Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

HARGA PUNCAK, RMS, DAN RATA-RATA AC

DOSEN :
ZURAIDAH, S.T., M.T.
DISUSUN OLEH :
Nama : Shifa Iswatika
NIM : C010317081
Mata Kuliah : PBL & I

PRODI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2018
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan dapat :
1. Menghitung hubungan harga-harga puncak, rms dan rata-rata tegangan dan arus bolak-
balik
2. Membuktikan dengan melakukan percobaan (experiment) antara harga puncak dan
harga rms dari tegangan AC.

II. Dasar Teori


Pembangkitan tegangan AC
Apabila sebuah tegangan penghantar memotong garis-garis gaya magnetic, tegangan
diinduksikan pada penghantar tersebut. Ini adalah prinsip generator listrik. Kita akan
menggunakan prinsip ini untuk pembangkitan AC.

Anggaplah suatu kumparan kawat satu lilit di susun pada poros yang diputar melalui medan magnet
antara kutub utara(N) dan sekatan(S) dari magnet, seperti gambar 1. Kumparan kawat ini memotong
garis-garis gaya magnetic, sehingga tegangan diinduksikan pada masing-masing sisi kumparan. Arah
(polaritas) tegangan induksi ditentukan oleh arah medan magnet dan arah putaran konduktor.

Pada gambar 1 menunjukkan kumparan diputar berlawananarah jarum jam. Sisi kumparan sebelah
kiri turun, sedangkan sisi kumparan sebelah kanan naik. Polaritas tegangan yang di induksikan pada
satu sisi berlawanan dengan yangt di induksikan pada sisi lainnya, tetapi dua sisi kumparan di seri,
sehingga dua tegangan induksi dijumlahkan.
Tegangan yang di induksikan pada kumparan sebanding dengan laju yang garis-garis gaya dipotong
oleh kumparan. Gambar 2 adalah pandangan ujung kumparan pada bermacam posisi putaran antara
kutub utara dan kutub selatan. Posisi 1 dan 5, 2 dan 6, 3 dan 7, 4 dan 8 menunjukkan sisi-sisi
berlawanan dari kumparan yang sama.

Pada posisi 1 (dan 5) sisi kumparan bergerak sejajar dengan garis-garis gaya. Tidak ada garisyang
terpotong, karena itu tidak ada tegangan yang di induksikan pada kumparan ini. Kumparan yang
bergerak ke sisi 2 (dan 6), mulai memotong garis-garis gaya, dan tegangan diinduksikan pada sisi-sisi
kumparan. Jika ujung kumparan dihubungkan dengan beban, arus mengalir pada kumparan. Symbol
X kumparan (cross) menunjukkan pada posisi 2 arus electron mengalir masuk ; symbol (dot).

Pada posisi 6 menunjukkan bahwa arus electron mengalir keluar. Karena kumparan dianggap
berputar pada kecepatan konstan, maka posisi 3 dan 7 menghasilkan tegangan induksi terbesar. Hal
ini disebabkan banyaknya garis-garis gaya yang terpotong per satuan waktu adalah paling besar.

Pada posisi 1 dan 5 adalah tegangan yang diinduksikan terendah (dalam hal ini OV). Melewati posisi
3, garis-garis gaya yang dipotong kumparan mulai turun sampai pada posisi 5 tidak ada lagi
perpotongan garis gaya. Jika tegangan yang diinduksikan kumparan digambar lagi, grafiknya seperti
gambar 3.

Satu putaran kumparan melewati kutub utara dan selatan disebut cycle. Satu cycle adalah sama
dengan 360 derajat listrik. Tegangan yang diinduksikan pada kumparaan berbentuk gelombang
sinus. Jika harga puncak dari gelombang sinus ini Vm, dan sudut putarnya 0 derajat, maka tegangan
sesaatnya adalah

V = Vm sin Ɵ ……. (1)


Tegangan dan Arus AC

Generator pada gambar 1 menghasilkan tegangan AC. Apabila tegangan AC dihubungkan dengan
beban resistif arus bolak balik mengalir pada rangkaian. Karena siklus tegangan AC terdiri atas satu
alterasi positif dan satu alterasi negative, maka arus pada rangkaian mengalir dalam satu arah
selama alterasi positif dan dalam arah berlawanan selama alterasi negative.
Pengaruh tegangan ac pada rangkaian resistif menghasilkan arus seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 4.
Harga sesaat arus pada bentuk gelombang sinus adalah
I = Im sin Ɵ …… (2)
Jadi dapat dikatakan bahwa pada rangkaian resistif ac, arus dan tegangan adalah sefase.
Harga Puncak, Rms, Dan Rata-Rata
Harga puncak
Jika kita katakana bahwa harga puncak tegangan sinusoida adalah 100V. Ini berarti bahwa tegangan
mencapai maksimum + 100V pada alterasi positif dan – 100V pada alterasi negative. Dari harga
puncaknya, kita dapat menghitung harga sesaat tegangan pada satu sudut Ɵ dengan menggunakan
rumus (1). Harga puncak tidak menghasilkan daya sama seperti harga dc, sebab tegangan ac
berubah, sedangkan tegangan dc konstan.

Harga rms
Harga tegangan ac yang menghasilkan daya adalah sama seperti dc, disebut harga rms (root mean
square). Jadi, jika kita katakan bahwa harga rms tegangan ac adalah 100V, itu berarti bahwa daya
yang dikirim adalah sama seperti 100V dc. Harga rms adalah akar rata-rata kuadrat harga sesaat
tegangan pada suatu alterasi ac.
√𝑉12 + 𝑉22 + ⋯ + 𝑉𝑛2
𝑉𝑟𝑚𝑠 =
𝑛

Dengan; V1, V2, …, Vn adalah harga sesaat dariVm sin Ɵ

Dapat diselesaikan bahwa


Vrms = 0,707 Vm … (3)
Dan
Vm = 1.414 Vrms … (4)
Harga rms (juga disebut harga efektif) lebih pupolar digunakan dari pada harga puncakyang
memberikan amplitude tegangan ac. Sehingga mengapa voltmeter ac di kalibrasi pada harga rms
dari pada harga puncaknya.

Harga rata-rata
Harga rata-rata dapat ditentukan dari harga puncak dan hargarms.
Vav = 0,636 Vm = 0,899 Vrms … (5)
Harga puncak
Vm = 1,414 Vrms = 1,572 Vav … (6)
Untuk mencari harga arus bolak-balik, caranya sama seperti tegangan, kecuali bahwa V diganti I;
yaitu Im (puncak), Irms (efektif), Iav (rata-rata).

Pengukuran Tegangan dan Arus Ac


Voltmeter dan ampermeter ac dapat digunakan untuk mengukur tegangan dan arus ac. Harga yang
di ukur adalah harga rms (efektif). Beberapa meter ada yang dilengkapi dengan skala pengukuran
harga rms dan harga puncak, tetapi ini hanya dapat digunakan untyuk pengukuran tegangan atau
arus sinusoida.
Oscilloscope dapat digunakan untuk pengukuran harga puncak atau puncak ke puncak tegangan Ac.

Ringkasan
1. Generator AC menghasilkan tegangan sinusoida
2. Harga sesaat V tegangan sinusoida adalah
V = Vm sin Ɵ
Dengan Vm adalah harga puncak (maksimum) tegangan
3. Tiga harga tegangan sinusoida
Vrms = 0,707 Vm
Vav = 0,636 Vm = 0,899 Vrms
4. Rumus ini juga dapat ditulis
Vm = 1,414 Vrms = 1,572 Vav
5. Voltmeter dan amperemeter analogac dikalibrasi dalam harga rms.
6. Hokum ohm dan hokum kirchoff dapat diterapkan pada rangkaian resistif ac.
Harga rms arus pada resistor dapat dihitung dengan rumus,
𝑉𝑟𝑚𝑠
Irms = 𝑅
Dengan cara yang sama,
𝑉𝑚
Im =
𝑅

Bahan Yang Digunakan


1. Sumber daya 220 V, 50Hz
2. Transformator isolasi
3. Auto transformator tegangan – variable (variac)
4. Generator gelombang sinus (AF)
5. Multimeter
6. Osiloskop
7. Resistor ½ W, 5%
a. 33 Ω 2 buah
b. 47 Ω 1 buah
c. 1000 Ω 2 buah
d. 1440 Ω 1 buah
8. Saklar
9. Kotak yang dilengkapi dengan fuse dan sklar on-off

Langkah Kerja
Sumber 50 Hz
1. Dihubungkan rangkaian seperti gambar 5, saklar dalam posisi off. Tempatkan tegangan
variable transformator ke tegangan terendahnya; s1 terbuka.

2. Masukkan tusuk kotak kedalam kotak kontak (stop kontak) 220 V, 50 Hz; putar saklar line
pada posisi on; tutup s1. Aturlah tegangan keluaran transformator variable sampai 15 V.
tetapkan tegangan iniselama melakukan percobaan D1. Catat tegangan dibawah kolom
“tegangan rms, pengukuran” pada table 1. (voltmeter menunjukkan tegangan rms).
3. Ukurlah tegangan pada R1, R2, dan R3 dengan Voltmeter dan catat harganya di bawah
kolom-kolom “tegangan rms, pengukuran” pada table 1. Buka S1 ; saklar line off.
4. Hubungkan osiloskop pada keluaran transformator tegangan variable. Saklar line on; S1
tutup. Ukurlah tegangan puncak pada terminal keluaran transformator dengan osiloskop
dan catat harganya pada table 1 dibawah kolom “tegangan puncak, pengukuran”.
5. Ulangi langkah 4, gunakan osiloskop untuk mengukur tegangan puncak pada masing-masing
resistor R1, R2, dan R3. Matikan daya (off) bilamana anda mengubah rangkaian. Catat
harganya pada table 1. Saklar line off, buka S1.
6. Sisipkan (pasang) amperemeter pada rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 5
untuk mengukur arus yang melalui R1. Tempatkan range emperemeter ac pada 20 mA atau
diatasnya. Saklar line di on kan; tutup S1. Catat pembacaan amperemeter pada table 1.
Dalam kolom “arus rms, pengukuran”. Buka S1; saklar line off.
7. Putuskan rangkaian antara B dan C, kemudian sisipkan amperemeter seperti langkah 6 untuk
mengukur arus R2. Saklar line di on kan; S1 tutup. Catat pembacaan amperemeter pada
table 1 dalam kolom “arus rms, pengukuran”. S1 tutup. Saklar line off.
8. Putuskan rangkaian antara C dan D, kemudian sisipkan amperemeter seperti langkah 6
untuk mengukur arus R3. Saklar line di on kan; S1 tutup. Catat pembacaan amperemeter
pada table 1 dalam kolom “arus rms, pengukuran”. S1 tutup. Saklar line off. Cabut tusuk
kontak dari kotak kontak (outlet).
9. Hitung arus rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban anda pada table 1 dalam kolom
“arus rms, perhitungan”.
10. Hitung tegangan rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban anda pada table 1 dalam
kolom “tegangan rms, perhitungan”.
11. Hitung tegangan rms pada masing-masing resistor. Catat jawaban anda pada table 1 dalam
kolom “tegangan puncak, perhitungan”.

Anda mungkin juga menyukai