Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI IMPLEMENT PENGOLAHAN TANAH

Disusun Oleh :
Nadia Dina Alifa
23714073

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pengolahan tanah untuk persiapan tanam telah dilakukan oleh sekelompok manusia
sejak 7000 tahun yang lalu dengan tuiuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selainitupengolahantanahjugadapatmerubahataumemperbaiki struktur tanah serta
memberantas gulma. Dua jenis pengolahan tanah yaitu, pengolahan tanah primer
(pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder (penggaruan) (Widata, 2015).

Dalam bidang pertanian tanah diartikan sebagai media pertumbuhan tanaman,


keadaan suatu tanah akan mempengaruhi mutu kehidupan tanaman yang tumbuh
diatasnya. Tanaman dapat tumbuh serta mampu memberikan hasil yang baik jika
tumbuh pada tanah yang cukup kuat menunjang tegaknya tanaman, tidak
mempunyai lapisan penghambat perkembangan akar, aerasi baik, kemasaman
disekitar netral, tidak mempunyai kelarutan garam yang tinggi dan cukup tersedia
unsur hara dan air dalam kondisi yang seimbang (Istiqomah et al, 2016).

1.2.Tujuan

- Mengetahui bentuk desain, fungsi, dan tujuan penggunaan masing-masing


implement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Alat Pengolahan Tanah Primer

Alat pengolahan tanah primer merupakan alat yang digunakan untuk kegiatan
pengolahan tanah dengan cara memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya
berupa bongkahan-bongkahan tanah. Alat pengolahan tanah primer terbagi dua
yaitu pengolahan tanah primer secara tradisional dan secara modern. Pada
umumnya ,pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional, yaitu dengan
tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan pengolahan
tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan yang serba
terbatas. Pengolahan tanah primer modern biasanya menggunakan bajak seperti
bajak singkal dan bajak piring yang digerakkan oleh traktor (Widata, 2015).

Alat pengolahan tanah primer adalah alat yang digunakan pada suatu tahapan
dimana tanah dipersiapkan untuk siap tanam dan dibersihkan dari tanaman dan
tumbuh-tumbuhan pengganggu, dimana pada tahap pengolahan tanah pertama
tanah dipotong dan dibalik dengan menggunakan bajak singkal atau menggunakan
bajak piringan (disk plow). Pada pengolahan tanah primer modern bisa
menggunakan traktor dengan bajak singkal. Bajak singkal berguna untuk
penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah pengolahan
tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh bongkahan tanah yang masih
cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan tambahan pengerjaan untuk
mendapatkan hasil tanah yang lebih halus (Suryanto, 2020).

2.2. Definisi Alat Pengolahan Tanah Sekunder

Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk


menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih
remah (gembur). Pada umumnya ,pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara
tradisional, yaitu dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak
kelemahan pengolahan tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas
kerja hewan yang serba terbatas. Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan
dengan pengolahan tanah dengan cara mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor).
Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka kapasitas kerja mesin dapat diukur
dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah sehingga jadwal tanam
tidak terganggu (Widata, 2015).
Pada umumnya pengolahan dilakukan dua kali yaitu pengolahan primer dengan
bajak untuk membongkar tanah sampai dalam yaitu 30 sampai 50 cm, diteruskan
dengan pengolahan sekunder untuk menggemburkan tanah sampai kedalaman
tertentu yaitu 10 sampai 15 cm. Alat-alat seperti a) bajak singkal (moldboard plow),
b) bajak piring (‘standard’ dan ‘vertical discplow’), c) ‘subsoiler’, d) garu piring,
e)‘rotary tiller’, menjadi alat standar dalam pengolahan tanah pada era ini.
Meskipun alat ini tidak menjadi monopoli pengolahan tanah pada era ini. Berikut
ini adalah alat-alat pengolahan yang berkembang pada era ini (Umar, 2014).

2.3. Tujuan Umum Pengolahan Tanah

Tujuan dari pengolahan tanah dapat dibagi dua golongan yaitu tujuan pengolahan
tanah primer dan tujuan pengolahan tanah sekunder. Pengolahan tanah dapat
dipandang sebagai suatu usaha untuk menambah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah
sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia. Disamping itu pula
pengolahan tanah bertujuan untuk membunuh gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan, menempatkan seresah pada tempat yang sesuai, menurunkan laju erosi,
meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan dilapangan, mempersatukan pupuk
dengan tanah serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan air
(Widata, 2015).

Untuk mendapatkan keadaan tanah yang baik, salah satu caranya adalah dengan
pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap
tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan atau memberikan lingkungan
tumbuh yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman (Istiqomah et al, 2016).

2.4. Perbedaan Pengolahan Tanah Primer dan Sekunder

Pengolahan tanah terbagi dua yaitu pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah
sekunder. Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan pengolahan tanah dengan
cara memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa bongkahan-
bongkahan tanah. Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan
tanah untuk menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah
yang lebih remah (gembur) (Widata, 2015).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Macam – Macam Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah untuk persiapan tanam telah dilakukan oleh sekelompok manusia
sejak 7000 tahun yang lalu dengan tuiuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selain itu pengolahan tanah juga dapat merubah atau memperbaiki struktur tanah serta
memberantas gulma. Dua jenis pengolahan tanah yaitu: pengolahan tanah primer
(pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder (penggaruan). Pengolahan tanah primer
merupakan kegiatan pengolahan tanah dengan cara memotong dan membalik tanah dan
hasil olahannya berupa bongkahan-bongkahan tanah. Pengolahan tanah sekunder
merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk menghancurkan bongkahan tanah
sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah (gembur) (Widata, 2015).
3.2. Pengolahan Tanah Primer
Alat pengolahan tanah primer adalah alat yang digunakan pada suatu tahapan dimana
tanah dipersiapkan untuk siap tanam dan dibersihkan dari tanaman dan tumbuh-
tumbuhan pengganggu, dimana pada tahap pengolahan tanah pertama tanah dipotong
dan dibalik dengan menggunakan bajak singkal atau menggunakan bajak piringan (disk
plow). Pada pengolahan tanah primer modern bisa menggunakan traktor dengan bajak
singkal. Bajak singkal berguna untuk penggemburan, pembalikan dan pemotongan
serta pergerakan tanah pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat
memperoleh bongkahan tanah yang masih cukup besar dan padat, biasanya masih di
perlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan hasil tanah yang lebih halus
(Suryanto, 2020).

3.4. Bagian Alat dan Fungsi


1. Bajak Singkal : memotong tanah secara horisontal dan vertikal, membalik tanah
dengan sudut tertentu tergantung alat bajaknya, pada umumnya membalik antara 135°
– 180° sambil memindahkannya ke depan/arah jalannya alat (Umar, 2014).
2. Bajak Piring : berguna untuk penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta
pergerakan tanah pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dapat memperoleh
bongkahan tanah yang masih cukup besar dan padat, biasanya masih di perlukan
tambahan pengerjaan untuk mendapatkan hasil tanah yang lebih halus. (Suryanto,
2020).
3. Bajak Rotari : Bajak ini ditarik oleh traktor, namun mempunyai pisau pemotong
yang digerakkan oleh mesin pembantu yang dipasang pada rangka bajak tersebut
(Afandi, 2015).
4. Bajak Chisel : Dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah dengan
menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata
pahat atau chisek point (Afandi, 2015).
5. Bajak Subsoil : Dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih
dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar (50 cm – 90 cm) (Afandi, 2015).

3.5 Pengolahan Tanah Sekunder


Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk
menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah
(gembur). Pada umumnya ,pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional,
yaitu dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan
pengolahan tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan
yang serba terbatas. Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengolahan
tanah dengan cara mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor). Dengan memakai
tenaga mesin (traktor) maka kapasitas kerja mesin dapat diukur dan dapat disesuaikan
dengan luas lahan yang akan diolah sehingga jadwal tanam tidak terganggu (Widata,
2015).
3.5.1 Bagian Alat dan Fungsi
1. Garu piring : Digunakan untuk mengolah tanah sekunder (untuk menghaluskan
tanah). Alat terdiri dari beberapa cakram yang dipasang searah dengan arah tarik alat,
dan vertikal terhadap permukaan tanah. Ukuran cakramnya lebih kecil dibandingkan
dengan bajak piring vertical (Umar, 2014).
2. Garu rotari : Untuk efektivitas operasi alat ini, kecepatan tarik yang biasanya
digunakan adalah di bawah 8 km/jam. Pada kecepatan ini putaran rotary tiller
membantu mendorong traktor, kalau kecepatan tarik lebih dari 9 km/jam maka
kekuatan gigit pisau rotari berkurang sehingga rotary hanya bekerja seperti roda sayap
/ ‘fly wheel’ (Umar, 2014).
3. Garu Paku : Digunakan untuk menghaluskan dan meratakan 21 tanah setelah
pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh
(Nurmayanti et al, 2017).
4. Garu Pegas : Digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar,
karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.
Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih
baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam (Nurmayanti et al, 2017).
5. Garu Sisir : digunakan pada tanah sawah (basah) dan juga pada tanah kering.
Kegunaan mata sisir adalah untuk menghancurkan, meratakan dan membenamkan sisa-
sisa tanaman yang sudah terbajak (Nurmayanti et al, 2017).
3.6 Kelebihan dan Kekurangan Pengolahan Tanah Primer

Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan pengolahan tanah dengan cara


memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa bongkahan-bongkahan
tanah. Pada umumnya, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara tradisional .
yaitu dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak kelemahan
pengolahan tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas kerja hewan
yang serba terbatas. Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan
pengolahan tanah dengan cara mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor).
Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka kapasitas kerja mesin dapat diukur
dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah sehingga jadwal tanam
tidak terganggu (Widata, 2015).

3.7 Kelebihan dan Kekurangan Pengolahan Tanah Sekunder

Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk


menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih
remah (gembur). Pada umumnya, pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara
tradisional . yaitu dengan tenaga helvan (misalnya: sapi, kerbau atau kuda). Banyak
kelemahan pengolahan tanah secara tradisional ini salah satunya adalah kapasitas
kerja hewan yang serba terbatas. Hal ini akan sangat berbeda jika dibandingkan
dengan pengolahan tanah dengan cara mekanis yaitu dengan tenaga mesin (traktor).
Dengan memakai tenaga mesin (traktor) maka kapasitas kerja mesin dapat diukur
dan dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan diolah sehingga jadwal tanam
tidak terganggu (Widata, 2015).
BAB IV
LAMPIRAN
BAB V
KESIMPULAN

Pengolahan tanah untuk persiapan tanam telah dilakukan oleh sekelompok


manusia sejak 7000 tahun yang lalu dengan tuiuan untuk meningkatkan produksi
pertanian. Selainitupengolahantanahjugadapatmerubahataumemperbaiki struktur
tanah serta memberantas gulma. Dua jenis pengolahan tanah yaitu, pengolahan
tanah primer (pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder (penggaruan).

Pada praktikum ini bertujuan mengetahui bentuk desain, fungsi, dan tujuan
penggunaan masing-masing implement. Dua jenis pengolahan tanah yaitu:
pengolahan tanah primer (pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder
(penggaruan). Pengolahan tanah primer merupakan kegiatan pengolahan tanah
dengan cara memotong dan membalik tanah dan hasil olahannya berupa
bongkahan- bongkahan tanah. Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan
pengolahan tanah untuk menghancurkan bongkahan tanah sehingga terbentuk
struktur tanah yang lebih remah (gembur).
DAFTAR PUSTAKA

Istiqomah et al. 2016. METODE PENGOLAHAN TANAH TERHADAP


PERTUMBUHAN
UBI ALABIO (Dioscorea alata L.). Jurnal ZIRAA’AH 41(2) : 233-236
Suryanto, Joko. 2020. Analisis Kinerja Pembajakan Pada Variasi Kecepatan
Hand Traktor.
Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur. Sangatta
Umar, Ibnu. 2014. PENGOLAHAN TANAH SEBAGAI SUATU ILMU: DATA,
TEORI, DAN
PRINSIP-PRINSIP. Artikel. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Widata, Sri. 2015. UJI KAPASITAS KERJA DAI\ EFISIENSI HAND TRAKTOR
UNTUK PENGOLAHAN TANAH LAHAN KERING. Jurnal Agro UPY 6(2) : 64-
70

Anda mungkin juga menyukai