Anda di halaman 1dari 7

Nama : Abdi Ramadani Tarigan

NIM : 1805102010052
Mata Kuliah : Mekanisasi Pertanian
Kelas : 02

A. Alat Pengolah Tanah.


Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi
pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam.
Walaupun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan sudah
mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun peralatan
yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum dapat dikatakan
sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara kuantitatif. Belum ada
metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil olah yang dihasilkan oleh
suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat ditentukan suatu kebutuhan hasil
olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk lahan kering (Bainer, et al, 1960).
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang
paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungkin.
Selama ini tujuan tersebut seringkali dicapai dengan mengaplikasikan cara cut and try
baik dalam mengembangkan metoda pengolahan tanah maupun mengembangkan atau
memperbaiki disain peralatan pengolahan tanah yang sudah ada.

1. Alat Pengolahan Tanah Pertama.


Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu
untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada
beberapa macam, yaitu :

 bajak singkal (moldboard plow) : Bajak singkal ini dapat digunakan untuk
bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.Bagian
dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu
bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari
bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3)
penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian
yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame)
melalui batang penarik (beam).
 Bajak Piring : Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui
bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka
piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan
dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan
bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.
 Bajak Rotari / Pisau Berputar : Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari
pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar
karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat
mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan
oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah
untuk pertanaman padi.
 Bajak Chisel : Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka.
Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18
inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan
mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1
sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi
hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah
dimulai.
 Bajak Subsoil : Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya
lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam.
Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36
inci. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam
tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah
 Bajak Raksasa : Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan
digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm.
Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at
diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak
piringan.

2. Alat Pengolahan Tanah Kedua.


Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan
tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan
tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-
kadang diberilcan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat
guludaa atau alur untuk pertanaman. Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau
daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan
pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya.

3. Alat Pengolahan Tanah Mesin.


 Handtraktor :Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Traktor tangan berbahan bakar Solar, Traktor
tangan berbahan bakar bensin, dan Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah
(kerosin). Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu : Traktor tangan berukuran kecil (tenaga penggeraknya kurang
dari 5 hp), Traktor (tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 – 7
hp), Traktor tangan berukuran besar( tenaga penggeraknya antara 7–12 hp).
 Traktor roda empat :Traktor roda empat ini sendiri terbagi menjadi 2 kalo diliat
dari dayanya yaitu mini traktor yang memili daya 12,5 – 20 HP sedangkan four
wheel drive traktor lebih lebih dari 20 HP yang artinya ini biasa digunakan untuk
areal yang luas sehingga dapat bekerja lebih efektif dan tidak memakan waktu
yang banyak.

B. Mesin Pemanen Padi


Tujuan dari sistem pemanenan padi secara tradisional maupun modern sejatinya
sama kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional maupun lokal. Jadi bisa kita
simpulkan bahwa sistem panen padi tetap sama, yang membedakan yaitu proses didalam
sistem tersebut yang mengikuti kamajuan teknologi. Dilain pihak pengembangan
budidaya padi skala besar (rice estate) di Indonesia harus terus diupayakan dengan
menggunakan teknologi modern di lahan-lahan di luar pulau jawa. Dan tentu saja akan
membutuhkan dukungan berupa investasi yang cukup besar untuk mempersiapkan sarana
dan prasarananya (Sulistiaji, 2007).
Pemanenan sendiri adalah memperoleh hasil yang dilihat dari waktu dan karakter
produk itu sendiri. Panen itu sendiri merupakan proses terakhir dalam proses bertani
sebelum di pasarkan kepada konsumen. Dalam pemanenan biasanya disortir antara yang
layak dipanen dan mana yang tidak layak untuk dipanen sehingga hasil panennya
meningkat dan tentu dapat menambah nilai lebih kepada para konsumen .
Dalam pemanenan padi ini sendiri terdapat 2 cara yaitu tradisional dan juga modern, dan
tentu untuk jaman seperti saat ini banyak yang sudah beralih pada yang modern karena
disini para petani tidak perlu menggunakan banyak tenaga kerja dan tidak memakan
banyak waktu , sehingga waktu nya tidak terbuang dengan sia-sia dan tentu hasil
pemanenan modern dengan tradisional sangat lah berbanding jauh ,disini modern bisa
melakukan pemanenan 2x lebih banyak dan cepat ketimbang dengan tradisional,. Adapun
beberapa contoh alat pemanenan berdasarkan jenisnya ;
• Tradisional: sabit dan gebot
• Modern : Reaper, mower, Threser, combine dan mini combine.
Dengan demikian semakin efektif kita mengerjakan tentu akan berpengaruh pada
faktor produksi , dan tentu nya dengan alat modern kita tidak perlu banyak menghabiskan
uang untuk upah tenaga kerja yang banyak , sehingga mengurangi uang keluar , dan
tentunya akan sangat menguntungkan bagi para petani, terlebih lagi alat dan mesin
modern memiliki jangka waktu yang tergolong lama.

C. Sumber-sumber tenaga dibidang pertanian.


 Manusia : Manusia dapat merubah energi makanan yang dicernanya
menjadi kerja mekanis. Dalam hal ini manusia berfungsi sebagai motor
dan hasil kerja mekanisnya dapat digunakan dalam berbagai bentuk, baik
untuk menarik atau mendorong beban ataupun memutar engkol dan
sebagainya. Seorang manusia mampu mengangkat berat sampai dua kali
berat badannya, sedangkan kemampuan tarik hanya sekitar 80 sampai 90%
dari berat badannya.
 Hewan : Tenaga hewan merupakan sumber tenaga yang memegang
peranan penting di bidang pertanian khususnya untuk negara yang sedang
berkembang. Tenaga ternak pada umumnya digunakan untuk pekerjaan
menarik beban dan kurang sesuai untuk pekerjaan stasioner. Seekor kuda
dapat menarik beban 1/10 dari berat badannya secara terus menerus
dengan kecepatan 3.75 km/jam tanpa terlalu lelah.
 Angin : Tenaga angin relatif terbatas penggunaanya karena susah untuk
dikontrol dan sering tidak tersedia pada saat-saat dibutuhkan. Sejauh ini
penggunaan tenaga angin di bidang pertanian terbatas pada pemompaan
air dengan kincir angin. Besarnya tenaga yang dihasilkan oleh angin
tergantung dari kecepatan angin dan diameter kincir yang digunakan.
 Air : Tenaga air merupakan sumber tenaga yang populer digunakan
khususnya pada daerah aliran air di daerah-daerah yang berbukit atau
bergunung dimana terdapat aliran-aliran terjal. Besarnya tenaga yang
dapat dihasilkan tergantung dari debit air yang mengalir dan tinggi
jatuhnya air.
 Motor Listrik : Penggunaan tenaga listrik di bidang pertanian semakin
populer dengan sudah tersedianya listrik sampai ke perdesaan. Tenaga
listrik dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti penerangan,
pemanasan, pendinginan, menggerakkan motor listrik untuk mesin-mesin
pengolahan dan lain-lain.
 Motor Bakar: Dewasa ini motor bakar merupakan sumber tenaga yang
banyak digunakan di bidang pertanian baik untuk perkerjaan stationer
maupun pekerjaan menarik beban dengan menggunakan traktor yang
digerakkan oleh motor bakar. Motor bakar internal dapat menggunakan
bahan bakar bensin atau bahan bakar solar. Salah satu kelebihannya adalah
motor bakar tersedia dalam kisaran daya yang sangat besar dan fleksibel,
mulai dari daya yang sangat kecil < 0.5 kW sampai dengan ratusan
kilowatt.
 Traktor Pertanian : Traktor pertanian merupakan sumber tenaga yang
penting dalam pertanian moderen. Traktor pertanian dapat digolongkan
menjadi dua golongan besar yaitu traktor roda 2 atau traktor tangan dan
traktor roda empat. Traktor pertanian dapat digunakan sebagai sumber
tenaga tarik untuk mengoperasikan alat dan mesin budidaya pertanian dan
sekaligus juga dapat digunakan sebagai tenaga putar seperti untuk pompa
air, pemanen, perontok dan sebagainya.

D. Sistem Penggilingan Padi.


Tujuan teknik Penggilingan padi yang baik dilakukan agar dapat menghasil kan padi
yang menjadi beras yang berkualitas dan bermutu tinggi dan memiliki daya saing yang tinggi
dari segi kualitas dan harga dipasaran. Untuk agar bisa menghasilkan hasil penggilingan padi
harus dilakukan Teknik Penggilingan padi yang baik.Teknik penggilingan padi yang baik dikenal
pada saat ini dapat di golongkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Sistem Penggilingan Padi Secara Bertahap (Diskontinyu),
Yaitu sistem penggilingan dimana proses gabah menjadi beras dilakukan secara bertahap.
Didalam proses pemecah kulit dan penyosohan dilakukan secara terpisah dan pengumpanan
dilakukan secara manual. Dan biasanya banyak dilakukan pada pengilingan padi skala kecil dan
sederhana.Sistem yang hanya terdiri dari 1 unit saja mesin pemecah kulit, 1 unit mesin penyosoh
dan juga 1 unit diesel penggerak. Beras yang dihasilkan juga masih terukur kotor dengan
persentase beras kepala yang rendah, dengan persentase beras pecah tinggi dan derajat sosoh
yang masih rendah pula.
2. Sistem Penggilingan Langsung (Kontinyu),
Yaitu sistem pengilingan dimana proses dari gabah menjadi beras giling dilakukan sekali
jalan. Sistem ini menggunakan ban berjalan, sehinga proses pemecah kulit gabah dan proses
penyosohan diakukakan secara berurutan dan bersamaan. Begitu pula dalam teknik penggilingan
padi yang baik . Biasanya diterapkan pada teknik penggilingan dengan skala besar, dikarenakan
memerlukan unit alat yang lebih banyak dibandingkan dengan sisitem bertahap yaitu 2 unit
mesin pemecah kulit, 2 unit mesin penyosoh,unit elevator, unit grader dan unit tenaga penggerak
(Nugraha et al, 2000).

 Teknik penggilingan padi yang baik melalui beberapa tahapan proses sebagai berikut :

 Persiapan Bahan Baku : Proses pertama dalam teknik penggilingan padi yang
baik, Untuk bisa menghasilkan beras yang berkualitas maka harus menggunakan
Teknik penggilingan yang baik dan bahan baku gabah yang berkualitas pula.
Gabah harus diketahui dahulu varietasnya, asal gabah, kapan gabah itu dipanen,
kadar air dalam gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air 14%.Baik
melalui penjemuran atau juga menggunakan alat mesin pengering. Dalam
penundaan gabah kering panen lebih 2 -3 bulan akan menimbulkan kuning. Gabah
yang telah kering sebaiknya tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir
patah dan menir. Usahakan untuk gabah yang digiling adalah gabah kering panen
(GKG) yang baru dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang
belum berubah.Bila menggunakan gabah sudah kering yang telah disimpan lebih
dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak bagus atau (buram) dan
terjadi perubahan cita rasa pada hasilnya (tingkat kepulenan hasilnya menurun).
 Proses Pemecahan Kulit : Pada proses kedua teknik penggilingan padi yang baik
yaitu pemecahan kulit, mula – mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat
lubang tempat masuknya (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan juga mesin
pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alatnya
yaitu klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (diulang) dan diayak
sebanyak 1 kali dengan alat ayakan beras. Pemecahan kulit agar dihasilkan beras
pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk yang varietasnya butir bulat (ukuran
lubang ayakan 0,8 inci) dan untuk yang butir panjang (ukuran lubang ayakan 1
inci) bedanya. Proses pemecahan kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras
pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel ulang
struktur rubber roll dan kecepatan putarannya.
 Proses Penyosohan Beras : Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu
gesekan antar butiran dalam teknik penggilingan padi yang baik, sehingga
dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali.
Proses penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe untuk kulit friksi
(dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua
menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam).
Diperlukan untuk diperhatikan juga kecepatan dalam putaran untuk bisa
mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin
penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan
berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan
derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk bisa mengelompokkan kelas mutu
beras dapat ditambah ayakan beras. Dianjurkan menggunakan alat penyosoh tipe
friksi dikarenakan menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah
(3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%).Usaha untuk meningkatkan
mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan oleh
konsumen. Ada 3 jenis preferensi konsumen terhadap beras, yaitu beras bening,
beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang
berbeda.Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat
penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive
dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan.Tinggi-
rendahnya tingkat penyosohan menentukan tingkat kehilangan zat-zat gizi. Proses
penggilingan dan penyosohan yang baik akan menghasilkan butiran beras utuh
(beras kepala) yang maksimal dan beras patah yang minimal. Setelah proses
penyosohan beras pecah kulit menghasilkan antara lain beras giling, dedak dan
bekatul.
 Proses Pengemasan : Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas dalam
teknik penggilingan padi yang baik, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang.
Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan beras
yang lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit
tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg bisa juga dengan kantong plastik
yang tebalnya 0,8 mm. Fakta yang juga perlu diperhatikan dalam memilih jenis
kemasan adalah kekuatan dari kemasan itu sendri. Bahan kemasan (sebaikknya
bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-
pori penyerapan uap air dari luar tidak sampai mengganggu peningkatan kadar air
beras dalam kemasan). Serta label dalam kemasan untuk beras hendaknya
mencantumkan nama varietas ( untuk menghindari pemalsuan ).
 Proses Penyimpanan : Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah
kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas
kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium castaneum.) dan penyakit
gudang, ada pengaturan aerasi, tidak boleh bocor dan tidak boleh lembab.
Sebelum beras disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan dahulu. Untuk
penyimpanan karung beras disimpan dan diletakkan diatas bantalan-bantalan kayu
yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase. Tidak boleh
langsung kontak dengan lantai untuk bisa menghindar dari kelembaban
penyimpanan. Memudahkan untuk pengendalian hama (fumigasi), serta teknik
penumpukan beras.

Anda mungkin juga menyukai