Anda di halaman 1dari 22

DEEP WATER CULTURE

(DWC)
NUROHMAD A.Q
LADEN TYUS NJAU
Hidroponik

Kata Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang


berarti air dan "ponics" yang artinya daya atau tenaga atau tenaga
kerja. Jadi menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam
menggunakan media air atau tenaga kerja air.Hidroponik juga
dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa
menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam atau soilless.
Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam
dengan memperhatikan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman yang bersangkutan, atau istilah lainnya bercocok tanam
tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi yang
dibutuhkan tanaman. Dari sinilah akhirnya muncul beberapa sistem
dalam hidroponik salah satunya adalah Deep Water Culture (DWC)
Adapun istilah Deep Water Culture disematkan dalam metode ini
karena akar tanaman senantiasa terendam dalam air. Dalam sistem
ini, akar tanaman dibiarkan terendam dalam larutan air yang kaya
akan oksigen dan nutrisi.
Pengertian Sistem DWC

Metode ini disebut Deep Water Culture (DWC) karena dua alasan.
Alasan pertama adalah tanaman biasanya tumbuh diatas reservoir
(tandon/penampungan) yang dapat menampung air dalam jumlah
yang layak. Lebih banyak air yang digunakan maka Ph,PPM, dan suhu
dari larutan nutrisi menjadi lebih stabil, yang berarti bisa
mengurangi waktu dari perawatan tanaman.
Alasan kedua adalah karena massa akar yang terendam di dalam air
cukup banyak. Dalam sistem DWC, sebagian besar sistem akar
tanaman terendam di dalam air selama 24 jam setiap harinya.
3 Poin penting

Ada 3 poin penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman


menggunakan sistem DWC
Oksigen: Karena akarnya terendam air dan bukan tanah (yang memiliki celah
dan lubang di mana udara berada), air perlu dioksigenasi dengan baik agar akar
tanaman tidak busuk dengan bantuan airator
Air: Air adalah media utama dari pertumbuhan akar dari tanaman, tidak seperti
tanah parameter di dalam air lebih mudah terfluktuasi sehingga perlu selalu
dipantau perubahannya agar tanaman dapat tumbuh dengan baik
Nutrien: Tidak seperti di tanah yang sudah mengandung banyak unsur hara,
dalam hidroponik perlu ditambahkan nutrisi yang mudah larut di dalam air
sebagai pasokan nutrisi utama bagi tanaman.
Keunggulan DWC

Pertumbuhan yang dipercepat berkat penyerapan nutrisi dan oksigen yang unggul
dari larutan nutrisi. Misalnya, Anda bisa menanam selada dan memanen dalam 30
hari, sementara jika ditanam secara konvensional membutuhkan 50 hari.
Aerasi akar meningkatkan penyerapan tanaman dan meningkatkan tingkat
pertumbuhan sel dalam tanaman
Karena tanaman selalu terendam dalam nutrisi, maka kebutuhan nutrisi selalu
tersedia setiap saat.
Perawatan yang dilakukan lebih sedikit karena nutrisi menjadi lebih stabil dalam
jumlah besar.
Sistem yang paling sederhana dibandingkan dengan sistem hidroponik lainnya
sepert NFT,DFT, Ebb Flow, dll.
Tanaman Yang Cocok

Tanaman yang cocok ditanam menggunakan sistem ini adalah


tanaman dengan umur pendek dan tidak memiliki ukuran yang
besarseperti selada, kangkong, sawi, bayam dan tanaman sayuran
daun lainnya. Namun beberapa petani di luar negeri sana juga
menggunakan sistem DWC untuk menanam cabai dan tomat.
Kekurangan DWC

Pada sistem DWC tanpa sirkulasi nutrisi akan cepat panas sehingga
mengurangi kadar oksigen terlarut di dalam nutrisi menyebabkan
kebusukan pada akar tanaman.
Pada sistem DWC dengan skala kecil, kadar Ph dan PPM larutan
nutrisi mudah sekali terfluktuasi karena dipengaruh oleh suhu
larutan yang mudah berubah.
Pada sistem DWC tanpa sirkulasi pengecekan nutrisi menjadi lebih
lama karena sistem tidak terintergrasi dan harus dicek per wadah
satu per satu.
Peralatan dan Bahan sistem DWC

Airator

Aerator adalah alat untuk membantu melarutkan


oksigen yang ada di udara ke dalam air kolam
atau akuarium. Prinsip kerja alat ini adalah
membuat permukaan air sebanyak mungkin
bersentuhan dengan udara. Tujuannya agar
oksigen dalam air itu cukup dan gas serta zat
yang biasanya menimbulkan bau busuk dapat
terusir dari air.
Pompa air

Pompa air digunakan untuk


menyalurkan air pada sistem yang
memiliki sirkulasi. Pompa air juga
dapat dimodifikasi menjadi pompa
venturi yang berfungsi untuk
menciptakan gelembung udara di
dalam air.
Netpot

Netpot adalah wadah media tanam untuk


bertanam Hidroponik. Seperti pot kecil
dengan lobang di bawahnya dan dibagian
samping, sehingga ketika akar tanaman
keluar dari netpot mudah untuk
dicabut.Dengan ukuran yang variatif,
ukuran yang umum di gunakan adalah
tinggi dan diameternya 5cm.
Variasi sistem DWC
Kratky Sistem

Sistem ini adalah system DWC paling


sederhana karena tidak menggunakan
pompa atau aerator. Tanaman cukup
diletakan diatas sistem sampai akarnya
menyentuh larutan nutrisi. Perlu
diperhatikan bahwa bagian akar tidak
boleh sepenuhnya terendam di dalam
larutan nutrisi, hal ini dilakukan agar akar
mendapat tambahan suplai oksigen.
Variasi Sistem DWC
Bubbleponics

Sistem ini sama dengan system


sebelumnya hanya saja dengan
penambahan airator. Pada system ini
larutan nutrisi digerakan dari bawah ke
atas dengan bantuan gelembung dari
airator. Sistem ini lebih baik dari
system sebelumnya karena kadar
oksigen terlarut dalam larutan nutrisi
lebih banyak dan nutrisi yang terus
bergerak mencegah pengendapan
nutris di satu tempat saja.
Variasi sistem DWC
Recirculating DWC

Sistem ini adalah pengembangan dari


sistem sebelumnya dengan penambahan
sebuah reservoir utama yang terhubung
dengan seluruh sistem. Air dari reservoir
utama dialirkan menuju ke setiap wadah
tanaman dan dialirkan kembali dari wadah
menuju ke reservoir utama (sirkulasi).
Keunggulan dari sistem ini adalah
pengecekan Ph,suhu dan PPM dan
penambahan air cukup dilakukan di
tandon utama saja sehingga menghemat
waktu perawatan.
Variasi sistem DWC
Rakit Apung
Sistem ini menggunakan sterofoam yang diapungkan diatas reservoir dan
hampir seluruh bagian akar terendam didalam air oleh karena itu pada
sistem ini dibutuhkan suplai oksigen yang lebih besar.
Sistem Rakit Apung

Sistem rakit apung merupakan salah satu variasi sistem DWC yang paling
banyak digunakan di dunia dan juga di Indonesia. Di Indonesia sendiri rakit
apung mengalami beberapa perkembangan mulai dari generasi pertama yang
masih sangat sederhana sampai dengan yang terbaru yaitu generasi
keempat.

Keunggulan dari sistem rakit apung ini sendiri adalah:


• biaya pembuatannya yang murah dan mudah
• Parameter air lebih stabil
• Tidak terlalu memerlukan banyak perawatan
Sistem Rakit Apung
GENERASI 1:
- ukuran bak lebih kecil (1,6X3,6 m)
- bodi bak pakai triplek 9 mm dilapisi terpal
- masih pakai tandon diluar bak tanam sbg
tempat meletakkan pompa sirkulasi
- menggunakan pompa rendam biasa
- ada spray bar dan lubang overflow yg
masing2 diletakkan di ujung yang
berlawanan untuk menciptakan arus searah
- lembaran styrofoam belum berlapis
aluminium foil
GENERASI KE 2:
- ukuran bak lebih besar (1,8×4,5 m)
- bodi bak pakai triplek 9 mm dilapisi terpal
- sudah tidak pakai tandon diluar bak tanam
- pompa sirkulasi diletakkan langsung di
dalam bak tanam
- masih menggunakan spray bar tapi sudah
tidak pakai lubang overflow, jadi air hanya
dialirkan dari posisi hulu ke hilir bak
- lembaran styrofoam sdh berlapis aluminium
foil
GENERASI KE 3:
- ukuran standar bak masih 1,8x4,5 m
namun sudah banyak yang diperpanjang
hingga 9 m
- bodi bak masih pakai triplek 9 mm
berlapis terpal
- selain tanpa tandon, pompa sirkulasi biasa
sudah diganti dengan 2 bh pompa venturi yg
diletakkan diagonal di pojok2 bak utk
menciptakan pusaran arus searah.
- sudah tidak menggunakan spray bar
karena oksigen dalam air sdh didapat
dengan pemakaian pompa venturi
DWC dan Akuaponik

Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan


memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman
memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila
dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu
tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai
zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan
suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan.
Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi
kita yang  mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan
sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas.
Pada sistem DWC yang menggunakan
banyak air sangat dimungkinkan
untuk kita memilhara ikan di dalam
reservoir. Sehingga kita bisa
memanen ikan dan tanaman di satu
tempat yang sama.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai