Disusun Oleh:
Oldisya 195040201111204
Kelas F
Program Studi Agroekoteknologi
Komoditas Padi
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2020
vii
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui oleh:
Asisten Kelas
vii
RINGKASAN
Mengetahui Pengaruh Sistem Tanam Pada Tanaman Padi (Oryza Sativa L). Di
bawah bimbingan Clara Dewanti Regina. (185040207111100) sebagai asisten
kelas.
vii
ii
SUMMARY
Knowing The Influence Of Rice Planting System (Oryza Sativa L). Under the
guidance of Clara Dewanti Regina. (185040207111100) as a class assistant.
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpa hka n
hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun laporan akhir praktikum Teknologi
Produksi Tanaman Padi yang bertujuan untuk mengetahui apa saja pengaruh dari
Sistem Tanam Pada Tanaman Padi. Salawat dan salam kepada Rasululla h
Muhammad SAW.
Laporan ini ditulis sebagai bentuk akhir dari kegiatan Praktikum Teknologi
Produksi Tanaman Semerter III Program Studi Agriekoteknologi Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kak Clara Dewanti Regina
selaku Asisten Pembimbing Praktikum, Penulis menyadari banyak kesalahan dalam
penulisan laporan ini dan mengharapkan kritik dan saran untuk laporan selanjutnya
agar lebih baik.
Oldisya
iii
iv
DAFTAR ISI
iv
v
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Presentase Tumbuh………………………………………………………...10
2. Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi..……………………………………..11
2. Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Daun……………………………….13
3. Intensitas Penyakit Pada Tanaman Padi…………………………………...15
v
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Deskripsi Varietas………………………………………………………..22
2. Denah Lahan……………………………………………………………..24
3. Data Pengamatan………………………………………………………...25
4. Logbook Pengamatan……………………………………………………30
5. Dokumentasi Hasil dan Pengamatan…………………………………….42
vii
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok utama bagi rakyat
Indonesia. Menanam padi sawah sudah menjadi kebiasaan bagi petani di
Indonesia.Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.Namun, saat ini
hampir seluruh daerah di Indonesia juga menanam padi di sawah.Sistem
penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah bersamaan
dengan persemaian.Biasanya yang sering di gunakan oleh para petani sistem
konvensional, dan dalam dunia pertanian sistem tanam komoditas padi yang biasa
dikenal ada beberapa macam yaitu Konvensional, SRI, Jajar Legowo.
Tanaman padi dapat bertahan hidup dengan kondisi air yang tergenang,
tetapi tidak tumbuh dengan subur dibawah kondisi hypoxia (kekurangan
oksigen).Penggunaan varietas unggul padi sawah berumur genjah juga sangat
penting kaitannya dengan efisiensi air.Semakin genjah umur padi semakin sedikit
penggunaan air dibandingkan dengan padi berumur panjang.Kebiasaan petani
menanam padi dengan sistem tegel, jarak tanam yang rapat dan tidak beraturan
sehingga berpengaruh terhadap jumlah anakan perumpun dan produksi gabah per
hektar.Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena
berhubungan dengan persaingan sistem perakaran tanaman dalam konteks
pemanfaatan pupuk. Untuk memecahkan masalah tersebut, perlu adanya perbaikan
teknologi dalam budidaya padi sawah di tingkat petani untuk meningkatka n
produktivitas padi yang efisien dalam penggunaan air antara lain dengan sistem
pengelolaan air, pemakaian benih unggul spesifik lokasi dan sistem pengaturan
jarak tanam.
Oleh karena itu, untuk mengetahui sistem tanam yang dapat menghasilka n
produktivitas paling tinggi, praktikum budidaya tanaman padi dengan berbagai
perlakuan sistem tanam perlu dilaksanakan. Dalam praktikum ini, menggunaka n
teknologi budidaya yaitu pemakaian benih unggul spesifik yaitu benih padi varietas
F1 dan penerapan sistem jarak tanam yang sesuai dengan kondisi tempat bibit padi
dibudidayakan. Agar populasi padi dapat tumbuh secara optimal baik dari segi
perawatan pemberian pupuk yang optimum, dan pemerataan pencayahaan tanaman
padi.
2
1.2 Tujuan
Laporan praktikum ini bertujuan untuk mengambil pengaruh dari jumlah bibit
terhadap pertumbuhan tanaman padi.
