Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN


“ IDENTIFIKASI ALAT PENGOLAH TANAH”

Disusun oleh:

NAMA : Vavo Janmartin Sitanggang


NIM : 185100207111005
KELOMPOK : E4
ASISTEN : 1. ALVIRA LUNA FIRUZIA
2. TSANIA NURIN NADIA

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengolahan tanah untuk persiapan tanam telah dilakukan oleh sekelompok manusia
sejak 7000 tahun yang lalu dengan tuiuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selainitupengolahantanahjugadapatmerubahataumemperbaiki struktur tanah serta
memberantas gulma. Dua jenis pengolahan tanah yaitu, pengolahan tanah primer
(pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder (penggaruan) (Widata, 2015).
Dalam bidang pertanian tanah diartikan sebagai media pertumbuhan tanaman,
keadaan suatu tanah akan mempengaruhi mutu kehidupan tanaman yang tumbuh diatasnya.
Tanaman dapat tumbuh serta mampu memberikan hasil yang baik jika tumbuh pada tanah
yang cukup kuat menunjang tegaknya tanaman, tidak mempunyai lapisan penghambat
perkembangan akar, aerasi baik, kemasaman disekitar netral, tidak mempunyai kelarutan
garam yang tinggi dan cukup tersedia unsur hara dan air dalam kondisi yang seimbang
(Istiqomah et al, 2016).

1.2. Tujuan
- Mengetahui bentuk desain, fungsi, dan tujuan penggunaan masing-masing implement
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Definisi Alat Pengolahan Tanah Primer
Alat pengolahan tanah primer merupakan alat yang digunakan untuk kegiatan
pengolahan tanah dengan cara memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa
bongkahan-bongkahan tanah. Alat pengolahan tanah primer terbagi dua yaitu pengolahan
tanah primer secara tradisional dan secara modern. Pada umumnya ,pengolahan tanah dapat
dilakukan dengan cara tradisional, yaitu dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau
kuda). Banyak kelemahan pengolahan tanah secara tradisional ini salah satunya adalah
kapasitas kerja hewan yang serba terbatas. Pengolahan tanah primer modern biasanya
menggunakan bajak seperti bajak singkal dan bajak piring yang digerakkan oleh traktor
(Widata, 2015).
Alat pengolahan tanah primer adalah alat yang digunakan pada suatu tahapan dimana
tanah dipersiapkan untuk siap tanam dan dibersihkan dari tanaman dan tumbuh-tumbuhan
pengganggu, dimana pada tahap pengolahan tanah pertama tanah dipotong dan dibalik
dengan menggunakan bajak singkal atau menggunakan bajak piringan (disk plow). Pada
pengolahan tanah primer modern bisa menggunakan traktor dengan bajak singkal. Bajak
singkal berguna untuk penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah
pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh bongkahan tanah yang
masih cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan tambahan pengerjaan untuk
mendapatkan hasil tanah yang lebih halus (Suryanto, 2020).

2.2. Definisi Alat Pengolahan Tanah Sekunder


Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk
menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah
(gembur). Pada umumnya ,pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional, yaitu
dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan pengolahan
tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan yang serba terbatas.
Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengolahan tanah dengan cara
mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor). Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka
kapasitas kerja mesin dapat diukur dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah
sehingga jadwal tanam tidak terganggu (Widata, 2015).
Pada umumnya pengolahan dilakukan dua kali yaitu pengolahan primer dengan bajak
untuk membongkar tanah sampai dalam yaitu 30 sampai 50 cm, diteruskan dengan
pengolahan sekunder untuk menggemburkan tanah sampai kedalaman tertentu yaitu 10
sampai 15 cm. Alat-alat seperti a) bajak singkal (moldboard plow), b) bajak piring (‘standard’
dan ‘vertical discplow’), c) ‘subsoiler’, d) garu piring, e)‘rotary tiller’, menjadi alat standar dalam
pengolahan tanah pada era ini. Meskipun alat ini tidak menjadi monopoli pengolahan tanah
pada era ini. Berikut ini adalah alat-alat pengolahan yang berkembang pada era ini (Umar,
2014).

2.3. Tujuan Umum Pengolahan Tanah


Tujuan dari pengolahan tanah dapat dibagi dua golongan yaitu tujuan pengolahan
tanah primer dan tujuan pengolahan tanah sekunder. Pengolahan tanah dapat dipandang
sebagai suatu usaha untuk menambah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan
kebutuhan yang dikehendaki manusia. Disamping itu pula pengolahan tanah bertujuan untuk
membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan seresah pada tempat
yang sesuai, menurunkan laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan
dilapangan, mempersatukan pupuk dengan tanah serta mempersiapkan tanah untuk
mempermudah pengaturan air (Widata, 2015).
Untuk mendapatkan keadaan tanah yang baik, salah satu caranya adalah dengan
pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah
bertujuan untuk menyediakan atau memberikan lingkungan tumbuh yang lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman (Istiqomah et al, 2016).

2.4. Tujuan Khusus Pengolahan Tanah


Disamping itu pula pengolahan tanah bertujuan untuk membunuh gulma dan tanaman
yang tidak diinginkan, menempatkan seresah pada tempat yang sesuai, menurunkan laju
erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan dilapangan, mempersatukan pupuk
dengan tanah serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan air. Tujuan
khusus pengolahan tanah juga bergantung pada tanaman yang akan dibudidayakan. Alat yang
digunakan pada pengolahan tanah juga tidak dapat disamaratakan karena setiap jenis tanah
akan membutuhkan perlakuan yang berbeda (Widata, 2015).
Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi ubi alabio adalah dengan melakukan
pengolahan tanah secara intensif. Pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan atau
memberikan lingkungan tumbuh yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman ubi alabio. Oleh
karena itu perlu dicari metode pengolahan tanah yang sesuai bagi pertumbuhan ubi alabio
sehingga mampu meningkatkan produksi ubi alabio (Istiqomah et al, 2016).

2.5. Perbendaan Pengolahan Tanah Primer Dan Sekunder


Pengolahan tanah terbagi dua yaitu pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah
sekunder. Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan pengolahan tanah dengan cara
memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa bongkahan-bongkahan tanah.
Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk menghancurkan
bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah (gembur) (Widata,
2015).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Macam - Macam PengolahanTanah
Pengolahan tanah untuk persiapan tanam telah dilakukan oleh sekelompok manusia
sejak 7000 tahun yang lalu dengan tuiuan untuk meningkatkan produksi pertanian. Selain itu
pengolahan tanah juga dapat merubah atau memperbaiki struktur tanah serta memberantas
gulma. Dua jenis pengolahan tanah yaitu: pengolahan tanah primer (pembajakan) dan
pengolahan tanah sekunder (penggaruan). Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan
pengolahan tanah dengan cara memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa
bongkahan-bongkahan tanah. Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan
tanah untuk menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih
remah (gembur) (Widata, 2015).

3.2. Pengolahan Tanah Primer, meliputi :


3.2.1. Pengertian
Alat pengolahan tanah primer adalah alat yang digunakan pada suatu tahapan dimana
tanah dipersiapkan untuk siap tanam dan dibersihkan dari tanaman dan tumbuh-tumbuhan
pengganggu, dimana pada tahap pengolahan tanah pertama tanah dipotong dan dibalik
dengan menggunakan bajak singkal atau menggunakan bajak piringan (disk plow). Pada
pengolahan tanah primer modern bisa menggunakan traktor dengan bajak singkal. Bajak
singkal berguna untuk penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah
pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh bongkahan tanah yang
masih cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan tambahan pengerjaan untuk
mendapatkan hasil tanah yang lebih halus (Suryanto, 2020).

3.2.2. Bagian Alat dan Fungsi


1. Bajak Singkal : memotong tanah secara horisontal dan vertikal, membalik tanah dengan
sudut tertentu tergantung alat bajaknya, pada umumnya membalik antara 135° – 180° sambil
memindahkannya ke depan/arah jalannya alat (Umar, 2014).
2. Bajak Piring : berguna untuk penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan
tanah pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh bongkahan tanah
yang masih cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan tambahan pengerjaan untuk
mendapatkan hasil tanah yang lebih halus. (Suryanto, 2020).
3. Bajak Rotari : Bajak ini ditarik oleh traktor, namun mempunyai pisau pemotong yang
digerakkan oleh mesin pembantu yang dipasang pada rangka bajak tersebut (Afandi, 2015).
4. Bajak Chisel : Dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan
alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat atau chisek point
(Afandi, 2015).
5. Bajak Subsoil : Dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam,
yaitu mencapai kedalaman sekitar (50 cm – 90 cm) (Afandi, 2015).
3.2.3. Gambar Alat

(Afandi, 2015)

(Afandi, 2015)

(Afandi, 2015)
(Afandi, 2015)

(Afandi, 2015)

3.3. Pengolah Tanah Sekunder, Meliputi :


3.3.1. Pengertian
Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk
menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah
(gembur). Pada umumnya ,pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional, yaitu
dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan pengolahan
tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan yang serba terbatas.
Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengolahan tanah dengan cara
mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor). Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka
kapasitas kerja mesin dapat diukur dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah
sehingga jadwal tanam tidak terganggu (Widata, 2015).
3.3.2. Bagian Alat dan Fungsi
1. Garu piring : Digunakan untuk mengolah tanah sekunder (untuk menghaluskan tanah). Alat
terdiri dari beberapa cakram yang dipasang searah dengan arah tarik alat, dan vertikal
terhadap permukaan tanah. Ukuran cakramnya lebih kecil dibandingkan dengan bajak piring
vertical (Umar, 2014).
2. Garu rotari : Untuk efektivitas operasi alat ini, kecepatan tarik yang biasanya digunakan
adalah di bawah 8 km/jam. Pada kecepatan ini putaran rotary tiller membantu mendorong
traktor, kalau kecepatan tarik lebih dari 9 km/jam maka kekuatan gigit pisau rotari berkurang
sehingga rotary hanya bekerja seperti roda sayap / ‘fly wheel’ (Umar, 2014).
3. Garu Paku : Digunakan untuk menghaluskan dan meratakan 21 tanah setelah pembajakan.
Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh (Nurmayanti et al,
2017).
4. Garu Pegas : Digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena
gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan. Kegunaan garu ini
sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk
ke dalam tanah lebih dalam (Nurmayanti et al, 2017).
5. Garu Sisir : digunakan pada tanah sawah (basah) dan juga pada tanah kering. Kegunaan
mata sisir adalah untuk menghancurkan, meratakan dan membenamkan sisa-sisa tanaman
yang sudah terbajak (Nurmayanti et al, 2017).

3.3.3. Gambar Alat

(Nurmayanti et al, 2017)

(Nurmayanti et al, 2017)


(Nurmayanti et al, 2017).

(Nurmayanti et al, 2017)

(Nurmayanti et al, 2017)


3.4. Kelebihan dan Kekurangan Pengolahan Tanah Primer
Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan pengolahan tanah dengan cara memotong dan
membalik tanah dan hasil olahannya berupa bongkahan-bongkahan tanah. Pada umumnya,
pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional . yaitu dengan tenaga helvan
(misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan pengolahan tanah secara tradisional
ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan yang serba terbatas. Hal ini akan sangat
berbeda jika dibandingkan dengan pengolahan tanah dengan cara mekanis yaitu dengan
tenaga mesin (traktor). Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka kapasitas kerja mesin
dapat diukur dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah sehingga jadwal
tanam tidak terganggu (Widata, 2015).

3.5. Kelebihan dan Kekurangan Pengolahan Tanah Sekunder


Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk
menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah
(gembur). Pada umumnya, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional . yaitu
dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan pengolahan
tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan yang serba terbatas.
Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengolahan tanah dengan cara
mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor). Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka
kapasitas kerja mesin dapat diukur dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah
sehingga jadwal tanam tidak terganggu (Widata, 2015).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pengolahan tanah untuk persiapan tanam telah dilakukan oleh sekelompok manusia
sejak 7000 tahun yang lalu dengan tuiuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selainitupengolahantanahjugadapatmerubahataumemperbaiki struktur tanah serta
memberantas gulma. Dua jenis pengolahan tanah yaitu, pengolahan tanah primer
(pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder (penggaruan). Pada praktikum ini bertujuan
mengetahui bentuk desain, fungsi, dan tujuan penggunaan masing-masing implement. Dua
jenis pengolahan tanah yaitu: pengolahan tanah primer (pembajakan) dan pengolahan tanah
sekunder (penggaruan). Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan pengolahan tanah
dengan cara memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa bongkahan-
bongkahan tanah. Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk
menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah
(gembur).

4.2. Saran
Semangat buat asprak yah semuanya dan terima kasih buat ilmu yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah et al. 2016. METODE PENGOLAHAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN
UBI ALABIO (Dioscorea alata L.). Jurnal ZIRAA’AH 41(2) : 233-236
Suryanto, Joko. 2020. Analisis Kinerja Pembajakan Pada Variasi Kecepatan Hand Traktor.
Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur. Sangatta
Umar, Ibnu. 2014. PENGOLAHAN TANAH SEBAGAI SUATU ILMU: DATA, TEORI, DAN
PRINSIP-PRINSIP. Artikel. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Widata, Sri. 2015. UJI KAPASITAS KERJA DAI\ EFISIENSI HAND TRAKTOR UNTUK
PENGOLAHAN TANAH LAHAN KERING. Jurnal Agro UPY 6(2) : 64-70
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Afandi, Dwi Khoirul. 2015. Studi Konsumsi Energi Pada Pengolahan Tanah Sawah di Desa
Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Jember. Jember
Nurmayanti et al. 2017. Mesin Traktor dan Alat Tradisional Pengolahan Tanah. Makalah
Ilmiah. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Gresik. Gresik
LAMPIRAN
1.1.
2.1
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
LAMPIRAN TAMBAHAN
3.1.
3.2.1.
3.2.2.
3.3.1.
3.3.2
3.4.
3.5.

Anda mungkin juga menyukai