Anda di halaman 1dari 17

ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

APAKAH ATOM SEKEDAR NAMA?


KAJIAN EPISTEMOLOGIS TEORI ATOM DEMOKRITUS – DALTON
Imelda Paulina Soko
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia
Abstrak
Pengetahuan tentang teori atom (atomisme) telah membuktikan kekuatan imajinasi intelektual untuk
mengidentifikasi aspek kebenaran objektif yang berakar dalam sifat benda-benda (nature of things).
Penemuan teori atom oleh Democritus, secara pribadi merupakan hal yang menakjubkan, betapa luar
biasanya kekuatan ide, ada keagungan dalam pikiran, dan sejarah manusia. Karya John Dalton
mengawali teori atom modern dan bukti terbaik teori atom ini secara eksperimental memverifikasi
hukum perbandingan majemuk sederhana (law of simple multiple proportions). Atom dalam teori
atom Democritus adalah produk pemikiran filsafat, sedangkan dalam teori atom Dalton atom
merupakan produk ilmu yang terbukti secara empirik.
Keywords: teori atom, epistemologi, democritus, dalton
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang atom menjadi ujung tombak kemajuan ilmu pengetahuan. Ide atom
telah menyebabkan presisi tertinggi yang secara adaptif belum tercapai otak manusia.
Sejarah perkembangan atom layaknya menjadi kajian menarik bagi semua yang hal yang
bersangkutan dengan pikiran manusia. Meskipun terdapat keterbatasan dan bahaya,
pencapaian teori atom adalah prestasi yang unik dan patut dipelajari. Namun ada hal yang
lebih dari prestasi tersebut. Filsafat Yunani atom yang bertumbuh subur membuktikan betapa
hebatnya daya nalar spekulatif pada masa itu.
Teori atom yang menyatakan bahwa materi terdiri dari partikel kecil yang tidak dapat
dibagi lagi, diusulkan pada abad ke-5 SM oleh filsuf Yunani, Leucippus dan Democritus,
dan diadopsi oleh Lucretius Romawi. Namun, Aristoteles menentang teori tersebut,
menurutnya materi bersifat kontinu (dapat dibelah terus menerus sampai tak terhingga) dan
karena pengaruhnya yang besar terhadap kaum teolog Roma, teori atom Democritus
diabaikan selama berabad-abad. Studi teori atom kemudian bangkit lagi pada abad ke-18
diikuti penelitian tentang sifat dan perilaku gas. Pada tahun 1803, John Dalton merumuskan
teori atom baru untuk menjelaskan reaksi kimia, didasarkan pada konsep bahwa setiap unsur
terdiri dari ciri unik tersendiri dari atom yang tak dapat dibagi lagi (The Museum of Science
and Industry in Manchester, 2001). Atom-atom dari satu unsur akan sama, tetapi akan
berbeda dari atom-atom unsur lain. Dalton menetapkan berat atomik atom-atom dari 21
unsur yang ia temukan pada masa itu.
Lancelot Law Whyte (1961) menyimpulkan hasil kajiannya terhadap perkembangan
teori atom melalui pernyataan bahwa ada hal menarik yang perlu dicatat; kemajuan pesat
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

‘guncangan’ terhadap teori atom sering terjadi di setiap dekade, bahkan antara tahun 1895
dan 1926 keyakinan terhadap teori atom yang dianggap benar mendapat sedikitnya tujuh
‘pukulan’, seperti:
1896 Radioaktivitas Becquerel
1900 Penemuan kuantum Planck
1905 Penemuan foton Einstein
1911 Inti atom Rutherford
1913 Orbit diskrit Bohr
1923-1926 Gelombang partikel de Broglie, Schrӧdinger
1926 Ketidakpastian, interpretasi secara Statistik Heisenberg, Born
Perkembangan teori atom menunjukkan bagaimana teori dapat berubah ketika bukti baru
ditemukan dan penjelasan ilmiah mungkin saja bersifat sementara tetapi mungkin juga
menjadi lebih meyakinkan ketika prediksi berdasarkan penjelasan ilmiah tersebut
dikonfirmasi di kemudian hari.
Hal menarik lainnya adalah terjadi semacam missing link antara teori atom Democritus
menuju teori atom Dalton. Perkembangan teori atom yang lazim kita kenal, teurtama di
fisika sekolah, diawali oleh Democritus (460-370 SM) dengan atom sebagai partikel
fundamental yang tak dapat dibagi lagi, John Dalton (1803) dengan teori atom modern, J. J.
Thomson menemukan elektron pada tahun 1897, Ernest Rutherford (1911) menggunakan
bukti eksperimental untuk menunjukkan bahwa atom memiliki inti sekaligus membuktikan
bahwa atom terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil. Ide Rutherford kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Niels Bohr (1913) dengan gagasan bahwa elektron
menempati orbit tertentu di sekitar inti atom. Rentang waktu dari 370 SM sampai tahun 1803
adalah masa yang cukup panjang. Sangat tidak mungkin rasanya jika dalam rentang waktu
tersebut tidak ada temuan pendukung, perdebatan, pertentangan, atau apapun terhadap teori
atom yang digagas Democritus dan Leucippus. Selain itu, agak kontras rasanya
‘menyandingkan’ teori atom Dalton setelah teori atom Democritus tanpa penjelasan lebih
lengkap bahwa teori atom Democritus merupakan produk filsafat sedangkan teori atom
Dalton adalah produk ilmu yang terbukti secara empirik.
Tanpa mengabaikan didactical transposition, suatu proses transformasi pengetahuan
ilmiah menjadi pengetahuan yang diajarkan, pembelajaran tentang teori atom perlu
diluruskan dengan informasi yang lebih jelas dan lengkap. Perkembangan teori atom
merupakan topik historis sehingga perlu menempatkan topik tersebut pada waktu teori
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

dirumuskan agar mencegah siswa mengadopsi pandangan metode ilmiah yang menyimpang
dan menganggap ilmuwan adalah kaum super jenius tanpa kesalahan dan hambatan dalam
menghasilkan suatu temuan (Irene Arriassecq & Ileana María Greca, 2010).

PEMBAHASAN
1. Democritus; Latar Belakang dan Penemuan Teori Atom
Democritus adalah penduduk asli Abdera, dan ayahnya diperkirakan bernama
Hegesistratus, Athenocritus, atau Damasippus. Ayahnya adalah seorang pria yang kaya dan
memiliki pengaruh. Magi dan Chaldaeans adalah guru Democritus yang mengajari astronomi
dan teologi. Democritus adalah murid Leucippus, Anaxagoras, Pythagoras, dan Oenopides.
Democritus mengusulkan bahwa jika kita terus memotong zat menjadi setengah terus
menerus, maka akan berakhir dengan partikel yang "tidak dapat dipotong". Partikel tak
terbagi ini disebut atom atau “atomos” yang berarti “tak terpecahkan” dalam bahasa Yunani.
Democritus berpendapat bahwa atom kecil, partikel keras dari bahan tunggal dan dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Atom selalu bergerak dan membentuk bahan yang berbeda
dengan menggabungkan dengan satu sama lain.
Democritus adalah seorang filsuf Yunani yang berkeyakinan bahwa atom yang terlalu
kecil untuk dilihat. Filsuf bukanlah ilmuwan, mereka tidak menguji ide-ide mereka,
sebaliknya menggunakan penalaran untuk mendukung keyakinan mereka. Bagi filsuf,
penalaran manusia lebih unggul dari eksperimen. Democritus menggunakan contoh pantai
untuk mendukung teorinya. Dari kejauhan, pantai tampaknya menjadi massa solid, tetapi
saat mendekat dapat kita temukan bahwa pantai terbuat dari butiran kecil pasir terlalu kecil
untuk dilihat dari kejauhan. Disebutkan bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana
butiran pasir dapat bersama-sama membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah
atom, dan pantai adalah senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan dengan
pengertian Democritus terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi; walaupun sebuah pantai
dapat dibagi ke dalam butiran-butiran pasirnya, butiran pasir ini tidak dapat dibagi.
Democritus juga beralasan bahwa atom sepenuhnya padat, dan tidak memiliki struktur
internal. Dia juga berpikir harus ada ruang kosong antar atom untuk memberikan ruang
untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau fleksibilitas benda padat).
Sebagai tambahan, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perbedaan sifat
dari material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa dan ukurannya.

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 548


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

Bailey, seorang sarjana di masa klasik, dalam bukunya Atomis Yunani dan Epicurus
(1928) menafsirkan atomisme Democritan sebagai pemecahan (resolution) dualisme filosofis
di antara kaum pemikir awal Yunani; hubungan dari ‘satu’ ke ‘banyak’, ‘persatuan’ dan
‘keragaman’, dari ‘ketetapan’ dan ‘perubahan’, ‘realitas’ dan ‘penampilan’. Leucippus dan
Democritus mencapai resolusi ini melalui dualisme baru dan tajam yang dibangun untuk
tujuan tersebut, yaitu Atom dan Void (kekosongan). Democritus menyadari bahwa ia tidak
bisa membangun sebuah kosmos dari data indera saja, sehingga ia menerima atom dan
kekosongan dari Leucippus. Pada tingkat analisis rasional, penafsiran ini tidak perlu
dipertanyakan tetapi mengakibatkan ketidakpuasan para ilmuwan abad ke-20.
2. Dalton; Latar Belakang dan Penemuan Teori Atom
John Dalton lahir pada tanggal 6 September 1766 di Eaglesfield, Cumberland, Inggris.
Ia bersekolah Quaker di Pardshow Hall. Ketika ia berusia dua belas tahun, ia membuka
sebuah sekolah di Eaglesfield. Pada 1785 Dalton dan saudaranya membuka sebuah sekolah
di Kendall yang mengajarkan bahasa Inggris, Latin, Yunani, Prancis, dan mata pelajaran
matematika dan sains modern. Minat dalam sains ia perluas ke optik, pneumatik, astronomi
dan geografi, dan mulai memberikan kuliah umum pada tahun 1787. Pada usia dua puluh
enam, Dalton menemukan bahwa ia buta warna. Dalam karya ilmiah pertamanya yang
penting, ia menulis tentang fenomena ini. Di Perancis kondisi buta warna kemudian dikenal
sebagai Daltonism.
Dalam buku pertamanya pada 1793, Observasi dan Esai Meteorologis, Dalton menulis
bahwa setiap gas ada dan bertindak secara independen dan fisis secara murni. Pada 1802, ia
menyatakan hukum tentang tekanan parsial dalam “Esai Eksperimental tentang Konstitusi
Gas Campuran; pada Tekanan Uap dari air dan cairan lain dalam temperatur yang berbeda,
baik dalam ruang hampa Torricellian dan di udara; pada Penguapan, dan pada ekspansi gas
oleh panas”. Dalton juga merumuskan hubungan antara tekanan uap dan suhu. Pada tahun
1803 ketika mencoba untuk menjelaskan hukumnya tekanan parsial, Dalton mulai
merumuskan teori atom. Dia mempelajari oksida nitrogen untuk pengujian Dr. Priestley
tentang persentase nitrogen di udara. Dalton menemukan bahwa reaksi dapat berlangsung
dalam dua proporsi yang berbeda dalam rasio yang tepat, yaitu:
2 NO  O  N 2 O3
NO  O  NO2
Pada tahun yang sama Dalton menerbitkan daftar bobot dan simbol atom. Pada 1808, ia
menerbitkan Sistem Baru Filsafat Kimia, Bagian I. Pada halaman 71 ia menyatakan, “Tidak
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

ada dua fluida elastis, yang memiliki jumlah partikel yang sama atau berat yang sama”. Ia
mengadopsi gagasan atom dan menggunakan partikel-partikel individu untuk
menggambarkan reaksi kimia. Untuk mempertahankan teori atom, pada tahun 1810, Dalton
menerbitkan Bagian II dari Sistem Baru Filsafat Kimia, yang memberikan bukti empiris
terhadap hal tersebut. Para ilmuwan meyakini bahwa unsur dikombinasikan satu sama lain
alam proporsi tertentu untuk membentuk senyawa. Dalton menyatakan bahwa alasan hal
tersebut dapat terjadi karena unsur terdiri dari atom-atom.

Gambar 1. Tabel Simbol Massa Unsur


Pemikiran dan konsep ini didasarkan pada massa dan simbol atom, kemudian
diterbitkan pada tahun 1803 dan menjadi dasar dari bahasa kimia. Dalton mendasarkan tabel
massa atom dengan menggunakan hidrogen sebagai dasar. Senyawa terdaftar sebagai biner,
terner, kuartener, dan lain-lain (molekul terdiri dari dua, tiga, empat, dan lain-lain atom)
dalam sistem baru ini filsafat kimia tergantung pada jumlah atom senyawa yang ada dalam
yang paling sederhana, bentuk empiris. Dalton menyajikan struktur atom senyawa dengan
simbol-simbol visual dan mendalilkan teori atom:
1. Semua materi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai atom.
2. Atom tidak dapat dihancurkan dan diubah - atom suatu unsur tidak dapat diciptakan,
dimusnahkan, dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau berubah menjadi
unsur lain.
(Postulat-postulat ini didasarkan pada hipotesis dari hukum kekekalan massa. Penemuan
partikel subatomik setelah penemuan oleh Dalton, menunjukkan bahwa atom dapat dipecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi postulatnya masih berguna dalam
menjelaskan hukum kekekalan massa dalam kimia).

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 550


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

3. Unsur-unsur dibedakan berdasarkan massa atom; atom-atom dari unsur yang berbeda
memiliki massa yang berbeda.
4. Ketika unsur-unsur bereaksi, atom-atom unsur tersebut bergabung dalam rasio sederhana;
postulat ini membantu dalam menjelaskan 'hukum perbandingan tetap'.
5. Ketika unsur bereaksi, atom-atom unsur tesebut terkadang bergabung dalam lebih dari
satu rasio sederhana; postulat ini menjelaskan rasio berat nitrogen-oksigen dalam
berbagai oksida nitrogen.

Gambar 2. (a) Menurut teori atom Dalton, atom-atom unsur yang sama adalah
identik, tetapi atom-atom dari satu unsur berbeda dari atom-atom unsur lain, (b)
Senyawa terbentuk dari atom-atom unsur X dan Y. Dalam kasus ini, perbandingan
atom-atom unsur X terhadap Y adalah 2:1. Perlu diingat bahwa reaksi kimia hanya
menghasilkan pengaturan kembali atom-atom, bukan penciptaan atau
pengrusakan/peniadaan (Raymond Chang, 2010).
Dalton juga memasukkan postulat tambahan: ‘Ketika atom-atom bergabung hanya dalam
satu rasio, gabungan tersebut harus menjadi biner satu, kecuali ada beberapa penyebab yang
menyebabkan sebaliknya’. Penemuan ini menjadi kontroversial dan menyebabkan
penerimaan teori atom Dalton menjadi tertunda selama bertahun-tahun. Teori atom Dalton
pertama kali diusulkan pada tanggal 21 Oktober 1803. Terobosan fundamental ini menarik
perhatian dan Dalton segera dipanggil untuk mengulangi pernyataannya. Teori atom Dalton
langsung dapat diterima oleh banyak peneliti (Thomas Thomson, William Hyde Wollaston),
tetapi ada oposisi yang cukup kuat (Humphrey Davy) sebelum khalayak umum menerima
peran atom dalam materi.
Meskipun ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa Dalton gagal menghasilkan
pengetahuan yang sahih pada masanya, teori atom Dalton memiliki pengaruh besar terhadap
pemikiran ilmuwan lain. Karyanya dipublikasikan di awal dan mendapat dukungan yang
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

kuat oleh Thomas Thomson, Avogadro mengatakan ia memanfaatkan ide-ide Dalton yang
terdapat dalam “Sistem Kimia” Thomson yang diterbitkan pada tahun 1807. Thomson
mengunjungi Dalton pada 1804 untuk membahas teori gas campuran, dan Dalton merevisi
beberapa idenya berdasarkan diskusi mereka. Thomson menulis sebuah makalah tahun 1813
dengan judul: “Teori Daltonian tentang Proporsi Pasti dalam Kombinasi Kimia”, dan
makalah tersebut berisi pernyataan, “Pendapat Sir H. Davy bahwa air adalah senyawa terner
dari atom oksigen dengan dua atom hidrogen, tidak bisa disetujui”. Jadi, temuan Avogadro
pada topik ini tidak diterima oleh semua kalangan (ilmuwan) pada waktu itu.

3. Perkembangan Teori Atom dari Democrius ke Dalton


Konsep atom pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani, Leucippus dan
Democritus sekitar 440 SM, dan meskipun kemudian ditentang oleh Aristoteles dan semua
yang meyakini filsafat ilmiah, konsep atom ini mendapat dukungan sampai pada periode
Dalton. Pierre Gassendi (1592-1655) adalah seorang pendukung kuat teori atom Demokritus,
dan ia menggambarkan posisi teori tersebut sebagai berikut: atom tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan, atom bersifat solid, memiliki berat, dan tidak dapat dibagi; memiliki ukuran
yang pasti meskipun berukuran sangat-sangat kecil. Beberapa tahun kemudian Robert Boyle
(ia menggunakan istilah sel-sel (corpuscles) merujuk pada atom) dan Isaac Newton (dengan
istilah partikel primitif), mereka berdua adalah pendukung teori atom Democritus (atomis).
Gagasan bahwa atom dapat disatukan untuk membentuk kelompok yang lebih lengkap
dan rumit juga disetujui oleh beberapa penggiat teori atom awal, terutama Gassendi. Namun,
bukti konklusif dari gagasan tersebut berasal dari percobaan dari Proust, hukum Komposisi
Konstan, yang menunjukkan bahwa komposisi tembaga karbonat, ketika disintesis dengan
melarutkan tembaga dalam asam dan kemudian membentuk endapan dengan menambahkan
natrium karbonat, adalah sama dengan terjadinya tembaga karbonat 'malachite green' secara
alami. Meskipun hukum ini ditentang oleh beberapa ilmuwan, terutama Berthollet, hukum
ini segera diterima sebagai prinsip kimia karena banyak orang yang percaya akan kebenaran
hukum ini bahkan sebelum ditemukan oleh Proust.
Kelahiran masa kimia modern ditandai dengan terbitnya buku Lavoisier “Traite
Elementaire de Chimie” pada tahun 1789. Pada 1777 Lavoisier mengajukan teori baru
tentang pembakaran dengan mendalilkan peran oksigen (yang Lavoisier sebut sebagai udara
murni), dan kemudian (1783) ia menentang teori phlogiston. Ciri khas karya Lavoisier

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 552


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

adalah penekanan pada pengukuran kuantitatif, dan pernyataan yang jelas tentang kekekalan
massa dalam perubahan kimia. Pada tahun 1787, de Morveau, Lavoisier, Berthollet, dan de
Fourcroy bersama-sama menulis buku dengan judul “Methode de Nomenklatur Chimique”,
nama-nama sistematis untuk senyawa kimia yang menggantikan nama umum, dan juga
mengusulkan simbol kimia baru oleh Hassenfratz dan Adet.
Jadi, ketika Dalton mulai mengawali teori atom, ilmu kimia mengalami perubahan
melampaui akar atau dasar alkimia, didasarkan pada studi kuantitatif. Sebagian besar hukum
stoikiometri (istilah yang diperkenalkan oleh Richter untuk menggambarkan hukum
kuantitatif komposisi kimia) telah dirumuskan, dan hukum Richter ekivalen memungkinkan
tabel pertama bobot setara yang akan diproduksi pada tahun 1792. Richter telah menetapkan
bahwa dalam reaksi kimia (terutama asam dengan basa), proporsi pasti berat reaktan, dan
penemuan-penemuan ini menjadi langkah kunci menuju deduksi Dalton tentang berat atom.
Percobaan ilmiah Dalton pertama berasal dari kecintaannya pada meteorologi. Salah satu
kesimpulan ilmiah yang paling penting pada masa itu adalah bahwa air merupakan
komponen dari udara pada semua suhu, dan ia menghasilkan tabel tekanan uap air pada
temperatur yang berbeda berdasarkan hasil percobaannya sendiri. Karya ini dikenal dengan
Hukum Tekanan Parsial.
Dalam menghitung berat atomnya, Dalton mengadopsi aturan umum tentang
komposisi molekul, didasarkan pada senyawa yang dikenal pada saat itu. Aturan Dalton
yang pertama dan yang paling penting, yaitu: “Bila hanya satu kombinasi dari dua benda
dapat diperoleh, kombinasi tersebut dianggap menjadi biner, kecuali terdapat beberapa
penyebab yang menjelaskan sebaliknya”. Aturan ini tepat mengingat dimasukkannya kata
'penyebab' dan diadopsi oleh banyak ilmuwan lain. Namun tentu saja aturan umum ini tidak
sah karena atom memiliki valensi yang berbeda, sehingga konsep ini tidak diperkenalkan
sampai pertengahan abad ke-19. Aturan lain Dalton seperti “ketika dua kombinasi yang
diamati, kombinasi tersebut harus dianggap menjadi biner dan terner”, dan bahwa ketika tiga
kombinasi diamati dan diprediksi menjadi satu biner dan dua terner, dan lainnya, tidak valid,
karena alasan yang sama (valensi). Dalton menegaskan temuannya melalui pernyataan: “dari
penerapan aturan-aturan ini, melalui fakta-fakta kimia sudah dibuktikan, kami
menyimpulkan; (1) Bahwa air adalah senyawa biner dari hidrogen dan oksigen, dan bobot
relatif dari dua atom dasar adalah mendekati 1:8, (2) Amonia merupakan senyawa biner dari
hidrogen dan nitrogen, dan bobot relatif dari kedua atom adalah mendekati 1:5”. Bobot atom
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

yang berasal dari aturan-aturan ini hampir semua didasarkan pada pengukuran kuantitatif
dari ilmuwan lain.
Rumus yang tepat dari air dan amonia disimpulkan pada tahun 1811 oleh Avogadro,
dengan melihat implikasi hukum Gay-Lussac terkait penggabungan volume. Pada tahun
1809 Gay-Lussac memberikan 16 contoh reaksi gas, di mana volume gas berinteraksi berada
dalam proporsi yang sederhana, salah satunya 100 volume oksigen dikombinasikan dengan
volume 199,89 hidrogen (deviasi dari 200 disebabkan sejumlah kecil nitrogen dalam
hidrogen), dan satu lagi; 100 volume nitrogen dikombinasikan dengan 300 volume hidrogen
untuk memberikan 200 volume amonia. Dalton sendiri mengulangi eksperimen pada
dekomposisi amonia, dengan melewatkan gas melalui tabung panas merah, dan menemukan
bahwa rata-rata 26 volume nitrogen yang diproduksi untuk 74 volume hidrogen. Gay-Lussac
mengatakan bahwa pengamatannya sangat sesuai dengan gagasan jenius Dalton tentang
komposisi molekul.
Namun di balik kesuksesan teori atom Dalton sebagai pionir teori atom modern, ada
sejarah panjang penemuan dan perkembangan terkait konsep dan teori atom yang bermula
dari Democritus. Perkembangan teori atom dari Democritus sampai John Dalton tersaji pada
Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Tabel Perkembangan Teori Atom Dari Democritus – Dalton (Lancelot Law
Whyte, 1961)
No Nama Ilmuwan Tahun Temuan/Teori
1. Pythagoras 550 SM Angka adalah hal esensi dari benda, angka
digambarkan sebagai pola-pola titik.
2. Anaxagoras 498-428 Alam semesta pada awalnya adalah kekacauan
SM dari benda-benda kecil.
3. Leucippus 450 SM Leucippus adalah guru Democritus.
4. Democritus 420 SM Democritus, pemikir yang lebih sistematis,
melanjutkan ide-ide gurunya. Alam semesta
yang tak terbatas terdiri dari entitas-entitas
utama yang tak terpisahkan, semuanya adalah
‘zat’ yang sama tetapi dengan berbagai ukuran
dan bentuk, solid (hard), permanen, dan tak
dapat diubah. Atom-atom ini bergerak tanpa

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 554


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

henti seturut kebutuhan kausal. Semua yang


ada di alam semesta adalah hasil dari
perbedaan dalam ukuran, bentuk, letak, peran,
dan gerak atom-atom dari suatu substansi.
5. Plato 427-347 Menekankan pentingnya geometri, dan dalam
SM Timaeus memberikan representasi geometris
partikel api, tanah, udara, dan air: tetrahedron,
kubus, segi delapan, dan icosahedron.
6. Aristoteles 384-322 Mengakui bahwa Democritans telah melakukan
SM upaya rasional untuk menafsirkan perubahan,
tetapi doktrinnya tentang substansi dan esensi
bertentangan dengan atomisme. Gagasannya
tentang minima alami (partikel terkecil)
diumumkan secara jelas dan diistimewakan
daripada ide-ide Democritus.
7. Epicurus 341-270 Merumuskan kembali dan menyambung
SM gagasan-gagasan Democritus
Sekitar tahun 200 SM minat pada atomisme mulai menurun, meskipun filsafat Epicurean
berusaha mencegah terjadinya hal tersebut.
8. Asclepiades 124 BC Menganggap penyakit disebabkan oleh
perubahan ukuran, pengaturan, dan gerak atom-
atom dalam tubuh.
9. Titus Lucretius 98-55 BC Mendukung teori atom Democritus melalui
Carus puisi atomisme, menganggap puisi sebagai
risalah dalam fisika.
10. Hero dari 25 Menekankan pentingnya ukuran dan bentuk
Alexandria ruang kosong antara partikel-partikel tubuh.
Gagasannya mempengaruhi Galileo, Bacon,
dan Descartes.
11. Galen 170 Menentang pandangan Asclepiades tentang
atom, berdasarkan keyakinannya pada
keberatan Kristen tentang atomisme.
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

12. Isidore dari 560-636 Mengumpulkan ide-ide tentang atom,


Seville membedakan ‘atom-atom’ benda, waktu,
angka, dan lain-lain dalam ensiklopedinya.
13. Rhazes 865-924 Mengembangkan gagasan jenis-jenis atom.
14. Maimonides 1135-1204 Melaporkan pandangan bangsa Arab terhadap
atomisme, mengerahkan pengaruh pada
pemikiran kaum Eropa.
15. Nicolaus dari 1300-1350 Kritikus Aristoteles, mempertimbangkan gerak
Autrecourt atom-atom di bawah tarikan antar atom.
16. Nicholas dari 1401-1464 Pemerhati atomisme Yunani dan mendukung
Cusa pandangan atom tersebut dengan argumen baru.
17. Leonardo da Vinci 1452-1519 Matematika dapat terlihat dalam semua
fenomena dan kelima unsur utama, tetapi tidak
pada atomisme.
18. Copernicus 1473-1543 Sel-sel kecil dan tak terbagikan, yang disebut
atom tidak dapat ditangkap oleh indera tetapi
dapat ditempatkan dalam kuantitas besar
sehingga terlihat.
19. Thomas Langley 1546 Penganut teori atom dan kekosongan oleh
Democritus, menghubungkan teori atomisme
Yunani dengan ilmu-ilmu baru dalam
mekanika, kimia, dan lain-lain.
20. Giordano Bruno 1548-1600 Dunia fisik terdiri dari minima diskrit dalam
gerakan abadi.
21. Francis Bacon 1561-1626 Mendukung gagasan-gagasan Democritus dan
Hero, namun dengan beberapa modifikasi;
“Teori Democritus yang berkaitan dengan
atom, jika tidak benar, setidaknya berlaku
dengan pengaruh yang baik terhadap eksposisi
alam”. Atom adalah bagian terkecil dari benda
dan partikel utuh tanpa kekosongan.
22. Galileo Galilei 1564-1642 Menerapkan ide Democritus secara spekulatif

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 556


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

ke dalam panas dan cahaya, menunjukkan


bahwa gerakan partikel mempengaruhi sifat-
sifat fisik benda dan memisahkan hubungan
dan gerakan spasial dari persepsi warna, tingkat
panas, dan lain-lain.
23. Kepler 1611 Ilmuwan Pythagorean, menganggap kristal
heksagonal butiran salju mungkin terdiri dari
padatan gelembung-gelembung bola. Ia
mempercayai atom psikis, atau monad,
dipengaruhi oleh planet-planet.
24. Shakespeare 1599 Menggunakan frasa ‘menghitung atom-atom’
sebagai simbol bagi sesuatu di luar kekuatan
manusia.
Pada tahun 1624, parlemen Paris memutuskan bahwa pendukung atau pengajar teori
atom (Democritus) atau menentang doktrin Aristoteles, dikenakan hukuman mati.
25. D. Sennert 1572-1644 Mempublikasikan aplikasi sistematis ide-ide
atom ke dalam kimia (misalnya atom-atom
dapat dipulihkan dari senyawanya, emas dari
larutan dalam asam) yang diikuti oleh ilmuwan
kimia lainnya (J. Junge, E. de Claves) sebelum
Boyle.
26. M. Mersenne 1588-1648 Menerima atomisme Democritan, tetapi
sebagai suatu hipotesis, bukan filsafat material.
27. Descartes 1596-1650 Mengganti atomisme Democritan dengan
medium (eter) dengan sifatnya sendiri, yang
terdiri dari partikel yang jauh lebih kecil.
28. J. C. Magnenus 1646 Menerbitkan laporan lengkap atomisme
Democritan, alasan-alasan yang mendukung,
dan aplikasi dalam kimia.
29. Pierre Gassendi 1592-1655 Filsuf dan matematikawan Perancis yang
berpengaruh dalam atomis modern,
mengembangkan teori non-matematika
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

komperhensif atomisme, dan menegaskan


bahwa atom terletak pada jarak tertentu dengan
atom lain berdasarkan aksi-aksi antara atom-
atom tersebut. Gassendi melampaui
Democritus dalam memperkenalkan gagasan
tentang ukuran yang pasti untuk atom utama.
30. Thomas Hobbes 1588-1679 Ruang antar atom-atom diisi oleh fluida.
31. G. A. Borelli 1608-1679 Mengembangkan teori atom kinetik,
menggunakan argumen rasional untuk
membuktikan bahwa benda-benda harus terdiri
dari jumlah terbatas partikel yang terpisah
dalam gerakan, sifat fisik yang dianggap
berasal dari variasi bentuk partikel dan aksi
gaya eksternal (gaya gravitasi) menuju pusat
bumi.
32. Joseph Glanvill 1668 Dalam karyanya Plus Ultra dan Philosophia Pia
mempertahankan gagasan atom dari pihak
penentang; atomisme adalah hipotesis yang
diperlukan, namun harus ada prinsip yang
mendasari tatanan atom – pengaturan dan
gerak.
33. Water Charleton 1654 Menerbitkan survei tentang atomisme, ia
membuktikan bahwa ada lebih dari 7.1017
‘atom’ di sebutir dupa.
34. R. Boyle 1623-1691 Menjelaskan konsepsi suatu unsur kimia,
menggunakan ide-ide abad pertengahan dan
atom. Boyle menyusun suatu hirarki partikel-
partikel; primer, sekunder, dan seterusnya.
35. R. Hooke 1635-1703 Bentuk-bentuk teratur berbagai jenis terutama
kristal, muncul dari pengaturan partikel-
partikel globular. Panas dihasilkan dari gerak
osilasi partikel yang lebih kecil, dan semua

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 558


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

partikel berada dalam getaran (bergetar).


36. C. Huygens 1629-1695 Menyusun teori kuantitatif menyeluruh
berdasarkan mekanika (pre-Newtonian) gerak
atom yang ditentukan oleh prinsip-prinsip
kekekalan.
37. Isaac Newton 1642-1727 Dalam Principia, Newton menerapkan prinsip
kesamaan dinamik interaksi partikel yang
menunjukkan bahwa hukum Boyle untuk gas
bisa diperoleh pada asumsi bahwa gas terdiri
dari partikel keras yang saling bertabrakan satu
sama lain dan berbading terbalik dengan jarak.
38. G. W. Leibniz 1646-1716 Awalnya adalah atomis material, namun
kemudian mengembangkan ajaran monad non-
fisik.
39. E. Swedenborg 1688-1772 Mengembangkan doktrin titik natural/alami
dengan kecenderungan bergerak, sebagai asal
dari semua fenomena geometris dan mekanis
40. David Bernoulli 1700-1782 Menggunakan ide Huygens dan ilmuwan atom
lain di abad ke-17, menghasilkan teori kinetik
pos-Newtonian tentang fluida dan
menggunakan hukum gas Boyle.
41. R. Boscovich 1711-1787 Menerbitkan teori matematika umum tentang
atomisme, berdasarkan gagasan Newton dan
Leibniz dengan perubahan bagi fisika atom.
42. Joseph Priestley 1772 Mengkaji prinsip simultanuitas dan independen
partikel-partikel titik oleh Boscovich dan
Michell
43. J. L. Proust 1754-1826 Membuktikan bahwa senyawa mengadung
unsur-unsur kimia dalam proporsi konstan.
44. B. Higgins 1741-1818 Kombinasi kimia dalam proporsi tertentu, yang
ia sebut dengan ‘kejenuhan’, merupakan hasil
dari menyeimbangkan gaya tarik dan tolak
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

antara partike-partikel kimia.


45. John Dalton 1766-1844 Merumuskan prinsip bahwa setiap unsur kimia
terdiri dari atom-atom identik, menjadi
kombinasi atom-atom dari unsur-unsur yang
berbeda dalam proporsi sederhana, dan Dalton
mendefinisikan ‘berat atom’ sebagai massa
atom dibandingkan suatu atom hidrogen.
Prinsip ini mampu menjangkau fakta-fakta
stoikiometri proses kimia sederhana tidak
membuktikan kebenaran atomisme, tetapi
merupakan cara yang menunjukkan nilai
pendekatan atom, aplikasi sistematis dan
keberhasilan pertama pengamatan kuantitatif.
Terdapat beberapa metode pemerolehan pengetahuan, namun berdasarkan tabel di atas
terlihat bahwa pemerolehan gagasan tentang atom menggunakan 2 (dua) metode, yaitu
metode rasionalisme dan empirisme. Ilmuwan pada masa 550 SM-1668 menghasilkan
gagasan teori atom dari akal pikiran. Pengalaman dan lingkungan menjadi stimulus bagi akal
pikiran untuk memperoleh pengetahuan tentang atom. Pada masa tersebut teori-teori atom
yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan cenderung memperkuat atau mendukung teori atom
yang digagas oleh ilmuwan sebelumnya, kecuali M. Mersenne (1588-1648) yang menerima
atomisme Democritan semata sebagai suatu hipotesis bukan filsafat material. Teori atom
oleh Water Charleton (1654) sampai pada John Dalton (1766-1844) berdasar pada metode
empirisme, pengetahuan teori atom didasarkan pada pengalaman yang bersifat empiris, yang
dapat dibuktikan tingkat kebenarannya melalui pengalaman indera manusia. Karena terdapat
pembuktian atau teruji secara empiris, teori atom pada masa ini berkembang tidak hanya
menjelaskan tentang atom itu sendiri tetapi juga pada penemuan lain yang terkait.
Pembuktian teori atom membawa pada penemuan teori kinetik gas, prinsip simultanuitas dan
independen partikel-partikel titik bahkan teori matematika umum tentang atom.
Ada dua interpretasi ekstrim terkait teori atom selama berabad-abad; asumsi naif
terkait materi yang secara nyata tak tepecahkan (tak dapat dibagi-bagi), dan pandangan yang
lebih canggih dan modern bahwa “atom” hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada
abstraksi untuk mengasumsikan dalam menyederhanakan fenomena yang kompleks

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 560


ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

(Lancelot Law Whyte, 1961). Asumsi yang pertama adalah atom hasil pemikiran Leucippus
dan Democritus, sedangkan yang kedua berasal dari Ockham pada tahun 1330 lewat
tulisannya “Fiksi dari Hal Abstrak”, John Troland yang pada 1704 menafsirkan partikel-
partikel materi sebagai fiksi mental, Ernst March yang menganggap penggunaan istilah atom
sebagai ‘cara praktis dalam menyimbolkan pengalaman’, dan para ilmuwan lain.
Kedua pandangan tersebut sama-sama memiliki keunggulan. Pandangan bahwa atom
adalah materi yang tak dapat dibagi lagi menyediakan gambaran yang lebih nyata dan sangat
menarik perhatian, sedangkan pandangan bahwa atom sekedar nama menegaskan bahwa
gambaran tentang atom tidak sesederhana yang dibayangkan tetapi membutuhkan analisis
kompleks dan tiada henti. Gagasan bahwa atom adalah suatu ‘partikel keras’ dapat
memberikan gambaran visual tentang atom tetapi tidak jelas secara logis dan matematis.

PENUTUP
“Science is finding things out” (Collingwood) dan dalam Sains (kuantitatif) proses
menemukan atau mencari tahu ini adalah bentuk kumulatif, koreksi, dan keberlanjutan
secara sistematis atas ide-ide dan pengukuran yang dinyatakan dalam teori matematis. Teori
dihadapkan pada eksperimen dan keduanya adalah perpaduan antara ketidakjelasan dan
kejelasan. Di satu sisi teori menggunakan ide-ide yang sangat akrab namun membutuhkan
analisis kuantitatif yang tepat, sedangkan eksperimen di sisi lain menggunakan objek-objek
yang kurang dikenal (peralatan, sumber energi, dan lain-lain) dengan hukum-hukum yang
tidak sepenuhnya dipahami untuk memperoleh pengukuran kuantitatif yang tepat. Interaksi
antara ide dan pengukuran akan meningkatkan dan memperluas keduanya, dengan menarik
keluar sifat-sifat tersembunyi dari alam menjadi suatu kejelasan pengukuran dan matematis.
Transisi teori atom Democritus menuju teori atom Dalton adalah kajian yang menarik
untuk ditelusuri. Dua pandangan tentang atom yang begitu kontras seharusnya menjadi hal
yang menggugah keingintahuan siapa saja yang mempelajarinya. Dalam pembelajaran fisika
di sekolah, siswa perlu diperkenalkan terhadap karakteristik kedua teori atom ini, dan proses
panjang perkembangan teori atom Democritus menuju teori atom Dalton. Teori atom
bukanlah suatu ide yang berubah-ubah yang manusia kenakan pada gambarannya tentang
alam, juga bukan refleksi objektif sepenuhnya atas fakta-fakta terstruktur. Teori atom atau
atomisme adalah ‘metode’ dalam menemukan dan mencari tahu yang dapat terus-menerus
diperbaiki karena teori atom bersesuaian dengan sifat-sifat yang ada di alam dan dalam
pikiran manusia.
ISBN : 978-602-71715-1-0 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
“Inovasi Pembelajaran Fisika, IPA dan Ilmu Fisika dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”
Palembang, 24 Oktober 2015

DAFTAR PUSTAKA
Arriassecq, I., Greca, M. I. (2010). A Teaching-Learning Sequence for the Special Relativity
Theory at High School Level Historically and Epistemologically Contextualized.
Science & Education Journal, Vol. 21, pp. 827–851.
Chang, Raymod. (2010). Chemistry, 10th Edition. New York: The McGraw-Hill Companies,
Inc.
Chitwood, Ava. (2004). Death by Philosophy: The Biographical Tradition in the Life and
Death of the Archaic Philosophers Empedocles, Heraclitus, and Democritus. United
States of America: The University of Michigan Press.
Danezis, E., Theodossiou, E., Dimitrijevi´c, M.S., Dacanalis, A., Katsavrias, Ch. (2010). The
cosmology of Democritus. Bulgarian Astronomical Journal 13, 2010, pp. 140–152
F. Lappert, Michael, N. Murrell, John. (2003). John Dalton, The Man and His Legacy: The
Bicentenary of His Atomic Theory. The Royal Society of Chemistry, Dalton Trans.,
2003, 3811–3820.
Law Whyte, Lancelot. (1961). Essay on Atomism: From Democritus to 1960. Middletown,
Connecticut: Wesleyan University Press.
Taylor, C. C. W. (1999). The Atomists, Leucippus and Democritus: Fragments: a text and
translation with a commentary. Canada: University of Toronto Press.
The Museum of Science and Industry in Manchester. (2001). John Dalton (1766-1844): A
New Atomic Theory. Manchester: Department Museum of Science & Industry
Liverpool Road Castlefield.
Tiberghien, A., Vince, J., Gaidioz, P. (2009). Design-based Research: Case of a Teaching
Sequence on Mechanics. International Journal of Science Education, Vol. 31, No. 17,
pp. 2275-2314.

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 562

Anda mungkin juga menyukai