EKOLOGI PERTANIAN
Oleh :
Kelompok M2
Asisten:
Erik Wayuni
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019
LEMBAR DATA ANGGOTA PRAKTIKUM EKOLOGI
PERTANIAN
Kelompok : M2
Asisten : Erik Wahyuni
Kelompok : M2
Kelas : M
Disetujui oleh :
Asisten Penguji :
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan laporan besar dengan judul Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Tanaman Kedelai (Glycine
Max). Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi
Pertanian.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak yang tentunya bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam membantu penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER LUAR
COVER DALAM
LEMBAR DATA ANGGOTA………………………………………………….... Iii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….... Iv
LEMBAR KRITIK DAN SARAN……………………………………………...... V
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..... vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….... vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….... viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..... ix
1. PENDAHULUAN……………………………………………………………....
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Tujuan………………………………………………………………………
1.3 Manfaat…………………………………………………………………….
2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………...
DAFTAR TABEL
Indeks nilai penting adalah jumlah nilai kerapatan relative jenis (RDi), frekuensi
relative jenis (RFi) dan penutupan relative jenis (RCi).
INP = RDi + RFi + RCi
Indeks Nilai Penting memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh
atau peranan suatu jenis tumbuhan dalam komunitas. Indeks Nilai Penting juga
merupakan kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan suatu jenis
vegetasi dalam ekosistemnya (Parmadi et.al, 2016). Beragamnya Indeks Nilai
Penting juga menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuh seperti
kelembaban, suhu dan tidak mampu atau kalah berkompetisi,
2.6.2 Prinsip Ekologi
Menurut Zoer’aini (2003) prinsip-prinsip ekosistem sebagai berikut :
a. Suatu ekosistem diatue dan dikendalikan secara alamiah
b. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan
berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali,
dengan akibat menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis
lingkungan yang tidak lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan
organisme
c. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling
mempengaruhi dan bersifat timbal balik
d. Interaksi terjadi antara
(a) Komponen-komponen biotik dengan komponen-komponen abiotik
(b) Sesama komponen biotik
(c) Sesama komponen-komponen abiotik
e. Interaksi senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk
mnecapai suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan
terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupan
f. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan
secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan
terhadap ekosistem keseluruhannya (biosfer)
g. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat,
waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan diantara
ekosistem itu sendiri sebagai cerminan sifat-sifat yang khas
h. Antara satu dengan lainnya, masing-msing ekosistem juga melibatkan diri untuk
memilih interaksinya pula secara tertentu.
3. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan fieldtrip dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Oktober 2019 pukul
06.00 – 14.00 WIB di kawasan UB Forest lereng Gunung Arjuno di Dusun
Sumbersari Desa Tawang Agro, Karangploso, Kabupaten Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Aspek Budidaya Pertanian
Pengambilan data pada aspek budidaya pertanian diperlukan beberapa
alat dan bahan yaitu, thermohigrometer, luxmeter, form pengamatan, plastik
ukuran 1 kg, spidol permanen, kamera, alat tulis, dan papan dada.
3.2.2 Aspek Tanah
Pengambilan data pada aspek tanah diperlukan beberapa alat dan bahan
yaitu, munsel soil color chart, thermometer tanah, 2 buah frame ukuran 50x50 cm,
busur modifikasi, minimal 8 buah pasak kayu runcing ukuran 30 cm, minimal 3
buah cetok dan cangkil, meteran jahit, penggaris besi, plastik ukuran 1 kg, kapas,
alkohol 70%, form pengamatan, kamera, alat tulis, papan dada
3.2.3 Aspek Hama dan Penyakit Tanaman
Pada aspek hama dan penyakit tumbuhan alat dan bahan yang
diperlukan yaitu, sweepnet, lighttrap, kertas yellowtrap, detergen, 1 buah botol air
mineral ukuran 600 ml, 5 buah gelas air mineral, plastik ukuran 1 kg, kapas, alkohol
70%, form pengamatan, spidol permanen, kamera, alat tulis,dan papan dada
3.3 Metode Pelaksanaan
3.3.1 Analisis Vegetasi
Metode pelaksanaan pada analisis vegetasi yaitu, pertama siapkan alat
dan bahan yang diperlukan. Lalu, catat semua jenis vegetasi yang ada diplot
berukuran 20 m x 5 m yang telah terpasang. Membedakan antara vegetasi utama
dan tanaman yang termasuk gulma. Apabila tanaman tidak bisa diidentifikasi,
maka tanaman tersebut dimasukkan kedalam plastik, lalu diidentifikasi dikampus
pada lain hari. Selanjutnya, menghitung semua jumlah vegetasi utama yang ada
serta tanaman yang termasuk gulma. Tulis data yang sudah didapat dalam form
pengamatan serta dokumentasi.
3.3.2 Pengamatan Intensitas Radiasi Matahari
Metode pelaksanaan pada pengamatan intensitas radiasi matahari yaitu,
menyalakan luxmeter dengan cara menekan tombol “power”. Jika luxmeter belum
pada skala lux ubah dengan cara menekan tombol “lux” sampai berubah menjadi
satuan lux. Selanjutnya buka tutup sensor lalu atur skala lux meter pada skala
yang akan digunakan yaitu 10 lux dengan cara menekan tombol “range” sampai
menemukan skala 10 lux. Meletakkan luxmeter pada tempat yang sudah
ditentukan (tidak ternaung) untuk tempat pengamatan. Mengarahkan keatas dan
tunggu hingga angka pada layar panel menunjukan angka yang stabil. Jika angka
pada layar panel tidak juga menunjukan angka yang stabil tekan tombol “hold”
pada luxmeter untuk menstabilkan angka dan menghasilkan hasil akhir. Setelah
menemukan hasil akhir, mencatat data dalam form pengamatan dan
mendokumentasikan data.
3.3.3 Pengamatan Kelembaban dan Suhu Udara
Pengamatan kelembaban dan suhu udara menggunakan alat bernama
thermohigrometer. Pengamatan dimulai dengan menghidupkan alat ini dan
dipasang baterainya, lalu mengatur waktu pengamatan. Higrometer yang sudah
diatur di letakkan pada tempat yang akan diukur kelembabannya dan ditunggu
sampai muncul skalanya. Skala (C°) menunjukkan suhu udara, sedangkan (%)
menunjukkan kelembaban udara. Suhu udara yang digunakan yaitu suhu out.
3.3.4 Pengamatan Suhu Tanah
Pengamatan suhu tanah dilakukan dengan menggunkan thermometer.
Thermometer yang digunakan sebanyak 4 buah. Sebelum mengamati suhu tanah,
dibuat lubang dengan kedalaman 5, 10, 20, dan 30 cm. Lubang yang telah siap
dapat ditancapi termometer sesuai kedalaman dan ditunggu sampai 5 menit.
Termometer yang telah didiamkan selama 5 menit diambil dan kemudian diamati
suhunya. Pengamatan dilakukan serentak pada waktu yang sama.
3.3.5 Pengamatan Warna Tanah
Pengamatan warna tanah dilakukan dengan menggunakan buku Munsel
Soil Color Chart. Metode pelaksanaan pada pengamatan warna tanah yaitu,
tentukan lokasi pengukuran. Kemudian membuat lubang sedalam 20 cm. Setelah
itu ambil bongkahan dari tanah yang dibuat. Selanjutnya amati tanah dan
mencocokkan warna dengan menggunakan buku Munsel Soil Color Chart.
Terakhir, mencatat data pada form pengamatan dan dokumentasikan data.
3.3.6 Pengukuran Ketebalan Seresah
Metode pelaksanaan pada pengukuran seresah yaitu, siapkan frame 50
x 50 cm dan tancapkan pada 10 titik yang sudah ditentukan. Kemudian ukur
seresah menggunakan penggaris dengan menekan secara perlahan. Lakukan hal
yang sama pada 10 titik yang telah ditentukan. Setelah itu, pisahkan seresah
nekromas dan biomass untuk ditimbang. Kemudian, catat data pada form
pengamatan dan mendokumentasikan data.
3.3.7 Pengukuran Berat Nekromassa dan Biomassa
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua alat
dan bahan yang dibutuhkan, setelah semua alat bahan tersedia langkah
selanjutnya adalah menyusun dua buah frame ukuran 50 x 50 secara diagonal.
Kemudian melakukan pengamatan pada 5 titik yang diulang 2 kali sehingga
terdapat 10 data pengamatan. Selanjutnya melakukan pengamatan tersebut
menggunakan penggaris dengan cara mengukur ketebalan seresah pada
permukaan tanah. Langkah selanjutnya adalah memilah seresah antara seresah
nekromass (kering) dan biomass (basah) . Langkah terakhir yang dilakukan adalah
menimbang semua seresah baik seresah nekromass maupun biomass yang telah
dipilah tadi.
3.3.8 Pengamatan Biota Tanah
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua alat
dan bahan yang dibutuhkan, setelah alat dan bahan tersedia langkah selanjutnya
adalah meletakan frame berukuran 50x50 cm diatas tanah. Kemudian mengambil
tanah hingga kedalaman 20 cm dengan ukuran sesuai frame dan melakukan
pengamatan melalui metode hand sorting. Langkah terakhir yang dilakukan adalah
mengIdentifikasi jenis biota tanah, jumlah dan peranan pada agroekosistem
tanaman semusim dan tahunan.
3.3.9 Pengamatan Luas Bidang Dasar (LBD)