Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PROSES PEMBUATAN MESIN PERONTOK PADI

OLEH:
WAHYUDI
NIM. J1B 016 100

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
i
KATA PENANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat karunia dan kesempatan yang diberikan-Nya sehingga penyusunan
Laporan Proses Pembuatan Mesin Perontok Padi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Laporan ini sebagai salah satu syarat perkuliahan di
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agrondustri
Universitas Mataram.
Penyusun menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu dengan rendah hati, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak guna memperbaiki ketidaksempurnaan ini, karena hanya Tuhan Yang
Maha Sempurna. Penyusun berharap nantinya proposal ini bisa digunakan
sebagaimana mestinya.

Mataram, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................3
2.1. Padi..........................................................................................................................3
2.2. Mesin perontok padi..............................................................................................3
2.3. Pemotongan............................................................................................................4
2.4. Pengelasan...............................................................................................................4
2.5. Pengeboran.............................................................................................................5
BAB III...................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
3.1. Proses pembuatan mesin thresher.........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Proses Pengeboran.................................................................................6

Gambar 3.2. Proses Pengelasan Baling-Baling..........................................................7

Gambar 3.3. Proses Pemasangan Baut Pada Baling-Baling......................................7

Gambar 3.4. Proses pembuatan tutup baling-baling..................................................8

Gambar 3.5. Proses perakitan badan mesin...............................................................8

Gambar 3.6. Proses pembuatan pondasi untuk peletakkan mesin..............................9

Gambar 3.7. Proses pembuatan kipas........................................................................9

Gambar 3.8. Proses penhalusan.................................................................................10

Gambar 3.9. Proses pengecatan.................................................................................10

Gambar 3.10. Mesin perontok padi............................................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan untuk menekan

kehilangan hasil pada saat perlakuan setelah panen sampai siap dipasarkan.

Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan

pengolahan langsung hasil pertanian yang karena sifat yang harus segera ditangani

untuk mengurangi kehilangan kuantitatif (susut bobot) dan kehilangan kualitatif

(penurunan mutu). Sesuai dengan pengertian tersebut diatas, kegiatan pascapanen

meliputi kegiatan pemungutan hasil (pemanenan), pengawetan, pengangkutan,

penyimpanan, pengolahan, dan standarisasi mutu tingkat produsen. Khususnya

terhadap komoditas padi, tahapan pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan,

pengeringan, penggilingan, pengolahan, trasportasi, penyimpanan, standarisasi mutu

dan penanganan limbah.

Padi adalah tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia untuk

memenuhi kebutuhan pokoknya, dengan alasan demikian maka pada realitanya padi

menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Menurut

sejarah padi tergolong tanaman pertanian kuno yang berasal dari dua benua, ialah

Asia dan Afrika Barat.

Ketika proses pemanenan padi, kita butuh perontokan padi untuk memudahkan

saat pengeringan dan pengupasan kulit padi. Kegiatan perontokan biji-bijian

1
khususnya padi dilakukan setelah kegiatan panen. Perontokan dulunya masih

menggunakan alat manual yang masih menggunakan tenaga manusia yang cenderung

banyak losses , tapi masih digunakan masyarakat Indonesia sampai sekarang ini.

Perkembangan alat mesin pertanian membuat manusia berinovasi menciptakan mesin

perontok padi yang mempunyai losses saat panen lebih sedikit dengan alat yang

sebelumnya.

Mesin perontok padi dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja dan

meningkatkan effisiensi kerja sehingga akan diperoleh mutu hasil yang baik dan susut

tercecer yang kecil. Bermacam-macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat

dijumpai di Indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang, hingga

kapasitas besar .

1.2. Tujuan

a. Mengetahui proses pembuatan mesin thresher.

b. Mengetahui tahapan saat melakukan perakitan tiap bagian.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim dengan morfologi

berbatang bulat dan berongga yang disebut jerami. Daunnya memanjang dengan ruas

searah batang daun. Pada batang utama dan anakan membentuk rumpun pada fase

vegetatif dan membentuk malai pada fase generatif. Padi adalah tanaman budidaya

terpenting dalam peradaban manusia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, dengan

alasan demikian maka pada realitanya padi menempati urutan ketiga dari semua

serealia, setelah jagung dan gandum. Menurut sejarah padi tergolong tanaman

pertanian kuno yang berasal dari dua benua, ialah Asia dan Afrika Barat (wikipedia)

2.2. Mesin perontok padi

Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok yang

telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di

Indonesia. Alat dan Mesin Pertanian (mesin perontok padi) dapat memberi kontribusi

yang cukup berarti dalam rangka meningkatkan keuntungan usahatani padi sawah.

Unsur-unsur yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses

perontokan dan pembersihan sehingga menghemat waktu. Lebih penting lagi power

thresher terbukti dapat mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan

mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai tambah

dalam usaha taninya (Sulistiaji 2007).

