Anda di halaman 1dari 14

ALAT DAN MESIN PERTANIAN SERTA

APLIKASINYA DALAM BUDIDAYA TANAMAN KAKAO




TUGAS
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar-Dasar Instrumentasi dan Peralatan Pertanian


Disusun Oleh :
Tatik Winarsih (121510501009)
Aulya Arta Erlyna (121510501021)
Dicky Putranda (121510501051)





PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Pengantar Teknologi Pertanian
Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas
dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi
sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia.
Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap
bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memecahkan berbagai permasalahan di
bidang pertanian. Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural
Engineering diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an. Sebelumnya
terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang
diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan dengan
pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian
(Reijntjes, et al., 1992).
Bidang cakupan teknik pertanian antara lain adalah sebagai berikut : Alat
dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan
pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian. Teknik tanah dan air, menelaah
persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan pelestarian
sumberdaya tanah dan air. Energi dan Elektrifikasi Pertanian, mencakup prinsip-
prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian.
Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan
perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian,
termasuk unit penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem
pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan. Teknik pengolahan pangan
dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik
untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunan lainnya
(AAK, 1973).

1.2 Sumber Daya Bidang Pertanian
Sumber daya atau tenaga yang digunakan untuk menggerakan alat dan
mesin pertanian di antaranya tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga angin, tenaga
uap, hingga mesin bensin dan diesel. Daya untuk alat dan mesin pertanian pada
awalnya adalah tenaga kuda dan hewan lainnya. Dengan adanya penemuan mesin
uap, muncul mesin-mesin yang mampu digunakan di lapang (mesin portabel).
Mesin uap ini juga mampu menggerakan mesin lainnya melalui mekanisme sabuk
dan puli (Hardjosentono, dkk., 2000). Mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine) mulai menggantikan mesin uap sebagai mesin portable.
Mesin jenis ini juga menjadi kunci perkembangan mesin combine harvester yang
merupakan mesin pemanen yang memiliki sumber daya sendiri sehingga tidak
digerakkan dengan traktor.Selain traktor, kendaraan lain yang juga digunakan
untuk usaha pertanian antara lain truk untuk pengangkutan hasil pertanian, dan
pesawat terbang untuk penyemprotan di udara (Hardjosentono, dkk., 2000).

1.3 Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian di Indonesia
Perkembangan mekanisasi di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan
inovasi mekanisasi, Inovasi mekanisasi pertanian berjalan seperti proses evolusi
yang menggambarkan terjadinya proses adopsi, adaptasi dan penerapan
mekanisasi dari kondisi sangat tradisional ke tahap yang semi modern. Berbagai
kegiatan penelitian dan perekayasaan mekanisasi pertanian baik dari institusi
pemerintah, institusi pendidikan (perguruan tinggi) maupun dari pihak industri
mendorong berkembangnya mekanisasi pertanian. Inovasi mekanisasi pertanian
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan usaha budidaya pertanian baik
on farm maupun off farm yang memiliki kontribusi dan peran yang cukup
strategis dalam pembangunan pertanian. Teknologi yang didasarkan pada energi
mekanis sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir,
image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi tersebut
digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau
pengolahan hasil pertanian.




BAB 2. ALAT DAN MESIN PERTANIAN PRAPANEN-PANEN

2.1 Alat dan Mesin Pengolah Tanah
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk
menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun
biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik.
Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan
biologis terjadi secara tidak langsung.
Pengolahan tanah pertama dapat dilakukan dengan alat:
1. 1. Bajak pisau berputar (rotary plow)
Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak
rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor
melalui rantai atau sabuk.
2.
2. Bajak Subsoil (Subsoil Plow)
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel
hanya bentuknya lebih besar. Alat ini sering juga
digunakan untuk memecahkan lapisan keras
didalam tanah (hardpan).


Alat Mesin Pengolahan Tanah Kedua yaitu:
1. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk
digunakan pada lahan yang mempunyai
banyak batu atau akar-akar.
2. Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)
Garu rotari silang terdiri dari gigi-gigi yang
tegak lurus terhadap permukaan tanah dan
dipasang pada rotor.
2.2 Alat dan Mesin Pertanian Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penjarangan, pendangiran, penyiangan
gulma, pemberantasan hama dan penyakit, pemberian air irigasi, pemangkasan
dan pemupukan. Pada umumnya alat dan mesin yang sering digunakan selama
proses pemeliharaan tanaman yaitu sabit, cangkul, mesin penyiang gulma, mesin
penabur pupuk, penyemprot, dan sebagainya.

2.2.1 Sabit 2.2.2 Cangkul 2.2.3 Alat penyiang gulma 2.2.4 Penyemprot

2.3 Alat dan Mesin Pertanian Pemanenan
Buah kakao bisa dipanen apabila telah tampak perubahan warna kulit dan
usia 5 bulan.setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang. Pada
umumnya pemanenan buah kakao dilakukan secara manual dengan cara memetik
buah kakao tersebut. Akan tetapi, pada saat pemanenan buah kakao masih ada
peralatan yang harus dipersiapkan yakni meliputi keranjang untuk menampung
buah kakao hasil petikan, sapu lidi untuk membersihkan serasah pada piringan di
bawah pohon kakao yang dipanen, karung plastik untuk menampung buah hitam
dan timbangan untuk menimbang buah kakao yang telah disortasi.
BAB 3. ALAT DAN MESIN PASCA PANEN

3.1 Alat dan Mesin Pembersihan dan Sortasi
Pembersihan merupakan hal
pertama dalam penanganan pasca
panen untuk produksi buah. Fungsi
alat adalah untuk : (a) meningkatkan
produktivitas kerja sortasi manual, (b)
biji kakao terkumpul dalam beberapa
ukuran yang seragam berdasarkan
tingkatan mutunya. Kompartemen I
berupa pecahan biji dan biji kecil, kompartemen II biji mutu C, kompartemen III
biji mutu A dan B, dan kompartemen IV biji mutu AA Fleksibilitas dan
Keunggulan antara lain ; (a) perawatan mudah dan murah, serta mudah
dioperasikan, (b)keseragaman mutu konsisten dan bersih, (d) sudut kemiringan
dan kecepatan putar silinder sortasi mudah diatur.

3.2 Alat dan Mesin Penyimpanan dan penggudangan
Penyimpanan buah di ruang dingin
dapat mengurangi aktivitas respirasi dan
metabolisme, pelunakan, kehilangan air
dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas
mikroba (bakteri, kapang/cendawan).
Fungsi dari alat ini yaitu Menyimpan biji
kakao kering hasil sortasi dalam waktu
yang relatif lama sebelum dijual ke
konsumen. Tujuan pemakaian gudang
dengan atmosfir terkendali adalah untuk mencegah kerusakan mutu biji kakao
secara mikrobiologis dan serangan hama gudang seperti serangga atau tikus.


3.3 Alat dan Mesin Pemrosesan pengolahan kakao
a. Penyangraian
Hal pertama yang dilakukan terhadap biji
kakao kering yang masuk ke pabrik adalah
penyangraian. Penyangraian akan menimbulkan
warna, rasa dan aroma yang diinginkan seperti
yang dapat kita temui pada produk coklat
berkualitas baik.

b. Penggilingan Nib
Nib kemudian digiling hingga hancur.
Karena mengandung lemak yang tinggi dan
telah mengalami penyangraian, dan selama
penggilingan juga timbul panas akibat gesekan,
nib yang digiling akan berubah menjadi cairan
atau adonan kental.

c. Pencampuran dan Pencetakan
Setelah pencampuran dengan bahan-bahan tambahan tergantung pada
produk yang akan dibuat, adonan kemudian diaduk terus untuk menghasilkan
campuran yang homogen.




BAB 4. APLIKASI PADA TANAMAN

4.1 Pengolahan Tanah
Budidaya tanaman kopi pengolahan tanahnya dilakukan dengan sistem
tanpa olah tanam (TOT) yaitu bibit tanaman kakao langsung ditanam pada lubang
yang sudah dibuat. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan alat
berupa cangkul. Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1)
Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan (2) Pengolahan tanah kedua
(penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian
dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan
terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15
sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah
hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa dari
tanaman sebelumnya.

