Anda di halaman 1dari 7

Lima jenis dan metode hidroponik yang perlu diketahui sebelum menentukan pilihan sistem apa

yang akan digunakan:

1. Hidroponik Sistem DFT


Sistem hidroponik Deep Flow Technique (DFT), adalah sistem hidroponik
dimana untuk memberi nutrisi pada tanaman menggunakan sistem aliran air dan
menyisakan genangan pada instalasi untuk merendam akar tanaman. Tujuan
genangan adalah agar tanaman bisa mendapatkan kebutuhan unsur hara selama 24
jam secara terus menerus

Kelebihan sistem hidroponik DFT


1. Pertumbuhan Lebih Cepat. Hidroponik sistem DFT pada setiap instalasi hidroponik akan
menyisakan genangan air kurang lebih sekitar 1 sampai 2 cm, sehingga akar tanaman akan
dijamin ketersediaan nutrisi selama 24 jam penuh.
2. Masa Panen Lebih Cepat. Ketersediaan nutrisi yang optimal akan berpengaruh
pada proses pertumbuhan lebih optimal, sehingga masa panennya pun bila lebih
cepat.

3. Pertumbuhan tanaman lebih seragam. Dikarenakan suplay nutrisi merata ke


semua tanaman

4. Jika aliran listrik padam tnaman masih bisa bertahan. Oleh karena sistem DFT menyisakan
genangan air pada insalasi, maka ketika ada gangguan pada pompa air maupun padamnya
aliran listrik, tanaman masih bisa bertahan, tidak mengalami dehidrasi, atau layu.
5. Perawatan Lebih Mudah. Bagi para pemula yang menggeluti hidroponik, sistem DFT lebih
cocok karena perawatan relatif lebih mudah. Misalnya jika lupa melakukan pengontrolan,
tanaman masih bisa tumbuh sesuai harapan.

Kekurangan sistem DFT ini adalah :


1. Bisa Kemungkinan Busuk Akar. Jika akar tanaman terendam terlalu dalam, maka tanaman
bisa mengalami busuk akar yang berakibat pada kematian, dan bisa kekurangan oksigen
terlarut sehingga membuat pertumbuhan tanaman terganggu.
2. Kebutuhan Air Lebih Banyak. Oleh karena sistem DFT menyisakan genangan
air di instalasi maka secara otomatis kebutuhan air lebih banyak, dan efeknya
adalah kebutuhan nutrisi juga lebih banyak.

3. Menimbulkan Endapan pada Instalasi. Air yang menggenang akan


menimbulkan endapan pada instalasi, kemungkinan akibatnya adalah bakteri akan
tumbuh subur.
2. Hidroponik Sistem NFT

Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) adalah sistem hidroponik


yang mengandalkan sirkulasi air nutrisi ke instalasi hidroponik dengan aliran air
tipis sampai diibaratkan setipis kertas film. Sistem NFT ada kemiripan dengan
sistem DFT, bedanya pada kedalaman genangan air saja. Sehingga sistem NFT
lebih hemat air dibanding dengan DFT karena tidak ada air yang menggenang di
instalasi.

Kelebihan sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT).

1. Lebih mudah dalam mengontrol kandungan pupuk. Sistim NFT jika distribusi
air dimatikan dengan cara mematikan pompa airnya, maka 90% akan akan
kembali ke bak tandon. Disaat itulah pengontrolan kandungan nutrisi dilakukan,
dengan demikian semua tanaman akan mendapatkan pasokan nutrisi yang sama.
Pengontrolan nutrisi bisa dilakukan dengan TDS meter yang akan menghasilkan
nilai Part Per Million (PPM).

2. Hemat air. Tidak seperti sistem DFT, Sistem hidroponik NFT, tidak ada
genangan air didalam instalasi. Air hanya mengalir tipis pada setiap instalasi,
jika pompa dimatikan maka seluruh air dengan cepat akan kembali ke bak
tandon.

3. Hemat nutrisi. Oleh karena sistem NFT hemat air, maka secara otomatis
nutrisi yang diperlukan juga lebih sedikit untuk mencapai PPM tertentu.

4. Pertumbuhan tanaman lebih maksimal. Pada sistem NFT kebutuhan oksigen


tanaman lebih maksimal, dengan suplay unsur hara yang juga tercukupi maka
sistem pengakaran menjadi lebih optimal, maka pertumbuhan tanaman juga lebih
cepat dan maksimal.

5. Kemungkinan pengendapan kotoran dalam instalasi kecil.

Kekuranan sistem instalasi NFT

1. Tergantung pada pasokan listrik. Sistem hidroponik NFT air mengalir tipis
pada instalasi, dan tidak ada genangan. Jika pasokan listrik mati, maka pompa air
mati dan dengan cepat tanaman juga kekurangan pasokan nutrisi dan akan
dihidrasi.
3. Hidroponik Sistem Wick atau Sumbu
Sistem hidroponik ini menjadi farorit para pemula, bahkan ini menjadi materi
dasar hidroponik. Hidroponik sistem sumbu adalah sistem hidroponik dimana
untuk memberi suplai nutrisi pada akar tanaman digunakan sumbu kapiler yang
menghubungkan air tandon sampai ke akar tanaman. Sumbu pada sistem wick
biasanya digunakan kain flanel atau bahan lain yang mempunyai daya kapiler
tinggi.

Kelebihan Hidroponik Wick :

1. Tanaman selalu terpenuhi kebutuhan nutrisinya asalkan sumbu kapiler masih


menyentuh air nutrisi dan sumbu kapiler berfungsi dengan baik.

2. Ukuran Fleksibel, bisa mulai dari yang sangat sederhana, misalnya


menggunakan botol bekas air mineral, bak ukuran 30 x 50 cm, dan yang lebih
besar lagi.

3. Peralatan mudah ditemukan dan murah.

4. Tidak tergantung pada aliran listrik, jika hasil lebih maksimal gunakan aerator
agar suplai oksigen lebih maksimal.

Kekurangan Hidroponik Wick :

1. Ada pekerjaan tambahan yaitu memasang kain flanel pada netpot, jika untuk
skala industri menjadi kurang efektif.

2. Perlu campur tangan manusia khususnya untuk menggerakkan air agar suplai
oksigen tercukupi, dan lumut tidak berkembang biak. Masalah ini bisa diatasi
dengan menambahkan aerator pada setiap bak penampungan.

3. Pertumbuhan tanaman kurang maksimal karena suplay nutrisi tidak merata,


tergantung dengan sumbu kapiler.

4. Sistem Hidroponik Rakit Apung


Sistem hidroponik rakit apung atau Floating Raft system adalah sistem
hidroponik yang mengintegrasikan anatara bak penampungan dan tanaman
menjadi satu kesatuan. Bedanya dengan sistem wick, sistem rakit apung tidak
menggunakan sumbu kapiler untuk menghubungkan akar dengan air tandon,
namun menempelkan akar tanaman langsung pada bak air dengan mengapungkan
tanaman dipermukaan air. Untuk mengapungkan tanaman bisa menggunakan
stereoform atau bahan lain yang bisa mengapung diatas air.
Kelebihan hidroponik rakit apung

1. Biaya pembuatan rakit apung hidroponik ini relatif murah. Hidroponik rakit apung hanya
menyiapkan kolam penampungan air, stereofom atau sejenisnya, netpot, dan rockwool, sistem
ini tidak membutuhkan banyak alat penunjang hidroponik sebagaima sistem yang lain.
2. Perawatan lebih mudah. Untuk membersihkan instalasi cukup menguras dan membersihkan
kolam, tidak sesulit membersihkan instalasi hidroponik yang lain.
3. Tidak terlalu bergantung pada aliran listrik. Idealnya sistem rakit apung menggunakan
aerator untuk memebuhi kebutuhan oksigen, namun ketika aliran listrik padam, tanaman tetap
terjaga kesegarannya dan tidak terjadi dehidrasi.
4. Biaya operasi lebih murah. Kesederhanaan sistem rakit apung secara otomatis akan
mengurangi biaya operasionalnya.

Kekurangan Hidroponik Sistem Rakit Apung

1. Rentan terjadi pembusukan akar. Sistem rakit apung sebagian besar akar tanaman terendam
dalam air secara terus menerus, sehingga rentan terjadi pembusukan akar. Oleh karena itu perlu
memilih tanaman yang tahan terdapat air, misalnya kangkung, slada, dan pokcoy. Selain itu
bisa dengan solusi menambahkan kadar oksigen dalam air dengan menambahkan airator.
2. Tidak semua tanaman sayuran yang biasa ditanam secara hidroponik bisa ditanam dengan
sistem ini.
3. Tidak cocok untuk tanaman sayuran buah seperti tomat, cabe, terong, dll.
4. kebutuhan air lebih banyak. Sistem rakit apung harus memenuhi air dalam kolam yang
disiapkan, dan harus konstan, sehingga kebutuhan nutrisi juga relatif lebih banyak.

5. Sistem Hidroponik Vertikulur atau Tower


Sistem hidroponik paling efisien lahan, karena sistem ini tanaman ditanam secara
vertikal atau menyerupai tower. Tekni ini beda dengan teknik sebelumnya
khususnya dalam irigasinya. Pada hidroponik sistem tower akar tanaman disiram
dengan bintik air nutrisi (menyerupai embun) secara terus menerus. Bintik air
dibuat dengan memompa air dari bak tandon ke atas dan dikeluarkan secara
perlahan menyerupai embun.
Kelebihan

1. Hemat lahan. Diantara berbagai sistem hidroponik, sistem hidroponik tower yang paling
hemat lahan, dikarenakan cara menanamnya ke atas bukan kesamping. Semakin besar dan
semakin tinggi pipa yang digunakan maka kapasitas tanaman semakin besar pula.
2. Mudah Dipindahkan. Hidroponik sistem tower sangat mudah dipindahkan karena tidak ada
instalasi yang ditanam dalam tanah. Sistem single tower yang berada di permukaan tanah
hanya bak tandon, sehingga untuk memindahkan sangat mudah.
3. Kapasitas lubang tanam lebih banyak. Oleh karena cara menanamnya ke atas maka secara
otomatis kapasitas lubang tanam per meter persegi akan lebih banyak. Lahan ukuran P 50, L
50, Tinggi 30 cm, bisa menampung sekitar 30 sampai 40 lubang tanam.
4. Artistik. Hidroponik tower banyak yang dimodifikasi untuk keindahan taman, misalnya wall
garden, instalasi yang menyerupai huruf abjad, dll.

Kekurangan

1. Tergantung aliran listrik. Irigasi hidroponik sistem tower sangat tergantung oleh air yang
dipompakan ke atas, kemudian di semburkan ke pipa tempat menanam. Jika pompa mati atau
aliran listrik padam makan tanaman cepat terjadi dehidrasi dan stres, dan jika waktunya lama
bisa berakibat kematian tanaman.
2. Instalasi relatif lebih mahal. Belum semua orang bisa mengerjakan sistem hidroponik tower
karena perlu beberapa trik agar sistem bisa berjalan dengan sempurna. Maka instralasi ini
biasanya relatif lebih mahal dibanding instalasi yang lainnya
3. Biaya Operasional Lebih Mahal. Irigasi mengandalkan air yang disemburkan oleh pompa
dengan mengandalkan aliran listrik. Untuk menjaga agar irigasi terus berjalan maka pompa
harus terus dinyalakan. Jadi aliran listrik secara terus menerus terpakai, dan ini adalah menjadi
bertambahnya biaya operasional.
4. Sinar Matahari Tidak Merata. Bentuk hidroponik tower adalah melingkar, akibatnya paparan
sinar matahari tidak merata.
Contoh jenis jenis instalasi Hidroponik

Instalasi hidroponik sistem DFT instalasi hidroponik sistem NFT

Instalasi hidroponik sistem wick atau sumbu instalasi hidroponik sistem rakit apung

Instalasi hidroponik vertikulur atau tower


Planning kegiatan kopeng tanggal 5 oktober 2023

1.Bedeng

-pasang kramik lantai kamarmandi

-buat dudukan untuk kloset

- pembuatan lantai kamar mandi dan dapur

2. sepitank & wc

- penggalian dan pendalaman lubang sepitank ukuran 1M x 1.5M x 3M

-pembuatan anyaman besi untuk persiapan pengecoran

3. sumur

- Pendalaman sumur

4. lubang tanam

-target rencana 12 lubang tanam

Anda mungkin juga menyukai