Anda di halaman 1dari 10

HIDROPONIK

Kelompok 4:
Novita fitriyanti (23060220063)
Mualifatus Sakinah (23060220059)
Oktavia putri intan nuraini (23060220067)
Nur aeni fatikasari (230602200)
Hidroponik
Hidroponik merupakan sistem budi daya tanaman dengan memanfaatkan air, nutrisi dan media
tanam dan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman (Rosliani, 2005).
Khusus untuk sistem hidroponik, sistem ini sangat cocok diterapkan pada lahan yang sempit
(Roidah, 2014). Sistem hidroponik ini terdiri dari dua sistem, yaitu sistem tanpa sirkulasi nutrisi dan
sistem dengan sirkulasi nutrisi (Kratky, 2009).
Untuk sistem tanpa sirkulasi nutrisi, ada beberapa teknik yang lazim diterapkan, contohnya sistem
root dipping technique, floating technique, capillary action Technique (Sardare, et al. 2013).
Sedangkan pada sistem hidroponik dengan sirkulasi nutrisi, teknik yang umum diterapkan
diantaranya metode substrat, Deep Flow Technique, Nutrient Film Technique dan Aeroponik.
Metode substrat tidak menggunakan air sebagai media. Tetapi menggunakan media padat seperti
arang sekam, hidroton dan cocopeat (Perwitasari, 2012)
Nutrient Film Technique adalah metode hidroponik dengan menggunakan talangan air sehingga
lapisan tipis larutan nutrisi mengalir melewati akar-akar tanaman untuk penyerapan nutrisi bagi
pertumbuhan tanaman (Rosliani, 2015). Metode Deep Flow Technique adalah metode hidroponik
dengan menggenangkan air sekitar 3 mm pada sistem sehingga sistem ini tidak bergantung pada
listrik sepenuhnya dan menjaga suhu di akar tanaman agar lebih stabil (Anjeliza, et al. 2013).
Hidroponik telah banyak diterapkan dalam bercocok tanam sayur dan buah contohnya pada tanaman
Amaranthus cruentus (bayam merah) (Hallett, et al. 2017), lettuce (Sayara, et al. 2016) dan sawi
ateng (Perwitasari, 2012). Pada sistem hidroponik, berbeda media tanam dan sistem tanamnya maka
akan berbeda pula pertumbuhannya (Wahome, et al. 2011).
Nutrient Film Technique adalah metode hidroponik dengan menggunakan talangan air sehingga
lapisan tipis larutan nutrisi mengalir melewati akar-akar tanaman untuk penyerapan nutrisi bagi
pertumbuhan tanaman (Rosliani, 2015).
Metode Deep Flow Technique adalah metode hidroponik dengan menggenangkan air sekitar 3 mm
pada sistem sehingga sistem ini tidak bergantung pada listrik sepenuhnya dan menjaga suhu di akar
tanaman agar lebih stabil (Anjeliza, et al. 2013).
Hidroponik telah banyak diterapkan dalam bercocok tanam sayur dan buah contohnya pada tanaman
Amaranthus cruentus (bayam merah) (Hallett, et al. 2017), lettuce (Sayara, et al. 2016) dan sawi
ateng (Perwitasari, 2012). Pada sistem hidroponik, berbeda media tanam dan sistem tanamnya maka
akan berbeda pula pertumbuhannya (Wahome, et al. 2011)
ALAT DAN BAHAN
ALAT: BAHAN:
• Paralon berdiameter 3 inci • Benih tanaman
• Penutup paralon • Media tanam berupa rockwool
• Penyambung paralon atau spons
• Lem paralon • Larutan nutrisi berupa pupuk
(biasanya menggunakan Abmix)
• Gergaji pemotong
• Gelas plastik yang sudah
dilubangi kecil-kecil di bagian
bawahnya
Metode pembuatan hidroponik
1.Lubangi pipa paralon sebesar diameter net 4.Tanam tanaman ke dalam cup
pot. Jika Anda punya paralon yang lumayan menggunakan media tanam, seperti kerikil
panjang, beri jarak antar lubang yang satu atau pelet tanah liat.
dengan yang lain sebesar 15 cm. Gunanya 5.Masukkan net pot ke dalam lubang yang
agar tanaman Anda bisa tumbuh dengan sudah terbentuk. Pastikan ujung atas net
bebas tanpa harus desak-desakkan. potnya tidak masuk ke dalam lubang
2.Tutup kedua ujung paralon dengan tutup paralon, agar tidak tenggelam.
khusus paralon. Atau jika Anda tidak punya 6.Cek volume air secara berkala. Jika air
tutup khusus paralon, Anda bisa sudah berkurang, tambahkan lagi.
menggunakan plastik. Tutup hingga air
tidak bocor. 7.Periksa juga akar tanaman secara berkala.
Jika akarnya sudah terlalu lebat, Anda bisa
3.Isi paralon dengan air. Tambahkan nutrisi mengguntingnya sedikit.
khusus tanaman hidroponik. Air yang diisi
jangan terlalu penuh, nanti bisa meluap saat
net pot dimasukkan ke dalam lubang pipa.
Manfaat penerapan hidroponik
 Bebas hama
 Memaksimalkan tempat
 Hemat air
 Lebih cepat panen
 Mengurangi penggunaan pestisida
Penulis:
Irfana Diah Faryuni, Joko Sampurno
Program Studi Geofisika, Fakultas MIPA,Universitas Tanjungpura
e-mail1 : irfana@physics.untan.ac.id
Jurnal Sinergitas PkM & CSR Vol.2, No.2, April 2018
Terima kasih🙏🏻

Anda mungkin juga menyukai