Anda di halaman 1dari 30

LISTRIK DINAMIS

Coba kalian tekan saklar listrik di ruang kelas pada posisi ON kemudian kalian
amati lampu listriknya. Apa yang terjadi? Tentunya lampu tersebut akan menyala bukan?
Mengapa lampu tersebut menyala? Lampu tersebut menyala karena ada aliran listrik yang
mengalir pada lampu tersebut.

7.1.1 Rangkaian Listrik

s s

Gambar 1a. Gambar 1b.


Rangkaian listrik terbuka Rangkaian listrik tertutup

Gambar 1 menunjukkan rangkaian listrik sederhana. Rangkaian listrik tersebut


merupakan susunan alat-alat listrik yang terdiri dari sumber arus, kawat penghantar,
lampu atau alat listrik, dan saklar. Pada gambar 1a saklar dalam keadaan terbuka dan
rangkaian tersebut disebut rangkaian terbuka. Pada rangkaian terbuka maka arus listrik
tidak dapat mengalir sehingga lampu tidak menyala. Pada gambar 1b saklar dalam
keadaan tertutup dan rangkaian tersebut disebut rangkaian tertutup. Pada rangkaian
tertutup 1b maka arus listrik mengalir melalui rangkaian sehingga lampu menyala.

7.1.2 Kuat Arus Listrik

Seperti telah dijelaskan bahwa lampu pada gambar 1b dapat menyala karena adanya
arus listrik. Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik (dianggap sebagai muatan
positif) sepanjang rangkaian. Arah arus listrik adalah dari potensial tinggi (positif) ke
potensial yang lebih rendah (negative). Dengan demikian arah arus listrik berlawanan
dengan arah electron (e). Untuk menyatakan besarnya arus listrik yang melalui suatu
penghantar maka dinyatakan dalam besaran kuat arus listrik (I). Kuat arus listrik (I)
didefinisikan banyaknya muatan listrik yang melalui penghantar tiap satuan waktu..
Secara matematis kuat arus dapat ditulis;

IQ
………………………………………………………….. (7.1)
t
I = kuar arus ……….. Ampere (A)
Q = Muatan listrik ……Coulomb (C)
t = waktu.....................sekon (s)
e(-) I (+)

Gambar 7.3
Arah arus listrik dan arah elektron berlawanan

Berdasarkan persamaan 7.1, maka satu ampere adalah muatan listrik 1coulomb yang
mengalir melalui suatu penghantar selama satu detik.
1A  1C
ampere = coulomb/sekon
1s
Muatan listrik satu electron adalah 1,6 x 10-19C. Jika besarnya muatan listrik yang
melalui pengantar dalam waktu tertentu adalah Q Coulomb, maka jumlah electron yang
melalui penghantar adalah;
nQ
………………………………………………………….. (7.2)
e
Alat untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang melalui suatu penghantar adalah
amperemeter. Amperemeter dirangkai seri dengan alat listrik (lampu)
Simbol amperemeter dalam rangkaian adalah

A
A

Gambar 7.4a
simbol amperemeter

Gambar 7.4b
Amperemeter dipasang seri
.

Cara membaca skala amperemeter adalah :

10 I  skala yang ditunjuk jarum xbatas ukur skala masimum alat


40 60
20 80
50 100 ……………… (7.3)
Seperti pada contoh gambar 7.5, maka nilai
0 kuat arus yang terbaca adalah;
mA

60
I  100 x5 mA  3 mA
Gambar 7.5 amperemeter

Contoh soal:
1. Kuat arus 0,32 A mengalir melalui suatu penghantar selama 10 sekon. Tentukan;
a. besar muatan listrik yang mengalir
b. banyaknya electron yang mengalir melalui penghantar.
Penyelesaian:
Diketahui: I = 0,32 A, t = 10 s
Ditanya: a) Q? dan b) n?
Jawab:
a) Q = I x t
Q = 0,32 A x 10s = 3,2 C
b) n = Q/e
n = 3,2 C/(1,6x 10-19)
n = 2 x 1019 elektron

SOAL LATIHAN 1

1. Muatan listrik sebesar 6,4 coulomb mengalir pada suatu penghantar selama 10
sekon. Tentukan kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut!
2. Jika dalam 1 menit terdapat 1019 elektrom yang melaui penghantar,
maka tentukan kuat arus pada penghantar tersebut! (e = 1,6x10-19C)

7.1.2 Tegangan Listrik

Arus listrik dihasilkan oleh alat yang dinamakan sumber arus listrik. Contoh
sumber arus listrik adalah baterai, akumulator. Baterai dan akumulator termasuk sumber
arus searah atau DC. Sumber arus baterai dan akumulator memiliki dua terminal yang
disenut kutub. Kutub positif atau anoda memiliki potensial yang lebih tinggi dari kutub
negative atau (katoda). Beda potensial kutub-kutub sumber arus pada rangkaian terbuka
dinamakan GGL atau gaya gerak listrik (E). Satuan GGL adalah volt (V). Beda potensial
kutub-kutub sumber arus pada rangkaian tertutup dinamakan tegangan jepit V, satuannya
volt (V). Pada rangkaian tertutup tersebut arus mengalir dari kutub positif ke kutub
negative atau dari titik yang potensialnya lebih tinggi ke titik yang potensialnya lebih
rendah.
Untuk mengukur besarnya GGL atau tegangan jepit sumber arus listrik digunakan
alat yang disebut voltmeter. Voltmeter dalam rangkaian dipasang secara paralel. Usaha
untuk memindahkan muatan Q dari satu titik ke titik lain yang memiliki beda potensial E
adalah
W  QE...........................................................................................(7.4)

W = usaha atau energi Joule (J)


Q = muatan listrik Coulumb (C)
E = GGL volt (V)
V

E
Gambar7.6
pengukuran tegangan jepit

7.2.1 Hukum Ohm

a. Hubungan Kuat arus dan tegangan

Untuk memahami hubungan kuat arus dan tegangan listrik, kita lakukan percobaan
sebagai berikut;
1. Siapkan voltmeter, amperemeter, sumber tegangan DC, hambatan tetap (resistor)
dan hambatan variable.
2. Rangkaialah alat-alat tersebut seperti gambar berikut:

Hambatan (R)

A
V

E s
Hambatan geser

Gambar 7.7 hubungan kuat arus dan tegangan

3. Aturlah kontak geser pada hambatan variable sedemikian sehingga nilai


hambatannya maksimum. Tutuplah saklar (s) dan amati nilai kuat arus yang terukur
pada amperemeter dan tegangan ujung-ujung hambatan pada voltmeter.Aturlah
kontak geser pada hambatan variable sedemikian sehingga nilai hambatannya
mengecil. Pada saat itu amati pembacaan pada amperemeter dan voltmeter.
4. Buatlah tabel pengamatan, misalnya diperoleh hasil pengamatan seperti berikut;

NO Tegangan = V Kuat arus = I V/I


(volt) (ampere)
1 8,0 0,4 20,0
2 6,0 0,3 20,0
3 4,0 0,2 20,0
4 2,0 0,1 20,0
5 1,0 0,05 20,0

Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan V terhadap I sebagai ut
V (volt)

8 ,0

6 ,0

4,
0
2,
0
1
,0
0,05 0,1 0,2 0,3 0,4 I (ampere)
Gambar 7.8 Hubungan V dan I

Dari hasil pengukuran terhadap nilai V dan nilai I maka diperoleh perbandingan V
terhadap I adalah tetap. Dari grafik telihat perbandingan V terhadap I berupa garis lurus.
Hubungan V dan I tersebut pertama kali diselidiki oleh seorang ahli fisika dari jerman
George Simon Ohm (1787 – 1854) dan dirumuskan sebagai hukum Ohm, yaitu; Besar
kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda
potensial ujung-ujung penghantar tersebut.
Secara matematis ditulis sebagai berikut;
VkI
………………………………………………………………….. (7.5)
Tetapan k kemudian dinyatakan sebagai hambatan pemnghantar (resistor =R), sehingga
persamaan 7.5 menjadi;
V RI
atau V  I x R....................................................................................(7.6)
V = beda potensial (tegangan listrik) …. Volt (V)
I = kuat arus listrik..................................ampere (A)
R = hambatan penghantar (resistor)........ohm (Ω = dibaca omega)

CONTOH SOAL:

1. Sebuah lampu dipasang pada sumber tegangan 220V. Jika kuat arus listrik yang
melalui lampu 0.25 A, maka tentukan hambatan listrik tersebut?
Penyelesaian:
Diketahu: V = 220 volt, I = 0,25 A
Ditanya: R
Jawab:
V
R
I
220V
R  880
0,25A

SOAL LATIHAN 2

1. Sebuah lampu pijar memiliki hambatan 1000 ohm dipasang pada sumber tegangan
220 volt. Tentukan kuatr arus yang melalui lampu pijar tersebut!
2. Seterika listrik memiliki hambatan 440 ohm dihubungkan pada sumber tegangan.
Jika kuat arus yang melalui seterika listrik tersebut adalah 0,5 ampere, maka
tentukan besar beda potensial dari sumber tegangan tersebut!

KEGIATAN PERCOBAAN 1
a. Judul percobaan: Hukum Ohm
b. Tujuan Percobaan: membuktikan hukum ohm tentang hubungan tegangan, kuat
arus dan hambatan listrik
c. Alat dan bahan:
1. Amparemeter 6. Saklar
2. Voltmeter 7. kabel
3. Hambatan 8. kertas grafik
4. Hambatan variable (geser) 9. penggaris
5. Sumber Arus DC (power supply)

d. Langkah percobaan
1. Susunlah alat-alat seperti gambar di
Hambatan (R) samping.
2. Tutuplah saklar (S)
3. Amati jarum yang ditunjukkan
A amperemeter dan voltmeter .
V 4. Catat hasil pengukurann pada
tabel.
s 5. Ulangi percobaan dengan
E
Hambatan geser menggeser kontak geser hambatan
variable.

NO Tegangan = V Kuat arus = I V/I


(volt) (ampere)
1
2
3
4
5

6. Buatlah grafik hubungan antara tegangan (V) dan Kuat arus (I)
7. Buatlah kesimpulan
8. buatlah laporan pada kertas folio dan kumpulkan pada guru pembimbing

b. Hambatan suatu penghantar


Berdasarkan hasil percobaan, hambatan suatu penghantar berbanding lurus dengan
panjang hambatan dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya.
R l
……………………………………………………………………. (7.7)
A
Apabila ruas kiri disamakan dengan ruas kanan, maka diperlukan factor pembanding.
Faktor pembanding tersebut nilainya bergantung pada jenis bahan penghantar sehingga
desebut hambat jenis dan dilambangkan ρ, sehingga persamaan (7.7) ditulis;
R l
…………………………………………………………………… (7.8)
A
R = hambatan suatu penghantar (ohm)
ρ = hambat jenis bahan (ohm meter)
l = panjang penghantar
(m) A= luas penampang
(m2)

Berikut ini contoh hambat jenis dari berbagai bahan


Tabel. 7.1 Hambat jenis berbagai bahan
Nama bahan ρ (ohm meter)
I. Penghantar
a. Aluminium 2,8 x 10-8
b. Besi 12 x 10-8
c. Emas 2,4 x 10-8
d. Perak 1,6 x 10-8
e. Platina 11 x 10-8
f. Raksa 98 x 10-8
g. Tembaga 1,7 x 10-8
h. Timbal 21 x 10-8
i. Nikrom 1 x 10-8
II. Semikonduktor
a. Karbon 3,5 x 10-5
b. Germanium 0,5
c. Silikon 0,7
d. Dioksid tembaga (CuO) 1 x 103
III. Isolator
a. Kaca 1010 - 1014
b. Karet 1013 - 1016
c. Mika 1011 - 1015
d. Kayu 108 - 1011

Nilai hambat jenis suatu penghantar bertambah secara linier sesuai dengan kenaikan suhu,
dan secara matematis dinyatakan;
t  0 (1  t) ……………………………………………………….. (7.9)
ρt = hambat jenis bahan pada suhu
t ρo = hambat jenis bahan mula-
mula α = koefisien suhu
∆t = kenaikan suhu
Pengaruh kenaikan suhu bahan terhadap hambat jenis bahan dapat dilukiskan sebagai
berikut;

ρt ρ

ρo

0 toC
to C
Gambar 7.9a hubungan ρ dan ∆t Gambar 7.9b hubungan ρ dan t
Pada komduktor Pada semikonduktor

Karena hambat jenis bahan merupakan funsi linier dari suhu maka nilai hambatan suatu
penghantar juga merupakan fungsi linier terhadap suhu.
Persamaan (7.8) dapat ditulis :
l l
R0  0 da Rt  t
A n A

Rt   l
(1  t)
0
A
l
R  (1  t)
t 0
A
Jadi
Rt  R0 (1  t)......................................................................(7.10)
Rt = hambatan penghantar pada suhu
t Ro = hambatan penghantar mula-mula
α = koefisien suhu
Berikut ini koefisien suhu dari beberapa bahan (zat)

Tabel 7.2 koefisien suhu beberapa bahan


Nama bahan Koefisien suhu α (0C-1)
Kuningan 2,0 x 10-3
Aluminium 7,9 x 10-3
Tembaga 3,9 x 10-3
Besi 5 x 10-3
Tibal 4,3 x 10-3
Perak 3 x 10-3
Wolfram 4,5 x 10-3

Contoh soal
1. Batang aluminium panjangnya 0,8 m dan luas penampangnya 4 mm 2. Jika hambat
jenis aluminium adalah 2,6 x 10-8 ohm m, maka tentukan hambatan aluminium
tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: l = 0,8 m; A = 4 mm2 = 4x10-6m2; ρ = 2,6 x 10-8 ohm m
Ditanya: R?
Jawab:
l
R
A
R 0,8
8  5,2x103 ohm
2,6x10 4x106
2. Batang tembaga pada suhu 250C memiliki hambatan 2000 ohm. Berapa hambatan
tembaga tersebut pada suhu 1250C jika koefisien suhu tembaga 3,9x10-3 oC-1.
Penyelesaian:
Diketahui: R0=2000 ohm; ∆t= 1000C; α = 3,9x10-3 oC-1
Ditanya: Rt?
Jawab:
Rt  R0 (1  t)
Rt= 2000(1+3,9x10-3.100)
Rt = 2780
ohm SOAL
LATIHAN :
1. Suatu kawat panjangnya 200 cm dan luas penampangnya 0,8 mm2. Jika hambatan
kawat tersebut 20 ohm, maka tentukan hambatan jenis kawat tersebut.

2. Suatu benda memiliki hambat jeis 2,5x10-8 ohm m. Jika hambatan kawat tersebut 4
ohm dan luas penampang kawat 0,2 mm2, maka panjang kawat tersebut adalah.

7.1 Hukum Kirchoff


Seorang ahli fisika Gustav Kichoff (1824 – 1887) mengemukakan aturan yang
berkaitan dengan cara menghitung kuat arus, beda potensial dua titik dalam rangkaian
listrik. Aturan yang dikemukakan kirchoff tersebut dikenal dengan hukum Kirchoff.
a. Hukum I Kirchoff
Perhatikan gambit berikut:

I1
L1
I I2
I
I L2 I3 L2
L1 L3 L3
Gambar 7.10a I
Rangkaian tidak bercabang
Gambar 7.10b
Rangkaian bercabang

Gambar 7.10a adalah rangkaian tidak bercabang. Kuat arus yang melalui lampu
L1 sama dengan kuat arus yang melalui lampu L 2 dan L3, yaitu I. Jadi pada rangkaian
tidak bercabang, kuat arus pada setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama besar.
Gambar 7.10b menunjukkan rangkaian bercabang. Berdasarkan pengukuran yang
teliti, maka jumlah kuat arus I1, I2 dan I3 adalah sama dengan kuat arus I. Kesimpulan
hasil pengukuran tersebut dikenal dengan hukum I Kirchoff, yang menyatakan;
Dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus yang masuk titik cabang
sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang tersebut.
Sesuai dengan gambar 7.10b, secara matematis hukum Kirchoff dapat ditulis;
I  I1  I 2  I 3
atau secara umum ditulis
∑ Imasuk  ∑ I keluar …………………………………………………….. (7.11)
Contoh soal
1. perhatikan ganbar di samping:

I1=2A
I3=1,5A

I2 I4=1A

Tentukan besar
I2? Penyelesaian:
Sesuai dengn hukum I Kirchoff, maka
∑ I masuk  ∑ I keluar
I2 + I3 = I1 + I4
I2 + 1,5 A = 2 A +
1A I2 = 1,5 A
b. Hukum II Kirchoff

SOAL LATIHAN 3
1. Perhatikan gambar berikut.

B
R1 R2
1A Tentukan kuat arus yang melalui
3A A C
R5 hambatan R2, R3, dan R5!

R3 R4 2,5A

D
E
Perhatikan rangkaian tertutup berikut:

B R2 ε 2, r2 C Gambar 7.11 di saping adalah


rangkaian tertutup yang disusun oleh
beberapa sumber tegangan dan
ε1, r1 hamabatn listrik.
R3 Pada rangkaian tersebut dapat kita
buat satu loop.
R1
Untuk rangkaian tertutup dengan
ε 3, r3 beberapa sumber tegangan dan
A D hambatan, maka berlaku hukum II
Gambar 7.11 rangkaian tertutup Kirchoff, yaitu;

Pada rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (GGL) dengan jumlah
aljabar dari penurunan tegangan (hasil kali kuat arus dan hambatan) adalah sama
dengan nol.

Secara matematis hukum II Kirchoff dapat dinyatakan sebagai berikut;


∑  ∑(I.R)  0 …………………………………………………….. (7.12)
Perjanjian tanda:
Kuat arus bertanda (+) jika aranya sama dengan arah loop yang ditinjau dan bertanda (-)
jika berlawanan dengan arah loop.
GGL (ε) diberi tanda (+) jika saat mengikuti loop menjumpai kutub (+) sumber tegangan
terlebih dahulu dan GGL diberi tanda (-) jika saat mengikuti loop menjumpai kutub (-)
sumber tegangan terlebih dahulu.
Contoh:
1. Perhatikan kembali gambar 7.11, kita tinjau arah loop dari ABCDA, maka;
∑  ∑(I.R)  0
(ε1 – ε2 – ε3) + I(r1+R1+r2+R2+r3+R4) = 0
2. Perhatikan gambar berikut;

B R2 C R4 E

ε1, ε 2, r2
r1 Loop 1 Loop 2
R3
I3 R5
R1
I1 D I2 F
A
Gambar 7.12 rangkaian tertutup dengan dua loop

Perhatikan loop 1: arah ABCDA


∑  ∑(I.R)  0
ε1 + I1(r1+R1+R2) + I3(R3) = 0..............................( i )
Perhatikan loop 2: arah CEFDC
ε2 + I2(r2+R4+R5) - I3(R3) = 0...............................( ii )
pada titik D, dengan menggunakan hukum I Kirchoff maka;
I2 + I3 = I1.............................................................. ( iii )
Dengan mensubstitusi persamaan ( i ), (ii) dan (iii) maka diperoleh harga I1, I2 dan I3.
Untuk menentukan beda potensial antara dua titik, misalnya titik CD digubakan
persamaan:
VCD  ∑  CD  (IR) CD …………………………………………………… (7.13)
maka VCD= 0 + I3R3
Contoh soal:
1.
ε 2, ε 3, ε1= 3 volt; ε2= 2 volt;
B C E
r2 ε3 = 4 volt; ε4 = 6 volt
r3
ε 4, r4 r1= r2 = r3 = r4 = 1 ohm
ε1, r1 R1 = 12 ohm; R2 = 24 ohm;
R R3 = 12 ohm
R3
R1 I3 2

A I1 D I2 F

Tentukan besarnya I1, I2 dan I3 serta besar beda potensial antara ujung-ujung CD?
Penyelesaian:
Kita buat dahulu loop pada rangkaian:

B ε 2, r2
C ε 3, r3
E

ε1, r1 ε 4, r4
Loop 1 Loop 2
R1 R3
I3 R2

A I1 I2 F
D

Kita tinjau loop 1 (ABCDA):


∑  ∑(I.R)  0
(ε1 + ε1) + I1(r1+r2 +R1) + I3(R3) = 0
(3+2) + I1(1+1+12) + I3 .12 = 0
14 I1 + 12 I3 = - 5..................................( i )
Kita tinjau loop 2 (CEFDE)
∑  ∑(I.R)  0
(ε3 – ε4) + I2(r3 + r4 + R2) – I3(R3) = 0
(4 – 6) + I2(1+1+24) – I3(12) = 0
26 I2 – 12 I3 = 2..................................(ii)
Kita tinjau titik D; I2 + I3 = I1....................(iii)
Substitusi persamaan (i) dan persamaan (iii)
14 (I2 + I3 ) + 12 I3 = - 5
14 I2 + 26 I3 = -5................................(iv)
eliminasi persamaan (ii) dan (iv)
(26 I2 – 12 I3 = 2) x 7, maka 182 I2 – 84I3 = 14
(14 I2 + 26 I3 = -5) x 14, maka 182 I2 + 364 I3 = 70
-
-448 I3 = -56
I3 = 0,125 A
Dari persamaan (iv), maka
14 I2 + 26x 0,125 = -5
14 I2 + 3,25 = -5
14 I2 = -8,25
I2 = -0,589 A
Dari persamaan (iii) diperoleh
I2 + I3 = I1
-0,589 + 0,125 = -0,464 A
Kita tinjau untuk menentukan VCD
VCD  ∑  CD  (IR) CD
VCD = 0 + I3.R3
VCD = 0,125 x 12 = 1,5 volt

SOAL LATIHAN 4:

1. Perhatikan gambar berikut:


Besar ε1=6V, ε2= 3V dan
B C E ε3=4,5V Besar r1= r2= r3= 0,5 ohm
Besar R1=12 ohm, R2=6 ohm
ε 2, r2
ε1, r1 ε 3, r3 dan R3= 8 ohm.
Tentukan:
R2
R1 R3 a. kuat arus yang melalui
hambatan R1, R2, dan
A D F R3.
b. Beda potensial CD
7.1.1 Susunan komponen-komponen listrik dalam rangkaian.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari, komponen-komponen listrik seperti lampu


dirangkai secara seri atau paralel. Jaringan listrik di rumah misalnya dirankai secara
paralel. Itulah sebabnya ketika salah satu jaringan lampu di rumah putus maka lampu yang
lain tidak padam.
a. Susunan hambatan yang dirangkai secara seri (rangkaian seri)

R1 R2 R3
Rangkaian disamping adalah
rangkaian tidak bercabang dengan
tiga hambatan disusun secara seri.
I V1 V1 V1 Pada rangkaian tidak bercabang
maka kuat arus pada setiap titik
V adalah sama.

Gambar 7.13 rangkaian seri

V = V1 + V2 + V3
V = I.R1 + I.R2 +
I.R3 I.Rt = I(R1 + R2
+ R3) Rt = (R1 + R2
+ R3)
Jadi jika terdapat n hambatan yang dirangkai secara seri, maka hambatan pengganti
rangkaian tersebut adalah Rs

Rs  R1  R2  R3  ...  ……………………………………………… (7.14)


Rn

b. Susunan hambatan yang dirangkai secara paralel (rangkaian paralel)

Gambar 7.14 adalah rangkaian bercabang


I1 dengan hambatan disusun secara paralel.
Pada rangkaian bercabang, maka jumlah
II2 R1 R2 kuat arus yang masuk titik cabang sama
I3 R3 dengan jumlah kuat arus yang
meninggalkan titik cabang tersebut.
Sehingga:
I = I1 + I2 + I3
V
V V V V
R  R1  R2  R3
Gambar 7.14 rangkaian paralel

V 1 1 1
R V R  R  R 
 1 2 3

maka
1 1 1 1
R  R1  R2  R3
Secara umum apabila terdapat n hambatan yang disusun secara paralel, maka berlaku;
1  1  1  1  ...  1 …………………………………………… (7.15)
RpR1R2R3Rn

CONTOH SOAL:
1. Tiga hambatan masing-masing 6 ohm, 4 ohm dan 8 ohm disusun secara seri dalam
suatu rangkaian listrik seperti gambar berikut.

R1=6Ω R2=4Ω R3=8Ω


Tentukan:
a. hambatan pengganti
b. kuat arus yang mengalir
I
pada rangkaian
c. beda potensial ujung-ujung
V=4,5 volt masing-masing hambatan

Penyelesaian:
a. Rs = R1+R2+R3
Rs = 6Ω + 4Ω + 8Ω = 18Ω
4,5
b. I    0,25A
V 18
R
c. V1 = I.R1 = 0,25x6=1,5
volt V2 = I.R2 = 0,25x4=1
volt V3 = I,R3 = 0,25x8=2
volt

2. Tiga hambatan disusun seperti gambar berikut

I1 R1 =12Ω
Berdasarkan gambar di samping,
R2=6Ω tentukan;
I2 a. hambatan pengganti
I3R3=12Ω b. beda potensial ujung-ujung
sumber tegangan.
c. Kuat arus yang melalui
I=0,4A V masing-masing hambatan

Penyelesaian:
1
a.  1 1 1
R R R R
1 2 3

1 1 1 1
R  12  6  12
1 1 2 1
R  12  6  12
1 4
 maka R  3
R 12

b. V = I.R
V = 0,4x3 = 1,2 volt
c. I1= V/R1 = 1,2/12 =0,1 A
I1= V/R2 = 1,2/6 = 0,2 A
I3= V/R3 = 1,2/12 =0,1
A

SOAL LATIHAN 5:
1.Perhatikan gambar berikut

R1=12Ω
Tentukan
a. Hambatan pengganti rangkaian
b. kuat arus yang melalui rangkaian.
c. Beda potensial pada ujung-ujung
V=6,0 volt R2=4Ω hambatan R1, R2, dan R3

R3=8Ω

2. Tiga hambatan di susun seperti gambar berikut.


Tentukan:
R1=12Ω a. hambatan pengganti rangkaian
b. kuat arus rang melalui R1, R2
R3=8Ω dan R3.
R2=6Ω
c. Beda potensial ujung-ujung R1,
R2 dan R3.
V=6,0 volt
7.2 Rangkaian listrik Jembatan Wheatstone

B Gambar 7.15 adalah rangkaian jembatan


R1 R2 wheatstone. G adalah galvanometer. Pada
rangkaian tersebut galvanometer
A C
G menunjukan angka nol dan berlaku:
R3 R4 R1  R4  R2  R4.....................................(7.16)

D
E

Gambar 7.15 rangkaian paralel

7.3 Rangkaian Sumber Tegangan

Untuk mendapatkan tegangan atau kuat arus listrik sesuai yang dibutuhkan dari
sumber tegangan (arus searah) maka dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa
sumber tegangan tersebut. Penggabungan beberapa tegangan dapat dilakukan baik secara
seri maupun paralel.

a. Susunan sumber tegangan yang dirangkai scara seri

Dari gambar 7.16 tampak bahwa


beberapa sumber tegangan dususun seri
ε1;r1 ε2;r2 ε3;r3 bila kutub positif salah satu sumber
tegangan dihubungkan dengan kutub
negative sumber tegangan yang lain.
R

Gambar 7.16 rangkaian seri


sumber tegangan

GGL total adalah: ε = ε1 + ε2 + ε3 + …+ εn


ε s= n ε.................................................................. (7.17)
Hambatan dalan pengganti rangkaian seri adalah rs = n r...............................(7.18)
Kuat arus yang melalui rangkaian adalah;
s
I …………………………………………………………………. (7.19)
R  nr

b. GGL disusun secara paralel


Pada gambar 7.17 kutub-kutub yang sama
ε1;r1 ε2;r2 dari GGL saling dihubungkan. Susunan GGL
ε3;r3 seperti ini disebut susunan paralel GGL.
Besar GGL pengganti dari susunan paralel
GGL adalah;
εp = ε1 = ε2 = ε3 = ε..................(7.20)
I
Hambatan dalam pengganti pada rangkaian
paralel adalah;
1 1 1 1 1
    ... 
R rp r1 r2 r3 rn
Gambar 7.17 susunan paralel Untuk n hambatan r yang sama, maka
r
GGL r  ……………………….. (7.21)
p
n
Kuat arus yang mangalir pada rangkaian adalah;
 ………………………………………………………………….. (7.22)
I
r
R
n CONTOH SOAL:

1. Tiga buah baterai masing-masing memiliki GGL 1,5 volt dan hambatan dalam 0,5
ohm. Ketiga baterai tersebut disusun secara seri dan dihubungkan dengan
hambatan7,5 ohm. Tentukan:
a. kuat arus yang melalui hambatan luar.
b. Beda potensial ujujung-ujung hambatan luar.
Penyelesaian:
Diketahui: n = 3, ε = 1,5 volt; r = 0,5
ohm. Ditanya; a) I ?; b) Vpada hambatan?
Jawab:
s
a) I 
R  nr
3x1,5
I  7,5  (3x0,5)
4,5
I   0,5A
9
b) V = IxR
V = 0,5 x 7,5 = 3,75 volt.

2. Dua buah baterai masing-masing dengan GGL 1,5 volt dan hambatan dalam 0,5
ohm. Keduanya disusun secara paralel dan dihubungkan pada hambatan luar 5,75
ohm. Tentukan;
a. kuat arus yang melalui rangkaian.
b. Tegangan jepit pada ujung-ujung hambatan.
Penyelesaian:
Diketahui: n=2; ε = 1,5 volt; r = 0,5 ohm disusun
paralel Ditanya; a) I ? dan b)Vpada hambatan ?
Jawab:

a) I  1,5
0,5
5,75 
2
1,5
I  0,25 A
6

c) V = IxR
V = 0,25 x 5,75 = 1,4375 volt

SOAL LATIHAN 6:

1. Dua GGL masing-masing 3V;0,5 ohm di susun seri dalam dalam rangkaian dan
dihubungkan pada hambatan luar 11 ohm. Tentukan
a. kuat arus yang melalui rangkaian?
b. tegangan jepin pada hambatan luar?

2. Dua GGL masing-masing 6V;1 ohm disusun paralel dan dihubungkan dengan
hambatan luar 17,5 ohm. Tentukan
a. kuat arus yang melalui hambatan luar
b. tegangan pada ujung-ujung hambatan luar

7.4 Alat-alat ukur listrik

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhubungkan dengan pengukuran suatu


besaran. Demikian pula dengan besaran listrik. Para pekerja perbaikan elektronika
misalnya, sering melakukan pengukuran kuat arus yang melalui suatu rangkaian dan
tegangan pada suatu komponen. Berikut ini akan kita bahas beberapa alat ukur, yaitu;

7.4.1 Galvanometer.
Galvanometer adalah alat yang dugunakan untuk mendeteksi adanya arus listrik
dalam suatu rangkaian. Bagian-bagian galvanometer terdiri sebuah magnet, sebuah
kumparan kawat, pegas spiral, jarum peninjuk, dan skala ukur.

skala

Jarum penunjuk Ketika kumparan tidak dialiri arus,


maka posisi jarum pada skala angka
pegas nol. Ketika kumparan dialiri arus,
U maka timbul gaya yang memutar
kumparan S kumparan. Pegas mengendalikan
putaran sedemikian sehingga besar
magnet
sudut putaran jarum sebanding
pegas dengan kuat arus yang mengalir.
Besarnya arus dapat dibaca pada
Gambar 7.18 komponen- skala ukur.
komponen Galvanometer
7.4.2 Ampermeter

Galvanometer hanya dapat mengukur kuat arus yang sangat kecil. Untuk mengukur
kuar arus yang lebih besar dari batas ukur maksimum galvanometer maka dipasang
hambatan shunt secara paralel dengan galvanometer.

I A Is Rs B IG = adalah kuat arus maksimum


Galvanometer.
Is = adalah kuat arus hambatan
IG Shunt I = kuat arus ampermeter
Rs= hambatan shunt
RG RG=hambatan galvanometer.
G Apabila kita akan merancang
Gambar7.19 Rangkaian hambatan ampermeter dengan kuat arus
shunt maksimum I yang besarnya n IG,
maka;

sesuai dengan hukum I Kirchoff pada rangkaian bercabang di titik A, berlaku;


I = Is + IG
n.IG = Is + IG
Is = (n-1)IG
VAB = Is.Rs = IG.RG atau
I s RG
I G  Rs
(n 1)IG
RG
IG  R
s

Rs 1R
G ……………………………………………………………….(7.23)
(n  1)

7.4.3 Voltmeter

Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik.
Sebuah basicmeter atau galvanometer dapat digunakan sebagai voltmeter dengan cara
memasang hambatan secara seri dengan galvanometr tersebut. Hambatan tersebut disebut
hambatan multiplier (Rm)
Rm= hambatan multiplier yang
RG dipasang seri dengan
IA RmB C galvanometer
G RG= hambatan galvanometer
Vm= beda potensial pada ujung-ujung
Vm hambatan multiplier
VG = beda potensial pada
V ujung- ujung-ujung
galvanometer
Gambar7.20 Rangkaian hambatan V = hambatan voltmeter
Multiplier

Kita ingin mendesain voltmeter yang memiliki batas ukur maksimum V = n VG


Pada rangkaian tidak bercabang, maka kuat arus yang melalui setiap titik adalah sama.
Misalkan arus yang melalui Rm adalah I, maka arus yang melalui G adalah juga I.
Berdasarkan gambar 7.20, maka
V = Vm + VG
n VG = Vm + VG
n (I.RG) = I.Rm + I.RG
I.Rm = I.RG (n-1)
Rm = RG (n-1)
Jadi apabila kita menginginkan batas ukur voltmeter adalah n kali batas ukur pada
basicmeter, maka diperlukan hambatan multiplier yang besarnya adalah;
Rm  RG (n ………………………………………………………… (7.24)
1)
CONTOH SOAL:

1. Sebuah galvanometer dengan batas ukur maksimum10 mA akan digunakan untuk


mengukur kuat arus 2 A. Jika hambatan dalam galvanometer adalah 10 ohm,
maka tentukan hambatan shun yang harus digunakan ?
Penyelesaian:
Diketahui:IG = 10 mA; I = 2,01 A= 2010 mA; RG = 10
ohm. Ditanya: Rs ?
Jawab:
I = n. IG
2010 = n 10, maka n = 201
Rs  1
RG
(n 1)
R  1 10  0,05 ohm
s
(201 1)

2. Sebuah voltmeter memiliki batas ukur maksimum 50 mV dan hambatan


dalamnya 20 ohm. Apabila kita akan mengukur beda potensial sebesar 10 V,
maka berapa ohm hambatan multiplier harus dipasang seri dengan voltmeter
tersebut. Penyelesaian:
Diketahui: VG = 50 mV = 5x10-2 V; RG=20 ohm; V = 10
V Ditanya: Rm ?
Jawab:
V = n VG
10 = n x 5x10-2 ; maka n = 200
Rm  RG (n  1)
Rm  20 (200  1)  3980 ohm

SOAL LATIHAN 7:

1.Skala maksimum suatu galvanometer adalah 1 mA. Hambatan dalam galvanometer


tersebut 40 ohm. Agar galvanometer tersebut dapat digunakan untuk mengukur kuat
arus sampai batas 101 mA, maka berapa ohm nilai hambatan shunt harus dipasanga
paralel dengan galvanometer.
2.Skala maksimum suatu galvanometer adalag 1 mA dan hambatan dalamnya 20 ohm.
Galvanometer tersebut akan difungsikan sebagai voltmeter dengan skala maksimum
402 mV. Tentukan nilai suatu hambtan Rm yang dipasang seri dengan galvanometer
tersebut.

7.5 Energi dan Daya Listrik

7.5.1. Energi Listrik


Tentunya kalian pernah menggunakan seterika listrik bukan?. Seterika listrik
yang kita gunakan mengasilkan panas. Panas yang dihasilkan sterika tersebut berasal dari
energi listrik. Ketika kita menyalakan senter, maka terjadi perubahan enegi kimia
menjadi energi listrik dan cahaya. Untuk mengetahui seberapa besar energi yang
dibutuhkan oleh suatu alat listrik, maka dapat dipahami konsep berikut;

R
A I Pada rangkaian tertutup seperti gambar
di B samping, arus listrik I mengalir melalui
hambatan R. Arus listrik mengalir dari
potensial tinggi ke potensial yang lebih
rendah. Arus listrik tersebut tidak lain
adalah gerakn muatan listrik yang melalui
rangkaian tersebut. Besarnya muatan
listrik yang mengalir pada rangkaian
Gambar 7.21 Rangkaian tertutup adalah Q = I . t

Besarnya energi listrik yang diperlukan oleh alat listrik R adalah sama dengan usaha untuk
memindahkan muatan listrik Q dari A ke B yang beda potensialnya V, yaitu:
W=Q.V
W = (I.t) . V atau
W  V.I.t............................................................................................................ (7.25)
sesuai dengan hukum ohm V=IR, maka persamaan (7.25) menjadi
W I2 ……………………………………………………………………… (7.26)
R.t
persamaan V = IR dapat ditulis I = V/R, sehingga persamaan (7.25) menjadi
V2
W t R ………………………………………………………………………. (7.27)
W = energi listrik (J)
V = beda potensial listrik atau tegangan listrik
(V) I = kuat arus listrik (A)
t = lama waktu (t)

7.5.2. Daya Listrik

Daya listrik (P) dinyatakan sebagai besarnya energi listrik tiap satuan waktu. Secara
matematis daya dapat ditulis;
PW
……………………………………………………………………… (7.28)
t
P = daya listrik (watt = w)
W= energi listrik (Joule =J)
t = lama waktu (sekon=s)
V2
karena W  V .I.t , W  I R.t , W  t , maka
2

R
P  V ……………………………………………………………………. (7.29)
.I. …………………………………………………………………… (7.30)
P  I2
R. 2
…………………………………………………………………… (7.31)
P V
R

7.5.3. Hubungan Satuan Energi listrik dan satuan daya listrik

satuan daya  satuan energi


Berdasarkan persamaan 7.28, maka atau
satuan waktu

1 joule
1watt  1sekon

1watt 1 J s 1 atau1J 1W


s
Untuk pengukuran energi listrik dari PLN yang dipakai para konsumen, digunakan
satuan kilowatt hour (kWh) atau kilowatt jam. Peralatan yang digunakan untuk
mengukur penggunaan energi listrik para konsumen adalah kWh meter.
1 kWh = (1 kW) x (1 jam)
1 kWh = (1000 W)x(3.600 s)
1 kWh = 3.600.000 Ws = 3,6 x 106 J
Jadi
1kWh  3,6x106 J

Contoh Soal:
1. Ujung –ujung suatu hambatan 100 ohm dihubungkan dengan sumber tegangan
listrik 12 volt. Jika rangkaian tersebut dipasnang selama 10 sekon, tentukan:
a. energi yang diserap hambatan tersebut?
b. daya listrik yang digunakan.

Penyelesaian:
Diketahui: R = 100 ohm. V = 12 volt; t = 10
s Ditanya:
a. W?; b.P ?
Jawab:
W 2 R 122
a. W  V

10 14,4 J
t
100
2
b.P  V
R
122
P 1,44W
100

2. Suatu keluarga menggunakan 4 lampu masing-masing 25 W selama 10 jam per


hari, sebuah televise 100 W selama 10 jam per hari, sebuah seterika listrik 250
W selama 2 jam per hari. Jika hariga listri Rp200,00/kWh, maka tentukn biaya
rekening listrik keluarga tersebut selama satu bulan (30 hari)
Penyelesaian:
Diketahui P1 = 4x25W = 100 W = 0,1
kW t1 = 10 jam
P2 = 100 W = 0,1 kW
t2 = 10 jam
P3 = 2x250W = 500W = 0,5 W
t3 = 2 jam
Ditanya: biaya rekening dalam 1 bulan (30
hari) Jawab:
W=P.t
W = (0,1 x 10) + (0,1 x 10) + (0,5 x 2) = 3 kWh
Energi yang terpakai selama 1 bulan adalah = 30 x 3 kWh = 90 kWh.
Biaya rekening listrik = 90 kWh x Rp 200,00/kWh = Rp 18.000.00,00

SOAL LATIHAN 8:

1. Sebuah seterika listrik memiliki elemen pemanas yang hambatanya 200 ohm.
Seterika tersebut dihubungkan dengan suber tegangan sehingga dialiri arus listrik 2
A. Jika sterika digunakan selama 2 jam, maka hitung energi yang digunakan.
(nyatakan dalam satuan J dan kWh)
2. Suatu keluarga menggunakan sebuah televise 100 W dinyalakan 10 12 jam/hari.
Menggunakan 4 lampu masing-masing 250 W selama 10 jam/hari. Menggunakan
satu seterika 200 W selama 2 jam/hari. Menggunakan kulkas 100 W sepanjang hari.
Jika harga listrik Rp 200,00/kWh, maka hitung biaya listrik keluarga tersebut
selama satu bulan (30 hari)

7.6 Penerapan Listrik Dinamis dalam kehidupan sehari-hari

7.6.1. Pemanfaatan energi listrik untuk menghasilkan energi panas

Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas melalui alat yang disebut elemen
pemanas. Elemen pemanas berupa kumparan kawat logam tipis. Ketika dilalui arus
listrik, kumparan ini berfungsi sebagai hambatan listrik sehingga mengubah energi listrik
menjadi panas.
Contoh penggunaan Elemen pemanas yaitu;pada seterika listrik, ketel uap, kompor
listrik, pengering rambut, dan lampu pijar.

7.6.2. Pemanfaatan energi listrik untuk menghasilkan energi cahaya.

Contoh pemanfaatan energi listrik menjadi cahaya yaitu pada


lampu pijar, lampu neon

Gambar 7.22
lampu pijar

7.6.3. Pemanfaatan energi listrik untuk menghasilkan energi gerak.

Energi listrik dapat dapat diubah menjadi energi gerak dengan alat yang disebut
motor listrik. Motor listrik terdiri dari lilitan kawat pada inti besi lunak dan diletakkan
diantara dua batang magnet tetap.
Contoh penggunaan motor listrik adalah kipas angina, pengering rambut, blender.

UJI KOMPETENSI

PETUNJUK: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat


1. Muatan listrik 3x10-1C mengalir melalui suatu penghantar selama 1 menit.
Besarnya kuat arus yang melalui penghantar tyersebut adalah…
a. 2 mA d. 5 mA
b. 3 mA e. 6 mA
c. 4 mA
2. Kuat arus listrik 0,16 A melalui suatu penghantar. Jumlah electron yang melalui
penghantar tersebut dalam 1 menit adalah ….
a. 1 x 1019 elektron d. 12 x 1019 elektron
19
b. 6 x 10 elektron e. 16 x 1019 elektron
19
c. 8 x 10 elektron
3. Grafik berikut ini menunjukkan hubungan beda potensial dan kuat arus yang
melalui hambatan, yaitu …
a V d V

b V I I
e V

I I
c V

I
4. Besarnya hambatan kawat penghantar adalah…
a. Berbanding lurus dengan luas penampang kawat
b. Berbanding terbalik dengan panjang kawat
c. Tidak tergantung pada jenis bahan
d. Berbanding lurus dengan kuadrat deameter kawat
e. Berbanding lurus dengan panjang kawat
5. Satuan kuat arus listrik dalam SI adalah ampere (A) yang sama dengan..
a. coulomb/sekon d. volt sekon
b. coulomb sekon e. ohm volt
c. volt/sekon

6. Untuk mengukur kuat arus yang melalui suatu komponen listrik, digunakan…
a. amperemeter yang dipasang seri dengan komponen tersebut
b. amperemeter yang dipasang parallel dengan komponen tersebut
c. voltmeter yang dipasang seri dengan komponen tersebut.
d. voltmeter yang dipasang parallel dengan komponen tersebut.
e. ohmmeter yang dipasang seri dengan komponen tersebut.

7. Ujung-ujung suatu hambatan dipasang pada sumber potensial listrik 12 volt. Jika
hambatan tersebut dilalui arus listrik ¼ A, maka besar hambatan tersebut adalah

a. 3 ohm d. 30 ohm
b. 6 ohm e. 48 ohm
c. 12 ohm

8. Seutas kawat panjangnya 200 cm dan luas penampangnya 1 mm2. Jika hambat
jenis kawat tersebut 2,5x10-5ohm m, maka hambatan kawat adalah…
a. 12,5 ohm d. 50 ohm
b. 25 ohm e. 500 ohm
c. 45 ohm

9. Seutas kawat panjangnya l memiliki hambatan 100 ohm. Jika kawat dipotong
menjadi dua, maka besar masing-masing hambatan potongan kawat adalah…
a. 25 ohm d. 200 ohm
b. 50 ohm e. 400 ohm
c. 100 ohm

10. Seutas kawat yang panjangnya l dan luas penampangnya A memiliki hambatan
200 ohm. Hambatan dari kawat yang jenis dan panjangnya sama tetapi luas
penampangnya dua kali semula adalah …
a. 25 ohm d. 200 ohm
b. 50 ohm e. 400 ohm
c. 100 ohm
11. Pada rangkaian berikut, nilai hambatan pengganti adalah

a. 3 ohm
R1= 12Ω
a b. 4,8 ohm
c. 7,2 ohm
R2=6Ω d. 12 ohm
e. 30 ohm
R3=12Ω
b

12. Tiga hambatan masing-masing 12 ohm, 8 ohm dan 24 ohm. Jika ketiga hambatan
tersebut dirangkai secara parallel, maka hambatan penggantinya adalah …
a. 4 ohm d. 24 ohm
b. 8 ohm e. 44 ohm
c. 12 ohm

13. Nilai hambatan pengganti dari rangkaian berikut adalah…


a. 3 ohm
R1= 12Ω b. 8 ohm
c. 12 ohm
a R3=12Ω d. 16 ohm
b e. 30 ohm
R2=6Ω

14. Perhatikan gambar berikut


B
R1 R2 Besarnya kuat arus yang melalui
1A
A R5 adalah…
4A C
R5 a. 0,5 A dari C ke D
b. 0,5 A dari D ke C
R3 R4 2,5A
c. 1,5 A dari C ke D
D d. 1,5 A dari D ke C
E e. 3 A dari D ke C

15. Pada soal no. 14, kuat arus yang melalui R2 adalah…
a. 0,5 A dari B ke C
b. 0,5 A dari C ke B
c. 1,5 A dari B ke C
d. 1,5 A dari C ke B
e. 2,5 A dari B ke C
16. Berikut ini adalah pernyataan tentang amperemeter, kecuali..
a. memiliki hambatan dalam kecil
b. dipasang seri dengan komponen listrik yang diukur
c. digunakan untuk mengukur kuat arus listrik
d. batas ukurnya dapat diperbesar dengan cara memasang hambatan yang
disusun seri dengan amperemeter.
e. batas ukurnya dapat diperbesar dengan cara memasang hambatan yang
disusun paralel dengan amperemeter.
17. Perhatikan gambar berikut
Hambatan pengganti ab adalah;
a. 7,2 ohm
8Ω
b. 12 ohm
c. 13,2 ohm
12Ω 4Ω
b 6Ω c d. 18 ohm
a
6Ω
e. 36 ohm

18. Ujung-ujung hambatan 23 ohm dihubungkan pada ggl 12V;1Ω. Besarnya


tegangan jepit pada hambatan tersebut adalah…
a. 5,75 V d. 23 V
b. 11,5 V e. 24 V
c. 12 V
19. Pada rangkaian berikut, kuat arus yang melalui hambatan R2 adalah;

R1=5,5 Ω a R2=7,5 Ω a. 0,5 A


b. 0,75 A
c. 1,0 A
R2= 11,5 Ω
d. 1,5 A
ε1 = 6V ε2 = 12V ε3 = 8V
r1 = 0,5 Ω r1 = 0,5 Ω r1 = 0,5 Ω e. 2 A

b
20. Perhatikan rangkaian pada sola no.19. Beda potensial pada ab adalah …
a. Nol d. 12 V
b. 6 V e. 18 V
c. 8 V
21. Perhatikan gambar berikut;
ε1;r1 ε2;r2 Besar ggl adalah sama, yaitu 12 V
ε3;r3 dan hambatan dalamnya 0,75 ohm.
Jika hambatan luar R adalah 23,75
ohm, maka besar kuat arus I adalah..
a. 0,25 A
I b. 0,5 A
c. 1,0 A
d. 1,5 A
e. 2,0 A
R

22. Pada soal No.21, besarnya beda potensial pada ujung-ujung hambatan R adalah..
a. 5,9V d. 11,9V
b. 6,0V e. 12,0V
c. 6,5V

23. Sebuah galvanometer dengan batas ukur maksimum 10 mA dan hambatan


dalamnya 40 ohm. Jika hambatan shunt 0,2 ohm dipasang parallel dengan
galvanometer tersebut, maka kuat arus maksimum yang dapat diukur adalah …
a. 0,20 A d. 2,00A
b. 0,21 A e. 2,01A
c. 0,40 A

24. Voltmeter memiliki batas ukur maksimum 10 mV dan hambatan dalamnya 100
ohm. Jika voltmeter tersebut akan dipakai mengukur beda potensial sampai batas
ukur 10,01 volt, maka besar hambatan multiplier yang harus dipasang adalah ..
a. 50 KΩ d. 200,2 KΩ
b. 100 KΩ e. 1001 KΩ
c. 100,1 KΩ

25. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian berikut yang paling tepat
adalah ….
a V
d
A A
V

A A
b e
V V

c
V
A

26. Tiga ggl masing-masing 3V;0,5 ohm disusun seri. Ujung-ujung rakaian tersebut
dihubungkan pada hambatan 16,5 ohm. Tegangan jepit antara ujung-ujung
hambatan tersebut adalah …
a. 2,75 V d. 16,5 V
b. 5,5 V e. 33 V
c. 8,25 V
27. Berikut ini adalah satuan energi listrik adalah…
a. joule sekon d. coulomb.sekon
b. watt/sekon e. watt sekon
c. joule/sekon

28. Suatu rangkaian listrik dipasang pada sumber tegangan 12 volt. Kuat arus yang
melalui rangkaian adalah 500 mA. Energi listrik yang digunakan pada rangkaian
tersebut selama 1 menit adalah …
a. 60 J d. 360 J
b. 100 J e. 600 J
c. 240 J

29. Sebuah lampu dengan hambatan 200 ohm dialiri arus 0,5 A. Energi yang diserap
lampu selama 1 jam adalah …
a. 40 KJ d. 360 KJ
b. 100 KJ e. 400 KJ
c. 180 KJ

30. Elemen pemanas seterika listrik memiliki hambatan 400 ohm. Jika daya listrik
seterika tersebut 100 watt, maka kuat arus yang melalui seterika adalah …
a. 0,25 A d. 4,00A
b. 0,50A e. 4,50A
c. 2,00A

Anda mungkin juga menyukai