3
2.3. Pemotongan

Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk

memotong/ mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu. Pada umumnya mesin

gerinda digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, mesin gerinda dapat

digunakan untuk memotong/membelah benda kerja dan didukung oleh mata mesin

gerinda sesuai pada benda kerja seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu

alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda untuk benda

kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara

benar karena penggunaan mesin gerinda untuk benda kerja bukan logam umumnya

memiliki resiko yang lebih besar(paryanto 2015)

2.4. Pengelasan

Pengelasan merupakan salah satu jenis penyambungan diantara penyambungan

yang lain seperti baut dan keling. Berbeda antara keduanya bahwa pengelasan

membutuhkan perhatian yang khusus diantaranya adalah jenis pengelasan, klasifikasi

pengelasan, dan karakteristiknya. Bab ini bertujuan membahas permasalahan

pengelasan yang paling mendasar yaitu deskripsi umum tentang las, sejarahnya,

klasifikasi las, serta beberapa hal yang terkait dengan cara pengoperasian dan

perlengkapan las. Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang

dilaksanakan dalam keadan cair.dari definisi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut

bahwa las adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis yang sama digabungkan

4
menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang

dihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan (Rudi 2018).

2.5. Pengeboran

Proses pengeboran (drilling) adalah proses permesinan untuk membuat lubang

bulat pada benda kerja. Drilling biasanya dilakukan memakai pahat silindris yang

memiliki dua ujung potong yang disebut drill. Pahat diputar pada porosnya dan

diumpankan pada benda kerja yang diam sehingga menghasilkan lubang berdiameter

sama dengan diameter pahat. Mesin yang digunakan disebut drill press, tetapi mesin

lain dapat juga digunakan untuk proses ini. Lubang yang dihasilkan dapat berup

lubang tembus (through holes) dan tak tembus (blind holes). (Al Huda, 2008)

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Alat dan Bahan yang digunakan


Adapun alat yang digunakan pada saat melakukan proses pembuatan mesin
perontok padi yaitu: gerinda, bor, las, meteran, spidol, palu, dan kompresor untuk
pengecatan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu besi, plat besi, cat, baut, dan
motor dengan output 4,2 kW/3600 rpm dan torsi 12,9 Nm/2500 rpm.
3.2. Proses Pembuatan Mesin thresher

Pada pembuatan mesin perontok padi ada berbagai proses yang dilakukan untuk
membentuk sebuah mesin perontok padi ldengan melakukan tahapan-tahapan seperti
pemotongan bagian-bagian mesin, pengeboran (pelubangan) bagian mesin,
penyambungan setiap bagian, pembentukan kerangka, dan pembentukan mesin
perontok padi.

Pengeboran dilakukan untuk pembuatan baling-baling perontok padi dengan

melubangi bagian baling-baling sehingga dapat dimasukkan baut.

Gambar 3.1. Proses Pengeboran

6
Setelah dilakukan pengeboran pada baling-baling kemudian tahap selanjutnya adalah

pengelasan baling-baling yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian dari

baling-baling.

Gambar 3.2. Proses Pengelasan Baling-Baling

Setelah dilakukan pengelassan pada baling-baling kemudian dilakukan proses

pemasangan baut pada bagian baling-baling yang telah di bor, tahapan ini dilakukan

agar baling-baling dapat memisahkan bagian bulir padi dari tangkainya.

Gambar 3.3. Proses Pemasangan Baut Pada Baling-Baling

Setelah baut dipasang kemudian proses selanjutnya adalah pembuatan penutupan atas

baling-baling dengan mengelas bagian-bagian yang akan dijadikan penutup baling-

7
baling agar saat melakukan perontokkan bulir padi tidak berserakan dan tidak

mengenai operator.

Gambar 3.4. Proses pembuatan tutup baling-baling

Proses perakitan badan mesin perontok padi dengan menyatukan bagian bagian yang

telah dibuat untuk melakukan pemasangan kerangka, baling baling, mesin (motor

penggerak) dan sebagainya

Gambar 3.5. Proses perakitan badan mesin

Proses pembuatan pondasi untuk meletakkan mesin yang akan memutar baling-baling

sehingga dapat berputar dan merontokkan padi

8
Gambar 3.6. Proses pembuatan pondasi untuk peletakkan mesin

Selanjutnya adalah proses pembuatan kipas yang berfungsi untuk meniup dan

mengeluarkan tankai padi agar tidak menggumpal. Cara membuatnya yaitu dengan

menyambungkan bagian-bagian kipas menggunakan las

Gambar 3.7. Proses pembuatan kipas

Setelah perakitan selesai, akan dilakukan tahap akhir yaitu penghalusan mesin

perontok menggunakan gerinda dengan mata berbeda. Hal ini dilakukan agar pada

saat melakukan pengecatan didapatkan hasil yang baik

9
Gambar 3.8. Proses penhalusan

Proses pengecatan dilakukan untuk mewarnai bagian-bagian mesin perontok

Gambar 3.9. Proses pengecatan

Setelah dilakukan berbagai macam proses didapatkan mesin perontok padi yang
akan dijual ke pasaran.

Gambar 3.10. Mesin perontok padi

10
DAFTAR PUSTAKA

Mahfudz Al Huda, 2008. Modul Kuliah Proses Produksi. Universitas Mercubuana.


Jakarta

Paryanto. 2015. Proses Gerinda. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
UNY.

Sulistiaji, Koas. 2007. Buku Alat dan Mesin (alsin) Panen dan Perontok Padi di
Indonesia, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Serpong.

Siswanto, Rudi. 2018 Buku Ajar Teknologi Pengelasan Hmkb79. Program Studi
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

Wikipedia. 2019. Pengertian Padi. https://id.wikipedia.org/wiki/Padi. (Diakses pada 28


November 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai