Potong botol bekas air mineral menjadi dua bagian menggunakan gunting atau cutter.
Panaskan paku, lalu buat beberapa lubang berdiameter 1 cm di potongan botol bagian atas
maupun bawah untuk aerasi. Namun, jika pemberian nutrisi menggunakan sistem sumbu,
biarkan tutup botol tetap di tempatnya, kemudian buat lubang tepat di tengah-tengah tutup
botol untuk memasukkan sumbu flanel.
Jika pemberian nutrisi menggunakan sistem apung, buka tutup botol sehingga akar
menembus media tanam lalu berkembang di permukaan larutan nutrisi.
Masukkan potongan botol bagian atas ke potongan botol bagian bawah yang sudah diisi
larutan nutrisi.
Masukkan media tanam ke dalam potongan botol bagian atas.
Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
Kultur Air
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam
metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan
yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh
larutan yang mengandung nutrisi tersebut.
Kultur Agregat
Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi media
tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke
tanaman melalui selang plastik.
Unsur Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya
berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan
dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara
makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi
yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan
unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam
jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan
kelarutan garam pupuk tersebut.
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban
terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan
oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir,
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan
sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan
kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai
dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara
komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%.
Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil
serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara
tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat
mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
Oksigen
Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat
salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0
mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat
meracuni tanaman.
Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas
lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air
lebih efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol
air, hara dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat
menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di lingkungan tanah
yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu.
Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak
sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta
investasi awal yang mahal.
teknik budidaya
A. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media
harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
B. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh
dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di
atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan
lain-lain.
Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau
kotak kayu.
Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang
secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
Ember penyiram
D. Pelaksanaan
Persemaian tanaman
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika
tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya
berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di
tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu
permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar
matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah
benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.
Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah
dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-
hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah
dibuat pada pot/polybag pembibitan.
Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan
dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman
tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:
Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara
penyiramannya adalah sebagai berikut :
Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System,
yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.
Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang
utama untuk produksi.
Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan
dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh
mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara
panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen.
Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang
dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan
pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja,
melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem
penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat
dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
Sumber: http://ayobertani.wordpress.com
Home
Budidaya
Tips dan Trik
Nutrisi
1 Comment
cara
Cara menanam hidroponik sebenarnya sangat cocok untuk diterapkan di daerah perkotaan atau
daerah urban, karena banyak manfaatnya diantaranya hemat tempat dan ramah lingkungan. Contoh
tanaman hidroponik yang sangat mudah untuk di tanam dengan cara menanam hidroponik adalah
jenis tanaman sayuran daun seperti sawi, kangkung, pakcoy, kailan, seledri, kemangi dan lain
sebangainya.
Hal yang harus diperhatikan dalam cara menanam hidroponik adalah media tanam dan nutrisi
hidroponik atau pupuk hidroponik. Pastikan media tanam cukup poros sehingga air dan nutrisi dapat
di serap oleh akar tanaman tapi juga cukup kokoh untuk menopang tanaman hidroponik.
Pemberian Nutrisi
Gunakan nutrisi hidroponik yang tepat, pemberian nutrisi dalam cara menanam hidroponik sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Anda bisa meracik sendiri atau membeli nutrisi hidroponik di
pasaran. Pemberian nutrisi bisa dengan cara siram manual pagi dan sore hari, atau jika anda ingin
lebih praktis anda bisa mencoba cara menanam hidroponik dengan sistem sumbu atau wick silahkan
cek pada gambar. Sumbu (bisa dari kapas, sumbu kompor atau kain bekas) akan mengalirkan nutrisi
ke seluruh bagian tanaman. Teknik wick ini adalah salah satu teknik hidroponik sederhana.
Hidroponik sistem wick
Perawatan
Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada
penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma dll.