Disusun oleh:
Tepung terigu saat ini telah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia dalam
memenuhi kebutuhan produksi. Salah satunya adalah sebagai bahan pembuatan
aneka macam kue. Akibatnya produksi tepung terigu di Indonesia menjadi
meningkat terus-menerus setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan gandum sebagai
bahan utama pembuat tepung harganya mahal dan sulit didapat di Indonesia
karena gandum tumbuh di daerah sub tropis, sedangkan Indonesia merupakan
iklim tropis. Untuk mendapatkannya Indonesia harus mengimport terlebih dahulu
supaya dapat diolah menjadi tepung terigu. Seringnya mengimport bahan baku
dari luar akibatnya saat ini Indonesia mengalami krisis ekonomi. Selain itu,
didalam tepung terigu mengandung protein glutenin dan gliadin yang apabila
dicampur dengan air akan membentuk gluten. Semua produk olahan yang
berbahan baku tepung terigu sudah pasti mengandung gluten. Namun, ada
sebagian orang yang justru menghindari gluten karena dapat menyebabkan alergi
dan intoleransi.
Untuk menghindari gluten ada alternative lain pengganti tepung terigu yakni
dengan tepung singkong. Singkong di Indonesia sangat mudah ditemui karena
budidaya yang mudah, dan banyak orang yang menanam khususnya di daerah
pedesaan, selain itu harganya sangat terjangkau. Singkong dapat dibuat berbagai
olahan karena didalam singkong mengandung banyak nutrisi gizi antara lain
karbohidrat, protein, vitamin K, vitamin B komplek, Mineral, Serat, dan
nonkolesterol.
Brownies adalah salah satu kue yang saat ini paling disukai oleh banyak
masyarakat. Disamping rasanya yang lezat dan gurih, brownies ini sangat laku
dipasaran. Brownies yang pada umumnya terbuat dari tepung terigu, oleh karena
itu kami ingin mengembangkan produk Brownies dengan bahan baku singkong.
Singkong dipilih karena selain tidak mengandung gluten, singkong merupakan
salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia dan budidayanya relatif mudah,
dibanding dengan tepung terigu yang harganya lebih tinggi. Produk Brownies
yang diproduksi oleh kelompok kami ini bebas bahan pengawet dan pewarna
buatan.
Di kalangan masyarakat brownies singkong ini juga tidak jauh beda
rasanyadengan brownies yang berbahan baku dari tepung terigu. Aroma dalam
brownies singkong menurut masyarakat yang mencobanya sangatlah khas.
Kualitas dari brownies singkong ini jugatidak kalah dengan brownies lainnya.
Dengan demikian kami mencoba memulai usaha penjualan brownies singkong
ini. Kami juga sebagai calon sarjana pertanian mengambil topik tentang
penganekaragaman pangan singkong sebagai substitusi tepung terigu.
ABIZARD merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan yang
berbahan baku tradisional menjadi produk inovatif. Jenis usaha ABIZARD berupa
Produk Makanan yaitu brownies. Produk utama yang dihasilkan yaitu ABASYA.
ABASYA adalah Brownies yang berbahan baku singkong. Inovasi bahan baku
dari singkong dikarenakan penggunaan bahan baku tepung terigu yang
mengandung gluten. Produk inovatif ABASYA menjadi produk andalan yang
ditawarkan kepada masyarakat.
I. DESKRIPSI PRODUK
Strategi STP
Strategi STP pada dasarnya digunakan untuk memposisikan suatu produk
dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki
keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Ada tiga elemen dalam strategi
pemasaran yaitu segmenting, targeting danpositioning:
Sasaran kami adalah seluruh masyarakat dari segala usia diatas 3 tahun.
Untuk itu kami memulai promosi dari daerah sekitar tempat tinggal kami serta
melakukan promosi pada rekan mahasiswa di kampus, karena kami menganggap
promosi akan lebih efektif jika terjadi dalam suatu kelompok. Selain itu kami juga
mempunyai rumah produksi yang siap didatangi siapa saja dan siap melayani
pemesanan.
Untuk itu, kami menggalakkan promosi di berbagai media social, seperti
facebook, twitter, blog, dll. Hal ini kami maksudkan untuk memberi kemudahan
dalam pemesanan dan pembelian produk kami. Berikut adalah strategi STP yang
akan kami gunakan kedepannya antara lain :
1. Segmentasi
Semua orang yang gemar makan diantaranya anak-anak, remaja,
orang dewasa, pelajar, mahasiswa, pekerja, dan sebagainya, suka akan
dunia kuliner dan para traveller (digunakan sebagai oleh-oleh)
2. Target Pasar
Brownis dan cake sehat, Target pasar kami adalah semua orang
yang suka dengan coklat, jajanan manis dan juga pecinta brownis dan
juga makanan yang baru (inovatif).
a. Target pasar Anak-anak. Karena mereka lebih suka jajanan yang
beraneka ragam terutama yang manis seperti cokelat, karena
jajanan ini pas antara perpaduan rasa gurih dan manis dari
tambahan cokelatnya dan toping lain yang manis.
b. Target pasar Ibu Rumah Tangga. Kami menyediakan Penjualan
khusus untuk konsumen-konsumen tertentu dengan pembelian
borongan sepertti pada saat hajatan atau acara yang lain.
Tujuannya agar bisa digunakan sebagai jamuan keluarga atau
tamu dirumah.
c. Target pasar Remaja yang suka nongkrong, dan suka jajan.
Maka dari itu kita menitipkan jajanan di warung-warung /
tempat yang biasanya anak remaja nongkrong.
d. Target pasar Traveller dimana kini banyak orang lebih suka
liburan dan tidak lupa membawa oleh-oleh khas dari daerah
tersebut. Maka dari itu kita akan membuat bakery dimana
dalam bakery tersebut nantinya juga bisa digunakan sebagai
tempat nongkrong para remaja dan penjualan kue sebagai buah
tangan nantinya.
3. Posisi merek produk di Pasar
Dipasarkan kepada warga sekitar kampus, tetangga, kantin-kantin
sekolah, warung-warung, food court di mall-mall dan membuka bakery
yang mudah di temui oleh setiap orang, supaya produk kami mudah
dikenali.
4P (PRODUCT, PRICE, PLACE, PROMOTION)
a. Product
Brownies adalah sebuah penganan yang dipanggang yang berbentuk
persegi, datar atau bar dikembangkan di Amerika Serikat pada akhir abad
ke-19 dan dipopulerkan di Amerika Serikat dan Kanada pada paruh
pertama abad ke-20. Di Indonesia, brownies adalah salah satu produk
bakery yang sudah sangat populer dan umum dikonsumsi oleh masyarakat.
Pada dasarnya brownies digolongkan produk cake namun ada sebagian
orang yang menggolongkan brownies ke dalam golongan kukis batang
(bar cookies) karena teksturnya yang kering di permukaan.
Brownies pada umumnya terbuat dari tepung terigu. Namun, tepung
terigu yang menjadi bahan utama dari brownies memiliki harga yang
tergolong mahal. Hal ini dikarenakan tanaman gandum yang menjadi
bahan baku tepung terigu tidak dapat dibudidayakan di Indonesia. Pada
akhirnya, Indonesia mengimport tepung terigu dan berimbas pada harga
jual tepung terigu itu sendiri.
Berkaca dari permasalahan tersebut, perusahaan kami berinovasi untuk
mensubstitusi atau mengganti tepung terigu dengan tepung singkong.
Mudahnya mendapatkan bahan baku untuk membuat tepung sing berimbas
pula pada murahnya harga jual tepung singkong jika dibandingkan dengan
tepung terigu. Dengan murahnya harga tepung singkong maka biaya
produksi pembuatan bronwnies juga semakin murah. Hal tersebut
berdampak pula pada harga release market atau harga pemasaran produk
yang lebih murah dari pada brownies lain.
Penggantian tepung terigu dengan tepung singkong tidak serta merta
hanya berdampak bagi biaya produksi maupun harga pemasaran. Dari segi
nutrisi atau kandungan, tepung terigu mengandung protein glutenin dan
gliadin yang apabila dicampur dengan air akan membentuk gluten. Semua
produk olahan yang berbahan baku tepung terigu sudah pasti mengandung
gluten. Namun, ada sebagian orang yang justru menghindari gluten karena
dapat menyebabkan alergi dan intoleransi hingga gangguan saluran
pencernaan. Penggantian tepung terigu menjadi tepung singkong ditujukan
agar kemungkinan terjadi kasus seperti hal tersebut dapat diminimalisir.
Karena didalam singkong, konsentrasi kandungan glutenin dan gliadin
sangat rendah bahkan dapat mencapai 0 %. Selain itu, didalam singkong
mengandung banyak nutrisi gizi antara lainkarbohidrat, protein, vitamin K,
vitamin B komplek, Mineral, Serat, dan nonkolesterol. Brownies Abasya
yang merupakan hasil dari observasi inovatif dengan penggantian tepung
terigu menjadi tepung singkong merupakan brownies dengan cita rasa
nikmat dan berkualitas sekaligus menyehatkan.
b. Price
1) Peralatan
Jumlah Harga Alat = Rp. 854.000,00
Jumlah Penyusutan = Rp. 1.800,00
2) Harga Bahan = Rp. 216.000,00
3) Jumlah Produksi = 16 pcs
4) BEP =
=
= 13.612,5
BEP unit =
=
=
= 7,63
5) HPP
Biaya Bahan Baku = Rp. 216.000,00
Biaya Peralatan = Rp. 1.800,00
Biaya non produksi = Rp. 10.000,00
Tenaga Kerja 10 Orang = Rp. 100.000,00
= Rp. 327.800,00
Biaya/pcs 327.800 : 16 = Rp. 20.487
Harga Jual = Rp. 29.999
6) Revenue
Total Revenue = Rp. 479.984
7) Laba = Rp. 152.184
8) Payback Periode = 7 Hari 7 Jam
c. Place
Perencanaan tempat dari perusahaan kami untuk memulai usaha adalah
menggunakan suatu rumah kontrakan yang dijadikan pabrik. Rumah
kontrakan yang dipilih adalah rumah kontrakan yang memiliki dapur
bersih dan saluran air yang lancar. Selain itu, diharapkan rumah kontrakan
sedikit agak jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini ditujukan agar dalam
sewaktu proses produksi berlangsung, tidak mengganggu lingkungan
sekitar. Baik dari seri suara maupun aroma. Selain itu, juga agar dapat
terjaga fokus kerja dari karyawan dalam proses produksi.
Sedangkan untuk tempat pemasaran perusahaan kami merencanakan
empat tempat dengan satu persatu tempat tersebut dijelajahi. Pertama,
sasaran pemasaran kami adalah kampus UPN “Veteran” Jatim. Berawal
dari fakultas pertanian, pemasaran kami dapat pula dikembangkan di
fakultas-fakultas lain. Untuk di dalam fakultas pertanian, kami mengawali
pemasaran dengan menjajakan kepada teman-teman mahasiswa melalui
tatap muka langsung. Selain itu, kami juga akan menitipkan produk kami
di laboratorium kewirausahaan yang dalam waktu dekat juga akan dibuka
untuk umum bagi berlangsungnya proses jual beli. Adapun
penyebarluasan produk kami di fakultas lain kami lakukan dengan
mengikuti event-event yang sering diselenggarakan di dalam universitas.
Sasaran kedua adalah event mingguan Surabaya atau sering disebut
Car Free Day. Kegiatan tersebut dirasa cocok bagi pengenalan serta
pemasaran produk kami. Hal tersebut dikarenakan produk kami yaitu
brownies memang memiliki banyak peminat. Dan semakin banyak
penggemar. Maka masyarakat akan dengan mudah tertarik dengan produk
kami.
Sasaran tempat ketiga adalah membuka stand di acara-acara yang
sering diselenggarakan di Surabaya. Dapat juga dimungkinkan untuk
membuka stand disalah satu Mall. Hal tersebut ditujukan untuk menarik
perhatian kalangan masyarakat yang sering mengunjungi Mall yang ada di
Surabaya.
Sasaran tempat terakhir adalah perusahaan kami berencana untuk
membuka suatu Outlet atau Gerai atau Bakery untuk mensentralisasi
sasaran pemasaran. Langkah pembukaan gerai ini juga dalam rangka
memudahkan bagi konsumen mendapatkan produk kami. Maka dengan
dibukanya Bakery tersebut diharapkan pula penjualan produk kami dapat
memberikan pemasukan secara berkala dan teratur.
d. Promotion
Promotion/promosi merupakan suatu tahap penting bagi suatu produk
dapat dikenal masyarakat luas. Masyarakat tidak akan mungkin membeli
suatu produk yang tidak mereka kenal sebelumnya. Disisi lain, metode
promosi juga menjadi penting untuk menarik perhatian konsumen untuk
membuka diri mereka terhadap suatu produk yang dipromosikan.
Perusahaan Abizard melaksanakan pengenalan produk atau promosi
melalui setidaknya 4 metode. Metode pertama adalah memanfaatkan
brosur yang disebarkan kepada masyarakat luas. Penyebaran brosur dapat
dilakukan saat ada suatu event didalam kampus maupun diluar kampus.
Contoh penyebaran brosur diluar kampus adalah saat dilaksanakannya Car
Free Day disetiap hari Minggu.
Metode kedua adalah pemanfaatan sosial media. Perkembangan zaman
mengarahkan hampir segala kalangan menggunakan sosial media. Maka
dari hal tersebut, pemanfaatan sosial media merupakan jalur yang tepat
untuk memfokuskan penyampaian kepada khalayak ramai perihal
pengenalan produk kami.
Metode ketiga adalah menggunakan cara pemberian diskon. Diskon
sudah dianggap suatu hal yang sangat dicari dalam proses jual beli. Hal ini
dikarenakan konsumen pasti ingin pengeluaran mereka dapat
terminimalisirkan. Dengan semakin banyaknya konsumen yang tertarik
dengan diskon yang enggiyurkan, maka semakin banyak pula konsumen
yang akan lebih ingin mengenal dan mencoba produk dari perusahaan
kami.
Metode terakhir adalah melalui mouth to mouth atau dari mulut ke
mulut. Metode ini kami yakini merupakan metode yang ampuh dalam
menghimpun kepercayaan sekaligus rasa penasaran konsumen terhadap
produk kami. Hal ini dikarenakan konsumen yang mendengarkan
informasi langsung dar seseorang yang dikenalnya pastinya akan lebih
percaya dari pada berasal dari orang lain yang tidak dikenali.
III. PERENCANAAN PRODUKSI
1. Peralatan
Jumlah Harga Alat = Rp. 854.000,00
Jumlah Penyusutan = Rp. 1.800,00
2. Harga Bahan = Rp. 216.000,00
3. Jumlah Produksi = 16 pcs
4. BEP =
= 13.612,5
5. BEP unit =
= 7,63
6. HPP
Biaya Bahan Baku = Rp. 216.000,00
Biaya Peralatan = Rp. 1.800,00
Biaya non produksi = Rp. 10.000,00
Tenaga Kerja 10 Orang = Rp. 100.000,00 +
Rp. 327.800,00
7. Revenue
Total Revenue = Rp. 479.984