Anda di halaman 1dari 40

1

I. PENDAHULUAN

Paket modul Pemelajaran Penanaman Bibit adalah merupakan salah satu


bahan ajar untuk mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan
menanam dan menyulam pada kegiatan produksi cabai baik itu dalam
kompetensi–kompetensi membuat lubang tanam, menanam bibit, dan
menyulam sehingga diharapkan tanaman cabai nampak tumbuh seragam.
Kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai level pekerja pada
program keahlian produksi cabai dan merupakan kompetensi dasar yang
produk utamanya adalah tanaman cabai tumbuh subur dan merata.

Kecenderungan penerapan standarisasi proses dan produk pada suatu


kegiatan budidaya tanaman sudah menjadi kebijakan sebagian besar
lembaga/perusahaan. Kebijakan ini dalam rangka meningkatan effisiensi
dan kepercayaan pasar terhadap produk yang di hasilkan. Sejalan dengan
kecenderungan tersebut maka penyelenggaraan kegiatan operasional
perusahaan mengarah pada prinsip–prinsip supplayer and customer.

Dalam sistem ini maka standar kinerja seseorang dalam setiap


aktifitasnya dituntut mempunyai tingkat presisi yang tinggi, karena menjadi
prasyarat mutlak, agar produk dalam setiap tahapan proses dapat
digunakan castumernya pada tahapan proses berikutnya. Memperhatikan
hal-hal tersebut, maka proses pendidikan di SM Terpadu yang
menyelenggarakan paket kompetensi kejuruan pertanian, yang orentasi
utamanya adalah menyiapkan tenaga-tenaga profesional harus mampu
menciptakan kondisi yang dapat membentuk prilaku warga sekolah
menjadi manusia profesional.
2

Salah satu konsep profesional yang dimaksud disini adalah bukan karena
tingginya kualifikasi kompentensi yang dimiliki, tetapi sejauhmana
kesungguhan siswa menggunakan kopentensinya dalam menjalankan
pekerjaannya, sehinggga mampu menghasilkan produk yang memuaskan
konsumennya.

Kemampuan motorik/psikomotorik skills dalam pendidikan berbasis


kompentensi merupakan salah satu aspek kompetensi yang harus
dipenuhi sesuai standar/Performance Criteria. Program pemelajaran SM
Terpadu yang menyelenggarakan paket kompetensi kejuruan pertanian,
psikomotorik skills merupakan sasaran utama yang akan dibentuk dalam
kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
kegiatan belajar siswa diarahkan untuk membentuk psikomotik skills,
strategi yang harus ditempuh siswa adalah, berlatih melakukan suatu
pekerjaan dengan kaidah yang benar sampai dicapai unjuk kerja dengan
presisi yang tinggi. Pengembangan motorik skills sampai mencapai
mastery dapat dilakukan pada kegiatan produksi secara berulang-ulang,
sehingga bekerja sesuai kaidah harus menjadi habid/budaya dalam hidup.

Salah satu kompetensi program produktif yang penting dan sangat


menentukan keberhasilan dalam proses produksi cabai adalah
Penanaman Bibit. Ditinjau secara komprehensif, kompetensi mata diklat
Penanaman Bibit tersebut, terkait erat dengan kompetensi pada mata
diklat biologi, kimia, dan fisika. Karena itu dalam pembahasan modul ini
dikaitkan dengan substansi terapannya. Substansi biologi yang terkaita
langsung adalah sifat biologi tanaman. Subtansi kimia terkait langsung
dengan masalah kondisi tanah tempat penanaman, dan subtansi fisika
terkait langsung dengan cuaca/alam saat menanam.
3

Modul Penanaman Bibit dirancang dalam satu kesatuan utuh dalam


pencapaian penguasaan kompetensi. Hasil akhir adalah Anda mampu
melakukan tugas/pekerjaan hingga mencapai kategori kompeten dalam
melakukan tindakan Penanaman Bibit tanaman cabai.

A. Deskripsi Modul

Modul Penanaman Bibit adalah merupakan salah satu bahan ajar


untuk mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan
menanam dan menyulam pada produksi cabai.

Pada modul bagian tiga ini akan dibahas tugas-tugas/pekerjaan


mempersiapkan lubang tanam, menanan bibit, dan menyulam
tanaman yang mati.

B. Peta modul
4
5

C. Prasyarat

Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini


adalah:
 Mengenal fisiologi bibit cabai
 Mengenal kondisi lahan yang dipersiapkan untuk produksi
cabai
 Mengenal kondisi alam dan topografi dimana bibit cabai akan
ditanam

D. Glosarium (Daftar Istilah)


Kompetensi : Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan sesuai dengan persyaratan
dunia kerja. Kompetensi tersebut mencakup
keterampilan; melaksanakan pekerjaan rutin/ task
skills, mengelola pekerjaan/task managament
skills, mengelola kemungkinan kejadian dalam
pekerjaan/contingency management skills,
mengelola lingkungan bekerja yang berbeda
job/role/environment skills.
Sub : Bagian dari kompetensi yang mengidentifikasikan
kompetensi
tugas-tugas yang harus dilakukan untuk
mencapai kompetensi
Kriteria Unjuk : Pernyataan evaluatif yang mendiskripsikan
Kerja
kerangka kegiatan yang harus dikerjakan dan
diperagakan pada setiap sub kompetensi
Lingkup : Mengidentifikasikan kondisi, perlengkapan,
Belajar
materi, dan lokasi dimana KUK akan diterapkan.
Bukti Belajar : Mendiskripsikan materi-materi yang diperlukan
untuk mencapai suatu kompetensi
6

Kompetensi : Mendiskripsikan kemampuan kunci yang


Kunci
diperlukan untuk dapat menguasai kompetensi
sesuai levelnya
Program : Program yang memuat kompetensi-kompetensi
Produktif
yang langsung dan secara spesifik mencirikan
program keahlian.
Program : Program yang memuat kompetensi-kompetensi
Adaptif
yang secara tidak langsung/langsung mendukung
suatu program keahliannya. Contoh; mata diklat
mafikib, bahasa inggris, komputer dan
kewirausahaan.
Mafikib : Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi

E. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Penjelasan Bagi Peserta Diklat

Peserta diklat diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi


dengan sumber belajar yang dapat dipergunakan, karena itu Anda
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Langkah-langkah Belajar
Seperti Anda telah baca pada halaman sebelumnya,
bahwa modul ini berisi tentang kompetensi produktif yang
dirancang secara komprehensif sehingga menjadi satu
kesatuan utuh dalam kegiatan pemelajaran Penanaman
Bibit pada produksi cabai. Melalui pemelajaran secara
komprehensif tersebut, Anda akan kompeten dan
profesional melakukan langkah Penanaman Bibit sampai
tanaman cabai tumbuh subur dan merata.
7

Untuk mengetahui apa yang harus Anda ketahui dan


lakukan/kerjakan tentang penanaman dan penyulaman,
maka Anda harus membaca dan mencermati pernyataan
yang ada dalam Tujuan Pemelajaran.

Setelah Anda mengetahui apa yang harus Anda ketahui


dan lakukan/kerjakan, kemudian Anda membaca dan
mencermati informasi-informasi yang relevan, yang
bersumber dari dalam modul ini (uraian materi) maupun
dari sumber informasi lainnya (misal
referensi/pustaka/internet, hasil wawancara, observasi dll).
Informasi tersebut dapat Anda gunakan sebagai acuan
dalam melakukan tugas-tugas/pekerjaan (yang ada dalam
lembar kerja) tentang: pengamatan, pengukuran,
pendataan, pengolahan dan penyajian informasi tentang
teknik Penanaman Bibit cabai.

Setelah Anda menyelesaikan tugas yang harus Anda


ketahui dan lakukan/kerjakan, kemudian Anda dapat
melakukan evaluasi sendiri (self evaluation) dengan
instrumen evaluasi yang telah disediakan. Apabila hasil
self evaluation Anda termasuk katagori menguasai
(memenuhi seluruh kriteria yang ada), kemudian Anda
dapat mengajukan ujian kepada penilai/asesor. Sebaliknya,
apabila Anda belum termasuk katagori menguasai, maka
Anda harus belajar lagi terutama pada bagian yang belum
Anda kuasai, dan usulkan proses pembimbingan kepada
pembimbing/fasilitator.

b. Perlengkapan yang Harus Dipersiapkan


8

Guna menunjang kelancaran tugas/pekerjaan yang harus


Anda lakukan, maka persiapkanlah seluruh perlengkapan
yang berkaitan dengan Penanaman Bibit cabai. Beberapa
perlengkapan penting yang harus Anda persiapkan adalah:
 Alat lubang tanam
 Bibit
 Keranjang/tandu pembawa bibit
 Naungan sementara

c. Hasil Pelatihan
Anda akan mampu melakukan tugas/pekerjaan:
 Membuat lubang tanam
 Menanam dan menyulam

2. Peran Fasilitator
9

Fasilitator yang akan mengajarkan modul ini hendaknya


mempersiapkan diri sebaik-baiknya yaitu mencakup aspek
strategi pemelajaran, penguasaan materi, pemilihan metode, alat
bantu media pemelajaran, dan perangkat evaluasinya.

Fasilitator harus menyiapkan rancangan strategi pemelajaran


yang mampu mewujudkan peserta diklat terlibat aktif dalam
proses pencapaian/penguasaan kompetensi yang telah
diprogramkan. Penyusunan rancangan strategi pemelajaran,
secara substansial mengacu pada kriteria unjuk kerja (KUK)
pada setiap subkompetensi yang ada dalam GBPP. Demikian
juga untuk penyusunan/pengembangan perangkat evaluasi
mengacu pada KUK. Salah satu perangkat penting dalam
menilai tugas/pekerjaan yang bersifat psikomotorik (praktik)
adalah lembar observasi. Perangkat lembar observasi akan
sangat membantu fasilitator dalam proses bimbingan dan
sekaligus penilaian terhadap individu peserta diklat.

F. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari kompetensi ini peserta diklat mampu menanam


dan menyulam tanaman cabai sesuai kriteria, bila disediakan sarana

dan prasarananya.
10

G. Standar Kompetensi

Unit Kompetensi : Menanam Bibit

Materi Pokok Pemelajaran


Kriteria
Sub Kompetensi
Unjuk Kerja Pengetahuan Keterampilan Sikap

C1. Membuat  Jarak tanam  Persyarata  Membuat  Disiplin


lubang tanam ditentukan n teknis lubang
sesuai jarak tanam tanam  Taat
persyaratan asas
teknis  Persyarata
n teknis  Kemaua
 Lubang pembuatan n untuk
tanam dibuat lubang bekerja
keras
sesuai tanam
persyaratan
 Konsiste
teknis
n

 Kemaua
n untuk
mem
peroleh
hasil
terbaik

 Kreatif

C2. Menanam  Bibit  Persyarata  Menana  Disiplin


dan menyulam tanaman n teknis m dan
bibit diseleksi seleksi bibit menyulam  Taat
sesuai asas
persyaratan  Persyarata
teknis n teknis  Kemaua
menanan n untuk
 Bibit ditatam bibit bekerja
keras
sesuai Persyaratan
persyaratan teknis
 Konsiste
teknis menyulam
n
tanaman
 Tanaman  Kemaua
disulam sesuai n untuk
persyaratan mem
teknis peroleh
hasil
terbaik

 Kreatif
11

H. Daftar Cek Kemampuan

Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah Anda miliki, maka


isilah cek lis (√) seperti pada tabel di bawah ini dengan sikap jujur
dan dapat dipertanggungjawabkan

Saya dapat
melakukan
Sub pekerjaan
Pernyataan
kompetensi ini dengan
kompeten
Ya Tdk
Membuat 1. Menentukan kriteria jarak tanam
lubang tanam tanaman cabai
2. Menentukan jarak tanam tanaman cabai
sesuai dengan rencana pola tanam
3. Membuat lubang tanam pada bedengan
tanpa mulsa plastik
4. Membuat lubang tanam pada bedengan
yang sudah ditutup mulsa plastik
Menanam dan 1. Menentukan kriteria bibit siap tanam
menyulam bibit
2. Melakukan seleksi bibit tanaman cabai
untuk ditanam
3. Melakukan persiapan menanam bibit
tanaman cabai
4. Menanam bibit tanaman cabai di lahan
5. Menentukan saat tanaman perlu
disulam
6. Menyulam tanaman yang mati
12

Apabila Anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas,


maka pelajarilah modul ini. Apabila Anda menjawab YA pada semua
pernyataan, maka Anda dapat melanjutkan mengerjakan bagian
evaluasi yang ada pada modul ini
13

II. PEMELAJARAN

A. Kegiatan Belajar 1

Membuat Lubang Tanam

1. Tujuan pemelajaran 1

Setelah menyelesaikan pemelajaran ini, peserta diklat :


Mampu membuat lubang tanam tanaman cabai

2. Uraian Materi 1

Membuat lubang tanam merupakan sub kompetensi yang


membahas mengenai aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang meliputi: persyaratan menentukan jarak tanam dan
pembuatan lubang tanam.

a. Jarak Tanam
Jarak tanam ditentukan berdasarkan jenis cabai yang
ditanam. Hal ini disebabkan luas mahkota daun yang
berbeda. Tanaman cabai kecil memiliki sosok tanamannya
lebih besar dan tinggi, percabangannya lebih banyak dan
lebih rimbun dibanding dengan tanaman cabai besar.
Untuk tanaman cabai besar biasa menggunakan jarak
tanam 50–60 cm untuk jarak antar lubang; dan 60–70 cm
untuk jarak pada barisan. Sedangkan untuk tanaman cabai
kecil menggunakan jarak tanam sekitar 50 cm ; dan jarak
antar lubang adalah 50–60 cm.
14

Pertimbangan penentuan jarak tanam ini adalah:


 Adanya persaingan untuk memperoleh unsur hara dan
air dari dalam tanah
 Adanya persaingan untuk memperoleh sinar matahari
atau cahaya yang cukup
Persaingan tersebut bisa diatasi, salah satunya dengan
mengatur jarak tanam, maka tanaman akan memberikan
hasil produksi yang maksimal.

b. Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sebanyak dua baris dalam setiap
bedengan yang sudah disiapkan seminggu atau dua
minggu sebelumnya. Ukuran lubang ini kira-kira sebesar
ukuran cangkulan dengan jarak lubang seperti yang telah
diuraikan diatas. Untuk lahan yang sudah menggunakan
mulsa plastik, maka lubang tanam dibuat dengan
melubangi plastik mulsa terlebih dahulu. Caranya adalah
bisa dengan menggunakan alat kaleng susu (diameter  20
cm) yang diisi bara api. Tempelkan alat tersebut pada
tempat yang akan dilubangi.

Tangkai
Tangkai kayu
kayu

Bara
Bara arang
arang

Bekas
Bekas kaleng
kaleng susu
susu

Gambar 1: Alat Pencetak


lubang tanam
15

3. Rangkuman 1

a. Jarak tanam ditentukan berdasarkan jenis cabai yang


ditanam, sesuai dengan luas mahkota daun yang
dimilikinya.
b. Untuk tanaman cabai besar biasa menggunakan jarak
tanam 50–60 cm untuk jarak antar lubang; dan 60–70 cm
untuk jarak pada barisan.
c. Untuk tanaman cabai kecil menggunakan jarak tanam
sekitar 50 cm ; dan jarak antar lubang adalah 50–60 cm.
d. Pertimbangan penentuan jarak tanam adalah ketersediaan
unsur hara, air dari dalam tanah, dan sinar matahari atau
cahaya yang cukup.
e. Bila persaingan tersebut bisa diatasi yang salah satunya
dengan mengatur jarak tanam, maka tanaman akan
memberikan hasil produksi yang maksimal.
f. Lubang tanam dibuat sebanyak dua baris dalam setiap
bedengan yang sudah disiapkan seminggu atau dua minggu
sebelumnya.
g. Ukuran lubang ini kira-kira sebesar ukuran cangkulan
dengan jarak lubang seperti yang telah diuraikan diatas.
h. Untuk lahan yang sudah menggunakan mulsa plastik, maka
lubang tanam dibuat dengan melubangi plastik mulsa
terlebih dahulu.
16

4. Tugas 1

a. Datanglah ke petani disekitar Anda untuk menanyakan


bagaimana cara menentukan jarak tanam pada
penanaman cabai.
b. Adakah alasan atau pertimbangan pertimbangan yang
cukup mendasar untuk penanaman cabai dalam hal
penentuan jarak tanam tersebut.

5. Tes Formatif 1

a. Apa pentingnya ditentukan jarak tanam pada tanaman


cabai ?
b. Apa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan jarak
tanam tanaman cabai ?
c. Berapa jarak tanam yang ideal untuk tanaman cabai ?
d. Bagaimana cara membuat lubang tanam pada bedengan
yang sudah ditutup mulsa plastik ?

6. Kunci Jawaban Tes Formatif 1

a. Agar pertumbuhan tanaman tumbuh optimal subur dan


produktif, tidak terjadi persaingan untuk memperoleh unsur
hara dan sinar matahari.
b. Tersedianya unsur hara, air, dan sinar matahari cukup.
Tajuk mahkota daun tidak saling menutupi/bertumpuk.
17

c. Jarak tanam ideal untuk tanaman cabai besar adalah 50 –


60 cm untuk jarak antar lubang; dan 60 – 70 cm untuk jarak
pada barisan. Sedangkan untuk cabai kecil adalah sekitar
100 cm ; dan jarak antar lubang adalah 50 – 60 cm.
d. Lahan yang sudah diselimuti mulsa plastik, dapat dibuat
lubang tanam dengan menggunakan cetakan dari kaleng
panas yang kemudian dibuat lubang tanam pada bagian
yang sudah dicetak tersebut.
18

Lembar Kerja: Pembuatan lubang tanam

a. Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini Anda


diharapkan dapat membuat lubang tanam tanaman
cabai sesuai persyaratan teknis
b. Alat dan : 1. Spidol 2. Arang
Bahan
2. Kertas 1. Kore
3. Penggaris/ k api
meteran 2. Miny
4. Kaleng ak tanah
susu bekas 3. Bam
bu/kayu

c. Keselamat- : Gunakan pakaian dan sepatu lapangan saat


an kerja
melakukan kegiatan lapangan / di lahan
19

d. Langkah : 1. Perkirakan ukuran lebar tajuk daun tanaman


Kerja
yang akan ditanam
2. Tetapkan jarak tanam
3. Tentukan sistim posisi tanamnya
4. Siapkan alat dan perlengkapan lubang tanam
5. Isi alat lubang tanam dengan bara api
6. Buatlah tanda simpul-simpul pada tali rafia
dengan jarak antar simpul seperti jarak baris
yang sudah ditetapkan
7. Tariklah/bentangkanlah tali rafia yang sudah
diberi simpul-simpul tersebut diatas bedengan
yang telah tertutup mulsa
8. Tempelkan kaleng susu yang sudah panas
dengan bara api diatas mulsa tepat disisi tanda
simpul.
9. Buatlah lubang tanam dengan menggunakan
sendok tanah tepat pada mulsa yang sudah
dibuat lubang
20

d. Langkah : 10. Perkirakan ukuran lebar tajuk daun tanaman yang


Kerja
akan ditanam
11. Tetapkan jarak tanam
12. Tentukan sistim posisi tanamnya
13. Siapkan alat dan perlengkapan lubang tanam
14. Isi alat lubang tanam dengan bara api
15. Buatlah tanda simpul-simpul pada tali rafia
dengan jarak antar simpul seperti jarak baris yang
sudah ditetapkan
16. Tariklah/bentangkanlah tali rafia yang sudah
diberi simpul-simpul tersebut diatas bedengan
yang telah tertutup mulsa
17. Tempelkan kaleng susu yang sudah panas
dengan bara api diatas mulsa tepat disisi tanda
simpul.
18. Buatlah lubang tanam dengan menggunakan
sendok tanah tepat pada mulsa yang sudah
dibuat lubang
21

B. Lembar Kerja: Menanam dan Menyulam Bibit

1. Tujuan pemelajaran

Setelah menyelesaikan pemelajaran ini, peserta diklat mampu


menanam dan menyulam tanaman cabai.

2. Uraian Materi 2

a. Seleksi Bibit
Dalam satu petak penanaman, besar bibit harus seragam.
Bibit ditanam sesuai dengan pengelompokan
pertumbuhannya. Bibit yang memiliki pertumbuhan cepat
ditanam terlebih dahulu, sedangkan yang masih kecil
ditanam paling akhir.

Setelah benih disemai, pada umur sekitar 20-24 hari, bibit


perlu dipindahkan ke lapangan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan kriteria bibit yang siap dipindahkan dan saat
pindah tanam yang tepat.

Bibit siap ditanam pada umur 20-24 hari setelah semai,


tergantung pertumbuhan bibit dan lokasi pembibitan.
22

Pembibitan di dataran rendah relatif lebih cepat


dibandingkan dengan pembibitan di dataran menengah dan
dataran tinggi. Pada umur 15-17 hari setelah semai, bibit
berdaun sejati 2 helai dan memiliki 1 kuncup daun.

Bibit ini kalau ditanam di lapangan akan memiliki


pertumbuhan cepat, tetapi kelemahannya mudah dirusak
oleh ulat tanah (Agrotis ipsilon) dan ganggsir (Brachytrypes
portentosus).

Pada umur 18-21 hari setelah semai (di dataran rendah)


ataua 21-30 hari (di dataran tinggi), bibit sudah memiliki 3-4
helai daun sejati. Saat ini merupakan waktu yang ideal
untuk penanaman. Pada umur 22-24 hari setelah semai,
bibit telah memiliki 5-6 helai daun sejati. Bibit ini masih
layak ditanam, hanya pertumbuhan awalnya agak
terlambat, tetapi dua minggu kemudian sudah mampu
beradaptasi dengan cepat.

Bibit yang telah mempunyai lebih dari 6 daun dengan tinggi


tanaman tidak sebanding dengan tajuk tanaman sebaiknya
tidak ditanam. Bibit seperti ini sudah berumur > 30 HST
(hari setelah tanam) di dataran rendah dan menengah,
serta > 40 HST di dataran tinggi. Bibit yang terlalu tua
apabila dipaksakan ditanam akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman meninggi dengan batang dan daun
kecil serta produksinya sangat rendah.
23

b. Menanam
Pada malam hari sebelum pananaman bibit, saluran irigasi
dibuka dan bedengan digenangi air sampai permukaan
tanah basah atau apabila menggunakan mulsa plastik
setinggi batas plastik kira-kira 30-40 cm dari dasar parit.

Tujuan penggenangan agar bibit yang baru ditanam lebih


mudah beradaptasi di lapangan. Pagi harinya, tinggi air
dikurangi hingga setengahnya untuk keperluan penyiraman
pada saat penanaman.

Khusus untuk penanaman dilahan berteras, penanaman


pertama dimulai dari petakan paling bawah kemudian
menuju keatas. Tujuannya bila nanti tanaman terserang
hama dan penyakit dari petakan bawah lebih sedikit
kemungkinan menyebar ke petakan atas. Apabila Tanaman
yang dimulai dari petakan atas terserang penyakit maka
petakan dibawahnya akan tertular lewat air pengairan.

Bibit yang akan ditanam sebelumnya dicelupkan dalam air


yang dicampur dengan fungisida Derosal 2 g/l air dan
bakterisida Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air. Fungsinya untuk
menangkal penyakit rebah kecambah/semai, layu fusarium,
dan layu bakteri di lapangan. Setelah ditiriskan bibit pun
siap ditanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore
hari atau pada pagi hari atau saat udara sejuk, tidak terlalu
panas.
24

Cara penanaman bibit adalah sebagai berikut: permukaan


media semai agak sedikit dipadatkan, kemudian polybag
dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek). Jaga jangan
sampai media pecah karena bila pecah maka akar dipaksa
beradaptasi dengan tanah di lahan penanaman sehingga
tanaman dapat mengalami stres dan mati.

Bibit dan medianya kemudian dimasukkan ke lubang


tanam. Permukaan tanah disekitar bibit diratakan. Jaga
jangan sampai ada rongga antara tanah media semai
dengan tanah pada lubang media tanah. Tutuplah lubang
tanam dengan tanah sehingga rata dengan Mulsa Plastik
Hitam Perak (MPHP) untuk sementara sebagaian mulsa
ikut tertutup tanah. Hal ini bertujuan agar udara panas tidak
masuk kedalam perakaran tanaman muda, yang dapat
mematikan tanaman muda. Hindarkan bagian Tanaman
menempel di mulsa plastik karena dapat terbakar. Sirami
permukaan tanah pada lubang tanam agar suhunya tidak
terlalu panas

c. Menyulam
Bibit yang baru ditanam tidak semuanya dapat bertahan
dan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Berbagai faktor
yang menyebabkan bibit atau tanaman muda mati setelah
dipindahkan kelapangan sebagai berikut:
 Kondisi bibit yang kurang mampu beradaptasi di
lingkungan baru.
25

 Faktor cuaca : Cuaca sangat terik menyebabkan


penguapan tinggi sehingga bibit stres akibat kepanasan.
Dapat juga hujan lebat menyebabkan akar bibit muncul
ke permukaan atau bibit roboh dan salah satu organ
tanamannya menempel di mulsa sehingga terbakar.
 Adanya serangan hama dan penyakit, misalnya ulat
tanah, gangsir, dan penyakit rebah semai

Bibit atau tanaman yang mati harus segera diganti atau


disulam. Bibit sulaman yang baik seharusnya juga
merupakan tanaman yang sehat dan tepat waktu untuk
ditanam. Untuk itu sebaiknya bibit penyulaman disemai
sendiri dengan selang waktu seminggu setelah
penyemaian bibit untuk penanaman pertama.

Penyulaman dilakukan pada sore hari atau pada pagi hari


saat cuaca tidak terlalu panas. Waktu penyulaman pada
minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman.

3. Rangkuman 2

a. Bibit cabai siap tanam adalah sekitar umur 20-24 hari.


Karena pertumbuhan tidak selalu sama, maka bibit
tanaman cabai perlu diseleksi sesuai dengan kriteria tinggi
dan jumlah daun bibit. Pada umur 15-17 hari setelah
semai, bibit berdaun sejati 2 helai dan memiliki 1 kuncup
daun.
26

Bibit ini kalau ditanam di lapangan akan memiliki


pertumbuhan cepat, tetapi kelemahannya mudah dirusak
oleh ulat tanah (Agrotis ipsilon) dan ganggsir (Brachytrypes
portentosus).
b. Pada umur 18-21 hari setelah semai (di dataran rendah)
ataua 21-30 hari (di dataran tinggi), bibit sudah memiliki 3-4
helai daun sejati. Saat ini merupakan waktu yang ideal
untuk penanaman.
c. Pada umur 22-24 hari setelah semai, bibit telah memiliki 5-
6 helai daun sejati. Bibit ini masih layak ditanam, hanya
pertumbuhan awalnya agak terlambat, tetapi dua minggu
kemudian sudah mampu beradaptasi dengan cepat.
d. Bibit yang telah mempunyai lebih dari 6 daun dengan tinggi
tanaman tidak sebanding dengan tajuk tanaman sebaiknya
tidak ditanam.
e. Pada malam hari sebelum dilakukan penanaman perlu
dilakukan irigasi untuk menggenangi bedengan yang siap
ditanami.
f. Khusus untuk penanaman dilahan berteras, penanaman
pertama dimulai dari petakan paling bawah kemudian
menuju keatas..
g. Bibit yang akan ditanam sebelumnya dicelupkan dalam air
yang dicampur dengan fungisida Derosal 2 g/l air dan
bakterisida Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air. Setelah ditiriskan
bibit pun siap ditanam.
h. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada
pagi hari atau saat udara sejuk, tidak terlalu panas.
27

i. Berbagai faktor yang menyebabkan bibit atau Tanaman


muda mati setelah dipindahkan kelapangan sebagai
berikut:
 Kondisi bibit yang kurang mampu beradaptasi di
lingkungan baru.
 Faktor cuaca. Cuaca sangat terik menyebabkan
penguapan tinggi sehingga bibit stress akibat
kepanasan. Dapat juga hujan lebat menyebabkan akar
bibit muncul ke permukaan atau bibit roboh dan salah
satu organ tanamannya menempel di mulsa sehingga
terbakar.
 Adanya serangan hama dan penyakit, misalnya ulat
tanah, gangsir, dan penyakit rebah semai
j. Penyulaman dilakukan pada sore hari atau pada pagi hari
saat cuaca tidak terlalu panas. Waktu penyulaman pada
minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman.

4. Tugas 2

Datanglah ke petani disekitar Anda untuk menanyakan:


a. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyediakan bibit
tanaman cabai ?
b. Apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan
kegiatan penanaman cabai dan kiat apa saja agar tanaman
cabai dapat tumbuh dengan baik ?
28

5. Tes Formatif 2

a. Apa yang perlu diperhatikan pada saat melakukan seleksi


bibit tanaman cabai agar siap tanam dan dapat ditanam ,
tumbuh subur dilapangan.
b. Perlakuan apa yang biasa dilakukan sebelum bibit cabai
ditanam di lapangan. ?
c. Waktu kapan sebaiknya penanaman bibit cabai dilakukan ?
jelaskan !
d. Faktor apa saja yang menyebabkan bibit mati setelah
ditanam dilapangan ?
e. Kapan penyulaman biasa dilakukan oleh petani cabai ?

6. Kunci Jawaban Tes Formatif 2

a. Yang perlu diperhatikan pada saat seleksi bibit tanaman


cabai adalah : umur bibit dan jumlah helai daun.
b. Sebelum penanaman dilakukan penggenangan lahan pada
satu malam sebelum tanam.
Bibit yang akan ditanam sebelumnya dicelupkan dalam air
yang dicampur dengan fungisida Derosal 2 g/l air dan
bakterisida Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air. Setelah ditiriskan
bibit pun siap ditanam.
c. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada
pagi hari atau saat udara sejuk, tidak terlalu panas.
d. Faktor yang menyebabkan bibit tanaman mati adalah:
 Kondisi bibit yang kurang mampu beradaptasi di
lingkungan baru.
29

 Faktor cuaca. Cuaca sangat terik menyebabkan


penguapan tinggi sehingga bibit stres akibat
kepanasan. Dapat juga hujan lebat menyebabkan akar
bibit muncul ke permukaan atau bibit roboh dan salah
satu organ tanamannya menempel di mulsa sehingga
terbakar.
 Adanya serangan hama dan penyakit, misalnya ulat
tanah, gangsir, dan penyakit rebah semai
e. Penyulaman dilakukan pada sore hari atau pada pagi hari
saat cuaca tidak terlalu panas. Waktu penyulaman pada
minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman
30

7. Lembar Kerja 2

a. Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini Anda


diharapkan dapat menanam dan
menyulam bibit tanaman cabai sesuai
persyaratan teknis
b. Alat dan :  Sendok tanah  Gembor
Bahan
 Bibit  Nampan/ baki/
ember

c. Keselama : Gunakan pakaian dan sepatu lapangan


tan kerja
saat melakukan kegiatan lahan
d. Langkah :
Kerja

Seleksi Bibit
1. Tetapkan kriteria bibit cabai yang siap ditanam
2. Pilih bibit cabai sesuai kriteria
31

Lembar Kerja : Penanaman dan Penyulaman

a. Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini Anda


diharapkan dapat menanam dan
menyulam bibit tanaman cabai sesuai
persyaratan teknis
b. Alat dan :  Sendok tanah  Gembor
Bahan
 Bibit  Nampan/ baki/
ember

c. Keselama : Gunakan pakaian dan sepatu lapangan


tan kerja
saat melakukan kegiatan lahan
d. Langkah :
Kerja

I. Seleksi Bibit
1. Tetapkan kriteria bibit cabai yang siap ditanam
2. Pilih bibit cabai sesuai kriteria
3. Letakan bibit cabai yang terpilih disamping persemaian
atau langsung di alat pengangkut bibit cabai
(baki/nampan/ember)

II. Menanam
1. Genangi air sampai permukaan tanah basah pada malam
hari sebelum penanaman dilakukan.
2. Kurangi tinggi air genangan pada pagi harinya saat bibit
akan dilakukan penanaman
3. Celupkan bibit dalam air yang dicampur dengan fungisida
Derosal 2 g/l air dan bakterisida Agrimicin/Agrept/ 1-2 g/l
air.
4. Tiriskan bibit untuk siap ditanam.
32

5. Lakukan penusukan dari bagain bawah media semai/bibit


tariklah bibit dengan pelan-pelan
6. Bibit dan medianya kemudian dimasukkan ke lubang
tanam.
7. Permukaan tanah disekitar bibit diratakan.
8. Tutuplah lubang tanam dengan tanah sehingga rata
dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
9. Sirami permukaan tanah pada lubang tanam agar
suhunya tidak terlalu panas

III. Menyulam
1. Siapkan bibit penyulaman yang disemai pada seminggu
dan dua minggu kemudian setelah penyemaian benih
pertama.
 Lakukanlah penyulaman pertama pada satu minggu
setelah penanaman bibit cabai Celupkan bibit dalam
air yang dicampur dengan fungisida Derosal 2 g/l air
dan bakterisida Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air.
 Tiriskan bibit untuk siap ditanam.
 Sedikit padatkan permukaan media semai, kemudian
polybag dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek).
 Bibit dan medianya kemudian dimasukkan ke lubang
tanam.
 Permukaan tanah disekitar bibit diratakan.
 Tutuplah lubang tanam dengan tanah sehingga rata
dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
 Sirami permukaan tanah pada lubang tanam agar
suhunya tidak terlalu panas

2. Lakukanlah penyulaman kedua pada dua minggu setelah


penanaman bibit cabai
33

 Celupkan bibit dalam air yang dicampur dengan


fungisida Derosal 2 g/l air dan bakterisida
Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air.
 Tiriskan bibit untuk siap ditanam.
 Sedikit padatkan permukaan media semai, kemudian
polybag dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek).
 Bibit dan medianya kemudian dimasukkan ke lubang
tanam.
 Permukaan tanah disekitar bibit diratakan.
 Tutuplah lubang tanam dengan tanah sehingga rata
dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
 Sirami permukaan tanah pada lubang tanam agar
suhunya tidak terlalu panas
34

1.
35

 Celupkan bibit dalam air yang dicampur dengan


fungisida Derosal 2 g/l air dan bakterisida
Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air.
 Tiriskan bibit untuk siap ditanam.
 Sedikit padatkan permukaan media semai, kemudian
polybag dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek).
 Bibit dan medianya kemudian dimasukkan ke lubang
tanam.
 Permukaan tanah disekitar bibit diratakan.
 Tutuplah lubang tanam dengan tanah sehingga rata
dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
 Sirami permukaan tanah pada lubang tanam agar
suhunya tidak terlalu panas

3. Lakukanlah penyulaman kedua pada dua minggu setelah


penanaman bibit cabai
 Celupkan bibit dalam air yang dicampur dengan
fungisida Derosal 2 g/l air dan bakterisida
Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air.
 Tiriskan bibit untuk siap ditanam.
 Sedikit padatkan permukaan media semai, kemudian
polybag dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek).
 Bibit dan medianya kemudian dimasukkan ke lubang
tanam.
 Permukaan tanah disekitar bibit diratakan.
 Tutuplah lubang tanam dengan tanah sehingga rata
dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
 Sirami permukaan tanah pada lubang tanam agar
suhunya tidak terlalu panas
36

III. EVALUASI

A. Evaluasi Kognitif

Lingkarilah salah satu jawaban yang Anda anggap benar dari soal-
soal dibawah ini !
1. Jarak tanam ditentukan berdasarkan :
a. Jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya.
b. Topografi dan iklim dimana tanaman cabai ditanam.
c. Adanya persaingan untuk memperoleh air pengairan.
d. Luas lahan yang tersedia dimana tanaman cabai akan
ditanam.
2. Kriteria seleksi bibit cabai pada umumnya adalah:
a. Umur bibit tidak boleh lebih dari 15-17 hari
b. Bibit memiliki 3-4 helai daun sejati.
c. Bibit yang mempunyai lebih dari 6 daun.
d. Bibit yang tumbuh subur.
3. Tujuan penggenangan lahan pada saat sehari sebelum
dilakukan peanaman adalah:
a. agar bibit yang baru ditanam lebih mudah beradaptasi di
lapangan.
b. Agar tanah basah dan mudah untuk membuat lubang
tanam.
c. Agar bibit dapat tumbuh subur dan tidak mati sebelum
ditanam.
d. Agar bibit tumbuh subur dan tidak mudah diserang hama
dan penyakit.
37

4. Sebelum bibit ditanam sebaiknya dilakukan perlakuan :


a. Bibit yang akan ditanam dicelupkan dalam air yang
dicampur dengan fungisida Derosal 2 g/l air dan bakterisida
Agrimicin/Agrept 1,2 g/l air.
b. Bibit disimpan dilapangan dan disiram air irigasi agar bersih
dari debu.
c. Bibit disimpan dilapangan dimana bibit tersebut akan
ditanam selama satu malam
d. Polybag dibuka dan akar bibit dipotong sedikit agar dapat
tumbuh lagi akar lebih banyak
5. Faktor yang menyebabkan bibit atau tanaman mudah mati
setelah dipindahkan adalah:
a. Kondisi bibit, cuaca, dan serangan hama dan penyakit.
b. Kondisi alam, topografi, dan lahan pertanian.
c. Biaya yang kurang tersedia untuk penanaman.
d. Pengetahuan dasar tenaga kerja yang menanam.
38

B. Evaluasi Keterampilan

Berilah tanda (√) pada kolom “ya” bila Anda telah melaksanakan
kemampuan sesuai dengan kriteria keberhasilan, atau pada kolom
“tidak” bila Anda telah melaksanakan kemampuan dan tidak sesuai
dengan kriteria keberhasilan.

Saya dapat
melakukan
pekerjaan ini
dengan
Sub Kompetensi Kriteria Keberhasilan
kompeten

YA Tdk

Membuat lubang  Jarak tanam ditentukan


tanam sesuai persyaratan teknis
 Lubang tanam dibuat sesuai
persyaratan teknis

Menanam dan  Bibit tanaman diseleksi


menyulam sesuai persyaratan teknis
 Bibit ditatam sesuai
persyaratan teknis
 Tanaman disulam sesuai
persyaratan teknis

Apabila ada salah satu jawaban “TIDAK” pada salah satu kriteria diatas,
maka ulangilah kegiatan pemelajaran Penanaman Bibit Tanaman Cabai
sampai kriteria terpenuhi. Apabila jawabanya “YA” pada semua kriteria,
maka Anda dianggap sudah berkompeten dalam malakukan kegiatan
penanaman bibit cabai dan Anda dapat melanjutkan belajar pada
kompetensi berikutnya.
39

C. Evaluasi Sikap

Penilaian ini dilakukan dengan pendekatan metode fishbone,


dengan format sebagai berikut :

Format Penilaian Sikap

Skor Perolehan
Believe Evaluation
No Atribut
(Preferensi Siswa) ( Guru )
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Disiplin
2 Taat Azas
3 Kemauan untuk bekerja keras
4 Konsisten
Kemauan untuk memperoleh
5
hasil terbaik

Untuk mengisi skor sikap Anda dalam melaksanakan kegiatan


penanaman bibit, ada dua sumber yang harus ditulis, yaitu :
a. Skor sikap dibawah kolom believe/preferensi Anda sendiri, Anda
harus mengisi setiap atribut sesuai apa yang Anda rasakan selama
melaksanakan kegiatan belajar pada kompetensi penanaman bibit.
Dalam hal ini Anda harus berlaku jujur, sesuai dengan kondisi yang
Anda alami. Jika tidak jujur yang rugi Anda sendiri, sebab Anda tidak
akan berkembang positif sesuai yang diharapkan.
b. Skor sikap di bawah kolom evaluation, diisi oleh guru pembimbing
Anda, yang melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku Anda
selama melaksanakan pemelajaran penanaman bibit.

Perhitungan Skor

Skor sikap =  B x E

Skor Perolehan
Perolehan Nilai Sikap = x Nilai Tertinggi (100)
Skor Tertinggi
40

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdjad A.N., dkk, Cabai Hot Beauty, Seri Agribisnis, Penebar


Swadaya, Jakarta. 2003

2. Adhi Santika, , Agribisnis Cabai, Seri Agribisnis, Penebar Swadaya,


Jakarta. 2002

3. Final Prajnanta, Agribisnis Cabai Hibrida, Penebar Swadaya,


Jakarta. 2002

4. IskAndar, I. dan Chonaini A., , Budidaya Cabai di Pondok Pesantren,


DEPAG RI, Proyek Peningkatan Ponpes, Jakarta. 2002

5. Kusuma Inderawati, E, P. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap


Produksi Tanaman Lombok”, Penelitian Hortikultura, Volume
IX No. 4, 1978

6. Ngadjijo dan Antonius, D., Budidaya Tanaman Cabai Hibrida dengan


Mulsa Plastik Hitam Perak, Dit. Dikmenjur, Proyek
Peningkatan Kejuruan dan Teknologi Jakarta, Jakarta1999.

7. Samsudin. Bertanam Cabai. Bina Cipta, Bandung, 1982

8. Setiadi, “Bertanam Cabai” Penebar Swadaya, Jakarta.1987

Anda mungkin juga menyukai