Anda di halaman 1dari 4

Faktor Penentu Karakter Setiap Media Tanam

Setiap media tanam memiliki karakter yang berbeda-beda. Terdapat beberapa faktor yang
menentukan karakter setiap media tanam sebagai berikut.

a. Kandungan unsur hara


Media tanam sebaiknya dapat menyediakan semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur
hara dibagi menjadi dua kelompok yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak. Contohnya, N,
P, K, Ca, Mg, dan S. Adapun unsur hara mikro adalah unsur yang yang diperlukan tanaman dalam
jumlah sedikit. Contohnya, Zn, Fe, Mn, Mo, Cu, dan B. Semua unsur hara tersebut memiliki peran
yang berbeda bagi tanaman. Media Tumbuh Tanaman Hias fa)

b. Kemampuan mengikat air


Kemampuan mengikat air adalah kemampuan media tanam untuk mempertahankan air di dalam
ruang porinya. Media tanam yang memiliki kemampuan mengikat air buruk akan lebih cepat
kekeringan dan kehilangan unsur hara akibat pencucian. Contohnya, sekam padi, akar pakis, pasir,
dan zeolit. Sebaliknya, media tanam dengan kemampuan mengikat air tinggi akan menyerap air dan
mempertahankan air yang melewatinya. Contohnya, Cocopeat dan Spaghnum moss.

Media tanam yang memiliki daya pegang air terlalu kuat, pada umumnya tidak akan melepaskan air
dan unsur hara ke tanaman meskipun media tanam tersebut masih basah. Jika menggunakan media
tanam ini, pastikan media selalu basah agar tanaman tidak kekurangan air. Pastikan juga tanaman
tersebut tahan media yang lembap.

c. Porousitas
Porousitas adalah banyaknya ruang pori yang terdapat di dalam media tanam. Ruang pori tersebut
berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara untuk respirasi akar. Porousitas media tanam yang
baik akan membuat perakaran tanaman tumbuh sehat. Ruang pori yang besar juga akan membantu
membuang kelebihan air pada media. Dengan demikian, tanaman akan terhindar dari pembusukan
akibat terendam air.

Kondisi tanah di Indonesia umumnya memiliki porousitas yang rendah. Jadi, tanah tidak pernah
digunakan sebagai media tanam tanaman hias secara tunggal. Media tanam yang dapat
meningkatkan porousitas antara lain pasir, sekam padi, pecahan batu, dan akar pakis.

d. Kapasitas tukar kation


Nilai KTK media tanam merupakan kemampuan media tanam untuk bertukar kation. Proses
pertukaran ion sangat berpengaruh pada penyerapan unsur hara oleh tanaman. Proses ini juga
berguna sebagai tempat penyimpanan sementara unsur hara tambahan yang diberikan melalui
pupuk.

Semakin tinggi nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK), semakin tinggi juga kemampuan media untuk
menyerap pupuk. Pada media yang memiliki nilai KTK rendah, pupuk sebaiknya diberikan sedikit
demi sedikit. Akan tetapi, dengan frekuensi lebih sering agar tidak terbuang percuma.

Nilai KTK yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin subur media tanam. Nilai KTK media
tanam berbeda-beda dan hanya dapat diketahui secara pasti dengan pengujian laboratorium. Media
yang berasal dari bahan organik, seperti humus, kompos, dan pupuk kandang memiliki nilai KTK
yang lebih tinggi daripada tanah.

e. Massajenis
Massa jenis adalah perbandingan antara bobot dan volume. Media dengan massa jenis rendah
memiliki bobot yang relatif lebih ringan meskipun volumenya besar. Media tanam yang massa
jenisnya ringan lebih dipilih penggemar tanaman hias. Misalnya, sekam padi dan cacahan pakis. Hal
ini karena media tanam ini relatif lebih praktis digunakan untuk tanaman hias pot

Selain memudahkan dalam pengiriman, media yang ringan jug3 memudahkan dalam perawatan
tanaman. Misalnya, tanaman menjadi lebih mudah untuk dipindah-pindahkan sehingga tanaman
dapat mendapatkan sinar matahari secara merata.

e. Keasaman (pH)
Keasaman (pH) adalah nilai pada skala 0-14. Secara umum, pH media yang ideal untuk
pertumbuhan tanaman adalah yang mendekati netral (6,5-7). Namun, setiap tanaman memiliki tingkat
toleransi yang berbeda-beda terhadap keasaman media.

g. Sterilitas
Sterilitas adalah kualitas media tanam secara biologis yang menjamin bahwa media tanam tersebut
bebas dari hama dan penyakit yang mungkin menulari tanaman. Media tanam yang terbuat dari sisa-
sisa atau dekomposisi bahan organik pada umumnya masih mengandung hama dan penyakit. Oleh
karena itu, sebelum digunakan media tanam hendaknya disterilkan terlebih dahulu.

(5) Penyiapan Media Tanam Tanaman Hias Daun

Sebelum digunakan, sebaiknya media tanam diberikan beberapa perlakuan agar dapat berfungsi
dengan baik. Perlakuan tersebut sebagai berikut.

1. Menetralkan pH

Kebanyakan tanaman hias membutuhkan media tanam yang memiliki pH netral. Untuk menguji
keasaman media tanam, dapat digunakan pH tester atau kertas lakmus. Caranya, media tanam
dicampur air dengan perbandingan 1: 2. Lalu, diaduk dan dibiarkan hingga mengendap. Setelah
mengendap, bagian air yang bening dipisahkan, lalu kertas lakmus dimasukkan ke dalamnya.
Perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus, lalu dicocokkan dengan warna pada standar nilai
pH.

Terdapat beberapa perlakuan yang dapat dilakukan untuk menetralkan media yang terlalu asam
maupun terlalu basa. Nilai pH pada media yang terlalu asam dapat ditingkatkan dengan menambah
kapur dolomit. Sementara itu, pH yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberikan belerang.

Dosis kapur dolomit dan belerang yang digunakan bergantung pada kondisi keasaman media tanam
yang akan digunakan. Kapur dan belerang diberikan sedikit demi sedikit hingga nilai pH sesuai
dengan yang diinginkan.

2. Menambah Unsur Hara

Tidak semua media tanam dapat menyuplai unsur hara. Salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan
unsur hara bagi tanaman hias adalah dengan menambah unsur hara pada media tanam. Cara yang
paling mudah dilakukan adalah mencampurkan pupuk pada media. Pupuk yang umum ditambahkan
adalah pupuk makro yang mengandung unsur N, P, dan K atau pupuk kandang.

Pada media pasir, sekam bakar, kompos, pupuk dasar diberikan dengan cara dicampurkan dan
diaduk hingga rata. Agar tidak mengganggu tanaman, pencampuran media dengan pupuk kimia
sebaiknya dilakukan minimum seminggu sebelum media digunakan.

3. Mematangkan Pupuk Kandang

Cara paling mudah untuk menambah kandungan unsur hara pada media sekaligus memperbaiki
struktur media tanam adalah dengan menambah pupuk kandang. Kebanyakan pupuk kandang yang
belum disterilkan masih mengandung bibit hama

dan penyakit yang dapat merugikan tanaman hias. Selain itu, pupuk kandang yang

masih baru (belum matang) dapat mengakibatkan perakaran tanaman rusak. Salah satu kotoran
ternak yang paling berbahaya adalah kotoran ayam. Pasalnya kotoran ayam yang baru banyak
mengandung gas amonia dan suhunya relatif panas

Ciri-ciri pupuk kandang yang sudah jadi dan matang dipaparkan sebagai berikut,
a. Tidak mengeluarkan bau khas kotoran ternak.
b. Warnanya sudah berubah. Untuk pupuk kandang dari kotoran sapi pada umumnya warnanya
hitam atau kecokelatan seperti tanah.
c. Pupuk yang matang pada umumnya sudah kering.
d. Pupuk memiliki suhu normal. Pupuk kandang yang masih panas berarti masih dalam
pengomposan.
Jika mendapatkan pupuk kandang yang belum matang dan belum layak digunakan, kamu harus
memprosesnya terlebih dahulu agar tidak merusak tanaman hias. Cara paling mudah yang dapat
dilakukan adalah menyimpan pupuk kandang di bawah naungan sampai proses pembusukan oleh
bakteri selesai. Selama proses penyimpanan, sekali-kali pupuk kandang dibalik. Pada umumnya,
proses ini memakan waktu antara 2-4 minggu.

4. Mensterilkan Media dari Hama dan Penyakit


Beberapa jenis media tanam sangat berpotensi membawa bibit hama dan penyakit. Terdapat
beberapa cara untuk mensterilkan media tanam sebagai berikut.

a. Pemanasan
Pemanasan media tanam terbukti efektif mematikan bakteri, cendawan, serangga, dan patogen yang
terkadung di dalam media tanam. Pemanasan dapat dilakukan dengan menjemur media di bawah
sinar matahari langsung, mengukus, atau merebusnya. Hampir semua media dapat dijemur atau
dikukus.

Namun, hanya terdapat beberapa yang dapat direbus meliputi akar pakis, sekam padi, dan cocopeat.
Alat perebus media tanam yang umum digunakan oleh petani tanaman hias adalah dengan drum
besar. Perebusan dalam air mendidih ini dilakukan selama 2-3 jam. Selanjutnya, media yang sudah
direbus ditiriskan dan dianginanginkan. Setelah dingin, media siap digunakan atau dikemas untuk
disimpan.

b. Pemberian pestisida
Pestisida dapat diberikan dengan cara dilarutkan ke dalam air lalu disemprotkan pada media tanam.
Dosisnya 1 ml per 1 liter air. Sambil disemprot pestisida, media tanam dibalik atau diaduk agar
pestisida tercampur merata.

Namun, untuk media seperti akar pakis, cocopeat dan moss, serta larutan pestisida dapat
diaplikasikan dengan cara perendaman. Khusus untuk membasmi nematoda, dapat diberikan dengan
cara ditaburkan dan dicampurkan pada media tanam tanpa dilarutkan terlebih dahulu.

c. Menghaluskan media tanam


Beberapa tanaman hias, terutama tanaman muda membutuhkan media tanam yang halus dan tidak
semua media tanam dapat langsung digunakan.

d. Mencampur media tanam


Jarang sekali tanaman hias menggunakan media tanam secara tunggal. Media tanam yang
digunakan umumnya campuran dari beberapa jenis media tana' yang saling melengkapi.
Pencampuran media tanam dapat dilakukan dengan cara menghamparkan media tanam di lantai,
dimulai dari media tanam yang komposisinya paling banyak. Selanjutnya, media dibalik-balik
menggunakan sekop hingga tercampur rata. Lalu, siap untuk digunakan.

e. Menyimpan media tanam


Kadang-kadang media tanam yang disiapkan tidak langsung habis terpakai. Media tanam yang
tersisa dapat disimpan untuk dipakai di kemudian hari. Sebelum media tanam disimpan, terdapat
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitasnya.

Siram media tanam dengan air sampai menjadi lembap, tetapi tidak becek. Hal ini untuk menjaga
kelembapan media tanam selama penyimpanan. Untuk mengetahui tingkat kelembapan yang pas,
ambil segenggam media dan kepal dengan telapak tanam. Jika kepalan tangan dibuka dan media
pecah, berarti media masih kekurangan air. Namun, jika dikepal media menunjukkan rembasan air,
berarti media kelebihan air.

Setelah kelembapannya cukup, kemas media untuk menghindari penguapan. Kemasan yang
disarankan adalah karung plastik yang besar dan tertutup rapat. Media yang sudah dikemas dapat
disimpan dalam gudang yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.
Tugas Mandiri

Alat dan Bahan

1. Media tanam tanaman hias daun


2. Tanaman aglaonema
3. Ember
4. Pot
5. Cetok
6. Alat tulis

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Lakukan identifikasi jenis media tanam.
3. Lakukan identifikasi jenis media tanam yang cocok untuk tanaman aglaonema.
4. Lakukan penyiapan media tanam tanaman aglaonema.

Anda mungkin juga menyukai