4.2 Alat dan Mesin Pertanian Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman secara umum dapat mencakup kegiatan seperti
penyiangan, penyulaman, pencegahan terhadap OPT,pemupukan, dan lain
sebagainya. Kegiatan pemeliharaan tanaman tersebut dapat dilakukan secara
manual menggunakan tenaga manusia maupun tenaga medin pertanian.
1. Sabit : Alat ini dapat digunakan untuk membersihkan gulma yang bersifat
mengganggu pertumbuhan tanaman kakao. Selain itu, alat ini juga dapat
digunakan untuk memangkas ujung tanaman agar menghambat aktivitas hormone
auksin hingga akhirnya pertumbuhan menyamping terjadi dan pertumbuhan
generatif (buah dan bunga) berjalan maksimal.
2. Cangkul :Alat ini dapat digunakan untuk membuat piringan di sekitar tanaman
kopi sehingga gulma yang ada di sekitar tanaman dapat terminimalisir.
3. Mesin Penyiang gulma: Mesin ini dirancang dengan tujuan mengendalikan gulma
yang mengganggu pertumbuhan tanaman kopi.
4. Penyemprot: untuk mempermudah dalam proses pengaplikasian pupuk ke lahan
budidaya tanaman kakao dan untuk menyemprotkan pestisida ke tanaman dalam
kegiatan pengendalian OPT tanaman kakao.

4.3 Alat dan Mesin Pertanian Pemanenan
Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah
kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah
yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma
berkurang.Untuk memanen kakao digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi,
pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai
batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan kakao hendaknya dilakukan hanya
dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal
tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.

4.4 Alat dan Mesin Pembersihan dan Sortasi
Sortasi Biji Kakao Kering dimaksudkan untuk memisahkan antara biji baik
dan cacat berupa biji pecah, kotoran atau benda asing lainya seperti batu, kulit
dan daun-daunan. Sortasi dilakukan setelah 1-2 hari dikeringkan agar kadar air
seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapuh dan tidak mudah rusak, sortasi
dilakukan dengan menggunakan ayakan yang dapat memisahkan biji kakao
dengan kotoran-kotoran

4.5 Alat dan Mesin Penyimpanan dan penggudangan
Biji kakao untuk mendapatkan hasil yang baik, suhu ruang penyimpanan
dijaga agar stabil. Biji kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk
pertanian lainnya yang berbau keras, karena biji kakao dapat menyerap bau-bauan
tersebut. Biji kakao jangan disimpan di atas para-para dapur karena dapat
mengakibatkan biji kakao berbau asap. Biji kakao disimpan dalam ruangan,
dengan kelembaban tidak melebihi 75 % ventilasi cukup dan bersih. Antara lantai
dan wadah biji kakao diberi jarak 8 Cm dan jarak dari dinding 60 Cm, biji
kakao dapat disimpan 3 bulan.

4.6 Alat dan Mesin Pemrosesan pengolahan kakao
a. Penyangraian
Cara Penyagraian yaitu Kulit luar dari biji yang telah disangrai akan
kering, pecah-pecah, dan lepas dari biji. Untuk membersihkan kulit ari yang telah
lepas tadi, dilakukan proses winnowing. Setelah proses penyangraian ini biji
kakao matang dan bebas dari kulit ari ini disebut nib
b. Penggilingan Nib
Cara menggiling dengan penggilingan Nib yaitu adonan kental dikenal
dengan nama coklat murni atau massa coklat. Seringkali, untuk kakao dengan
kandungan lemak yang tinggi, nib dipres terlebih dahulu untuk mengeluarkan
sebagian lemaknya yang kemudian disebut butter, baru digiling. Massa kokoa
hasil penggilingan kemudian dicampur kembali dengan butter sambil bahan-bahan
lain seperti gula dan susu, atau sesuai dengan formula produk yang akan dibuat.
c. Pencampuran dan Pencetakan
Berbagai jenis coklat manis dpat dibentuk melalui penerapan formula yang
berbeda, untuk menghasilkan produk akhir dengan citarasa yang unik dan
bervariasi. Setelah proses pencampuran menghasilkan campuran yang homogen,
pencetakan adalah proses akhir untuk menghasilkan produk makanan coklat.
Untuk mempercepat membekunya cetakan, biasanya cetakan ditempatkan di
ruang pendingin. Kemudian cetakan yang telah membeku dilepaskan dan coklat
yang dihasilkan dikemas dan didistribusikan untuk dipasarkan.
BAB 5. KESIMPULAN

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa, penggunaan dan
pengaplikasian alat alat pertanian sangat penting dikarenakan dapat menunjang
hasil akhir produksi dan membantu cara memudahkan dalam proses budidaya
pertanian, serta dapat memberikan efisiensi dan efektif dalam memudahkan dalam
pekerjaan sistem proses bekerja di lapang.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1973. Tanah dan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

Hardjosentono, M., dkk. 2000. Mesin-Mesin Pertanian. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Reijntjes, C., dkk. 1992. Pertanian Masa Depan. Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai