NPM : 1805102010068 Mata Kuliah : Mekanisasi Pertanian
Tugas Resume tentang : Alat Pengolah Tanah, Mesin Pemanen Padi, Sumber-sumber Tenaga di Bidang Pertanian, serta Sistem Penggilingan Padi.
A. Alat pengolah tanah
Pengolahan tanah adalah memecahkan gumpalan-gumpalan tanah menjadi butiran- butiran tanah yang lebih halus dan gembur serta mengatur permukaan tanah sehingga sesuai untuk ditanami. Maksud pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Biasanya dari struktur masif atau pejal menjadi struktur yang dikehendaki atau sesuai dengan tujuan penanaman. Struktur tanah yang dikehendaki sesuai dengan tujuan penanaman antara lain struktur remah yaitu untuk tanah yang datar dengan curah hujan sedang, struktur gumpal kecil untuk tanah yang curah hujannya agak tinggi dengan temperatur agak panas, struktur gumpal besar untuk tanah dengan curah hujan tinggi dan suhu panas serta tanahnya akan mengalami granulasi sendiri, dan struktur lumpur untuk tanah-tanah sawah agar perkembangan akar dan penyebaran hara atau pupuknya lebih merata. Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan mempergunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara air, udara, dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang cukup baik (Kanisius, 1983). Dari waktu ke waktu alat pengolahan tanah telah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk lahan kering. Dengan alat mekanisasi pertanian ini diharapkan tercapainya kapasitas kerja yang cukup tinggi, pekerjaan relatif lebih cepat disesuaikan dalam waktu relatif lebih singkat dan mutu pekerjaan bertambah baik, misalnya dalam pengolahan tanah. Pemahaman tentang metoda-metoda pengolahan tanah, berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk pengolahan tanah baik untuk lahan kering maupun lahan basah, kinerja dari peralatan pengolahan tanah dan uraian prisip mekanika pada alat pengolahan tanah ; sangat dibutuhkan bagi lulusan dalam pekerjaannya baik sebagai perencana maupun sebagai pelaksana dalam usaha manufaktur alat/mesin pengolahan tanah atau usaha pertanian yang memerlukan dukungan mekanisasi pertanian ( Kartohadikoesoemo, 1986 ). Macam macam Alat Pengolahan Tanah Tradisional 1.Cangkul Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, mencungkil, ataupun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan kerja-kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah. Alat ini merupakan elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Fungsi tangkai cangkul : Untuk memegang dan mengayunkan mata cangkul sewaktu digunakan dalam bekerja. Bagian-bagian cangkul : Bagian tangkai dari kayu Bentuk tangkai lurus dan bengkok, Bagian mata cangkul dari besi Fungsi mata cangkul : membalik tanah, menghaluskan tanah, mencampur pupuk Ukuran dan bentuk cangkul bervariasi hal ini tergantung pada kondisi dan jenis tanah setempat 2. Langa atau Langai Langai, Bajak Sawah Tradisional Aceh Langai atau disebut juga Langa merupakan istilah lokal masyarakat Aceh untuk menyebut bajak. Peralatan tradisional ini digunakan para petani Aceh untuk menggemburkan lahan pertanian agar mudah ditanami. Langa terdiri dari beberapa bagian dan terbuat dari kayu. Pengoperasian peralatan tersebut menggunakan tenaga sapi atau kerbau.Membajak (me’ue), merupakan pekerjaan utama dari rangkaian pengolahan lahan pertanian sebelum ditanami. Orang yang melakukan pekerjaan membajak disebut ureung me’ue. Tenaga yang digunakan untuk menarik langa berbeda antara lahan yang mengandung banyak air dan lahan yang kering. 3. Bajak Lebih dari 2000 tahun yang lalu ditemukan bajak terbuat dari besi yang diproduksi di Honan utara China. Pada awalnya alat ini berupa alat kecil yang ditarik dengan tangan dengan plat besi berbentuk V yang dihubungkan atau digandengkan dengan pisau kayu dan pegangan. Bajak telah digunakan juga di India selama beribu-ribu tahun. Peralatan kuno tidak beroda dan moldboard terbuat dari kayu yang ditarik oleh sapi. Dengan alat ini tanah hanya dipecahkan kedalam bentuk clods tetapi tidak dibalik; dan pengolahan pertama ini kemudian diikuti dengan penghancuran “clod” dan perataan tanah dengan alat barupa batang kayu berbentuk empat persegi panjang yang ditarik oleh sapi. 4. Garu (Harrow) Penggunaan garu sebagai pengolah tanah kedua, selain bertujuan untuk menghancurkan dan meratakan permukaan tanah, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. 5. Cetok Tanah Cetok Tanah digunakan sebagai perata tanah dan pencongkel tanah pada sebuah kebun. Terdapat 2 jenis bahan, yaitu yang terbuat dari plat besi dan yang terbuat dari plat baja. Pegangan terbuat dari kayu. Alat Pengolah Tanah Modern Berdasarkan cara pengolahannya alat pengolah tanah dibedakan menjadi 2 yaitu alat pengolahan tanah pertama dan alat pengolahan tanah kedua Pengolahan Pertama : 1. Bajak singkal (mold board plow) Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani, dengan menggunakan traktor sebagai sumber daya penariknya bajak ini dikaitkan atau diimplementasikan dengan traktor. Mata bajak adalah bagian yang berfungsi aktif untuk mengolah tanah dengan cara memotong dan membalik tanah. 2. Bajak piringan (disk plow) Adanya kelemahan-kelemahan bajak singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak piringan cocok untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar; tanah gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan. 3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow) Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah-bongkah yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar maka pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan. Penggunaan bajak putar untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat gerakan maju. 4. Bajak pahat (chisel plow) Dalam pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar. 5. Bajak tanah bawah (sub soil plow) Bajak tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsi bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar (50-90) cm. Pengolahan Tanah Kedua 1. Garu pring (harrow) Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah (furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar. 2. Garu paku Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh. 3.Garu Pegas Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan. Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam. 4. Garu Rotari Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor. 5. Garu Khusus Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder- mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah. 6. Land Rollers dan Pulverizers Alat ini menyerupai piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada satu as. Puingan piring dapat tajam atau bergerigi. Digunakan untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk persemaian. B.Mesin Pemanen Padi Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian. Pengelompokan penggunaan istilah alat dan mesin pertanian tidak lepas dari definisi dari alat dan mesin itu sendiri. Perbedaan mendasar antara alat dan mesin adalah, mesin memiliki poros yang berputar, sedangkan alat tidak. Sehingga mesin bisa saja digerakkan dengan tenaga manusia. 1.Combine Harvester Merupakan mesin pemanen. Mesin ini, seperti namanya, merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi. Secara umum fungsi operasional dasar combine harvester adalah sebagai berikut : 1. Memotong tanaman yang masih berdiri 2. Menyalurkan tanaman yang terpotong ke selinder 3. Merontokkan gabah dari tangkai atau batang 4. Memisahkan gabah dari jerami 5. Membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing. 2. Mesin Reaper Mesin reaper merupakan inovasi teknologi baru dibidang pertanian yang mungkin belum begitu populer ditingkat petani. Cara kerja mesin ini yaitu dengan menggait rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya dilempar kesebelah kanan mesin diatas permukaan tanah. Setiap lemparan sebanyak 3-10 rumpun, kemudian di ikat atau dimasukan kedalam karung untuk memudahkan membawa ketempat perontokan adan juga untuk mengurangi banyak gabah yang hilang. 3. Thresher Thresher mulai populer dimasyarakat Indonesia pada tahun 70.an pada saat revolusi hijau. Pada tahun 1990 tercatat ada 98.084 unit mesin perontok yang tersebar di pulau jawa. Padatahun 1960-1970 mesin pertanian yang di introduksikan di Indonesia adalah mesin mini buatan jeoang yang suka cadangnya masih impor. Namun Threseher yang sekarang cukup populer di Indonesia mayoritas merupakan hasil karya pengrajin lokal yaitu hasil modifikasi yang telah dikembangkan oleh proyek IRRI di Indonesia. Saat ini sudahbermacam-macam mesin perontok yang bisa kita temukan di Indonesia, mulai dari yang berkapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar.
C.Sumber tenaga yang penting di bidang pertanian adalah:
Manusia Hewan Angin Air Motor Listrik Motor Bakar Traktor Pertanian D.Sistem penggilingan Padi Ada beberapa model penggilingan padi, yaitu : 1. Penggilingan manual/ tangan 2. Penggilingan dengan mesin satu step. 3. Penggilingan dengan mesin dua step. 4. Penggilingan dengan mesin multi pass /stage
Penggilingan padi secara manual.
Penggilingan dengan menggunakan tangan yaitu dengan menggunakan lesung dan alu. Cara penggilingan ini berbasis gesekan antara biji dengan biji. Pembersihan dilakukan diakhir penggilingan dengan penampian dengan menggunakan tampi. Cara ini membuat kehancuran beras tinggi sehingga rendemen yang dicapai rendah. Penggilingan padi dengan mesin satu step (single phase/ satu phase) Penggilingan dengan system gesekan logam yaitu unit pengupasan dan unit penyosohan berada dalam satu mesin. Gabah masuk penggilingan dan keluar sudah dalam bentuk beras giling. Penggilingan padi dengan mesin dua step.(double phase/ dua phase) mesin pengupas dan mesin penyosoh/ pemoles terpisah atau tidak dalam satu mesin. Rendemen giling bisa mencapai 60-65 %.
Penggilingan padi dengan mesin multi pass.
Mesin penggilingan dengan unit penyosoh / pemoles (jenis abrasif dan jenis friksi ) bersatu, sehingga dapat mengurangi resiko-resiko yang dihadapi selama proses penggilingan Penentuan jenis dan kombinasi mesin penggilingan paling tepat sangat ditentukan oleh kapasitas yang dibutuhkan, jenis, varietas dan sifat gabah, mutu beras putih yang diharapkan serta biaya.