Pembentukan
Pembauran masyarakat Dominasi
Perkebunan
Perubahan struktur,
perilaku, sikap, watak,
bahkan bahasa
Penyimpangan stereotype
masyarakat
Fakta Empiris di pedesaan (menurut subejo, 2004) umumnya
terjadi tumpang tindih atas status sebagai tetangga
(neighborship), saudara (kindship), dan pertemanan
(friendship) sehingga akan memperkuat pola interaksi sosial
antar warga
Eratnya interaksi sosial di pedesaan pada taraf tertentu
berpengaruh pada penghindaran konflik konflik sosial dan
juga pada perubahan tingkah laku manusia dan tingkah laku
dalam menjawab rangsangan dari luar (Ibrahim, 2003)
Respon masyarakat atas perubahan biasanya kolektif dan
hasil pembahasan bersama sedangkan pada masyarakat
yang lebih modern respon individu lebih menonjol
dibandingkan dengan respon kolektif
Masyarakat dengan interaksi yang luas cenderung
lebih menerima perubahan, termasuk inovasi di
bidang pertanian
Dengan pergaulan yang luas, anggota masyarakat
dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber
serta dapat melakukan penilaian berdasarkan
referensi dari partner interaksinya untuk menerima
suatu ide yang baru
Pada masyarakat pedesaan, umumnya aktivitas sehari
hari ditandai dengan kegiatan produksi pertanian,
dan struktur sosial yang terbentuk berdasarkan pada
struktur agraris tertentu
Ciri ciri umum struktur agraris pedesaan di Jawa (wiradi dan Ibrahim,
2003) :
Terdiri dari pertanian yang luasnya sempit
Sebagian usaha tani terdiri dari pertanian yang digarap oleh pemilik
tanah sendiri
Proporsi penggunaan tenaga keluarga untuk kegiatan pra-panen sangat
besar dan untuk pemanenan lebih besar lagi
Terdapat jutaan keluarga tunakisma (tidak memiliki tanah)