Oleh :
KELOMPOK III
FAKULTAS PERTANIAN
SAMARINDA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang
menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage)
dan pengolahan tanah kedua (secondary tillage).
3
yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah
belum dapat dilakukan dengan efektif. Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-
bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman yang telah terpotong pada pengolahan tanah
pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya
dengan tanah.
Sesuai dengan macam dan cara pengolahan tanah yang telah diterangkan di atas,
secara garis besar alat dan mesin pengolahan tanah juga dibedakan menjadi dua
macam:
Dalam perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk
tradisional sampai dalam bentuk yang modern. Pada umumnya bahwa prinsip
dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang didorong/ditarik
tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya antara lain
4
pembukaan alur atau lubang, mekanisme penjatuhan benih, dan penutupan alur
atau lubang.
Menurut Popof (1986) alat penanaman dengan sumber tenaga dari traktor
dapat digolongkan menjadi 3 golongan., yaitu alat penanaman system baris lebar,
baris sempit dan sistem sebar.
Contoh alat dan mesin untuk pemeliharaan tanaman adalah: sabit, cangkul, mesin
penyiang gulma, mesin penabur pupuk, penyemprot, dan sebagainya.
5
panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin pasca penen untuk
mengurangi tingkat kehilangan. Mesin pasca penen memiliki banyak macam dan
fungsi pada tiap mesinnya. Mesin pasca panen dilengkapi dengan mesin
penggerak yang berupa mesin diesel yang digabungkan dengan mesin tersebut
supaya mesin pasca panen dapat bergerak dan berfungsi.
Mesin pasca panen memiliki banyak jenis antara lain mesin penggiling
padi, mesin penepung, mesin pengupas kulit kopi, mesin penyangrai kopi, mesin
pengering biji, dan mesin-mesin lainnya. Mesin pasca penen memiliki banyak
fungsi yang dapat memudahkan pekerjaan manusia dan meningkatkan serta lebih
efektif dan efisien. Oleh karena itu, dilakukan praktikum “Mesin Pasca Panen”
untuk mengenalkan macam-macam dan mengetahui masing-masing fungsi yang
dimiliki oleh mesin-mesin pasca panen yang ada di Indonesia.
BAB III
ISI
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan
membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau
lebih. Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal
(moldboard), 2) pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian
utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog).
6
7
Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan.
mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian singkal.
8
dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel).
Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam
pembuatannya diperkeras.
Ukuran bajak adalah lebar bajak, dinyatakan dalam satuan panjang. Ukuran dari
satu bajak adalah dengan mengukur jarak dari sayap (wing) sampai penahan samping.
Secara teoritis ukuran ini dapat dianggap sebagai lebar pembajakan atau lebar
pemotong tanah. Bajak singkal apabila dilihat dari atas atau samping akan terlihat suatu
rongga atau hisapan (suction). Suction ini perlu untuk mencapai kedalaman atau lebar
potongan bajak. Besarnya suction ini beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci. Ukuran ini
disebut juga celah (clearance). Tempat dari suction ini berbeda untuk bajak yang
mempunyai roda belakang (real furrow wheel) dan tanpa roda belakang. Disamping
untuk pemotongan tanah, hisapan (suction) ini berperan juga dalam menstabilkan
jalannya bajak.
Hisapan Kebawah (Down suction) atau celah vertikal (vertical clearance) beragam
dari 1/8 sampai 3/16 inci pada bajak tanpa roda belakang tergantung dari jenis alat dan
9
jenis tanah. Pada bajak dengan roda belakang, hisapan kebawah (down suction) sebesar
1/4 sampai 1/2 inci.
Hisapan (Suction) pada Bajak Singkal yang mempunyai Roda Belakang (Rear Furrow
Wheel). Kiri (Down), Kanan (Side)
Hisapan (Suction) pada Bajak Singkal yang tidak Mempunyai Roda Belakang. Kiri
(Down), Kanan (Side)
Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur
yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan diletakkan kesamping, disebut
keratan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari tengah areal secara bolak-balik
dan arah perputaran ke kanan, maka akan berbentuk alur balik (Back furrow). Bila
pekerjaan bolak balik dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan
terbentuk alur mati (Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan.
Dalam operasional bajak dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard
plow) dan bajak yang dapat diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow). Dilihat
dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah (one way) dan bajak dua arah
10
(two way). Menggunakan bajak dua arah memberikan keuntungan dalam menghindari
terbentuknya alur balik (back furrow).
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan
(bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya
dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi
gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada
disamping rangka atau berada di bawah rangka.
11
Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :
Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik
(trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat
sepenuhnya (integral mounted).
Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (oneway).
Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan
roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel).
Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada
tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan
yang dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu
gang melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah
piringan dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari
20 sampai 26 inci.
12
Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di
bagian depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga
memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang
sempit dan juga dapat mundur.
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik
gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor,
sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil
dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya
dengan hidrolik traktor.
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.
Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak
ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu
poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui
pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut
dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis
ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya
ditarik oleh traktor.
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven
rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng
(three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor .
13
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled
garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari
digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga
langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini
juga berfungsi sebagai penggerak.
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk
memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi
dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman
pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini,
tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan
sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai
14
5. bajak subsoil (subsoil plow)
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan
digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat
memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci. Alat ini sering juga
digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk
memperbaiki drainase tanah
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan
untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan
menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas
permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.
15
B. Pengolahan Lahan Sekunder
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1)
garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-
alat lainnya.
1. Garu
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah : a) garu
piring (disk harrow), b) garu palcu (splice tooth harrow), c) garu pegas (spring
tooth harrow), d) garu rotari, dan e) garu khusus (special harrow).
a. Garu Piring.
16
bersisi rata atau bergerigi. Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan
yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45
sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm.
Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara
15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing
dipisahkan oleh gelondong (spool). Masing-masing as (gang) diikat ke rangka
melalui standar yang berdiri pada bantalan. Untuk garu yang ringan satu as
mempunyai dua bantalan, sedangkan yang berat lebih dari dua bantalan. Pada
ujung as di bagian cembung piringan ditempatkan bumber berupa besi tuang yang
eukup berat untuk menambah tekanan ke samp ing. Apabila garu piring tidak
cukup berat untuk memecah tanah, maka dapat ditambah beban yang ditempatkan
pada kotak pemberat. Untuk membersihkan tanah yang melekat pada piringan,
biasanya setiap piringan dilengkapi dengan pengeruk tanah (scraper) yang diikat
pada rangka.
b. Garu paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa
baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan
17
dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan
pada tanainan yang baru tumbuh.
c. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai
banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas)
apabila mengenai gangguan. Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan
untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih
dalam.
d. Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan
garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan
roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as
18
dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh
tarikan traktor.
e. Garu Khusus
Alat ini menyerupai piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada
satu as. Puingan piring dapat tajam atau bergerigi. Digunakan untuk
19
penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk persemaian. Alat ini dapat
digolongkan atas dua jenis yaitu ;
2) Crowfoot roller.
Pulverizer
Alat ini digunakan untuk mengolah tanah tanpa merubah tanah dibagian
permukaan dan juga sekaligus dapat untuk penyiangan. Keuntungan
menggunakan alat ini adalah :
20
1) Meningkatkan kemampuan tanah dalam hal menyerap air,
Alat baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk
menempatkan benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan
yang lain cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan
meningkatkan efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan
untuk tanaman seperti: jagung, kapas, sorgum, serta kacang-kacangan.
Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris
lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hill-drop dan checkrow. Sedangkan untuk
penempatan alat pananam pada traktor dapat dibagi 2 golongan, yaitu: trailing dan
mounted.
21
2. Alat penanam sistem baris sempit
Alat penanam tipe ini adalah dirancang khusus untuk menanam benih-
benih kecil atau rumput-rumputan dalam baris dan alur yang sempit serta
kedalaman yang seragam. Karena inilah, maka pengoperasian alat-alat mekanis
dalam baris kecil sekali kemungkinannya. Alat penanam sistem baris yang sempit
ada yang mempunyai corong pemasukan yang hanya untuk benih saja dan adapula
yang mempunyai corong yang cukup luas namun terbagi menjadi dua bagian, satu
bagian menjadi tempat benih dan bagian lain menjadi tempat pupuk.
Bagian-bagian utama dari alat penanam sistem baris sempit ini adalah :
22
1. Kerangka
2. Roda-roda
5. Saluran benih
6. Pembuka alur
7. Pengatur kedalaman
Penanaman sistem sebar merupakan cara penanaman yang paling lama dan
sederhana. Penebaran benih dengan mengunakan mesin lebih teliti dan cepat bila
dibandingkan penebaran dengan tangan. Penanaman sistem sebar ini memerlukan
adanya pembuka alur, maka dari itu harus disiapkan dengan pengolahan tanah
yang menggunakan peralatan seperti garu piring. Dan juga sistem ini tidak
memerlukan penutupan. Penutupan kemudian dapat dilakukan dengan garu paku
atau yang lainnya.
23
1. Tipe sentrifugal atau endgate
3. Penebar rumput-rumputan
24
Alat tanam sistem sebar tipe pesawat terbang
1. Transplanter
Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan
kondisi penanaman yang seragam. Pada penanaman padi, dapat dibedakan
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu
mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling).
Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah
cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun
demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga
kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang
memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini
mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus
dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan
penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.
Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga
jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin
tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber
tenaga atau enjin sendiri.
25
Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan
rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama,
karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi
kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk
penyulaman secara manual.
2. Seeder
Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian
besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah.
Bila benih dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan
mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh pada
kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan
jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses
aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada
bermacam-macam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau, dll, yang
26
masing-masing memiki bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang berbeda-beda.
Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam yang berbeda
pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran,
bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan tekanan
terhadap tekanan dan gesekan. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat
penanam (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
c) Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama
dengan alur)
27
Macam-macam tipe seeder :
Pada alat ini penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang variabel (variable
orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk
mencegah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar
aliran benih dapat kontinyu.
Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran.
Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat
dipergunakan untuk menyebar benih, pupuk, pestisida dan material lain yang
berupa butiran. Setelah operasi tanam sebar kemudian dilakukan operasi
pengolahan tanah kedua untuk menutup benih dengan tanah.
Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam,
benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan dengan roda
tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol
melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur
28
benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka alur, bisa
berupa disk atau bentuk lain.
Umumnya jarak antar benih berkisar antara 150 – 400 mm. Metoda penutupan
benih dapat dilakukan dengan rantai tarik, yang ditempatkan dibelakang pembuka
alur (furrow opener). Setelah benih tertutup tanah, maka tanah diatas dan
disamping benih tersebut akan diperkeras menggunakan roda tekan. Jenis-jenis
pembuka alur dan roda tekan.
Mesin tanam presisi (memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih pada
interval yang sama dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau sering
juga disebut jarak antar barisan, umumnya dibuat cukup lebar untuk keperluan
penyiangan. Mesin tanam presisi tersedia dalam bermacam-macam variasi.
Dimana sumber tenaga tarik yang digunakan dapat menggunakan orang, hewan,
traktor roda-2 maupun trator 4-roda. Secara umum ada 4 bagian utama yang selalu
ada dalam alat tanam presisi, yaitu 1) pembuka alur (furrow opener) untuk
mengontrol kedalaman tanam, 2) penjatah benih (metering seed) untuk menjaga
29
interval jarak benih dalam alur dapat seragam, 3) penutup alur, untuk menutup
alur tanam, dan 4) roda tekan (pressing wheel), untuk memadatkan tanah disekitar
benih agar kontak antara benih dan tanah cukup baik.
30
b. Penetapan Tekstur Tanah
c. Penetapan pH Tanah
31
BAB IV
32
Bebatuan: 10%
Gambut: 30%
Genangan/Banjir: tidak ada
Erosi: tinggi
Salinitas: tidak ada
pH: 5,6 – 4,5
Lain lain: -
A. Horizon penciri
B. Horizon peralihan
Horizon peralihan terlihat pada lapisan ketiga yang memilik sifat dari horizon
B dan sifar dari horizon C
C. Batas horizon
Batas antara lapisan antara horizon terlihat cukup jelas dengan ditandai
perbedaan warna yang membentuk garis pembatas di tiap lapisannya
D. Warna tanah
lapisan pertama warna tanah Hue = 10 YR, Value/chroma= 2/2 (very dark
brown).
lapisan kedua warna tanah HUE = 7,5 YR, Value/chroma = 6/8 (redish
yellow).
33
lapisan ketiga warna tanah HUE = 10 YR, Value/Chroma = 7/8 (Yellow)
E. pH tanah
C. Tekstur tanah
D. Struktur tanah
E. Konsistensi
34
Lapisan keempat konsistensi keras.
F. Perakaran
G. Lereng topografi
Bentuk wilayah berbukit agak bergunung dengan lereng >30% dan perbedaan
tinggi (m) 50-120 m.
4.2 Pembahasan
35
didominasi pelapukan bahan induk berwarna kelabu, warna tanah HUE = 10
YR, Value/Chroma = 7/2 (light gray/kelabu terang).
36
umumnya mempunyai tekstur yang kasar seperti liat berpasir (Suharta
dan Prasetyo 1986), sedangkan tanah Ultisol dari batu kapur, batuan
andesit, dan tufa cenderung mempunyai tekstur yang halus seperti liat
dan liat halus (Subardja 1986; Subagyo et al.1987; Isa et al. 2004;
Prasetyo et al. 2005).
b) Ultisol umumnya mempunyai struktur sedang hingga kuat, dengan
bentuk gumpal bersudut (Rachim et al. 1997; Isa et al. 2004; Prasetyo et
al. 2005).
c) Pada umumnya Ultisol berwarna kuning kecoklatan hingga merah. Pada
klasifikasi lama menurut Soepraptohardjo (1961), Ultisol
diklasifikasikan sebagai Podsolik Merah Kuning (PMK). Warna tanah
pada horizon argilik sangat bervariasi dengan hue dari 10YR hingga
10R, nilai 3−6 dan kroma 4−8 (Subagyo et al. 1986; Suharta dan
Prasetyo 1986; Rachim et al. 1997; Suhardjo dan Prasetyo 1998;
Alkusuma 2000; Isa et al. 2004; Prasetyo et al. 2005).Warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bahan organik yang
menyebabkan warna gelap atau hitam, kandungan mineral primer fraksi
ringan seperti kuarsa dan plagioklas yang memberikan warna putih
keabuan, serta oksida besi seperti goethit dan hematit yang memberikan
warna kecoklatan hingga merah. Makin coklat warna tanah umumnya
makin tinggi kandungan goethit, dan makin merah warna tanah makin
tinggi kandungan hematit (Eswaran dan Sys1970; Allen dan Hajek 1989;
Schwertmanndan Taylor 1989).
d) Tanah Ultisol memiliki kemasaman kurang dari 5,5 sesuai dengan sifat
kimia, komponen kimia tanah yang berperan terbesar dalam menentukan
sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Nilai pH yang
mendekati minimun dapat ditemui sampai pada kedalaman beberapa cm
dari dari batuan yang utuh (belum melapuk). Tanah-tanah ini kurang
lapuk atau pada daerah-daerah yang kaya akan basa-basa dari air tanah
pH meningkat pada dan di bagian lebih bawah solum (Hakim,dkk.
1986).
37
Dari hasil pengamatan juga disimpulkan klasifikasi tanah tanah di
Jl. Gerliya, Kelurahan Mugirejo adalah Udult, Udult adalah Ultisol yang
memiliki regim
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
Ir. A. G. Kartasapoetra, Ir. Mulyani Sutedjo. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta.
PT Bina Aksara.
Hanafiah, Ali Kemas. 2010. Dasar–Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
40
Islami, T., 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP Semarang
Press:Semarang.
https://www.slideshare.net/jumadiahmad/laporan-akhir-dasar-dasar-ilmu-tanah
https://uphy006stiptolitoli.wordpress.com/2016/06/16/laporan-dasar-dasar-ilmu-
tanah/
https://www.slideshare.net/AbdulMuftiPutra/upload-36897080
http://www.academia.edu/18321685/LAPORAN_PRAKTIKUM_DASAR_-
_DASAR_ILMU_TANAH_PROFIL_TANAH_
41
LAMPIRAN
42
43