Disusun Oleh :
Kelompok 6/Agroteknologi C
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi alsintan yang paling sering digunakan pada tanaman pangan terutama
padi adalah alat pengolah tanah dan panen yang perkembangannya sangat pesat sejak
dekade ’80-an hingga sekarang (Elmer, 1987)
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai macam-macam alat
pertanian dalam pengolahan tanah primer atau pertama yang mampu digunakan oleh
petani sehingga mempermudah kerja petani.
BAB II
PEMBAHASAN
- Bajak singkal Dua Arah, bajak ini dinamakan dua arah karena memiliki telapak
kanan dan kiri sehingga mampu melempar potongan ke alur sebelah kanan dan kiri.
Bajak dua arah ini digunakan untuk membajak lahan-lahan yang diairi serta membuka
tanah tanpa meninggalkan alur mati seperti lereng-lereng perbukitan, lahan
sengkedan, dan lahan yang tak beraturan bentuknya.
2. Bajak Piringan
Bajak piringan digunakan untuk mengurangi gesekan dengan menciptakan
telapak bajak menggelinding, bukan meluncur sepanjang paliran. Hasil penggunaan
bajak piringan menunjukkan bahwa bajak piringan telah disesuaikan dengan kondisi-
kondisi singkal tidak dapat bekerja seperti hal-hal berikut (Harris dan Lambert, 1996):
a. tanah lekat, berlilin, tanah debu, yang tidak meluncur pada singkal dan tanah-tanah
yang mempunyai lapis keras di bawah telapak bajak.
b. tanah kering dan keras yang tidak dapat dihancurkan oleh bajak singkal
c. tanah kasar, berbatu, dimana piringan akan berjalan diatas batuan-batuan tersebut.
d. lahan bergambut dan banyak seresah, dimana bajak singkal tidak dapat membalik
potongan tanah.
e. Pembajakan yang dalam
(a) (b)
Gambar 1. Mesin Pengolahan Tanah dengan Traktor (a) Pembajakan (b) Pengaruan.
melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga
disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.
Gambar 3. Bajak Rotari Tipe Tarik Berpenggerak PTO
3. Bajak Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan
digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat
memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci.
Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah
(hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah.
Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan.
mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian
singkal.Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena kelengkungannya maka
potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk
kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah
yang baik.
Penahan samping adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan
samping dari keratan tanah pada singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan
jalannya bajak sewaktu bekerja. Bagian yang paling banyak bersinggungan dengan
tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk
menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam pembuatannya
diperkeras.
Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal diperlengkapi dengan alat yang
disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah tanah atau
tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah sebelum pisau bajak memotong
tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat dibalik dengan baik
dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong, yaitu pisau
pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter)
seperti terhhat pada Gambar 2.
Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik
(trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat sepenuhnya
(integral mounted).
Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (one-way).
Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan roda
yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel). Kedua
roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada tanah-
tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan yang
dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu gang melalui
suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah piringan dapat
beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari 20 sampai 26 inci.
Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di bagian
depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga memudahkan
alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat
mundur.
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik
gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor,
sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil dapat
juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik
traktor.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang
disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada
jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya
ditarik oleh traktor (Gambar 8).
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off
driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng
(three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor
(gambar 9).
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled
garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari
digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga
langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga
berfungsi sebagai penggerak (gambar 10).
Gerakan putaran rotor yang memutar pisau-pisau diakibatkan daya dari motor
yang diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
Sistem penerusan daya untuk ukuran bajak putar kecil yang digerakkan dengan traktor
tangan biasanya menggunakan sistem hubungan roda cakra dengan rantai. Untuk
bajak putar ukuran besar yang digerakkan dengan traktor besar, biasanya
menggunakan universal joint.
a. Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak
putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah,
namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan
bajak singkal maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan
daya penggerak dan keperluannya. Cara pemasangan pisau dalam hubungannya
dengan bentuk permukaan dan hasil pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar.
b. Poros putar, berfungsi untuk memutar rotor-rotor bajak putar.
c. Rotor, berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar.
d. Penutup belakang (rear shield), berfungsi membantu penghancuran tanah.
e. Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.
Tipe tanah, Pada tanah berat kandungan lempung lebih banyak, sehingga
kohesi partikel tanah cukup besar hingga kemungkinan hasil pengerjaan tanah dapat
bervariasi dari halus sampai kasar.
Posisi penutup (rear shield), Adanya penutup akan memungkinkan tanah lebih
hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Posisi dari
penutup akan mempengaruhi benturan tanah terhadap pentup. Posisi yang
memungkinkan adanya benturan yang lebih keras akan menghasilkan penghancuran
tanah yang lebih besar.
Kandungan air tanah, Bila tanah dikerjakan pada kandungan air dimana ikatan
partikel kecil maka hasil pengerjaan tanah akan lebih halus.
4. Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk
memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi
dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman
pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak
membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering
digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai (Gambar 11).
Kadangkalan pada bajak tanah bawah ini di bagian belakangnya dilengkapi dengan
alat lain diantaranya:
3.1 Kesimpulan
Pengolahan tanah dapat diartikan sebagai suatu proses menyiapkan tanah
untuk penanaman dan mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari OPT
(Organisme Penggangu Tanaman) selama pertumbuhan tanaman di budidaya. Tujuan
utama dari pengolahan tanah dibagi ke dalam 3 fase yaitu : (1) Mempersiapkan
bedengan benih yang sesuai, (2) Memberantas OPT pesaing, (3) Meningkatkan
kondisi fisik tanah. Kegiatan pengolahan tanah dibagi dalam dua tahap yaitu
pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder.
Alat pengolahan tanah primer (pertama) adalah alat-alat yang pertama sekali
digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Macam alat-alat
pengolah tanah pertama yang umumnya sering digunakan antara lain, yaitu: (1). bajak
singkal (moldboard plow), (2). bajak piring (disk plow), (3). bajak pisau berputar
(rotary plow), (4). bajak chisel (chisel plow), (5). bajak tanah bawah
3.2 Saran
Dari makalah yang kami susun diharapkan dapat menjadi referensi kepada pembaca
mengenai permasalahan terkait alat olah tanah primer, mesin/motor/ tenaga olah tanah primer
dan mekanisme alat olah tanah primer. Pembaca dalam mengaplikasikan ilmunya juga perlu
memperhatikan keadaan dalam penggunaan alat olah tanah primer dan mekanismenya secara
baik dan tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian Tk.I Sumut, 1997. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen.
Makalah Rapat Teknis Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).
Hardjosentono, M., Wijanto, E. Rachlan, I.W. Badra, R.D. Tarmana, 2000. Mesin-Mesin
Pertanian. Penerbit Bumi Aksara, Jakartaumatera, Medan, 24 Juli 1997.
Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian. 2015. Traktor
Roda Dua (Hand Tractor).
Koga, Y. 1988. Farm Machinery Vol. II. Tsukuba International Agricultural Training Centre.
JICA.
Smith H.P dan Wilkes L.H. 1996. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi Keenam.
Diterjemahkan oleh: Anggota IKAPI. Yogyakarta: UGM Press.
Sudirman. 2013. Pengelolaan dan Pengembangan Alsintan untuk Mendukung Usahatani Padi
di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi Pertanian. ISSN 1858-2419. Vol. 8 No. 2
Umar S, Noor HD (2007). Dukungan alsin dan teknologi produksi terhadap hasil padi di
lahan pasang surut Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi
Pertanian. BBP Mektan. Badan Litbang Pertanian, Deptan. Bogor, 29-30 Nov. p. 393-
402.