Anda di halaman 1dari 42

PT-PSP. A3-4.

2012

KONSEP
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH
PUPUK ORGANIK (UPPO)
TA. 2012

DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN


DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2012
KATA PENGANTAR

Maksud dan tujuan penerbitan Pedoman Teknis ini adalah dalam


rangka memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas
lingkup Pertanian baik Propinsi, Kabupaten/kota maupun petugas
lapangan dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Unit
Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang dananya bersumber
baik dari APBN maupun APBD TA 2012.
Para petugas terkait diharapkan dapat mempelajari dan
mencermati pedoman ini dengan saksama. Disamping itu dengan
memahami Pedoman Teknis ini, diharapkan tidak akan terjadi
keraguan dalam implementasi kegiatan di lapangan.
Muatan pedoman teknis ini bersifat umum karena berlaku secara
nasional, oleh karenanya diharapkan pihak Dinas lingkup
Pertanian Propinsi dapat menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan
dan Dinas lingkup Pertanian Kabupaten/Kota menerbitkan
Petunjuk Teknis yang akan menjabarkan secara lebih rinci
Pedoman Teknis ini sesuai dengan kondisi spesifik daerah masing-
masing.
Akhirnya, sangat diharapkan komitmen berbagai pihak untuk
dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dalam
bingkai waktu yang telah ditentukan, agar hasil pembangunan
melalui kegiatan ini benar-benar dapat dinikmati manfaatnya bagi
sebesar-besarnya kesejahteraan petani di Indonesia.

Jakarta, Januari 2012


Direktur Perluasan dan
Pengelolaan Lahan,

Ir.Tunggul Iman Panudju, M.SC


NIP. 19580526 198703 1002
Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) i
TA.2012
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
iv

I. PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................ 1
1.2. Tujuan ..................................................................... 3
1.3. Sasaran................................................................... 4
1.4. Pengertian............................................................... 4
II. SYARAT LOKASI ............................................................ 7
III. RUANG LINGKUP KEGIATAN ........................................ 8
3.1. Pembangunan Rumah Kompos Sederhana ........... 8
3.2. Pembangunan Bak Fermentasi .............................. 8
3.3. Pengadaan Peralatan dan Mesin .......................... 8
3.4. Pembangunan Kandang Komunal ......................... 8
3.5. Pengadaan Ternak Sapi ........................................ 9
3.6. Penyediaan Pakan Ternak......................................9
IV. SPESIFIKASI TEKNIS......................................................10
4.1. Rumah Kompos ...................................................... 10
4.2. Pengadaan Peralatan dan Mesin ........................... 12
4.3. Kandang Ternak .................................................... 13
4.4. Ternak Sapi/Kerbau ................................................ 14
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
15
5.1. Cara Pelaksanaan .................................................. 15
5.2. Jadwal Kegiatan...................................................... 16
5.3. Pendanaan.............................................................. 17
5.4. Pengelolaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)20
VI. PELAPORAN ................................................................. 20
VII. PENUTUP ………………………………………………….. 21
LAMPIRAN

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) ii


TA.2012
DAFTAR GAMBAR

1. Contoh bangunan rumah kompos …………………………. 11


2. Alat Pengolah Pupuk Organik ……………………………… 12
3. Contoh kendaraan roda 3 ………………………………….. 13

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik iii


(UPPO)
TA.2012
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Rencana Alokasi Kegiatan UPPO TA.2012.......................22
2. Contoh RUKK ………………………………………………. 24
3. Jadwal Palang Kegiatan …………………………………… 25
4. Form PSP …………………………………………………… 26
5. Contoh Outline Laporan Akhir …………………………….. 27
6. Contoh Rancangan Rumah Kompos ……………………... 28

Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) iv


TA.2012
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Luas panen padi sawah saat ini berkisar 12,8 juta Ha (BPS,2009)
dan diketahui setiap tahun terjadi degradasi, fragmentasi serta alih
fungsi lahan/konversi dan sebagainya, sehingga sangat
memerlukan pengaturan oleh pemerintah. Dilain pihak,
pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,4 – 1,6 % per
tahun, menuntut kebutuhan pangan secara nasional yang terus
meningkat jumlah dan kualitasnya. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan tersebut, perlu diupayakan agar
produktivitas lahan dapat dipertahankan dan
ditingkatkan dengan berbagai penerapan teknologi
tepat guna dan mengoptimalkan pemberdayaan
masyarakat.

Kondisi lahan sawah produktif pada saat ini sebagian besar


telah menunjukkan kerusakan/degradasi penurunan kesuburannya.
Hal ini ditunjukkan oleh semakin rendahnya kandungan bahan
organik pada lahan sawah. Berdasarkan hasil penelitian Balai
Besar Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian, Departemen Pertanian bahwa
sebagian besar kandungan bahan organik lahan sawah < 2 %.

Perbaikan kesuburan merupakan salah satu upaya untuk


meningkatkan kualitas lahan pertanian dalam rangka mendukung

1
peningkatan produktivitas pada subsektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan pada lahan sawah
adalah dengan mengembalikan jerami ke dalam lapisan tanah
sebagai bahan organik dan tidak membakar atau membawa jerami
keluar dari areal sawah. Upaya lain dalam perbaikan kesuburan
lahan sawah dapat ditempuh melalui pemberian pupuk organik
yang berasal dari bahan organik berupa limbah pertanian seperti
limbah panen (jerami dan lainnya) serta limbah peternakan (kotoran
hewan). Perbaikan kesuburan lahan dengan penggunan pupuk
organik perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan
nilai tambah produk pertanian, efisiensi dalam usahatani,
peningkatan aspek kesehatan serta terpeliharanya lingkungan
hidup.

Proses pembuatan pupuk organik dari bahan baku berupa


limbah panen dan limbah peternakan apabila dilakukan
secara alami memerlukan waktu cukup lama yaitu sekitar 1 – 2
bulan bahkan lebih. Apabila proses tersebut menggunakan alat
bantu berupa APPO (alat pengolah pupuk organik) yang
berfungsi sebagai pencacah dan penghancur
bahan organik, maka waktu pengomposan
menjadi lebih pendek yaitu sekitar hanya 2-3 minggu. Dalam
skala kelompok tani/gapoktan, diperlukan Unit Pengolah Pupuk
Organik (UPPO), yaitu berupa bangunan rumah kompos untuk
penempatan mesin APPO, bak fermentasi,

2
dilengkapi alat pengangkut kendaraan bermotor roda tiga agar lebih
efisien, serta hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
pupuk organik.

Lokasi penempatan UPPO diupayakan berada di dekat sumber


limbah panen di sentra produksi tanaman, sentra
peternakan, sehingga ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk
organik lebih terjamin. Oleh karena itu, penyediaan ternak
sapi/kerbau dalam paket kegiatan Pengembangan
UPPO sangat mendukung tersedianya bahan
baku tersebut.

Upaya peningkatan dan perbaikan kesuburan lahan pertanian


melalui pengembangan unit pengolah pupuk organik, dilaksanakan
dengan cara pemberdayaan masyarakat, maka diharapkan dari
kegiatan tersebut disamping dapat meningkatkan produksi tanaman
pertanian, selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani serta mampu membuka lapangan kerja di
pedesaan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO),


yaitu :

1. Menyediakan fasilitas terpadu pengolahan bahan organik


(jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik)
menjadi kompos (pupuk organik).

3
2. Memenuhi kebutuhan pupuk organik oleh, dari dan untuk
petani, tanpa harus membeli dan bergantung kepada pabrik
pupuk.
3. Mensubstitusi kebutuhan pupuk anorganik.
4. Memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian.
5. Meningkatkan populasi ternak.
6. Membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja di
pedesaan.
7.
kalangan Media pelatihan dan penelitian bagi berbagai
masyarakat, termasuk petani, mahasiswa dan karyawan.
8. Melestarikan sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan.

1.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan Pengembangan Unit Pengolah


Pupuk Organik (UPPO) adalah sentra produksi tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan sentra
peternakan, sebanyak 100 unit yang tersebar
di 93 kabupaten di 26 propinsi.

1.4. Pengertian

a. Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah


upaya memperbaiki kesuburan lahan untuk meningkatkan
produktivitas pertanian, yang difasilitasi dengan pembangunan
unit pengolah pupuk organik, terdiri dari bangunan
rumah

4
kompos, bak fermentasi, Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO),
kendaraan roda 3, bangunan kandang ternak, dan ternak
sapi/kerbau.

b. Rumah kompos adalah bangunan yang berfungsi untuk


memproses pengomposan sisa hasil tanaman/jerami/limbah
kotoran ternak/sampah organik rumah tangga menjadi pupuk
organik/kompos.

c. Peralatan dan Mesin adalah sarana/ prasarana yang terdiri dari :


Mesin APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik), kendaraan roda 3,
dan peralatan penunjang lainnya.

d. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat


dari bahan-bahan alami sebagai media hidup berkembangnya
mikro organisme yang berguna untuk mempercepat
penghancuran bahan organik (proses dekomposisi menjadi
kompos/pupuk organik). Di samping itu juga dapat berfungsi
sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman yang sengaja
dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat
tersebut.

e. Bahan organik adalah semua bahan yang berasal dari


limbah makhluk hidup yang secara alami
dapat dihancurkan/dekomposisi oleh jasad renik
(mikroba) di alam. Contoh bahan organik adalah
seresah/bagian tanaman, sisa hasil/limbah panen, kotoran
ternak/limbah hewan ternak.
5
f. Pengomposan adalah proses alami di mana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba
yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

g. Pupuk organik/kompos adalah pupuk yang sebagian besar atau


seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari
bagian tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses dekomposisi, dapat berbentuk
padat atau cair yang dapat berfungsi sebagai pupuk
dan dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
sifat kimia, dan biologi tanah pertanian.

pupuk
h. Persyaratan mutu organik adalah sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Pertanian Nomor :
02/Pert/HK.060/2/2006, antara lain kadar C/N Rasio 10-25 %.

i. Manager pengelolaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)


adalah orang yang memiliki kapabilitas untuk mengelola UPPO
secara profesional, yang ditunjuk oleh kelompok penerima
UPPO, atas dasar musyawarah dan bertanggung jawab
terhadap pengelolaan dan keberlanjutan UPPO.

j. Operator adalah petugas yang mengoperasionalkan Alat


Pengolah Pupuk Organik di UPPO dan bertanggung jawab
kepada manager dan ketua kelompok tani/gapoktan.

6
II. SYARAT LOKASI

1. Lokasi memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos,


terutama limbah organik/ limbah panen tanaman, kotoran
hewan/ limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada
kawasan :

a. Sentra produksi tanaman pangan


b. Sentra produksi hortikultura
c. Sentra produksi perkebunan rakyat
d. Sentra produksi peternakan
2. Lahan rumah kompos dan kandang ternak milik kelompok
tani/gapoktan atau lahan desa yang diserahkan penggunaannya
untuk kepentingan kelompok tani/gapoktan tanpa batas
waktu. Apabila menggunakan lahan pribadi
harus disertai surat pernyataan bermaterai
dan disahkan oleh yang berwenang yang berisi kesediaan
penggunaan lahan dari pemilik lahan.

3. Lahan tidak dalam sengketa dan tidak ada ganti rugi.

7
III. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik


(UPPO) terdiri dari :

3.1. Pembangunan Rumah Kompos Sederhana


a. Pembuatan desain sederhana
b. Pengadaan bahan dan material
c. Konstruksi rumah kompos
d. Fasilitas penerangan dan sarana air bersih

3.2 Pembangunan Bak Fermentasi ( di luar bangunan rumah


kompos)
a. Pembuatan desain sederhana
b. Pengadaan bahan dan material
c. Konstruksi bak fermentasi
3.3 Pengadaan Peralatan dan Mesin
a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
b. Kendaraan angkutan bermotor roda 3
3.4 Pembangunan Kandang Komunal
a. Pembuatan desain sederhana
b. Pengadaan bahan dan material
c. Konstruksi kandang ternak komunal
d. Fasilitas penerangan dan sarana air bersih

8
3.5 Pengadaan Ternak Sapi/Kerbau
Pengadaan ternak sebanyak 35 ekor ( 32 betina, 3 jantan

3.6 Penyediaan Pakan Ternak


Penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) minimal untuk 35 ekor
sapi

9
IV. SPESIFIKASI TEKNIS

4.1 Rumah Kompos

a. Norma

Pembangunan UPPO diarahkan pada lokasi yang memiliki


potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama
limbah organik/ limbah panen tanaman, kotoran hewan/ limbah
ternak dan sampah organik rumah tangga pada kawasan :
a. Sentra produksi tanaman pangan
b. Sentra produksi hortikultura
c. Sentra produksi perkebunan rakyat
d. Sentra produksi peternakan

b. Standar teknis
2
Luas tanah minimal 300 m , terdiri dari :
2
- luas bangunan rumah kompos minimal 80 m
2
- luas kandang ternak sapi/kerbau minimal 200 m
2
- luas bak fermentasi minimal 20 m

- Kebun HMT

Fasilitas penerangan dan air bersih sesuai dengan kebutuhan


UPPO.

10
c. Kriteria

mengelola
- Penerima manfaat bersedia UPPO secara
swadaya
- Penerima manfaat bersedia menyediakan lahan untuk
rumah kompos, lahan untuk bak fermentasi dan kandang
ternak sapi/kerbau tanpa ganti rugi tanah
- Penerima manfaat bersedia memanfaatkan dan mengelola
UPPO dengan baik.
- Penerima manfaat bersedia menyusun dan membuat
laporan kegiatan
- Penerima manfaat bersedia menyediakan biaya operasional
(bahan bakar, pelumas, honor operator, pemeliharaan
ternak, penyediaan pakan ternak)

Gambar 1. Contoh bangunan rumah kompos

11
4.2 Pengadaan Peralatan dan Mesin

Pengadaan peralatan dan mesin mengacu kepada spesifikasi teknis


sebagai berikut :
a. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
- Kapasitas 850 kg / jam - 1.000 kg / jam
- Bahan Pisau : Baja kekerasan minimal 54 HRC
- Jumlah pisau minimal 18 buah
- Fungsi : Pencacah, penghancur dan menghaluskan bahan
organik
‐ APPO : Telah memiliki Test Report dari instansi yang
berwenang
- Mesin Penggerak : 8,5 PK – 10,5 PK mempunyai
Standar Nasional Indonesia (SNI)

Gambar 2. Alat Pengolah Pupuk Organik

12
b. Kendaraan Roda 3
- Jumlah roda/ ban : 3 (tiga) buah
- Bagian belakang terdapat bak yang dapat berfungsi untuk
pengangkut bahan baku limbah/sampah
- Daya angkut minimal 500 kg

Gambar 3. Contoh kendaraan roda 3

4.3 Kandang Ternak

a. Kandang komunal.
b. Lokasi kandang ternak diupayakan berdekatan atau dalam satu
hamparan dengan rumah kompos, untuk memudahkan
pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatan
kompos.
c. Dilengkapi dengan tempat makan dan minum ternak.

13
Gambar 4. Sapi dan Kandang

4.4 Ternak Sapi/Kerbau

a. Jumlah ternak sebanyak 35 ekor (betina 32 ekor, pejantan 3


ekor) yang berasal dari luar kabupaten.
b. Umur minimal 18 bulan
c. Spesifikasi ternak sapi/kerbau mengacu kepada ketentuan dari
Dinas Peternakan setempat atau Tim Teknis
d. Pengadaan ternak sapi/kerbau dilengkapi dengan Surat
Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenang
/ Dinas Peternakan setempat.

14
V. PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1. Cara Pelaksanaan

Mekanisme pelaksanaan kegiatan mengacu kepada Pedoman


Umum Bantuan Sosial yang dikeluarkan Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian TA.2012. Pencairan anggaran
secara bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
dengan sistem contra-sign/ nota persetujuan yang
direkomendasikan oleh Tim Teknis dan mendapatkan persetujuan
Kepala Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota setempat.

Pembangunan fisik rumah kompos, pengadaan ternak sapi/kerbau,


pembangunan kandang komunal, pembangunan bak fermentasi,
dan pengadaan peralatan dan mesin dilakukan oleh kelompok tani/
gapoktan/kelompok penerima manfaat.

5.2. Jadwal kegiatan

Jadwal kegiatan ini mempertimbangkan urutan / prioritas komponen


kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan jadwal kegiatan
dimaksudkan agar penyelesaian semua komponen kegiatan tidak
melampaui batas waktu tahun anggaran 2012.

15
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Sosialisasi kegiatan kepada petani / kelompok tani /


gapoktan dilaksanakan untuk memberikan pemahaman
terhadap tujuan kegiatan
b. Rancangan teknis sederhana UPPO dibuat oleh kelompok
tani/gapoktan dibantu Tim Teknis,
c. Penyusunan RUKK (Rencana Usulan Kegiatan Kelompok) yang
merupakan rincian setiap komponen kegiatan beserta biayanya,
disusun oleh kelompok tani/gapoktan, disetujui dan disahkan
oleh Tim Teknis dan Kepala Dinas lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota setempat.
d. Pembukaan rekening bank untuk menerima transfer dana
kegiatan harus atas nama kelompok tani/gapoktan atau
kelompok penerima manfaat.

5.3. Pendanaan

a. Biaya pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah


Pupuk Organik (UPPO) dialokasikan melalui Dana DIPA APBN
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA.2012, pada pos
anggaran belanja bantuan sosial lainnya dengan pola
bantuan sosial. Komponen pembiayaan terdiri dari 1)
pembangunan rumah kompos, 2) pembangunan bak fermentasi,
3) pengadaan alat pengolah pupuk organik, 4) pengadaan
kendaraan roda 3,

16
5) pembangunan kandang ternak, 6) pengadaan 35 ekor
sapi/kerbau. Prosedur pelaksanaan anggaran mengacu pada
Pedoman Pelaksanaan Bantuan Sosial yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal PSP.

b. Dukungan/Sinergi Dana APBD Kabupaten/Kota .


Digunakan untuk membiayai kegiatan pertemuan sosialisasi,
penyusunan rancangan teknis sederhana, pembinaan
kelompok tani/gapoktan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
serta biaya operasional pengelolaan UPPO sebelum mandiri.

c. Kontribusi Kelompok Penerima Manfaat


- Menyediakan lahan untuk UPPO
- Petani / kelompok tani / gapoktan bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan fisik UPPO, serta menjamin
keberlanjutan operasional UPPO

5.4. Pengelolaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

UPPO yang telah dibangun dan diadakan beserta segala


perlengkapan penunjangnya merupakan aset kelompok
tani/Gapoktan, oleh karena itu dalam pengelolaannya perlu
dilakukan dengan baik dan benar serta berkesinambungan agar
diperoleh output/keluaran sebagaimana tujuan yang diharapkan.

Dinas lingkup pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota ikut


bertanggung jawab dan wajib memberikan bimbingan dan
pemantauan terhadap jalannya pengoperasian UPPO yang ada
di

17
wilayahnya. Dengan demikian, jika terdapat permasalahan yang
dihadapi kelompok tani dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan
UPPO dan pemanfaatannya dapat segera diantisipasi sehingga
terhindar dari kemungkinan terhentinya aktivitas UPPO.
Kelompok penerima UPPO harus bersedia dan berusaha
memelihara dan mengoperasikan pembuatan pupuk
organik/kompos dan pemeliharaan ternak secara swadaya dan
swadana. Dalam pengelolaan UPPO, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
a. Dikelola secara baik dengan membentuk struktur organisasi
pengelola semacam manager, tenaga operator dll.
b. Biaya operasional dan pemeliharaan UPPO, termasuk bahan
bakar / perbaikan alat, dan biaya/upah operator menjadi
tanggung jawab kelompok penerima bantuan, sesudah mandiri.
c. Kompos/pupuk organik yang dihasilkan diutamakan untuk
kebutuhan anggota kelompok tani/gapoktan dalam rangka
perbaikan kesuburan lahannya.
d. Perkembangan produksi dan catatan keuangan agar dapat
dibukukan dengan baik, agar memudahkan dalam evaluasi.

Dalam pengelolaan ternak sapi/kerbau perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :
a. Ketersediaan pakan ternak baik melalui penyediaan pakan di
lahan usahatani maupun penyediaan pakan di lahan hijauan
makanan ternak
b. Ketersediaan air untuk minum ternak kebutuhannya.

18
c. Kandang komunal ternak sapi/kerbau berada dekat dengan
rumah kompos untuk memudahkan dalam pengangkutan
kotoran ternak sebagai bahan baku kompos
d. Model pengelolaan ternak sapi/kerbau oleh kelompok
didasarkan pada sistem yang berlaku di daerah setempat di
bawah bimbingan instansi yang membidangi.

19
VI. PELAPORAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk


Organik (UPPO) ini, perlu dilakukan kegiatan pembinaan / supervisi,
monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh petugas Dinas lingkup Pertanian
kabupaten/ kota, Dinas Lingkup Pertanian Propinsi dan lembaga institusi
lainnya.

Laporan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk


Organik (UPPO) disusun setelah pelaksanaan kegiatan selesai oleh
kelompok pengelola kegiatan, disampaikan kepada Dinas Lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota setempat. Selanjutnya Dinas lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota menyampaikan laporan tersebut kepada Dinas
Lingkup Pertanian Provinsi dan Pusat. Laporan ke Pusat disampaikan
kepada Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan dengan alamat :

Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan


Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian
Jl. Taman Margasatwa No.3 Ragunan, Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12550
Telp. (021) 780 5278, fax. (021) 7805552.

Format laporan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik


(UPPO) sebagaimana lampiran 4.

20
VII. PENUTUP

Dengan adanya kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik


(UPPO), maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Mengolah ulang limbah pertanian, sehingga dapat meningkatkan


pemberdayaan di masing-masing kelompok penerima manfaat
2. Merehabilitasi lahan sehingga dapat meningkatkan kesuburan lahan
pertanian,
3. Menjaga lingkungan dengan daur ulang limbah pertanian.
4. Secara bertahap dapat meningkatkan pemasyarakatan/sosialisasi
penggunaan pupuk organik secara nasional dan berkelanjutan.

21
Lampiran 1.

RENCANA ALOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN UPPO


DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PSP TA.2012

NO. PROPINSI / KABUPATEN TP HORTI BUN NAK JML

Unit Unit Unit Unit Unit


T O T AL 79 2 12 7 100

1 ACEH
1 Kab. Bireun 1 1 2
2 Kab. Aceh Tamiang 1 1
3 Kab. Nagan Raya 1 1

2 SUMATERA UTARA
4 Kab. Simalungun 1 1
5 Serdang Bedagai 1 1
6 Kab. Tapanuli Selatan 1 1
7 Kab. Deli Serdang 1 1

3 SUMATERA BARAT
8 Kab. Pesisir Selatan 1 1
9 Kab. Agam 1 1
10 Kab. Tanah Datar 1 1

4 JAMBI
11 Kota Jambi 1 1
12 Kab. Merangin 1 1

5 SUMATERA SELATAN
13 Kab. Musi Banyuasin 1 1
14 Kab. Ogan Komering Ilir 1 1
15 Kota Palembang 1 1

6 BENGKULU
16 Kab. Bengkulu Utara 1 1
17 Kab. Seluma 1 1
18 Kab. Lebong 1 1

7 LAMPUNG
19 Kab. Pesawaran 1 1
20 Kab. Lampung Tengah 1 1
21 Kab. Lampung Selatan 1 1

8 BANTEN
22 Kab. Lebak 1 1
23 Kab. Serang 1 1

9 JAWA BARAT
24 Kab. Garut 1 1 2
25 Kota Tasikmalaya 1 1
26 Kab. Tasikmalaya 1 1 2
27 Kab. Ciamis 1 1
28 Kab. Karawang 1 1
29 Kab. Bandung 1 1
30 Kab. Sumedang 1 1
31 Kab. Sukabumi 1 1
32 Kab. Bogor 1 1

10 JAWA TENGAH
33 Kab. Semarang 1 1
34 Kab. Pekalongan 1 1
35 Kab. Pemalang 1 1
36 Kab. Kudus 1 1
37 Kab. Sragen 1 1
38 Kab. Magelang 1 1
39 Kab. Tegal 1 1
40 Purbalingga 1 1
41 Wonosobo 1 1
42 Jepara 1 1
43 Kab Purworejo 1 1
44 Kab. Klaten 1 1
45 Kab. Kebumen 1
1

22
NO. PROPINSI / KABUPATEN TP HORTI BUN NAK JML

Unit Unit Unit Unit Unit


T O T AL 79 2 12 7 100

11 DIY
46 Gunung Kidul 1 1
47 Sleman 1 1
48 Bantul 1 1
49 Kulonprogo 1 1

12 JAWA TIMUR
50 Kab. Jombang 1 1
51 Kab. Banyuwangi 1 1
52 Kab. Gresik 1 1
53 Kab. Bojonegoro 1 1
54 Kab. Tuban 1 1
55 Kab. Tulungagung 1 1
56 Kab. Pamekasan 1 1
57 Kab. Probolinggo 1 1 2
58 Kab. Sampang 1 1
59 Kab. Madiun 1 1 2
60 Kab. Nganjuk 1 1
61 Kab. Ngawi 1 1

13 KALIMANTAN BARAT
62 Kab. Kubu Raya 1 1
63 Kota Pontianak 1 1

14 KALIMANTAN SELATAN
64 Kota Banjarbaru 1 1
65 Kab. Banjar 1 1
66 Kab. Tapin 1 1

15 KALIMANTAN TENGAH
67 Kab. Gunung Mas 1

16 NTB
68 Sumbawa Barat 1 1
69 Lombok Timur 1 1

17 MALUKU UTARA
70 Kab. Halmahera Timur 1 1

18 NTT
71 Kab. Alor 1 1
72 Kab. Sumba Barat Daya 1 1

19 SULAWESI SELATAN
73 Kab. Bantaeng 1 1 2
74 Kab. Pangkep 1 1
75 Kab. Bulukumba 1 1
76 Kab. Tana Toraja 1 1
77 Kab. Toraja Utara 1 1
78 Kab Barru 1 1

20 SULAWESI BARAT
79 Kab. Polewali Mandar 1 1

21 SULAWESI TENGAH
80 Kab Parigimontong 1 1
81 Kep. Banggai 1 1

22 SULAWESI TENGGARA
82 Kab. Kolaka 1 1
83 Kab. Muna 1 1
84 Kota Kendari 1 1

23 SULAWESI UTARA
85 Kab. Bolaangmongondow 1 1
86 Kab. Minahasa Selatan 1 1

24 BALI
87 Kab. Badung 1 1
88 Kab. Tabanan 1 1
89 Kab. Buleleng 1 1

25 PAPUA BARAT
90 Kab. Sorong 1 1 2
91 Kota Sorong 1 1
92 Kab. Fak -Fak 1 1

26 PAPUA
93 Kab. Waropen 1
1

23
Lampiran 2. Contoh RUKK

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)


KEGIATAN PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)

Biaya & Sumber Dana


No. Uraian Volume Biaya
Tugas Pembantuan APBD Swadaya

A. RUMAH KOMPOS ‐
1 BAHAN MATERIAL ‐
‐ Batu kali/pecah rit ‐
‐ Pasir rit ‐
‐ Batako buah ‐
‐ Semen zak ‐
‐ Besi batang ‐
‐ Lain‐lain (sebutkan) ‐

2 KONSTRUKSI ‐
Tenaga kerja 3 org x 30 hari HOK ‐

3 PENYEDIAAN ALAT DAN MESIN ‐


‐ Alat Pengolah Pupuk Organik (UPPO) unit ‐
‐Kendaraan Roda 3 unit ‐

4 KANDANG ‐
‐ Bantuan kandang paket ‐

B. PENGADAAN TERNAK SAPI


1 TERNAK SAPI ekor ‐
‐ Jantan ekor ‐
‐ Betina ekor ‐

JUMLAH 322,500,000

Mengetahui
Pejabat Pembuat Komitmen Tim Teknis Ketua Kelompok Tani

( ) ( ) ( )

24
25
Lampiran 1. Contoh RUKK

RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)


KEGIATAN PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)

Biaya & Sumber Dana


No. Uraian Volume Biaya
Tugas Pembantuan APBD Swadaya

A. RUMAH KOMPOS ‐
1 BAHAN MATERIAL ‐
‐ Batu kali/pecah rit ‐
‐ Pasir rit ‐
‐ Batako buah ‐
‐ Semen zak ‐
‐ Besi batang ‐
‐ Lain‐lain (sebutkan) ‐

2 KONSTRUKSI ‐
Tenaga kerja 3 org x 30 hari HOK ‐

3 PENYEDIAAN ALAT DAN MESIN ‐


‐ Alat Pengolah Pupuk Organik (UPPO) unit ‐
‐Kendaraan Roda 3 unit ‐

4 KANDANG ‐
‐ Bantuan kandang paket ‐

B. PENGADAAN TERNAK SAPI


1 TERNAK SAPI ekor ‐
‐ Jantan ekor ‐
‐ Betina ekor ‐

JUMLAH 322.500.000

Mengetahui
Pejabat Pembuat Komitmen Tim Teknis Ketua Kelompok Tani

( ) ( ) ( )

22
Lampiran 3. Jadwal Palang Kegiatan
JADWAL PALANG KEGIATAN PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)
TA. 2011

Bulan
No. Komponen Kegiatan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
A. Persiapan
1 Pembuatan Juklak oleh Propinsi
2 Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota
3 Koordinasi dengan Instansi terkait
4 Sosialisasi
5 Inventarisasi CPCL
6 Penetapan Lokasi
7 Pembuatan rancangan teknis
8 Musyawarah Kelompok Tani
9 Pembuatan rekening kelompok
10 Penyusunan RUKK

B. Pelaksanaan
1 Transfer dana
2 Konstruksi rumah kompos & kandang
a. Penyediaan bahan/material
b. Pelaksanaan fisik
c. Operasional dan Pemeliharaan
3 Pengadaan sarana penunjang
4 Pelatihan
5 Monitoring
6 Evaluasi
- Kabupaten/Kota
- Propinsi
- Pusat
7 Pelaporan

25
Lampiran 3. Form PSP.01
Form PSP. 01
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
T.A. 2011
Dinas : ……………………………..
Kabupaten : ……………………………..
Provinsi : ……………………………..
Subsektor : ……………………………..
Program : ……………………………..
Bulan : ……………………………..
No. SP DIPA : ……………………………..
Pagu DIPA Realisasi Terhadap Pagu DIPA Lokasi Kegiatan
No. Aspek/Kegiatan Anggaran Fisik Anggaran Fisik Nama Desa/ Keterangan
Koordinat
(Rp) (Ha/Km/Unit) (Rp) (%) (Ha/Km/Unit) (%) Kelompok Kecamatan

1 Perluasan dan Pengelolaan Lahan


1. Cetak Sawah
2. JUT
3. Japrod
4. Optimasi Lahan
5. dst …..

2 Pengelolaan Air Irigasi


1. JITUT
2. JIDES
3. Tata Air Mikro (TAM)
4. dst ……..

3 Alat dan Mesin Pertanian


1. Tractor Roda 2
2. Tractor Roda 4
3. dst ……….

4 Pupuk dan Pestisida


1. Penguatan KP3
2. Skrening Pestisida
3. dst ……….

5 Pembiayaan
1. PUAP
2. dst …..

JUMLAH

Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via
Fax : 021-7816086 atau E-mail : monevpsp@gmail.com

………………………., …………………………...…… 2011


Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

24
Lampiran 3 (lanjutan) Form PSP.02
Form PSP.02
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2011
Dinas : ……………………………..
Propinsi : ……………………………..
Subsektor : ……………………………..
Program : ……………………………..
Bulan : ……………………………..

Pagu DIPA Realisasi Terhadap Pagu DIPA


No. Dinas Kabupaten/Kota*) Aspek/Kegiatan Anggaran Fisik Anggaran Fisik Keterangan
(Rp) (Ha/Km/Unit) (Rp) (%) (Ha/Km/Unit) (%)

1 Dinas…………………………....*) A. Perluasan dan Pengelolaan Lahan


Kab/Kota ………………………… 1. Cetak Sawah
No. SP DIPA : ………..………… 2. JUT
3. Japrod
4. Optimasi Lahan
5. dst …..

B. Pengelolaan Air Irigasi


1. JITUT
2. JIDES
3. Tata Air Mikro (TAM)
4. dst ……..

C. Alat dan Mesin Pertanian


1. Tractor Roda 2
2. Tractor Roda 4
3. dst ……….

D. Pupuk dan Pestisida


1. Penguatan KP3
2. Skrening Pestisida
3. dst ……….

E. Pembiayaan
1. PUAP
2. dst …..

2 Dinas…………………………..*)
Kab/Kota ……………………….
No. SP DIPA : ……...…………
1. Cetak Sawah
2. JUT
3. Optimasi Lahan
JUMLAH 4. JITUT
5. Tractor Roda 2
6. dst ……..

1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau
E-mail : monevpsp@gmail.com
*) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP. ………………………., ……………………...………………. 2011
Penanggung jawab kegiatan Propinsi

25
Lampiran 3 (lanjutan) Form PSP.03

LAPORAN MANFAAT Form PSP.03


KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
TA. 2006/2007/2008/2009/2010*)

Dinas : ………………………………
Kabupaten : ………………………………
Provinsi : ………………………………
Subsektor : ………………………………
NO SP DIPA : ………………………………

NO KEGIATAN Target Fisik DIPA Realisasi Fisik MANFAAT

1 Perluasan dan Pengelolaan Lahan


1. Cetak Sawah
2. JUT
3. Japrod
4. Optimasi Lahan
5. dst …..

2 Pengelolaan Air Irigasi


1. JITUT
2. JIDES
3. Tata Air Mikro (TAM)
4. dst ……..

3 Alat dan Mesin Pertanian


1. Tractor Roda 2
2. Tractor Roda 4
3. dst ……….

4 Pupuk dan Pestisida


1. Penguatan KP3
2. Skrening Pestisida
3. dst ……….

5 Pembiayaan
1. PUAP
2. dst …..

26
Lampiran 3 (lanjutan) Form PSP.04
Form PSP.04
REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
TA. 2006/2007/2008/2009/2010*)

Dinas : …………………………………….
Provinsi : …………………………………….
Subsektor : …………………………………….

NO DINAS KAB/KOTA ASPEK/KEGIATAN Target Fisik DIPA Realisasi Fisik MANFAAT

1 Dinas………….**) A. Perluasan dan Pengelolaan Lahan


Kab/Kota ……. 1. Cetak Sawah
No SP DIPA : ……. 2. JUT
3. Japrod
4. Optimasi Lahan
5. dst …..

B. Pengelolaan Air Irigasi


1. JITUT
2. JIDES
3. Tata Air Mikro (TAM)
4. dst ……..

C. Alat dan Mesin Pertanian


1. Tractor Roda 2
2. Tractor Roda 4
3. dst ……….

D. Pupuk dan Pestisida


1. Penguatan KP3
2. Skrening Pestisida
3. dst ……….

E. Pembiayaan
1. PUAP
2. dst …..

2 Dinas………….**)
Kab/Kota ……. No
SP DIPA : …..

Catatan :
1. Laporan dikirim ke Ditjen PSP pada akhir Tahun Anggaran
2. Laporan ke Ditjen PSP cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : monevpsp@gmail.com
3. Manfaat harus terukur, contoh :
a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha,
sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton
b. Rehab JUT/JAPROD
Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton
sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000;
c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha
Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat
kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton
4. *) Coret yang tidak perlu
**) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PSP.

………………. ………………….…………. 2011


Penanggungjawab Kegiatan Propinsi

27
Lampiran 4 : Outline Laporan Akhir

CONTOH OUTLINE LAPORAN AKHIR KEGIATAN


PENGEMBANGAN UPPO TA. 2011

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran lokasi
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
III. LOKASI KEGIATAN
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Tahapan kegiatan
4.2. Realisasi fisik dan keuangan
V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
5.1. Permasalahan yang dihadapi
5.2. Pemecahan masalah VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
VII. PENUTUP
LAMPIRAN
1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan 0% - 50% - 100%
2. Desain sederhana dan RUKK

26
Lampiran 5 : Skoring Pembobotan Kegiatan Pengembangan
Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

A. PERSIAPAN 20 %

1. Pembuatan SK Tim Teknis 2%


2. Penetapan CPCL 3%
3. Rancangan teknis 4%
4. Penyusunan RUKK 4%
5. Perjanjian kerjasama 4%
6. Transfer dana 3%

B. KONSTRUKSI 80 %

1. Pembangunan rumah kompos


& kandang ternak 30 %
2. Penyediaan sarana penunjang 30 %
(APPO, kend roda 3)
3. Pelatihan 20 %

27
Lampiran 6. Contoh rancangan rumah kompos

29
Lampiran 6. Contoh rancangan rumah kompos (lanjutan)

29
RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)
KEGIATAN PENGEMBANGAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)

Biaya & Sumber Dana


No. Uraian Volume Biaya
Tugas Pembantuan APBD Swadaya

A. RUMAH KOMPOS ‐
1 BAHAN MATERIAL ‐
‐ Batu kali/pecah rit ‐
‐ Pasir rit ‐
‐ Batako buah ‐
‐ Semen zak ‐
‐ Besi batang ‐
‐ Lain‐lain (sebutkan) ‐

2 KONSTRUKSI ‐
Tenaga kerja 3 org x 30 hari HOK ‐

3 PENYEDIAAN ALAT DAN MESIN ‐


‐ Alat Pengolah Pupuk Organik (UPPO) unit ‐
‐Kendaraan Roda 3 unit ‐

4 KANDANG ‐
‐ Bantuan kandang paket ‐

B. PENGADAAN TERNAK SAPI


1 TERNAK SAPI ekor ‐
‐ Jantan ekor ‐
‐ Betina ekor ‐

JUMLAH 322.500.000

Mengetahui
Pejabat Pembuat Komitmen Tim Teknis Ketua Kelompok Tani

( ) ( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai