Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN WORKSHOP BAHAN DAN KOMPONEN LISTRIK

Judul : Relay Dan Kontaktor


Percobaan :1
Nama : Zulfan Ari Rosandy
Kelas : 1 D4 ELIN B
NRP : 2321600039
Dosen : Renny Rakhmawati,S.T,M.T.
Tanggal : 4 September 2021

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2021
I. TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan antara Relay dan kontaktor
2. Mengetahui cara penggunaan Relay dan kontaktor
3. Memahami konsep Normally Close dan Normally Open pada kontaktor dan relay
II. DASAR TEORI
A. Pengertian Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang
dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga bisa disebut sebagai komponen
elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau
elektromagnet dan saklar atau mekanikal.
Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai
penggerak kontak, saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang
kecil atau low power, dapat menghantarkan arus listrik yang memiliki
tegangan lebih tinggi. Berikut adalah gambar dan juga simbol dari komponen
relay.

Arti Pole dan Throw pada Relay


Karena Relay merupakan salah satu jenis dari saklar, maka istilah Pole
dan Throw yang dipakai dalam saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini
adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole dan Throw:
1. Pole: Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah Relay
2. Throw: Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay,
maka relay dapat digolongkan menjadi:
1. Single Pole Single Throw (SPST): Relay golongan ini memiliki 4
Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya untuk Coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT): Relay golongan ini memiliki 5
Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya untuk Coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST): Relay golongan ini memiliki 6
Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 pasang Terminal
Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat
dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT): Relay golongan ini memiliki
Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2
pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2
Terminal lainnya untuk Coil.

B. Kontaktor
Contactor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk
menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Contactor atau sering juga
disebut dengan istilah relay contactor dapat kita temui pada panel kontrol
listrik.
Prinsip kerja kontaktor sama seperti relay, dalam contactor terdapat
beberapa saklar yang dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu
kontaktor terdapat beberapa saklar dengan jenis NO (Normaly Open) dan NC
(Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil elektromagnetik untuk
mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik kontaktor
diberikan sumber tegangan listrik AC maka saklar pada kontaktor akan
terhubung, atau berubah kondisinya, yang semula OFF menjadi ON dan
sebaliknya. Untuk memahami prinsip kerja kontaktor dapat dilihat dari gambar
skema kontaktor berikut

Pada saat terminal A1 dan A2 diberikan sumber tegangan maka coil


akan menarik tuas saklar pada kontaktor, setiap saklar dengan tipe NO (03
04,13 14, 23 24) akan berubah menjadu ON dan setiap saklar tipe NC (31 31,
41 42) akan berubah menjaadi OFF. Saklar kontaktor tipe NO pada umumnya
memiliki kapasitas mengalirkan arus yang lebih besar daripada saklar tipe NC
kontaktor
Kontaktor yang beredar dipasaran pada umumnya dibedakan
berdasarkan kemampuannya dalam mengontrol tegangan listrik AC. Kontaktor
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Kontaktor 1 Fase
2. Kontaktor 3 Fase
Kontaktor 1 Fase digunakan untuk mengontrol arus listrik AC 1 fase,
sedangkan kontaktor 3 fase digunakan untuk mengontrol aliran listrik AC 3
fase. Pada kontaktor 1 fase minimal terdapat 2 saklar utama, sedangkan pada
kontaktor 3 fase minimal terdiri dari 3 saklar utama.
Kontaktor untuk keperluan khusus pada umumnya dilengkapi dengan
beberapa aksesoris tambahan yang berfungsi untuk memaksimalkan kerja dari
kontaktor tersebut. Beberapa bentuk aksesoris pada kontaktor adalah:
1. Thermal Switch
2. Timer Switch
3. Interlock Switch
4. Latch Block
5. Trasient Voltage Block
Thermal switch pada kontaktor berfungsi sebagai pengaman kontaktor
dari temperatur yang berlebih, thermal switch ini akan aktif dan mematikan
kontaktor apabila suhu kontaktor melebihi batas minimal temperatur yang
telah disetting.
Timer switch berfungsi untuk mengontrol waktu ON suatu kontaktor.
Timer switch pada kontaktor ini dapat disetting sesuai kebutuhan, sehingga
periode ON suatu kontaktor dapat ditentukan secara manual menggunakan
timer switch.
Interlock switch pada kontaktor pada umumnya digunakan untuk
melengkapi kontaktor pada saat digunakan pada sistem ATS (Automatic
Transfer Switch) yang sering digunakan untuk memindahkan sumber daya
listrik komersial dan Genset secara otomatis.
Latch block berfungsi untuk mengunci status kontaktor, dapat
digunakan untuk mengunci agar selalu ON dan sebaliknya tergantung dari
setting yang dilakukan terhadap kontaktor tersebut.
Transient voltage block berfungsi untuk menahan tegangan transient akibat
aktivasi kumparan atau tegangan induksi disekitar kontaktor agar tidak
mempengaruhi kinerja kontaktor.
III. PERCOBAAN
1. Alat yang digunakan
1. Kontaktor dengan coil 220 VAC
2. Thermal Overload Relay (TOR)
3. Saklar Push Button Normally Open (NO)
4. Saklar Push Button Normally Close (NC)
5. Pilot Lamp Merah
6. Kabel Input 220 VAC
7. Obeng
8. Tang Potong
2. Prosedur Percobaan
1. Berdoa supaya diberi kelancaran dalam melakukan praktikum
2. Rangkai alat dan bahan sesuai rangkaian percobaan
3. Bertanya pada dosen bila ada yang tidak paham untuk menghindari kesalahan
praktek
4. Bila selesai merangkai, simulasikan rangkaian tersebut
3. Rangkaian percobaan

gambar 1

Gambar 2
gambar 3
4. Data Percobaan
Komponen Jumlah Satuan
Kontaktor 1 Buah
Thermal Overload Relay 1 Buah
Saklar Push Button (NO) 1 Buah
Saklar Push Button (NC) 1 Buah
Pilot Lamp Merah 1 Buah
Kabel 2 Meter
IV. ANALISA
Pada percobaan rangkaian kontaktor, saya menggunakan arus 1 fasa, 1 mcb,1 kontaktor
4 Saklar NO, 1 Saklar NC, 1 Push Button NO, 1 Push Button NC, 1 Thermal Overload Relay,
dan pilot lamp. Lalu dirangkai seperti gambar 1.
Arus fasa mengalir menuju mcb, ketika mcb di-on-kan arus fasa menuju saklar NO 5
pada kontaktor. Lalu arus dijumper menuju koil A2. Arus netral mengalir menuju saklar NO 1
pada kontaktor. Lalu arus dijumper menuju Relay NC 95 ke 96 lalu diteruskan menuju Push
Button NO dan NC. Pada Push Button NO arus berhenti sedangkan Push Button NC arus
akan dilanjutkan menuju saklar NO 14 pada kontaktor.
Ketika Push Button NO ditekan maka saklar akan menutup sehingga arus netral akan
diteruskan menuju saklar NC 22 pada kontaktor ke 21 lalu menuju koil A1 sehingga koil akan
teraliri listrik sehingga saklar NO 1; 3; 5 pada kontaktor akan menutup menjadi NC sehingga
arus fasa dan netral dapat diteruskan ke relay lalu diteruskan ke pilot lamp sehingga lampu
menyala. Ketika Push Button NC dipencet, maka arus netral akan terputus. Sehingga kembali
seperti semula. Pada saklar 13 ke 21 terdapat sambungan kabel yang berfungsi sebagai
pengunci sehingga ketika push button ditekan maka akan terkunci.
Thermal Overload Relay(TOR) disini berfungsi untuk memutus aliran listrik jika terjadi
saat suhu melebihi batas. Pada saklar NC 95 akan terputus arus netral, sehingga ketika push
button ditekan maka tidak terjadi apa-apa.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan relay dan kontaktor dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan mempelajari ilmu mengenai relay dan kontaktor, kita mendapatkan berbagai
manfaat diantaranya kita dapat menghidupkan/mematikan sebuah alat elektronik dari dua
lokasi yang berbeda.
2. Kontaktor dapat dilalui arus yang lebih besar karena memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan relay yang hanya bisa mengalirkan arus secara kecil dengan ukuran yang
lebih kecil.
3. Terdapat 2 jenis relay dan kontaktor Normally Open(NO) dan Normally Close(NC) yang
dapat dirangkai sesuai kebutuhan dan penggunaanya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Penulis. Diakses dari link “https://www.coursehero.com/file/p5gui0q/Relay-adalah-
komponen-elektronika-yang-berupa-saklar-atau-switch-elektrik-yang/”. Pada 4 September
2021
Furqan Al Fath. Dari link “https://rekayasalistrik.wordpress.com/2013/08/24/perbedaan-
dan-persamaan-kontaktor-dengan-relay/”. Pada 12 September 2021
Cara pengawatan self holding kontaktor. Diakses dari link
“https://www.youtube.com/watch?v=frV6zhRz1jg&t=42s”. Pada 8 September 2021

Anda mungkin juga menyukai