaan ampere pada
tabel 2 dalam kolom “Arus rms, pengukuran” buka S1
7. Putuskan rangkaian antara C dan D, kemudia sisipkan amperemeter ac seperti pada
Gambar 6 untuk mengukur arus pada R3. Tutup S1. Catat pembacaan ampere pada
tabel 2 dalam kolom “Arus rms, pengukuran” buka S1. Generator gelombang sinus
off
8. Hitung tegangan rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 2 dalam
kolom “Tegangan rms, perhitungan”
9. Hitung tegangan puncak pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 2
dalam kolom “Tegangan puncak, perhitungan”
10. Hitunglah arus rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban pada tabel 2 dalam
kolom “Arus rms, perhitungan”
V. TABEL PENGAMATAN
- Perhitungan
Tabel 1
1. Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm
𝑽𝒓𝒎𝒔
3. Arus rms (mA) :
𝑹
33,93
a. Tegangan trafo = = 9,69 mA
3500
8,49
b. R1 = = 8,49 mA
1000
14,14
c. R2 = = 9,42 mA
1500
8,49
d. R3 = = 8,49 mA
1000
Tabel 2
1. Tegangan rms (Vrms) : 0,707 x Vm
a. Tegangan trafo = 0,707 x 0,9 = 0,63 V
b. R1 = 0,707 x 0,3 = 0,21 V
c. R2 = 0,707 x 0,4 = 0,28 V
d. R3 = 0,707 x 0,3 = 0,21 V
2. Tegangan Puncak (Vm) : 1,414 x Vrms
a. Tegangan trafo = 1,414 x 0,6 = 0,85 V
b. R1 = 1,414 x 0,19 = 0,27 V
c. R2 = 1,414 x 0,26 = 0,37 V
d. R3 = 1,414 x 0,19 = 0,27 V
𝑽𝒓𝒎𝒔
3. Arus rms (mA) :
𝑹
0,63
a. Tegangan trafo = = 5,57 mA
113
0,21
b. R1 = = 6,36 mA
33
0,28
c. R2 = = 5,96 mA
47
0,21
d. R3 = = 6,36 mA
33
VI. ANALISA
Pada praktikum ini kita melakukan 2 percobaan yaitu pertama dengan menggunakan
sumber daya trafo 33 V dengan frekuensi 50 Hz seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5
dan yang kedua dengan menggunakan sumber daya AFG 5 V dengan frekuensi 1000 Hz
seperti yang ditunjukan pada Gambar 6.
- Tegangan trafo.
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 48 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 47,36 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 33,5 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 33,93. Apabila
harga Vm/Vrms terukur dihitung, maka didapatkan hasil 1,43 (mendekati konstanta
1,414) hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan Puncak (Vm) = 1,414 x Vrms.
Arus yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar
9,69 mA, nilai arus ini hamper sama dengan hasil Vrms/Rtotal seperti pada “Tabel 1,
perhitungan”. Hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu I=V/R.
- R1
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 12 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 12,89 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 9,12 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49. Apabila
harga Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta
0,707) hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus
yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49
mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena
merupakan rangkaian seri
- R2
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 20 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 19,51 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 13,8 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 14,14. Nilai
tegangan R2 lebih besar dari R1 hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu V= I x R,
nilai V berbanding lurus dengan R, semakin besar nilai R maka semakin besar pula
nilai V. Arus yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus
sebesar 9,42 mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama,
karena merupakan rangkaian seri
- R3
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 12 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 12,89 V. Untuk Tegangan rms (Vrms)
saat terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai
terukur sebesar 9,12 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49. Apabila
harga Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta
0,707) hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus
yang terukur sebesar 9,25 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 8,49
mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena
merupakan rangkaian seri
Apabila seluruh Tegangan rms (Vrms) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya
32,04 V hamper mendekati dengan nilai tegangan trafo yaitu 33,5 V. begitupula
dengan seluruh Tegangan puncak (Vm) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya
44 V hampir mendekati dengan nilai tegangan trafo yaitu 46 V, hal ini sesuai dengan
persamaan hokum kirchoff tegangan, yaitu Vs = V1 + V2 + V3.
- Tegangan trafo.
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,9 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,85 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,6 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,63. Apabila harga
Vm/Vrms terukur dihitung, maka didapatkan hasil 1,43 (mendekati konstanta 1,414)
hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan Puncak (Vm) = 1,414 x Vrms. Arus yang
terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 5,57 mA, nilai
arus ini hampir sama dengan hasil Vrms/Rtotal seperti pada “Tabel 1, perhitungan”.
Hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu I=V/R.
- R1
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,3 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,27 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,19 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,21. Apabila harga
Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta 0,707)
hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus yang
terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 6,36 mA, nilai
arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena merupakan
rangkaian seri
- R2
Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,4 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,37 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,26 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,28. Nilai tegangan R2
lebih besar dari R1 hal ini sesuai dengan hokum ohm yaitu V= I x R, nilai V
berbanding lurus dengan R, semakin besar nilai R maka semakin besar pula nilai V.
Arus yang terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 5,96
mA, nilai arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena
merupakan rangkaian seri
- R3
- Ketika rangkaian terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida
dengan menunjukan gambar nilai Tegangan Puncak (Vm) terukur sebesar 0,3 V dan
yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,27 V. Untuk Tegangan rms (Vrms) saat
terhubung dengan osiloskop maka terlihat geombang sinusoida dengan nilai terukur
sebesar 0,19 V dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 0,21. Apabila harga
Vrms/Vm terukur dihitung, maka didapatkan hasil 0,76 (mendekati konstanta 0,707)
hal ini sesuai dengan persamaan Tegangan rms (Vrms) = 0,707 x Vm. Arus yang
terukur sebesar 6 mA dan yang terhitung berdasarkan rumus sebesar 6,36 mA, nilai
arus terukur pada rangkaian total pada setiap komponen sama, karena merupakan
rangkaian seri
Apabila seluruh Tegangan rms (Vrms) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya
0,64 V hamper sama dengan nilai tegangan trafo yaitu 0,6 V. begitupula dengan
seluruh Tegangan puncak (Vm) terukur R1, R2 dan R3 dijumlahkan hasilnya 1 V
hampir mendekati dengan nilai tegangan trafo yaitu 0,9 V, hal ini sesuai dengan
persamaan hokum kirchoff tegangan, yaitu Vs = V1 + V2 + V3.
VII. PERTANYAAN
Pertanyaan 1
2. Harga rms dan harga rata-rata dari tegangan atau arus sinusoida dapat dihitung dari
harga puncaknya. (benar/salah)…
~ Benar
4. Harga rms arus sinusoida adalah 5mA. Harga puncak arus tersebut adalah … mA
~ Im = 1,414 x Irms
= 1,414 x 0,005 = 7,07 mA
6. Tegangan rms yang diukur pada resistor 47 adalah 15 V. Arus efektif pada resistor
tersebut adalah … mA
𝑉𝑟𝑚𝑠 15
~ Irms = = 319,15 mA
𝑅 47
Pertanyaan 2
Harga rata-rata Vrms/Vm untuk ketiga resistor ini yaitu 0,740. Nilai ini hampir sama
dengan nilai konstanta 0,707 hanya saja nilai konstanta ini sedikit lebih besar, hal ini
dikarenakan oleh keadaan dan tingkat ketelitian pada saat mengukur nilai Vrms dan
Vm, dan juga ketidaktepatan pengamat dalam pembacaan alat ukur (human error)
5. Ulangi proses soal no.4 dengan menggunakan data tabel 2. Bandingkan jawaban anda
dengan konstanta 0,707; jelaskan perbedaannya. Juga bandingkan dengan
perhitungan untuk soal no.4. jelaskan perbedaannya
~ Harga rata – rata :
𝑉𝑟𝑚𝑠 0,19
o Konstanta R1 = = = 0,63
𝑉𝑚 0,3
𝑉𝑟𝑚𝑠 0,26
o Konstanta R1 = = = 0,65
𝑉𝑚 0,4
𝑉𝑟𝑚𝑠 0,19
o Konstanta R1 = = = 0,63
𝑉𝑚 0,3
6. Apakah data pada kolom arus dari tabel 1 dan 2 membuktikan penggunaan hukum
ohm pada rangkaian resistif ac? Jelaskan !
~ Ya, data arus pada kedua perobaan tersebut membuktikan penggunaan hukum ohm
𝑉
dimana I = seperti yang tertera pada “Tabel hasil percobaan, Perhitungan”.
𝑅
VIII. KESIMPULAN
- Tegangan ac memiliki 3 harga, yaitu puncak (Vm), efektif (Vrms) dan rata-rata (Vav)
sebagai berikut :