Anda di halaman 1dari 14

HIDROPONIK (Wick system, Rakit

apung, Drip system)


Ahmad Al Amin
214110184
Agroteknologi IV C
HIDROPON
IK
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa
menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media
tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a) tidak memerlukan lahan
yang luas (b) mudah dalam perawatan (c) memiliki nilai jual yang tinggi.
Sedangkan kelemahan hidroponik adalah: (a) memerlukan biaya yang
mahal (b) membutuhkan keterampilan yang khusus
JENIS – JENIS
HIDROPONIK
1. Wick System
Sistem wick (sumbu) merupakan salah
satu sistem hidroponik yang paling sederhana
untuk dilakukan. Sistemnya dapat diandaikan
seperti kompor minyak tanah. Sistem wick
juga merupakan sistem pasif dalam hidroponik
karena akar tidak bersentuhan langsung
dengan air.
2. Rakit Apung
Sistem hidroponik rakit apung adalah metode bercocok
tanam menggunakan bak berisi air dengan meletakkan bibit
sayuran di atas styrofoam. Pada sistem ini hanya membutuhkan
aerator. Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit apung
adalah dengan menempatkan tanaman terapung tepat berada di
atas cairan nutrisi.

3. Drip System
Sistem hidroponik irigasi atau drip adalah salah satu
sistem yang paling sering digunakan dalam sistem tanam
hidroponik di dunia, baik itu oleh para petani atau
pembudidaya rumahan. Cara kerjanya adalah dengan cara
meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar tumbuhan yang
Anda tanam untuk menjaga tanaman tersebut tetap lembab.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Wick system
A. Kelebihan
Biaya yang diperlukan tergolong sangat murah.
Bentuk yang sederhana dan pembuatannya yang mudah.
Frekuensi penambahan nutrisi lebih jarang.
Tidak tergantung listrik sehingga biaya relatif lebih murah.
Mudah untuk dipindahkan.
Efisiensi penggunaan air dan nutrisi yang tinggi.
• Kebutuhan tenaga kerja yang sedikit
B. Kekurangan
Apabila jumlah tanaman yang dibudidayakan banyak maka akan sedikit sulit dalam mengontrol pH air.
Hanya cocok untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak air.
• Sistem sumbu juga memiliki kelemahan karena kurang efisien dalam memberikan nutrisi dan
penyerapan nustrisi. Tanaman yang memerlukan banyak nutrisi akan membutuhkan nutrisi lebih cepat
nantinya tidak mampu menyerap nutrisi dalam air secara merata.
2. Rakit Apung
A. Kelebihan
Biaya yang dibutuhkan murah
Perawatannya mudah
Alat dan bahan yang dibutuhkan mudah dicari
• Hemat air dan nutrisi.
• Tidak bergantung pada ketersediaan listrik
B. Kekurangan
Sistem rakit apung lebih cocok apabila ditempatkan di dalam ruangan
Akar tanaman lebih rentan membusuk. Ini disebabkan karena terus tergenang di dalam air
• Kadar oksigennya sedikit.
3. Drip System
A. Kelebihan
Waktu pemberian nutrisi bisa di seuaikan dengan umur tanaman : drip sistem umumnya menggunakan
tymer,
● Akar lebih mudah tumbuh.
● Kebersihan terjamin dan bebas penyakit
● Penggunaan pupuk menjadi efektif
B. Kekurangan
Modal yang cukup tinggi
Memerlukan wawasan yang luas tentang tanaman : tentang tanaman yang ingin ditanam agar mengurangi
jumlah presentase kegagalan yang bisa terjadi.
Perawatan yang harus di lakukan secara intensif 
● Masalah pengairan dapat berakibat fatal : dalam sistem drip atau irigasi ketika mengalami masalah
pengairan maka tanaman akan menjadi kering dan membuat tanaman tersebut mati atau tidak maksimal.
METODE
1. Wick System PEMBUATAN
• Siapkan alat : Bak / Baskom, Gunting, pisau, atau cutter, Impraboard, Netpot,Sumbu, kain bekas, atau kain
flanel sebagai pengalir nutrisi (wick system), Bibit tanaman yang sudah melakukan penyemaian di
media rockwool, Air, Nutrisi pupuk A & B (berbentuk cair atau bubuk). Anda bisa menemukan ketoko khusus
tanaman atau pertanian. Sesuaikan jenis nutrisi dengan tanaman yang Anda pilih (sayur atau buah).
• Masukkan air kedalam wadah Bak atau baskom
• Lalu masukkan pupuk nutrisi A & B sesuai takaran. Perbandingannya, masing-masing 5 ml untuk setiap liter
air.
• Lubangi Impraboard dengan hole saw atau menggunakan cutter sesuai dengan keinginan.
• Masukkan sumbu, kain bekas, atau kain flannel ke bagian bawah netpot yang akan menjadi media tanam.
Pastikan sumbu cukup panjang kedua sisi agar dapat menyerap air yang mengenai bagian benih tanaman.
Lalu masukkan netpot ke dalam impraboard yang telah di lubangi.
• Masukkan benih yang masih tertanam pada rockwool ke dalam Netpot yang sudah di masukkan di lubang
tanam.
• Pastikan benih terkena dengan bagian sumbu yang sudah terbasahi dengan larutan nutrisi dan air.
• Letakkan wadah ke area yang ramah sinar matahari namun tidak rawan terkena hujan agar benih tumbuh
dengan baik.
• Lakukan proses tersebut untuk membuat media tanam
2. Rakit Apung
• Siapkan alat dan bahan : Satu bak plastik 50 x 30 x 20 (atau menyesuaikan), Rockwool
untuk media tanam kamu, Gelas air mineral, Styrofoam berukuran 50 x 30 cm,
Alumunium foil, untuk melapisi styrofoam, Pisau cutter, Paku, untuk melubangi lubang
gelas
• Siapkan styrofoam dan potong sesuai kebutuhan ukuran bak plastik yang kamu punya
• Kemudian, lapisi styrofoam dengan alumunium foil
• Lubangi permukaan styrofoam dengan memberikan jarak pada setiap lubangnya.
Diameternya sebesar diameter gelas air mineral bagian tengah. Lubang ini digunakan
sebagai tempat gelas air mineral.
• Ketinggian net pot bisa kamu atur, rata-rata 5cm dari bawah wadah bak plastik
• Masukkan air yang telah diberikan nutrisi pada bak
• Lubangi bagian dasar dari seluruh gelas air mineral yang ada
• Tempatkan gelas air mineral tersebut pada setiap lubang.
• Putar hingga bagian bawah menyentuh permukaan larutan nutrisi yang mana jarak antara
dasar gelas dan dasar bak kira-kira 5 cm
• Potonglah rockwool dengan ukuran 3 x 3 x 3 cm.
• Buatlah celah dengan gunting/cutter pada bagian tengahnya sebagai tempat untuk
menaruh bibit tanaman
• Masukkan bibit tanaman ke dalam celah rockwool
• Tempatkan rockwool tadi pada gelas air minum tersebut
• Tempatkan bak plastik di pada tempat yang terkena sinar matahari.
• Pastikan akar tanaman tetap menempel pada cairan nutrisi
3. Drip System Dari Botol Plastik Bekas
1. Siapkan alat dan bahan : Botol plastik bekas, Selang HDPE, T joiner dan sambungan 5mm, Mesin bor+holesaw, Solder
listrik
CONTOH TANAMAN YANG COCOK DITANAM
PADA SYSTEM HIDROPONIK YANG BERBEDA
Berikut adalah beberapa contoh tanaman yang cocok untuk ditanam pada sistem hidroponik yang berbeda:

1. Hidroponik Wick: sistem ini cocok untuk tanaman dengan akar pendek seperti selada, bayam, dan tanaman obat
seperti basil, dan mint.

2. Rakit Apung: sistem ini cocok untuk tanaman yang lebih besar seperti tomat, mentimun, paprika, dan stroberi.

3. Drip Sistem: sistem ini cocok untuk hampir semua jenis tanaman, termasuk tanaman buah-buahan, sayuran, dan
tanaman hias seperti anggrek, anthorium, dan philodendron.

Namun, perlu diingat bahwa setiap sistem hidroponik memerlukan pengaturan yang tepat agar tanaman dapat
tumbuh dengan sehat dan menghasilkan hasil yang optimal. juga harus memilih varietas tanaman yang cocok untuk
sistem hidroponik tertentu dan memperhatikan kebutuhan air, nutrisi, dan cahaya yang sesuai bagi setiap jenis tanaman.
EVEKTIVITAS SYSTEM
HIDROPONIK
Untuk tanaman kecil dengan volume produksi rendah, sistem hidroponik Wick adalah yang paling sederhana dan mudah
dioperasikan. Namun, karena konsistensi dalam nutrisi kurang stabil, perlu memantau nutrisi secara teratur untuk
memastikan keberhasilan panen.

Sistem rakit apung efektif dalam menopang tanaman yang besar dan banyak dengan nutrisi yang konsisten. Namun,
sistem ini memerlukan pengawasan yang lebih ketat dan pengaturan lebih canggih untuk menjamin konsistensi dalam nutrisi
dan pertumbuhan tanaman yang baik.

Sistem drip adalah salah satu sistem hidroponik yang paling populer, karena efektif dalam memasok nutrisi dengan
konsistensi yang baik dan mudah dikendalikan. Sistem drip lebih cocok untuk tanaman yang lebih besar dengan kapasitas
produksi yang lebih tinggi. Namun, mereka membutuhkan perangkat kelistrikan yang lengkap serta pemantauan yang lebih
ketat.

Secara kesimpulan, pilihan sistem hidroponik yang paling efektif tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan
kebutuhan tanaman.
KESIMPULA

N
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai
media tanamnya.

• Sistem wick (sumbu) merupakan salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana untuk dilakukan. Sistemnya dapat
diandaikan seperti kompor minyak tanah.

• Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit apung adalah dengan menempatkan tanaman terapung tepat berada di atas
cairan nutrisi.

• Drip system. Cara kerjanya adalah dengan cara meneteskan larutan nutrisi pada akar-akar tumbuhan yang Anda tanam
untuk menjaga tanaman tersebut tetap lembab.

• Juga harus memilih varietas tanaman yang cocok untuk sistem hidroponik tertentu dan memperhatikan kebutuhan air,
nutrisi, dan cahaya yang sesuai bagi setiap jenis tanaman.

• Pilihan sistem hidroponik yang paling efektif tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan kebutuhan tanaman.
Terimakasih :
)

Anda mungkin juga menyukai