5
x 2.5 x 2.5 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan Anda, untuk dipakai dinetpot, gelas bekas atau
media lain. Kemudian basahi rockwool dengan air secukupnya, sekedar basah, jangan terlalu basah.
Basahi semua rockwool yang akan digunakan sebagai media semai, media tanam tanaman dan
letakkan di baki ataupun di gully semai dan susun rapi.
Buatlah lubang di Rockwool menggunakan tusuk gigi atau paku atau tools lain atau silakan
disesuaikan dengan kebutuhan atau besar benih tanaman.
Siapkan benih yang akan ditanam secukupnya, ambil benih menggunakan tusuk gigi yang telah
dibasahi atau memakai tools sesuai ketersediaan ditempat Anda
Masukkan benih/bibit tanaman kedalam lubang yang telah dibuat di langkah (3) tadi, usahakan
benih jangan terlalu dalam masuk ke dalam media tanam, cukup dipermukaan dan terkena basah
untuk proses imbisisi. Usahakan penempatan benih sesuai serat rockwool, sehingga akar akan mudah
mencari jalan
Usahakan jumlah lubang semai disesuaikan dengan ukuran tanaman nanti jika dewasa. Misalkan
untuk tanaman kangkung dan bayam, yang cenderung vertical pertumbuhannya, dalam satu rockwool
bisa dibuat 4-6 lubang semai, untuk tanaman selada, sawi, pakcoy, siomak yang cenderung horisontal
atau melebar pertumbuhannya, dalam satu rockwool cukup dibuat 1 lubang semai, ataupun tanaman
dengan pertumbuhan berupa batang maupun tunas seperti cabe/cabai, paprika, tomat, seledri, parsley,
strawberry, melon dan semangka cukup dibuat 1 lubang semai dalam satu rockwool.
Simpan bibit benih tanaman yg sudah disemai ditempat yg sejuk (jauh dari sinar
matahari), sekitar 1 – 4 hari akan terlihat benih pecah/sprout/tunas (ditandai warna putih), lama
sproutnya benih tergantung jenis tanaman. Jika benih tanaman sudah sprout langsung pindah ke
tempat yang mendapatakan sinar matahari minimal 6 jam sehari.
Setelah benih tanaman muncul daun hijau sekitar 3 atau 4 daun, umumnya sekitar 10-14 hari dari
semai benih tanaman bisa dipindahkan ke sistem hidroponik yg kita rencanakan. Anda bisa membaca
ulasan Sistem Hidroponik selengkapnya
Berikut beberapa tambahan tips sukses Cara Semai Bibit atau benih tanaman:
1. Untuk mempercepat atau merangsang sprout lebih cepat, bisa digunakan zat perangsang
tumbuh (ZPT), Giberilin Acid (GA3) ataupun rendaman air bawang merah.
2. Saat semai sudah bisa digunakan nutrisi AB Mix dengan pekatan atau nilai ppm lebih rendah.
misal pada masa pertumbuhan (vegetatif) tanaman membutuhkan nilai ppm sekitar 1000 ppm,
maka saat semai gunakan ppm setengahnya atau sekitar 500 ppm
3. Semprot semaian menggunakan sprayer pagi dan sore untuk menjaga kelembaban dan
mencegah kekeringan
4. Gunakan tutup plastik transparan atau UV, untuk menghindari rusaknya semaian saat musim
hujan ataupun terkena terpaan angin besar.
DFT sistem yang prinsip kerja nya hampir sama dengan sistem NFT perbedannya hanya pada
kedalaman air nutrisi, pada hidroponik DFT air yang dialirkan dalam pipa lebih dalam, sekitar 1/2
atau 1/4 dari bagian pipa. Artinya ada air yang tergenang dalam pipa tidak seperti NFT yang
semua air nutrisinya selalu mengalir, tidak tergenang.
4. Drip Sistem
Drip sistem atau sistem tetes. Sistem ini termasuk teknik tanaman hidroponik dengan tetesan air
yang dilakukan secara terus-menerus. Sistem ini membutuhkan energi listrik dan pompa.
Tanaman mendapatkan nutrisi dari setiap tetesan yang ada. Sehingga tanaman tidak
menggenang air maupun tidak mengalami kekeringan. Waktu atau timer juga digunakan dalam
tetesan ini, sehingga lebih efektif untuk anda yang sibuk atau tidak sempat memberikan air
nutrisi.
6. Aeroponik Sistem
Sistem fertigasi tanaman hidroponik adalah teknik aplikasi yang menggunakan unsur hara
melalui sistem irigasi. Fertigasi merupakan singkatan dari fertilisasi atau (pemupukan) dan
irigasi. Dalam menggunakan teknik fertigasi biaya untuk pemupukan dapat dikurangi, karena
pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Selain itu, peningkatan efisiensi penggunaan
unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi
kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian dan denitrifikasi
(kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).
9. Bioponic
Metode tanam bioponik merupakan metode budidaya tanaman hybrid yang menggabungkan
antara sistem tanam hidroponik dengan sistem pertanian organik. Metode ini ditemukan untuk
mengatasi masalah-masalah dan menggabungkan keuntungan dari dua metode tanam tersebut.
Jadi, metode bioponik adalah sistem hidroponik yang menggunakan nutrisi organik yang berasal
dari bahan-bahan alami.
Itulah tadi penjelasan mengenai Teknik Tanaman Hidroponik yang dapat anda terapkan dalam
budidaya tanaman hidroponik. Semoga informasi ini bermanfaat, jika anda ada pendapat, saran
atau pertanyaan silahkan berkomentar di bawah.
Komentar