NIM : 1805102010052
Mata Kuliah : Mekanisasi Pertanian
Kelas : 02
bajak singkal (moldboard plow) : Bajak singkal ini dapat digunakan untuk
bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.Bagian
dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu
bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari
bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3)
penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian
yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame)
melalui batang penarik (beam).
Bajak Piring : Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui
bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka
piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan
dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan
bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.
Bajak Rotari / Pisau Berputar : Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari
pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar
karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat
mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan
oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah
untuk pertanaman padi.
Bajak Chisel : Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka.
Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18
inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan
mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1
sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi
hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah
dimulai.
Bajak Subsoil : Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya
lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam.
Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36
inci. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam
tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah
Bajak Raksasa : Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan
digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm.
Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at
diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak
piringan.
Teknik penggilingan padi yang baik melalui beberapa tahapan proses sebagai berikut :
Persiapan Bahan Baku : Proses pertama dalam teknik penggilingan padi yang
baik, Untuk bisa menghasilkan beras yang berkualitas maka harus menggunakan
Teknik penggilingan yang baik dan bahan baku gabah yang berkualitas pula.
Gabah harus diketahui dahulu varietasnya, asal gabah, kapan gabah itu dipanen,
kadar air dalam gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air 14%.Baik
melalui penjemuran atau juga menggunakan alat mesin pengering. Dalam
penundaan gabah kering panen lebih 2 -3 bulan akan menimbulkan kuning. Gabah
yang telah kering sebaiknya tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir
patah dan menir. Usahakan untuk gabah yang digiling adalah gabah kering panen
(GKG) yang baru dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang
belum berubah.Bila menggunakan gabah sudah kering yang telah disimpan lebih
dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak bagus atau (buram) dan
terjadi perubahan cita rasa pada hasilnya (tingkat kepulenan hasilnya menurun).
Proses Pemecahan Kulit : Pada proses kedua teknik penggilingan padi yang baik
yaitu pemecahan kulit, mula – mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat
lubang tempat masuknya (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan juga mesin
pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alatnya
yaitu klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (diulang) dan diayak
sebanyak 1 kali dengan alat ayakan beras. Pemecahan kulit agar dihasilkan beras
pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk yang varietasnya butir bulat (ukuran
lubang ayakan 0,8 inci) dan untuk yang butir panjang (ukuran lubang ayakan 1
inci) bedanya. Proses pemecahan kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras
pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel ulang
struktur rubber roll dan kecepatan putarannya.
Proses Penyosohan Beras : Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu
gesekan antar butiran dalam teknik penggilingan padi yang baik, sehingga
dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali.
Proses penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe untuk kulit friksi
(dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua
menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam).
Diperlukan untuk diperhatikan juga kecepatan dalam putaran untuk bisa
mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin
penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan
berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan
derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk bisa mengelompokkan kelas mutu
beras dapat ditambah ayakan beras. Dianjurkan menggunakan alat penyosoh tipe
friksi dikarenakan menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah
(3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%).Usaha untuk meningkatkan
mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan oleh
konsumen. Ada 3 jenis preferensi konsumen terhadap beras, yaitu beras bening,
beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang
berbeda.Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat
penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive
dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan.Tinggi-
rendahnya tingkat penyosohan menentukan tingkat kehilangan zat-zat gizi. Proses
penggilingan dan penyosohan yang baik akan menghasilkan butiran beras utuh
(beras kepala) yang maksimal dan beras patah yang minimal. Setelah proses
penyosohan beras pecah kulit menghasilkan antara lain beras giling, dedak dan
bekatul.
Proses Pengemasan : Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas dalam
teknik penggilingan padi yang baik, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang.
Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan beras
yang lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit
tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg bisa juga dengan kantong plastik
yang tebalnya 0,8 mm. Fakta yang juga perlu diperhatikan dalam memilih jenis
kemasan adalah kekuatan dari kemasan itu sendri. Bahan kemasan (sebaikknya
bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-
pori penyerapan uap air dari luar tidak sampai mengganggu peningkatan kadar air
beras dalam kemasan). Serta label dalam kemasan untuk beras hendaknya
mencantumkan nama varietas ( untuk menghindari pemalsuan ).
Proses Penyimpanan : Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah
kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas
kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium castaneum.) dan penyakit
gudang, ada pengaturan aerasi, tidak boleh bocor dan tidak boleh lembab.
Sebelum beras disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan dahulu. Untuk
penyimpanan karung beras disimpan dan diletakkan diatas bantalan-bantalan kayu
yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase. Tidak boleh
langsung kontak dengan lantai untuk bisa menghindar dari kelembaban
penyimpanan. Memudahkan untuk pengendalian hama (fumigasi), serta teknik
penumpukan beras.