Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
“IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA”

Disusun oleh:

NAMA : Rendio Rafliandika


NIM : 205040200111159
KELOMPOK : I1
ASISTEN : 1. WAHYU TRIYANTO
2. RAHMAD ANDIKA SENA

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
MATERI I
IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA

1. TUJUAN
Tujuan dari meteri praktikum Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja adalah untuk
mengintroduksi implemen yang digunakan selama pengolahan primer maupun sekunder. Selain
itu, juga diharapkan untuk mampu memprediksi biaya dan hasil pengolahan lahan secara jelas
dan efisien.

2. DASAR TEORI
Tujuan pengolahan lahan (3 sitasi)

Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang
dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha
pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik; khemis
dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan
tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan
tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang
sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah
untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta
mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air (Rizaldi, 2006). Tujan
pengelolahan tanah :
1) Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan
tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. (Koga, Y. 1988)
2) Pengolahan lahan adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan
menggunakan tangkai kemudi ataupun penggaru yang ditarik oleh traktor maupun bajak
yang ditarik oleh binatang maupun manusia.
3) Pengolahan lahan sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan
untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. (Arsyad, S.
2000)

b. Sebut dan jelaskan jenis pengolahan lahan (2 sitasi)


1) Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah
akan melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja.
2) Bajak singkal 2 arah pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan
tanah dapat diatur 2 arah, yaitu ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak
singkal yang aktif mengolah tanah adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan
penstabil bajak (landside). Untuk meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian
utama di atas, bajak singkal juga dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda
alur penstabil (furrow wheel), roda dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka
(Pratomo, dkk. 1983). Furrow wheel berfungsi untuk menjaga kestabilan pembajakan.
Land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan.
Kolter berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah vertikal
sehingga pembalikan tanah menjadi lebih Penggunaan bajak singkal ini memiliki
beberapa kelebihan, antara lain : pembalikan tanah lebih seragam pada tiap petak tanah
yang diolah, lebih praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur, tidak menimbulkan
alur mati (dead furrow) atau alur punggung (back furrow) sehingga pembajakan lebih
rata. Bajak singkal dapat dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta
pembajakan di bawah vegetasi hijau yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh
penggandeng misalnya traktor (Winarno, 1994)

c. Sebut dan jelaskan jenis-jenis traktor (1 sitasi)

1) Traktor Roda 4 (Traktor Besar) Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri
berupa motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat
dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik, menggerakan
mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya
gerak.Traktor roda empat mempunyai kisaran daya motor penggerak yang besar. Traktor
yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15 hp). Traktor
ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor raksasa yang biasa
digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun
begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 –
60 kW (40 - 80 hp). Traktor roda empat merupakan mesin yang berfungsi untuk
penghela atau pcnarik peralatan. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang
duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah
dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three
hitch point atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan,
sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga,
disebut top link (tuas penyambung bagian atas). Perawatan traktor roda empat perlu
dilakukan secara rutin dan perawatnya perlu mengenali bagian bagian traktor dan
fungsinya masing-masing.
2) Traktor Roda 2 (Hand Traktor) Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama
saat ini. Hal ini mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Traktor roda 2 ini
digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama sehingga siap untuk ditanami.
Traktor roda dua dilihat dari penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe
yaitu tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit rotarynya dilepas maka
dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch
adalah bajak singkal, bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger
(Sukirno,1999)

d. Jelaskan macam-macam roda yang digunakan di traktor (1 sitasi)


Unit roda pada traktor :
Ø Roda ban
Ø Roda pengatur kedalaman bajakan
Ø Roda besi
Ø Roda apung
Roda ban berfungsi untuk transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban
beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak
merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi
akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban
berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar,
ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam
dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan
berpengaruh terhadap lajunya traktor.
(Wijanto.S,1996)

e. Sebut dan jelaskan alat pengolahan lahan primer (1 sitasi)

Bajak, adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya di tanah untuk
persiapan penanaman bibit atau tanaman. Ia telah menjadi instrumen dasar bagi sebagian besar
dari rekaman sejarah, dan merupakan salah satu kemajuan besar di sektor pertanian. Beberapa
macam bajak yang sering digunakan diantaranya bajak singkal, bajak piringan, dan bajak chisel

(Djoyowasito, 2002).

f. Sebut dan jelaskan alat pengolahan lahan sekunder (1 sitasi)

Garu (Harrow) Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah
kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu sebagai pengolah
tanah kedua, selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah
hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk
mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan
lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. Macam-macam garu
yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah garu piringan (disk harrow); garu bergigi
paku (spikes tooth harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk
pekerjaan khusus (special harrow)

(Pratomo, dkk. 1983)

3. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Hari : Selasa, 13 April 2021
Tempat : Google Meet

4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

No Alat Bahan Fungsi


1. Bajak Singkal Sebagai alat pengolah
lahan primer
2. Bajak Piring Sebagai alat pengolah
lahan primer
3. Bajak Chisel Untuk mencegah tanah
yang sifatnya keras dan
kering
4. Garu ( Garu Pegas ) Untuk menghancurkan
dan meratakan tanah
5. Land Roller Untuk persemaian
6. Ridger Membuat gundukan tanah
7. Two Wheel Tractor (Traktor roda dua) Mengolah lahan sempit
8. Four Wheel Tractor (Tractor roda Mengolah lahan luas
empat)
9. Meteran Gulung Untuk mengukur lebar
dan panjang lahan

5. CARA KERJA (Flow Chart)

MULAILai

Menyiapkan Alat dan Bahan

Menghitung Waktu Pengolahan


Tanah, Kecepatan Maju dan Slip
Roda

Mengukur Lebar Kerja dan


Kedalaman Hasil Pembajakan

Mengukur Komsumsi Bahan Bakar


Mengolah dan Menganlisis Data

SELESAILa
i

6. GAMBAR ALAT

Gambar Alat Ket.


Bajak Singkal

Bajak Piring

Bajak Chisel
Garu (Garu Pegas)

Land Roller

Ridger

Traktor Roda 2
Traktor Roda 4

7. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum dan Perhitungan

Keterangan Roda 4 Roda 2


Lembar Kerja Teoritis 1,25 m 0,75 m
Implemen Pengelolahan
Lahan (ωt )
Luas lahan yang diolah (A)
Panjang lintasan 11,25 m 11,25 m
Waktu total pengoperasian 31,97 dl 34,27 dt
(Tp)
Kecepatan kerja teoritis (vt)
1 Hektar = 10.000 m2
C = 45.000/ Jam

b. Analisa data hasil praktikum


31,97 dl=0,0088 jam=88× 10−4 jam
34 , 27 dt=0,0095 jam=95 ×10−4 jam
Luas lahan yang diolah ( A ) =Pa njang lintasan ×ωt
Roda 4=11,25 ×1,25=12,0625 m2
Roda2=11,25 ×0,75=8,4375 m 2
s
Kecepatan Kerja Teoritis ( vt ) =
Tp
11,25
Roda 4= =1.278,4 m/ jam
88× 10−4
11,25
Roda2= =1.184,2m/ jam
95× 10−4

c. Analisa Perhitungan
ωt × vt
Kapasitas lapang teoritis ( KLT )=
10.000
1,25 ×1.278,4
Roda 4= =0,1598 ha/ jam
10.000
0,75× 1.184,2
Roda2= =0,0888 ha/ jam
10.000
A
Kapasitas lapang efektif ( KLE ) =
Tp
14,0625
Roda 4= −4
=1.598m 2 / jam
88× 10

8,4375
Roda2= −4
=888 m2 / jam
95× 10
KLE
Efektvitas lapang= × 100 %
KLT
0,1598
Roda 4= ×100 %=100 %
0,1598

0,0888
Roda2= ×100 %=100 %
0,0888
Cost =Tp ×C
Roda 4=0,088 × 45.000=396

Roda2=0,095 × 45.000=427,5

d. Pembahasan dan perbandingan dengan literatur (1 sitasi) 

Pengujian traktor roda 4 dan traktor roda 2 pada lahan dengan ukuran 1 hektar atau
10.000 m2. Traktor roda 4dengan menggunakan bajak piring (Disk Plow) diameter 65
cm pada lahan kering. Pada pengolahan tanah di atas menggunakan pola tepi,
pembajakan dengan pola tepi dilakukan dari tepi membujur lahan, lembaran
hasil pembajakan kearah luar lahan. Traktor diputar kekiri dan membajak dari tepi
lahan dengan arah sebaliknya. Menentukan pola pengolahan sebelum mengolah tanah
harus sesuai kondisi dan ukuran lahan agar lebih 6efektif dan efisien. Ini sesuai
pernyataan Tas (2008) yang menyatakan bahwa untuk melakukan pengolahan
tanah perlu menggunakan pola -pola pengolahan tertentu sesuai ukuran lahan
yang digunakan agar waktu pada saat pembelokan tidak terbuang saat
pengolahan tanah dan mendapatkan hasil olahan yang efektif dan efisien. engujian
kapasitas kerja traktor roda pada lahan penelitian dapat kita lihat hasil uji pada Tabel berikut.
No Pengamatan Kinerja Traktor
1. Luas lahan yang 14,0625 m2
diolah
2. Kecepatan kerja 1.278,4 m/jam
teoritis
3. KLT 0,1598 ha/jam
4. KLE 0,1598 ha/jam
5. Efektivitas lapang 100%
6. Cost 396

Sedangkan untuk traktor roda 2 diperoleh :


No Pengamatan Kinerja Traktor
1. Luas lahan yang 8,4375 m2
diolah
2. Kecepatan kerja 1.184,2 m/jam
teoritis
3. KLT 0,0888 ha/jam
4. KLE 0,0888 ha/jam
5. Efektivitas lapang 100%
6. Cost 427,5

Kecepatan rata-rata maju traktor dapat dijadikan acuan untuk pengujian kapasitas
lapang teoritis. Kapasitas lapang ada dua yaitu teoritis (KLT) dan efektif (KLE). Untuk
mengetahui kapasitas lapang teoritis (KLT), lebar implement bajak piring dikali
dengan kecepatan rata –rata maju traktor sehingga 0,1598 ha/jam untuk roda 4 dan
0,0888 ha/jam untuk roda 2. Sedangkan untuk kapasitas lapang efektif (KLE), pengujian
traktor roda 4 diperoleh hasil sebesar 0,1598 ha/jam dan 0,0888 ha/jam untuk roda 2, ini
diperoleh dari rata –rata luas hasil olahan dibagi dengan rata-rata waktu kerja dalam
tiga kali pengulangan dilapangan untuk mendapatkan hasil maksimal dan lebih
akurat.
Beberapa faktoryang mempengaruhi yaitu kondisi lahan, ukuran dan bentuk petakan
yang mempersulit pembelokan traktor roda 4, ini juga dapat dipengaruhi oleh keadaan
traktor dan keterampilan operator dalam mengolah tanah untuk mendaapatkan hasil
yang maksimal. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan hal ini sesuai pernyataan Drun,
et, al. (1983) yang menjelaskan bahwa pola pengolahan berhubungan erat dengan
waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan tanah dan operator yang
berpengalaman dan terampil akan memberikan hasil kerja yang lebih baik.
Efesiensi traktor roda 4 yang didapat dalam pengujian ini adalah 100%, artinya
kondisi traktor ini sangat layak digunakan dalam pengolahan tanah karena
efisiensinya masih diatas 50%. Efesiensi yang didapatkan dalam pengujian ini
tergolong masih rendah karena dilihat dari umur ekonomis traktor ini masih sangat
layak digunakan dalam mengolah tanah, rendahnya efisiensi kerjanya ini
diakibatkan oleh luas lahan karena luas lahan sangat mempengaruhi kapasitas dan
efesiensi kerjanya. Didapakan dari hasil pengukuran di lapangan yaitu kecepatan
maju dan waktu pengolahan tanah hal ini berdasarkan pernyataan Yuswar (2004)
bahwa efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas
lapang efektif, ini telah dibuktikan karena efisiensi yang didapatkan rendah.Komsumsi
bahan bakar rata-rata yang digunakan pada saat pengolahan lahan seluas 0,02 ha atau
20 x 10 meter dengan 3 kali pengunlangan adalah 6,498 liter/jam. Komsumsi bahan
bakar dipengaruhi beberapa faktor diantaranya waktu pengolahan, hal ini
berdasarkan data dari Zulias & Zulkifli (2014), bahwa kecepatan kendaraan dan
komsumsi bahan bakar mempunyai hubungan yang kuat. Semakin cepat maju traktor
maka komsumsi bahan bakar akan semakin meningkat, semakin banyak BBM yang
yang dibakar maka semakin banyak tenaga yang dihasilkan sehingga semakin
cepat kendaraan bergerak. Namun, untuk pembiayaan dapat dilihat bahwa traktor roda 2
lebih banyak memakan biaya.

7.PENUTUP
a. Kesimpulan
Kerja traktor roda 4 model bajak piring untuk mengolah tanah luas kurang efektif dan
efisien. Rendahnya efisiensi yang didapatkan saat pengolahan tanah itu diakibatkan oleh
kurang mahirnya operator sehingga banyak waktu yang terbuang saat pembelokan.
Kemampuan kerja traktor roda 4 model bajak piring dapat mengolah lahan kering pada
jenis tekstur tanah liat dengan kecepatan rata rata 0,53 m/s atau sekitar 0,191 km/jam. 

b. Saran
Pemilihan alat pengelohan lahan harus disesuaikan dengan luas dan kondisi lahan.

DAFTAR PUSTAKA
AnonymousB. 2011. Pengolahan Tanah Pertanian.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press
Djoyowasito, G. (2002). Pengaruh Kecepatan Maju Bajak terhadap beberapa Sifat
Dinamik Tanah dalam Pengolahan Tanah. Tesis. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Koga, Y. 1988. Farm Machinery Vol. II. Tsukuba International Agricultural
Training Centre. JICA.
Pratomo, M., dkk. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta. 
Rizaldi, Taufik. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara
Sukirno,1999.Hand Traktor. Gramedia : Surabaya
Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Wijanto, M.S,1996. Memilih Merawat, Menggunakan, dan Traktor Tangan,
Penebar Swadaya, Jakarta

LAMPIRAN
MATERI II
IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM

1. TUJUAN

2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (3 Sitasi)
b. Pengertian Alat dan Mesin Penanam (2 sitasi)
c. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam berdasarkan Sumber Tenaga Pengerak (2 Sitasi)

 Sumber Tenaga Manusia

 Sumber Tenaga Traktor


d. Hubungan Jarak Tanam Dan Pertumbuhan Tanaman (Minimal 2 Sitasi)

e. Definisi Transplanter dan Jelaskan Prinsip kerja alat tanam Transplanter (2 sitasi)
f. Sebutkan dan Jelaskan kelebihan dan kekurangan Transplanter (2 Sitasi)
3. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI


5. CARA KERJA (Flow Chart)
6. GAMBAR ALAT
7. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum 
b. Analisa Data Hasil Praktikum
c. Data Hasil Perhitungan
d. Analisa Perhitungan 
e. Grafik

f. Analisa Grafik (minimal 2 sitasi)


g. Hubungan Antara Diameter Metering Device Terhadap Jumlah Biji Yang Keluar
Dibandingkan Dengan Literature  (2 Sitasi)

h. Jika rpm dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang keluar?
(minimal 1 sitasi)
8.PENUTUP
a. Kesimpulan

b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
MATERI III
PEMBERSIHAN DAN SORTASI

1. TUJUAN

2. DASAR TEORI
a. Definisi Sortasi (2 sitasi)
b. Definisi Grading (2 sitasi)
c. Macam-macam metode sortasi (2 sitasi)

d. Teknik sortasi pada gabah (1 sitasi)


e. Macam-macam alat dan mesin sortasi (2 sitasi)
3. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

5. CARA KERJA (Flow Chart)


6. GAMBAR ALAT
7. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum dan Perhitungan
b. Analisa Data Hasil Praktikum
c. Analisa Perhitungan
d. Pembahasan dan perbandingan dengan literatur (1 sitasi) 
e. Prinsip kerja seed separator, dibandingkan dengan literatur (1 sitasi)

f. Pengaruh bukaan katup blower pada masing-masing perlakuan terhadap efektifitas mesin,
dibandingkan dengan literatur (1 sitasi)
g. Aplikasi mesin seed separator (2 sitasi)

7.PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
MATERI IV
EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP

1. TUJUAN

2. DASAR TEORI
a. Jelaskan Prinsip Dasar Irigasi Tetes (2 Sitasi)
b. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Beberapa Metode Irigasi Tetes (2 Sitasi)
c. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Komponen Irigasi Tetes (2 Sitasi)

d. Sebutkan dan Jelasan Secara Singkat Macam- Macam Irigasi Menurut Sumber Airnya, Cara
Pengambilan Airnya, dan Cara Distribusi Lahan (2 Sitasi)
e. Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes (2 Sitasi)
3. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

4. CARA KERJA (Diagram Alir)


5. GAMBAR ALAT (Gambar tangan dan literatur)
6. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum
b. Analisa Data Hasil Praktikum
c. Analisa Perhitungan
d. Bandingkan Hasil Koefesien Keseragaman dari Hasil Perhitungan Dengan Literatur 
e. Bagaimana Cara Pemberian Air pada Sistem Irigasi Tetes (+sitasi)

f. Manfaat Pemberian Air dengan Menggunakan Sistem Irigasi Tetes (+sitasi)


7.PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai