TIM PENGUSUL
1
2
PKM Penerapan Biostimulan Organik untuk Peningkatan Kualitas Produksi Pangan serta
Pendapatan Petani di Kampung Bacukiki Kota Parepare Pasca Reduksi Pupuk Bersubsidi
Ringkasan
Kampung Bacukiki Kota Parepare Sulawesi Selatan mempunyai potensi pertanian yang
cukup besar karena dikenal sebagai penghasil komoditas pertanian di wilayah ini. Limbah
pertanian merupakan hasil ikutan dari kegiatan budidaya pertanian yang tidak dimanfaatkan
petani setempat. Padahal limbah pertanian dapat dikembalikan ke lahan pertanian untuk
meningkatkan bahan organik dalam tanah yang merupakan salah satu syarat kesuburan tanah.
Potensi besar tersebut menjadi alasan kampong Bacukiki dijadikan sebagai mitra dalam kegiatan
Kemitraan Kampung Bangkit (KKB) Program Pengabdian kepada Masyarakat Terintegrasi
MBKM Berbasis IKU 2022. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan pendataan petani untuk
menjadi peserta kegiatan. Mitra kegiatan adalah Kelompok Tani Barangan dan Kelompok Tani
Sumber Tani. Kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan pemanfaatan limbah pertanian sebagai
bahan organik untuk meningkatkan kualitas pangan di Kota Parepare. Narasumber pada kegiatan
tersebut adalah ketua tim pelaksana, dunia industri yaitu Direktur CV. Makassar Agro Mandiri,
Kepala Dinas Pertanian, dan Dekan Fakultas Pertanian, Petrnakan, dan Perikanan Universitas
Muhammadiyah Parepare. Terjadi peningkatan pengetahuan 60% pasca dilakukan penyuluhan.
Nilai diambil dari selisih antara pre tes dan pos tes yang dilakukan terhadap anggota kelompok
tani yang mengikuti kegiatan. Kegiatan dilanjutkan dengan dilakukan demo plot biostimulan
organik di 2 titik, yaitu lahan dawah dan lahan cabai milik ketua kelompok tani. Pada kegiatan
PKM Terintegrasi MBKM juga diserahkan peralatan berupa mesin pencacah bahan organik dan
peralatan lain untuk kegiatan budidaya di demo plot milik kelompok tani.
3
DAFTAR ISI
Ringkasan...................................................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 4
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 5
BAB 2. TUJUAN DAN SASARAN............................................................................................................. 6
2.1. Tujuan ................................................................................................................................................ 6
2.2. Sasaran ............................................................................................................................................... 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .......................................................................................................... 6
BAB 4. KELUARAN YANG DICAPAI (OUTPUT) .................................................................................. 8
BAB 5. MANFAAT YANG DIPEROLEH (OUTCOME)........................................................................... 8
5.1. Fungsi dan Manfaat hasil penelitian dan pengabdian masyarakat. .................................................. 13
5.2. Dampak Ekonomi dan Sosial ........................................................................................................... 13
5.3. Kontribusi Terhadap Sektor Lain ..................................................................................................... 14
BAB 6. KENDALA/HAMBATAN DAN TINDAK LANJUT .................................................................. 14
6.1. Kendala/Hambatan ........................................................................................................................... 14
6.2. Tindaklanjut ..................................................................................................................................... 14
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 15
7.1. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 15
7.2. Saran ................................................................................................................................................ 15
4
BAB 1. PENDAHULUAN
Wilayah Kecamatan Bacukiki Kota Parepare adalah wilayah yang terletak pada daerah
ketinggian, sehingga pengembangan komoditas pertanian di wilayah ini berkembang dengan
pesat. Sebagaimana wilayah lainnya, petani di Kecamatan Bacukiki mempunyai
ketergantungan yang cukup tinggi atas pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia secara
berlebihan dapat menyebabkan berbagai hal yang merugikan dunia pertanian, yaitu terjadinya
degradasi lahan, tercemarnya sumber air, dan berkembangnya hama dan penyakit di
pertanaman. Hal ini mengancam keberlanjutan ketahanan pangan di Indonesia. Padahal untuk
mengatasi degradasi lahan dapat dilakukan dengan mengembalikan bahan organik ke
pertanaman petani. Limbah pertanian yang jumlahnya melimpah merupakan sumber bahan
organik utama, namun tidak pernah diperhatikan, bahkan hanya menjadi sumber pencemaran
dan sarang patogen. Pada limbah pertanian, tertinggal sepertiga unsur hara yang diberikan
pada saat tanaman masih di pertanaman. Ini membuat limbah pertanian dapat dijadikan pupuk
organik kaya hara, sehingga dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia,
terutama pupuk bersubsidi.
Subsidi pupuk dalam jangka waktu yang sangat lama, menyebabkan tingkat
ketergantungan petani yang sangat tinggi dan membuat mereka bereaksi keras atas keinginan
pemerintah mencabut subsidi pupuk yang tertuang pada surat Dirjen Sarpras Kementan
Nomor 8133/SL 32120/B.5203 2022 berdasarkan rekomendasi dari Komisi 4 DPR RI. Hal ini
tentu saja membuat petani harus mengeluarkan biaya yang cukup besar karena pencabutan
subsidi pupuk SP 36 dan ZA akan meningkatkan biaya produksi. Asosiasi Bawang Merah
Indonesia (ABMI) memastikan ada efek domino dari pencabutan subsidi pupuk [1]. Tahun
2022, kebutuhan pupuk bersubsidi mencapai 22.57-26.18 juta ton dengan anggaran 63 trilyun
rupiah. Namun pemerintah hanya mampu mensubsidi sekitar 42%, yaitu 8.87 - 9.55 juta ton
dengan nilai 25-32 Trilyun rupiah [2]. Gap yang cukup lebar antara kebutuhan pupuk dan
kemampuan pemerintah untuk subsidi pupuk ini, dapat mendorong tumbuh suburnya industri-
industri pupuk di Indonesia.
Pengolahan limbah pertanian menjadi salah satu solusi untuk menjawab masalah ini,
karena jumlahnya yang cukup melimpah di Indonesia. Setelah melakukan penelitian yang
cukup panjang, kulit buah kakao terbukti merupakan salah satu limbah pertanian mempunyai
5
kandungan hara, terutama fosfor, yang cukup tinggi. Bila dilakukan pengolahan lebih lanjut,
akan diperoleh produk siap pakai dan siap aplikasi di lapangan. Produk ini telah didaftarkan
patennya Nomor S00201911453, berjudul Biostimulan Berbasis Asam Humat dan Fulvat dari
Kompos Kulit Buah Kakao. Produk ini mempunyai kandungan hara yang tinggi dan dapat
dihasilkan dengan harga yang relatif lebih murah sehingga dapat menjadi solusi kekhawatiran
petani Bacukiki pasca reduksi pupuk bersubsidi oleh pemerintah.
2.1. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan penerapan hasil penelitian berupa
biostimulan organik pada mitra kegiatan, yaitu Kelompok Tani Barangan yang melakukan
usahatani padi. Mitra kedua adalah Kelompok Tani Sumber Tani yang melakukan usahatani
sayuran. Kegiatan ini melibatkan 5 orang mahasiswa Prodi Agroteknologi yang akan dikonversi
dalam 1.5 SKS mata kuliah Nutrisi Tanaman sehingga dapat memenuhi 2 indikator kinerja
utama (IKU) Perguruan Tinggi, berupa IKU 2 mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar
kampus dan IKU 3 Dosen berkegiatan di luar kampus.
2.2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah kelompok tani Tani Barangan dan Kelompok Tani Sumber
Tani Kecamatan Bacukiki Kota Parepare
6
Penyuluh Pertanian, pihak Kelurahan, dan anggota kelompok tani.
3. Kegiatan Pre-test
Kegiatan ini dilakukan pada peserta target dari kelompok tani untuk mengetahui
tingkat pengetahuan petani sebelum dilakukan kegiatan. Pre-tes dilakukan dengan
memberi sejumlah daftar pertanyaan kepada peserta target. Kegiatan ini dibantu oleh
mahasiswa yang terlibat.
4. Penyuluhan tentang Pertanian Berkelanjutan
Kegiatan ini dibawakan oleh pakar Pertanian Berkelanjutan dan Pertanian Organik
dari Fapetrik UMPAR. Penyuluhan bertujuan memberi pengetahuan kepada petani
tentang dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan kimia sintetik terhadap
pertanian berkelanjutan. Materi ini juga membahas tentang pertanian organik.
5. Pemberian Pengetahuan tentang Biostimulan Organik
Materi ini akan dibawakan oleh pakar yang merupakan praktisi pupuk organik dari
luar institusi.
6. Kegiatan post-test
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penambahan
pengetahuan petani tentang pertanian berkelanjutan setelah kegiatan selesai.
7. Pembuatan demplot aplikasi biostimulan organik
Kegiatan akan dilakukan di 2 titik milik mitra kelompok tani, masing-masing untuk
tanaman padi dan tanaman sayuran.
7
BAB 4. KELUARAN YANG DICAPAI (OUTPUT)
https://parepos.fajar.co.id/2022/12/umpar-
gelar-pkm-penerapan-biostimulan-organik-
di-parepare/
Tampilan luaran
1. Video pada akun youtube
8
2. Artikel di media online (Umpar-Mu)
9
3. Terbit di Koran Parepos
10
BAB 5. MANFAAT YANG DIPEROLEH (OUTCOME)
Manfaat yang diperoleh petani dari kegiatan sosialisasi dan penyuluhan penerapan biostimulan
organik adalah:
1. Peningkatan pengetahuan tentang bahan organik dari limbah pertanian. Hal ini dapat
dilihar dari hasil pre post dan post tes yang dilakukan sebelum dan setelah penyuluhan
limbah pertanian. Hasil kuisioner ddisajikan pada Gambar berikut:
11
Gambar 1. Pengetahuan tentang limbah pertanian
Sebelum kegiatan, 80% tidak tahu tentang limbah pertanian. Namun setelah kegiatan,
ketidaktahuan tentang limbah pertanian tinggal 20%.
Gambar 2 menunjukkan terjadi peningkatan petani yang mengetahui manfaat limbah pertanian
bagi lahan sampai 80%. Bahkan terjadi peningkatan pengetahuan petani hingga 100% tentang
apa saja yang masuk kategori limbah pertanian, dari 0% sebelum penyuluhan menjadi 100%
setelah penyuluhan dilakukan (Gambar 3).
12
Gambar 3. Tingkat pengetahuan petani tentang apa saja yang merupakan limbah pertanian
Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa, sehingga dapat memenuhi IKU
Universitas Muhammadiyah Parepare, yaitu IKU 2 mahasiswa mendapat pengalaman di
luar kampus dengan cara berinteraksi dengan petani. Selain itu juga terpenuhi IKU 3
dosen berkegiatan di luar kampus dan IKU 7 hasil kerja dosen digunakan masyarakat.
Hasil penelitian yang diterapkan adalah biostimulan organik yang telah dipatenkan
dengan nomor pendaftaran S00201911453 berjudul Biostimulan berbasis asam humat dan asam
fulvat dari kompos kulit buah kakao. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan kepada
masyarakat petani pada kegiatan PKM Terintegrasi MBKM Berbasis IKU 2022 pada lahan
sawah dan lahan hortikultura. Manfaat jangka panjang adalah mengurangi ketergantungan petani
akan pupuk kimia bersubsidi. Sehingga mengurangi tingkat pencemaran lahan dan kesehatan
masyarakat. Pemakaian jangka panjang pupuk organik adalah meningkatnya kesuburan lahan,
sehingga tercipta lahan berkelanjutan menuju kemandirian pangan.
Dampak ekonomi kegiatan PKM Terintegrasi MBKM berbasis IKU 2022 ini juga
berdampak secara ekonomi dengan pemanfaatan limbah pertanian menjadi pupuk organik yang
dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat. Pupuk organik memberi manfaat jangka panjang atas
peningkatan produksi pangan, bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas pangan. Dampak sosial
yang timbul adalah adanya kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan dan menjaga asset
mereka berupa lahan pertanian sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu mereka kelak.
13
5.3. Kontribusi Terhadap Sektor Lain
6.1. Kendala/Hambatan
Kendala yang dihadapi dalam program ini adalah keterbatasan waktu pelaksanaan
program, sehingga pelaksana tidak bisa secara maksimal melaksanakan program. Sebagai contoh
pembuatan demo plot yang seharusnya dapat dipantau secara rinci tapi akan membutuhkan
waktu di luar program. Kendala lain adalah faktor iklim, karena kegiatan dilaksanakan di bulan
Desember yang merupakan puncak musim hujan. Penerapan biostimulan dikhawatirkan tercuci
oleh hujan.
6.2. Tindaklanjut
Tindak lanjut pelaksanaan program ini adalah melakukan kerja sama dengan Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) Bacukiki yang memantau pelaksanaan program dengan ikut
memantau demo plot petani sampai dilaksanakan panen. Kelanjutan program ini diharapkan
dapat terlaksana, mengingat isu komoditas sehat dan keberlanjutan lahan merupakan isu menarik
yang dapat mempengaruhi ketahanan dan kemandirian pangan. Hal ini akan berlanjut kepada
kedaulatan negara Republik Indonesia.
14
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kegiatan ini juga terkait dengan kegiatan merdeka belajar kampus merdeka dengan
memenuhi 3 IKU, yaitu 1) IKU 2 mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, 2) IKU 3
dosen berkegiatan di luar kampus dan 3) IKU 7 hasil kerja dosen digunakan masyarakat.
7.2. Saran
Disarankan agar kegiatan ini berkelanjutan dengan melakukan koordinasi dengan Dinas
terkait yaitu Dinas Pertanian Kota Parepare.
Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk persamaan persepsi antara anggota
tim, mitra, dan mahasiswa yang terlibat pada kegiatan ini.
15
16
17
2. Sosialisasi kegiatan pada Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Parepare
18
19
20
3. Survey Lokasi Demplot penerapan biostimulan organik
21
22
4. Kegiatan Pre tes untuk menggali pengetahuan anggota kelompok tani sebelum penyuluhan
23
5. Penyuluhan penerapan pertanian organik untuk meningkatkan kualitas pangan di Kota
Parepare
Kegiatan dihadiri oleh sekitar 50 orang terdiri dari anggota kelompok tani Barangan dan
kelompok tani Sumber Tani, Mahasiswa, PPL, dan unsur Dinas Pertanian, Kelautan, dan
Perikanan Kota Parepare. Kegiatan ini juga menghadirkan dari DUDI mitra Fapetrik Umpar
yaitu CV.Makassar Agro Mandiri
24
25
26
27
6. Post tes untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan petani setelah dilakukan
penyuluhan
28
7. Penerapan kompos di lahan demo plot
29
30
8. Penyerahan alat kepada mitra kelompok tani Barangan dan Sumber Tani
31
32
33
9. Identitas Responden
34
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Nomor : 1569/BA/II.3.AU/F/2022
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama tim pelaksana Program Insentif Pengabdian
Masyarakat Terintegrasi dengan merdeka Belajar Kampus Merdeka Berbasis Indikator Kinerja
Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022 yang berjudul “PKM Penerapan Biostimulan
Organik untuk Peningkatan Kualitas Produksi Pangan serta Pendapatan Petani di Kampung
Bacukiki Kota Parepare Pasca Reduksi Pupuk Bersubsidi ” yang selanjutnya disebut
PIHAKPERTAMA
Dengan telah selesainya pekerjaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, sepakat untuk melakukan
serah terima hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
mengimplementasikan hasil penelitian berupa: “ Biostimulan organik dari limbah pertanian“ yang
diperoleh dari Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan merdeka Belajar Kampus
Merdeka Berbasis Indikator Kinerja Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022.
Pasal 2
35
(1) PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA hasil kegiatan pengabdian kepada
masyarakat utama berupa “peralatan pencacah bahan organik dan alat-alat pertanian
lainnya “, sebagaimana terinci dalam Lampiran;
(2) PIHAK KEDUA menerima penyerahan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dari PIHAK
PERTAMA.
36
37
38
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Nomor : 1569/BA/II.3.AU/F/2022
Berdasarkan Surat Perjanjian Penugasan Nomor : 608/E1/KS.06.02/2022, yang bertanda tangan
di bawah ini:
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama tim pelaksana Program Insentif Pengabdian
Kinerja Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022 yang berjudul “PKM Penerapan
Biostimulan Organik untuk Peningkatan Kualitas Produksi Pangan serta Pendapatan Petani di
Kampung Bacukiki Kota Parepare Pasca Reduksi Pupuk Bersubsidi ” yang selanjutnya disebut
PIHAKPERTAMA
Parepare
Dengan telah selesainya pekerjaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, sepakat untuk melakukan
serah terima hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
mengimplementasikan hasil penelitian berupa: “ Biostimulan organik dari limbah pertanian“ yang
diperoleh dari Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan merdeka Belajar Kampus
Merdeka Berbasis Indikator Kinerja Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022.
39
Pasal 2
(1) PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA hasil kegiatan pengabdian kepada
masyarakat utama berupa “peralatan pencacah bahan organik dan alat-alat pertanian
lainnya “, sebagaimana terinci dalam Lampiran;
(2) PIHAK KEDUA menerima penyerahan sebagaimana tersebut pada ayat 1) dari PIHAK
PERTAMA.
40
41
42
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Nomor : 1569/BA/II.3.AU/F/2022
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama tim pelaksana Program Insentif Pengabdian
Masyarakat Terintegrasi dengan merdeka Belajar Kampus Merdeka Berbasis Indikator Kinerja
Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022 yang berjudul “PKM Penerapan Biostimulan
Organik untuk Peningkatan Kualitas Produksi Pangan serta Pendapatan Petani di Kampung
Bacukiki Kota Parepare Pasca Reduksi Pupuk Bersubsidi ” yang selanjutnya disebut
PIHAKPERTAMA
Dengan telah selesainya pekerjaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, sepakat untuk melakukan
serah terima hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
mengimplementasikan hasil penelitian berupa: “ Biostimulan organik dari limbah pertanian“ yang
diperoleh dari Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan merdeka Belajar Kampus
Merdeka Berbasis Indikator Kinerja Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta tahun 2022.
43
Pasal 2
(1) PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA hasil kegiatan pengabdian kepada
masyarakat utama berupa “peralatan pencacah bahan organik dan alat-alat pertanian
lainnya “, sebagaimana terinci dalam Lampiran;
(2) PIHAK KEDUA menerima penyerahan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dari PIHAK
PERTAMA.
44
45
46
47
48