Anda di halaman 1dari 9

Nah, berikut adalah langkah-langkah merakit hidroponik botol air mineral.

Potong botol bekas air mineral menjadi dua bagian menggunakan gunting atau cutter.
Panaskan paku, lalu buat beberapa lubang berdiameter 1 cm di potongan botol bagian atas
maupun bawah untuk aerasi. Namun, jika pemberian nutrisi menggunakan sistem sumbu,
biarkan tutup botol tetap di tempatnya, kemudian buat lubang tepat di tengah-tengah tutup
botol untuk memasukkan sumbu flanel.
Jika pemberian nutrisi menggunakan sistem apung, buka tutup botol sehingga akar
menembus media tanam lalu berkembang di permukaan larutan nutrisi.
Masukkan potongan botol bagian atas ke potongan botol bagian bawah yang sudah diisi
larutan nutrisi.
Masukkan media tanam ke dalam potongan botol bagian atas.

Teknik Budidaya Sayuran


secara Hidroponik

Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani


yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan
porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang
dibutuhkan tanaman. Dilontarkan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of
California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari university yang sama, dalam
pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium tanam.

Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :

Kultur Air
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam
metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan
yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh
larutan yang mengandung nutrisi tersebut.
Kultur Agregat
Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus
disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi media
tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke
tanaman melalui selang plastik.

Nutrient Film Technique


Pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari lempengan
logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air yang mengandung larutan hara.
Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut.

Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik

Unsur Hara

Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya
berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.

Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada
kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan
dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara
makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi
yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan
unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).

Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam
jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan
kelarutan garam pupuk tersebut.

Media Tanam Hidroponik

Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban
terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan
oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir,
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan
sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan
kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai
dengan bahan yang digunakan sebagai media.

Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara
komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%.
Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil
serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara
tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat
mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.

Oksigen

Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen


menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk
ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa
tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan
gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang
berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan
memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.

Air

Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat
salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0
mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat
meracuni tanaman.

Keuntungan dan Kendala Hidroponik

Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas
lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air
lebih efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol
air, hara dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat
menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di lingkungan tanah
yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu.
Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak
sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta
investasi awal yang mahal.

teknik budidaya

A. Media

Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media
harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :

Media untuk persemaian atau pembibitan


Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool.
Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang
dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.

Media untuk tanaman dewasa


Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar,
arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya
adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme
yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir.
Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya
dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau
membuat sendiri.

B. Benih

Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh
dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di
atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan
lain-lain.

C. Peralatan Budidaya Hidroponik

Peralatan yang diperlukan adalah :

Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau
kotak kayu.

Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang
secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.

Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban

Ayakan pasir untuk mengayak media semai

Handsprayer untuk penyiraman

Centong pengaduk media

Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai

Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant

Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman

Ember penyiram

D. Pelaksanaan

Persiapan media semai


Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.

Persemaian tanaman

Persemaian benih besar


Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah
semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara
horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media.

Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika
tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

Persemaian benih kecil

Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya
berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di
tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu
permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar
matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah
benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.

Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.

Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah
dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-
hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah
dibuat pada pot/polybag pembibitan.

Transplanting/pindah tanam

Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.

Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan
dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman
tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:
Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara
penyiramannya adalah sebagai berikut :

Pada masa persemaian


Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari
untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat
berlubang halus atau tree sprayer.

Pada masa pembibitan


Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan
larutan encer hara.

Pada masa pertumbuhan dan produksi


Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.

Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System,
yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.

Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :

Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau
cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang
utama untuk produksi.

Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan
dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).

Penjarangan bunga (pada sayuran buah)


Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda
dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.

Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

Panen dan Pasca panen

Pemanenan

Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh
mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara
panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.

Penanganan pasca panen

Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen.
Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang
dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan
pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja,
melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem
penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat
dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.

Sumber: http://ayobertani.wordpress.com

Home
Budidaya
Tips dan Trik
Nutrisi

Home cara Cara Menanam Hidroponik

Cara Menanam Hidroponik


MM

1 Comment

cara

Thursday, August 21, 2014


Cara menanam hidroponik kali ini adalah cara yang paling sederhana dalam tehnik menanam
menggunakan sistem hidroponik. Media tanaman hidroponik dapat berupa sekam bakar, cocopeat,
pasir kerikil rockwool dan lan-lain. Cara menanam hidroponik dapat dilakukan dimana saja
contohnya di halaman rumah anda, wadahnya pun bisa menggunakan apa saja pot, drum bekas,
kaleng bekas cat atau bahkan botol mineral bekas.

Cara menanam hidroponik sebenarnya sangat cocok untuk diterapkan di daerah perkotaan atau
daerah urban, karena banyak manfaatnya diantaranya hemat tempat dan ramah lingkungan. Contoh
tanaman hidroponik yang sangat mudah untuk di tanam dengan cara menanam hidroponik adalah
jenis tanaman sayuran daun seperti sawi, kangkung, pakcoy, kailan, seledri, kemangi dan lain
sebangainya.

Hal yang harus diperhatikan dalam cara menanam hidroponik adalah media tanam dan nutrisi
hidroponik atau pupuk hidroponik. Pastikan media tanam cukup poros sehingga air dan nutrisi dapat
di serap oleh akar tanaman tapi juga cukup kokoh untuk menopang tanaman hidroponik.

Tahapan Cara menanam hidroponik


Penyemaian Benih
Semai benih pada tray atau wadah semai, gunakan benih yang tingkat germinasinya diatas 80%.
Media semai yang baik dan umum digunakan adalah rockwool. Rockwool sangat praktis karena
memiliki daya serap air yang tinggi dan steril. Jika benih telah cukup umur pindahan ke media tanam

Penyiapan media tanam


Gunakan media tanam yang poros bisa campuran sekam bakar dan pasir kerikil, atau campuran
rockwool dan pasir kerikil. Tempatkan media tanam pada wadah yang diinginkan seperti pot atau
kaleng bekas.

Pemberian Nutrisi
Gunakan nutrisi hidroponik yang tepat, pemberian nutrisi dalam cara menanam hidroponik sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Anda bisa meracik sendiri atau membeli nutrisi hidroponik di
pasaran. Pemberian nutrisi bisa dengan cara siram manual pagi dan sore hari, atau jika anda ingin
lebih praktis anda bisa mencoba cara menanam hidroponik dengan sistem sumbu atau wick silahkan
cek pada gambar. Sumbu (bisa dari kapas, sumbu kompor atau kain bekas) akan mengalirkan nutrisi
ke seluruh bagian tanaman. Teknik wick ini adalah salah satu teknik hidroponik sederhana.
Hidroponik sistem wick

Perawatan
Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada
penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma dll.

sekian artikel ini semoga bermanfaat

Bertanam Hidroponik itu menyenangkan !

Anda mungkin juga menyukai