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang menjadi
makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung nutris i
yang diperlukan tubuh. Menurut Pratiwi (2016), kandungan karbohidrat padi giling
sebesar 78,9 %, protein 6,8 %, lemak 0,7 % dan lain-lain 0,6 %. Di antara tanaman
padi yang termasuk spesies Oryza sativa L. terdapat ribuan varietas padi yang satu
sama lain mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga dari segi bentuk tanaman
(morfologi) tidak ada varietas padi yang mempunyai bentuk yang sama. Perbedaan
yang tampak antar varietas padi disebabkan oleh perbedaan sifat varietas. Namun
demikian, di antara ribuan varietas terdapat beberapa sifat yang sama. Menurut Rais
(2002), berdasarkan sifat-sifat yang sama tersebut tanaman padi dikelompokkan
menjadi: 1. Golongan Indica, umumnya terdapat di negaranegara yang terletak di
lingkungan tropis. 2. Golongan Javanica, umumnya ditanam di Jawa, Bali, dan
Lombok. 3. Golongan Yaponica/Sub-Yaponica, umumnya terdapat di negara-
negara di luar daerah tropis. Klasifikasi tanaman padi (Oryza Sativa L.) berdasarkan
daftar klasifikasi USDA (2013), padi dalam sistematika tanaman diklasifikas ika n
kedalam Kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledoneae dan
Ordo Poales. Tanaman padi ini termasuk famili Graminae dengan genus Oryza
Linn dan spesies Oryza sativa L.
vegetatif sedangkan gabah, bunga, dan malai merupakan organ generatif tanaman
padi.
2.2 Syarat tumbuh tanaman padi
Padi merupakan tanaman yang tumbuh dengan baik pada dataearn rendah
dengan ketinggian 0-1500 mdpl. Tanaman ini memerlukan suhu sekitar 23ºC untuk
tumbuh secara maksimal. Curah hujan 200 mm per bulan cocok untuk
membudidayakan tanaman padi. Padi cocok ditanam pada sawah yang memilik i pH
4-7 (Setiawan, 2018). Padi membutuhkan banyak air untuk tumbuh sehingga padi
banyak ditanam di lahan sawah yang tergenang air sehingga air merupakan
kebutuhan penting pada budidaya padi. Pada sawah irigasi air selalu tersedia untuk
pertumbuhan tanaman, namun pada sawah lain seperti sawah tadah hujan air tidak
selalu tersedia. Maka dari itu sawah tadah hujan memiliki kemampuan menahan air
hujan dan aliran air sehingga dapat memenuhi kebutuhan air tanaman (Sinaga et al.,
2014).
Meskipun demikian, padi juga dapat dibudidayakan pada lahan kering seperti
padi gogo. Budidaya padi gogo menggunakan varietas unggul yang dapat
menyesuaikan diri dengan iklim serta keadaan tanah pada lahan budidaya (Nurbaeti
et al., 2009). Selain digunakan pada padi gogo, varietas unggul juga digunakan pada
budidaya dengan sistem lain. Varietas unggul tidak hanya berguna untuk bertahan
pada daerah ekstrim, tetapi varietas unggul juga menghasilkan tanaman yang
memiliki rasa lebih enak, tahan terhadap serangan hama penyakit, dan sebagainya.
Menurut Anggraini et al. (2013), 4ystem tanam yang digunakan dalam kegiatan
budidaya perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi populasi serta kondisi
tanaman. Selain itu, umur bibit harus diperhatikan pada saat pemindahan bibit untuk
menntisipsi kerusakan pada akar bibit. Sistem tanam yang sering digunakan adalah
4ystem tanam konvensional dan jajar legowo. Namun saat ini banyak
dikembangkan 4ystem tanam SRI yang lebih ramah lingkungan.
inter spesies) untuk mendapatkan air, unsur hara, CO2, O2, cahaya, dan ruang untuk
tumbuh, sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal, mudah terserang hama
penyakit, dan mengurangi hasil gabah (Abdullah 2004). Menurut Gandana (2011)
rekomendasi yang umum untuk penggunaan jumlah bibit padi sawah adalah 1-3
batang per titik tanam. Pada teknologi SRI (The System of Rice Intensificatio n)
jumlah bibit yang diterapkan adalah 1 batang per titik tanam, karena dapat
menghindari kompetisi inter spesies dan dapat mengurangi biaya produksi karena
jumlah benih yang digunakan lebih sedikit (Kasim 2004).
6
𝜺(nxv)
IP = ---------------------- x 100 (%)
ZxN
Keterangan:
IP = Intensitas penyakit
n = Jumlah daun dari tiap katagori serangan
v = Nilai skala tiap katagori serangan
Z = Nilai skala dari katagori serangan tertinggi
N = Jumlah daun yang diamati
Hasil pengamatan dapat dicatat dan didokumentasikan, kemudian melakukan
identifikasi skala serangan pada tanaman padi. Skala yang digunakan adalah 0-4
dengan kriteria sebagai berikut:
0 = Tidak ada daun yang terserang
1 = Luas daun yang terserang 1-25%
2 = Luas daun yang terserang 26-50%
3 = Luas daun yang terserang 51-75%
4= Luas daun yang terserang 76-100%
10
Presentase Tumbuh
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Polybag 1 Polybag 2 Polybag 3
1 mst 2 Mst
30
25
20
15
10
0
1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
Dari data yang telah dilampirkan, tidak terdapat adanya intensitas serangan
penyakit tanaman padi. Dilihat dari polybag 1 untuk 1-6 MST intensitas penyakit
tidak terdapat jumlah serangan yaitu 0, polybag 2 dari 1-6 MST jumlah serangan 0,
polybag 3 dari 1-6 MST jumlah 0, sehingga mendapat persentase 0%.
Intensitas Penyakit
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 6 mst
faktornya dalah pertumbuhan tinggi tanaman, cahaya, nutrisi, dan air yang akan
mempercepat proses fotosintesis dari tanaman padi.
Hasil dari pengamatan jumlah daun pada polybag 1 menghasilkan jumlah
daun terbanyak, sedangkan pada polybag 2 menghasilkan jumlah daun paling
sedikit, dikarenakan pada polybag 2 mengalami kematian pada saat sehari setelah
pemberian pupuk NPK, dan otomatis terjadi persaingan pertumbuhan antar tiap
tanaman ha linin dipengaruhi beberapa faktor yaitu dikarenakan adanya perbedaan
masing- masing perlakuan cahaya, nutrisi air, dan jumlah bibit per polybag.
Pemupukan yang baik haruslah memperhatikann dosis serta waktu yang
tepat baik dari segi kesiapan tanaman dalam menyerap unsur hara atau tergantung
pada bobot kebutuhan tanaman. Penyediaan unsur hara yang tidak sesuai akan
membuat tanaman mengalami kelebihan unsur hara dan resiko kehilangan unsur
hara yang ada akan lebih besar. Menurut Myer (2007) harus ada sinkronisasi atau
kesesuaian antara waktu ketersediaan unsur hara dan kebutuhan tanaman akan hara.
Namun dalam pemberian pupuk per tanaman yang dilakukan sebanyak 5
gram/tanaman dalam 1 polybag yang berisikan 3-5 tanaman itulah yang
mengakibatkan kehilangan unsur hara yang berlebih bahkan bisa berakibat
kematian pada tanaman.
Sedangkan pada polybag 3 jumlah daun yang dihasilkan cukup banyak
namun tidak sebanyak jumlah daun pada polybag 1, karena ada 3 bibit dala m
polybag 2 yang mempengaruhi perkembangan dari tanamann padi. Hal ini
membuktikan bahwa telah terjadi kompetisi antar tanaman dalam satu polybag yang
memperebutkan unsur hara, cahaya, dan air. Kusuma (2015) mengatakan bahwa
jumlah gabah per tanaman akan menurun seiring dengan meningkatnya populasi
dalam rumpun. Oleh sebab perlakuan jumlah bibit dalam 1 rumpun akan
mengakibatkan terhambatnya pertumuhan bahkah kegagalan dalam pertumbuha n
tanaman padi.
Tidak terdapat keragaman arthopoda dalam penanaman tanaman padi yang
telah dilakukan, karena 6 dari 9 tanaman padi mati, sedangkan 3 lainnya tumbuh
dengan baik, dan tidak terdapat penyakit maupun hama atau serangga yang
menyerang tanaman padi yang telah ditanam. Hal ini disebabkan oleh lingkunga n
sekitar yang tidak mendukung adanya perkembangan dari hama pada tanaman padi.
18
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat dari parameter presentase
tumbuh, jumlah daun, tinggi tanaman, keragaman arthopoda dan intensitas penyakit
diketahui tanaman pada polybag 1 lebih baik dari pada yang lainnya karena pada
polybag 1 jumlah bibit yang lebih mencenderungkan tinggi tanaman yaitu 30,5 cm
pada tanaman polybag 1. Penambahan pupuk dengan dosis yang seimbang akan
mengisi kebutuhan syarat tumbuh pada tanaman padi dengan menaikkan
konsentrasi hara yang mengakibatkan peningkatan pertumbuhan hasil. Keragaman
arhopoda tidak terdapat pada pertumbuhan tanaman padi, dikarenakan faktor
lingkungan yang tidak mendukung adanya perkembangan dari hama maupun
musuh alami yang dapat menghambat ataupun mematikan pertumbuhan tanaman
padi. faktor lingkungan yang tidak mendukung adanya perkembangan dari populasi
pathogen pada intensitas serangan penyakit mempengaruhi faktor dari jenis varietas
yang dugunakan, ketersediaan unsur hara yang memenuhi kebutuhan tanaman, dan
penggunaan dosis pupuk yang seimbang dengan mengisi unsur hara yang kurang
agar dapat melengkapi syarat tumbuh dari tanaman padi.
5.2 Saran
Jumlah bibit per polybag tanaman padi memiliki pengaruh pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman padi. Cara penanaman yang salah juga dapat
mempengaruhi hasil dari tanaman padi. Perawatan pula menjadi faktor penentu
terhadap hasil sehingga perlu melakukan perawatan intensif. Adapun metode yang
harus diaplikasikan agar produksi tanaman padi dapat berkembang menjadi lebih
baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
IR64
Nomor seleksi : IR18348-36-3-3
Asal persilangan : IR5657/IR2061
Golongan : Cere
Umur tanaman : 110 - 120 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 115 – 126 cm
Anakan produktif : 20 - 35 batang
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Ramping, panjang
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Tahan
Kerebahan : Tahan
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 23%
Indeks Glikemik : 70
Bobot 1000 butir : 24,1 g
Rata-rata hasil : 5,0 t/ha
Potensi hasil : 6,0 t/ha
Ketahanan terhadap
Hama Penyakit :
23
1 MST
1
𝑥 100% = 100%
1
3
𝑥 100% = 100%
3
2
𝑥 100% = 40%
5
2 MST
1
𝑥 100% = 100%
1
1
𝑥 100% = 33%
3
2
𝑥 100% = 40%
5
13 𝑐𝑚 +9,25 𝑐𝑚 + 8,8 𝑐𝑚
2 MST = 𝑥 100% = 10%
3
15 𝑐𝑚+0+6,2 𝑐𝑚
3 MST = 𝑥 100% = 7%
3
18 𝑐𝑚+0+8,1 𝑐𝑚
4 MST = 𝑥 100% = 8,7%
3
30 𝑐𝑚+0+12,5 𝑐𝑚
5 MST = 𝑥 100% = 13%
3
1. 2 MST
2/1 x 100% = 2% (polybag 1)
1/3 x 100% = 33% (polybag 2)
1/5 x 100% = 20% (polybag 3)
2. 3 MST
2/1 x 100% = 2% (polybag 1)
0/3 x 100% = 0% (polybag 2)
1/5 x 100% = 20% (polybag 3)
3. 4 MST
3/1 x 100% = 3% (polybag 1)
0/3 x 100% = 0% (polybag 2)
3/5 x 100% = 60% (polybag 3)
4. 5 MST
4/1 x 100% = 4% (polybag 1)
0/3 x 100% = 0% (polybag 2)
4/5 x 100% = 80% (polybag 3)
27
5. 6 MST
4/1 x 100% = 4 % (polybag 1)
0/3 x 100% = 0% (polybag 2)
3/5 x 100% = 60% (polybag3)
Polybag 2
TS Skor Hari Pengaamatan ke- (MST)
1 2 3 4 5 6
0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
IP (%) 0% 0% 0% 0% 0% 0%
TS Skor Hari Pengaamatan ke- (MST)
1 2 3 4 5 6
0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
2 2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
IP (%) 0% 0% 0% 0% 0% 0%
TS Skor Hari Pengaamatan ke- (MST)
1 2 3 4 5 6
0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
IP (%) 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Polybag 3
TS Skor Hari Pengaamatan ke- (MST)
1 2 3 4 5 6
28
0 1 1 1 3 4 3
1 0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
IP (%) 0% 0% 0% 0% 0% 0%
2 MST
∑( 2× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
1. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×2 8
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
2. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
3. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
4. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 2× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
5. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×2 8
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
6. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 2× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
7. IP = × 100% = 8 × 100% = 0%
4×2
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
8. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
9. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
3 MST
∑( 3× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
1. IP = × 100% = 12 × 100% = 0%
4×3
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
2. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑ 0+( 0×1) + ( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
3. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
4. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 2× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
5. IP = 4×2
× 100% = 8 × 100% = 0%
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
6. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 2× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
7. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×2 8
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
8. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
9. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×2
4 MST
∑( 3× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
1. IP = × 100% = 12 × 100% = 0%
4×3
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
2. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4x0
30
5 MST
∑( 4× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
1. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×4 16
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
2. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
3. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
4. IP = 4×0
× 100% = 0 × 100% = 0%
∑( 4× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
5. IP = × 100% = 16 × 100% = 0%
4×4
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
6. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 5× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
7. IP = × 100% = 20 × 100% = 0%
4×5
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
8. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
9. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
6 MST
∑( 4× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
1. IP = 4×4
× 100% = 16 × 100% = 0%
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
2. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
3. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
4. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
∑( 3× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
5. IP = × 100% = 12 × 100% = 0%
4×3
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
6. IP = 4×0
× 100% = 0 × 100% = 0%
∑( 4× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
7. IP = × 100% = 16 × 100% = 0%
4×4
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
8. IP = × 100% = × 100% = 0%
4×0 0
∑( 0× 0) +( 0×1) +( 0×2) + ( 0×3) +(0×4) 0
9. IP = × 100% = 0 × 100% = 0%
4×0
31
19 Senin, 02 a) Polybag 1
November (1
2020 Tanaman,
tinggi 13
cm)
b) Polybag 2
(3
Tanaman,
(10 cm, 9
cm, 9,5
cm)
Polybag 3 (5
Tanaman. 9,7 cm –
9 cm – 10 cm)
20 Rabu, 04 a) Polybag 1 :
November 13 cm)
2020 b) Polybag 2 :
9,5 cm, 9
cm
c) Polybag 3 : mati
1 tanaman, 14 cm, a)
7 cm, 15 cm, 7.5
cm.
37
b)
c)
21 Sabtu, 07 a) Polybag 1 :
November 14 cm
2020 b) Polybag 2 :
Mati
Polybag 3 : Hidup 3
Tanaman. 15,5 cm -
14,3 cm dan 8 cm. a)
38
b)
c)
22 Senin, 09 a) Polybag 1 :
November 15 cm
2020 b) Polybag 2 :
Mati (tidak
ada data)
Polybag 3 : Hidup 3
(9 cm, 16,5 cm dan a)
14 cm). b) –
c)
39
23 Kamis, 11 a) Polybag 1 :
November 15,5 cm (1
2020 daun)
b) Polybag 2 :
-
c) Polybag 3 :
hidup 2/5 a)
tanaman
(tanaman 1
: 17 cm , 1
daun
anakan),
(tanaman 2
= 13 cm, 1 b).
daun
anakan)
c).
24 Minggu, 15 a) Polybag 1 :
November 15,5 cm
2020 dengan 1
daun
anakan
b) Polybag 2 :
-
Polybag 3 : hidup
2/5 tanaman (
tanaman 1 = 16,5
cm dengan 1
anakan daun),
(tanaman 2 = 14,5
cm dengan 1 .
anakan daun)
40
25 Selasa, 17 a) Polybag 1 :
November 17,5 cm
2020 dengan 2
anakan
daun
b) Polybag 2 :
- a).
Polybag 3 : terdapat
2/5 tanaman hidup
(tanaman 1 = 17,5
dengan 1 anakan
daun), (tanaman 2 =
14 cm dengan 1
anakan daun) b).
c).
26 Minggu, 22 a) Polybag 1 :
November 18 cm
2020 dengan 2
anakan
daun
b) Polybag 2 :
-
Polybag 3 : terdapat
2/5 tanaman masih
hidup (tanaman 1 =
20 cm dengan 3
41
anakan daun),
(tanaman 2 = 20 cm
dengan 2 anakan
daun)
27 Kamis, 03 a) Polybag 1 :
Desember 30 cm
2020 dengan
jumlah 3
daun
anakan
b) Polybag 2 :
(Mati)
akibat
setelah a)
pemberian
pupuk
NPK
Polybag 3 : terdapat
2/5 tanaman yang
masih hidup.
(Tanaman 1) b)
memiliki tinggi 28
cm dengan jumlah
3 daun anakan,
(Tanaman 2)
memiliki tinggi 26
cm dengan jumlah
4 daun anakan
c)
42
28 Sabtu, 10 a) Polybag 1 :
Desember 30,5 cm
2020 dengan
jumlah 3
anakan
daun
b) Polybag 2 : a)
(mati)
setelah
pemberian
pupuk
NPK
Polybag 3 : terdapat
2/5 tanaman yang b)
masih hidup.
(Tanaman 1)
memiliki tinggi
30,5 cm dengan
jumlah 2 daun
anakan, mati 1 daun
anakan. (Tanaman c)
2) memiliki tinggi
32,5 cm dengan
jumlah 3 daun
anakan
43
Penanaman/Pemindahan
Rabu, 28 Oktober 2020
pada Polybag
Pengukuran tinggi
Senin, 02 Oktober 2020
tanaman
Kamis, 11 Oktober
Prngukuran tinggi
2020
2020 polybag 2
45