PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bika Ambon adalah makanan khas Indonesia yang memiliki tekstur yang
unik dan rasa yang khas. Produk ini berbahan dasar tepung tapioka, telur, dan
gula, sehingga memberikan rasa yang manis. Bika Ambon dapat dinikmati setiap
saat oleh semua kalangan masyarakat, dan dapat dijadikan buah tangan atau
hadiah. Di Indonesia ada yang suka, tidak suka, dan bahkan tidak tahu Bika Ambon
khusunya di Surabaya.
Dewasa ini, tren produk roti dan kue mengalami peningkatan setiap tahun
dengan rata-rata 10% per tahun. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha
Bakery Indonesia (APEBI), Chris Hardijaya, umumnya produk roti yang
memberikan kontribusi terbesar pada perkembangan industri bakery, yaitu 60%,
sisanya baru kue tradisional, cakedan kue kering (Deny, 2014). Produk-produk
tersebut dapat berkembang di Indonesia disebabkan karena adanya informasi
dari media sosial, budaya kuliner dari negara lain yang semakin mudah diakses,
dan minat masyarakat Indonesia yang suka untuk mencoba produk baru.
Selain itu, masyarakat Indonesia, saat ini menyukai produk yang unik,
dengan kemasan yang menarik, sehingga dapat dibuat sebagai hadiah dan dapat
dijadikan gaya hidup baru, terutama bagi kalangan remaja, seperti difoto,
kemudian diunggah ke media sosial. Peningkatan yang cepat terhadap permintaan
pangan disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan
ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera (Suryana,
2005). Berdasarkan survei yang dilakukan The National Restaurant Association di
Amerika akhir tahun 2014, salah satu tren di dunia kuliner pada tahun 2015
adalah makanan lokal termasuk makanan kecil di Indonesia(Pakaroti, 2015). Saat
ini, salah satu produk kue khas Indonesia, Bika Ambon, yang beredar di
masyarakat hanya berbentuk kotak, atau persegi panjang.
Berdasarkan hasil survei terhadap 105 responden di menunjukkan 69%
menyukai Bika Ambon dan sisanya tidak menyukai, bahkan ada yang belum
pernah mengonsumsi, hasil survei dapat dilihat pada lingkungan saat ini. Bika
Ambon relatif tidak disukai karena rasa khas Bika Ambon dan tingkat kemanisan
yang cukup tinggi. Umumnya, yang tidak menyukai dan tidak mengetahui Bika
Ambon adalah responden dengan usia kurang dari 30 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Indonesia, terutama yang berusia kurang dari 30 tahun kurang
mengenal dan mencintai produk asli Indonesia. Hal ini disebabkan produk
Indonesia dipandang kurang menarik, kurang berkualitas karena harganya yang
murah.
Selain itu, juga dapat disebabkan kemajuan teknologi terutama media
sosial, sehingga merubah gaya hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih
menyukai produk luar negeri karena tampilan yang lebih menarik. Indonesia pada
bulan Januari tahun 2016, memberlakukan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
(Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2015). MEA merupakan bentuk
realisasi dari tujuan akhir integrasiekonomi di kawasan Asia Tenggara.
MEA dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antar negara-negara
Asean dalam pertumbuhan ekonomi, mengembangkan konsep meta-nasional
dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang
dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportirdan importir non-ASEAN.
MEA memiliki tantangan bagi Indonesia karena akan banyak produk impor yang
mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia sehingga dapat mengancam industry
lokal dalam bersaing dengan produk luar negeri yang lebih berkualitas (Baskoro,
2015). Oleh karena itu, produk-produk asli dankhas Indonesiaharus
dikembangkan dan ditonjolkan, sehingga tidak kalah dengan produk luar.
Pengembangan Bika Ambon menjadi lebih menarik pada aspek penampilan dan
rasa sehingga dapat meningkatkan ketertarikan konsumen Indonesia dan
mancanegara untuk mengonsumsi produk tersebut.
B. KONSEP USAHA
Jenis usaha yang saya pilih adalah di bidang kuliner atau makanan, karena
saat ini adalah era modern. Dimana segala sesuatu memiliki daya jual apabila
dalam produk tersebut memiliki keunggulan yang unik yang berbeda dari produk
yang lain, dan akan terus berinovasi disetiap waktunya. Jajan tradisional yang
perlu dilestarikan ini juga menjadi salah satu usaha yang menjanjikan. Produk
yang akan saya buat disini adalah Bika Ampun yang sudah biasa ada di kota Medan
tetapi belum banyak atau tidak ada di kota lain khususnya di Surabaya. Dalam
prosuk ini saya mencoba untuk mengembangkannya di Surabaya, dan meskipun
namanya Bika Ambon makanan ini adalah makanan khas Medan.
BAB II
ASPEK PEMASARAN
A. Analisis SWOT
1. Kekuatan
a. Prosuk ini belum banyak yang membuatnya khususnya di pulau Jawa. Dan
juga perodu ini ada beberapa varian rasa yaitu original, durian dan mint.
b. Produk bika ambon ini mempunyai harga yang relatif murah Karena manjadi
makan yang dapat dijadian oleh-oleh.
c. Prosuk ini juga diinovasi dengan rasa yang berbeda, karena prosuk yang lain
adalah hanya ada rasa aslinya dan manis dari gula.
2. Kelemahan
a. Tidak semua orang menyukai produk dengan bahan yang ada pada bika
ambon tersebut seperti durian atau rasa manis.
b. Jika dibiarkan lama makan produk akan basi.
3. Peluang
a. Belum banyak pesaing/belum banyak produk yang sejenis dipasaran
b. Kebanyakan orang Indonesia menyukasi manis.
4. Ancaman
a. Munculnya produk pesaing dengan jenis yang sama
b. Harga bahan yang tidak stabil.
B. Analisis STP
1. Segmentasi
Saya mengambil segmentasi pada kalangan menengah ke bawah maupun
menengah ke atas dan dapat dikonsumsi oleh semua usia, mulai dari anak-anak
hingga orang tua.
2. Targeting
Target pasar kami mengarah pada konsumen pecinta makan manis dan makanan
kekinian atau yang tidak sering didengar yang membuat penasaran
3. Positioning
Makanan yang relatif murah sehingga terjangkau untuk semua kalangan.
C. Analisis Marketing
1. Produk
. Produk ini berbahan dasar tepung tapioka, telur, dan gula, sehingga memberikan
rasa yang manis. Tetapi pada prosuk ini masih ditambahakan dengan rasa durian dan
mint.
2. Harga
Produk bika ambon ini termasuk produk yang mempunyai harga yang relatif
murah dengan isi yang cukup banyak dengan harga kisaran kurang lebih Rp 50.000,-
3. Saluran Distribusi
Saya menggunakan saluran distribusi langsung, yaitu dengan berjualan langsung
dan menerima pesanan.
4. Promosi
saya mempromosikan produk bika ambon dengan menggunakan sosial media
seperti, instagram, facebook, twitter dan dari mulut ke mulut, serta menjual produk
melalui e-commerce.
BAB III
ASPEK OPERASIONAL
A. Layout Tempat Usaha
Keterangan
A : Meja tempat mencetak
B : Dapur produksi
C : Etalase Display Produk
D : Lemari penyimpanan produk
Bahan utama bika ambon adalah tepung, gula, ragi, santan, dan kuning
telur.
• TEPUNG Tepungnya bisa tepung terigu saja atau tepung terigu yang dicampur
tepung sagu. Keduanya enak rasanya. Yang dibuat dari tepung terigu teksturnya
empuk, sementara yang dibuat dari tepung sagu, kenyal. Tepung terigu yang
digunakan adalah tepung terigu protein sedang
• TELUR Telur yang digunakan adalah kuning telur atau kuning telur yang
dicampur dengan sedikit putih telur. Untuk hasil yang enak, tidak disarankan
menggunakan telur utuh.
• SANTAN Santan yang digunakan untuk membuat bika ambon, cukup yang
sedang-sedang saja. Jangan terlalu kental supaya kue bisa membentuk serat tanpa
“berat”. Tetapi juga jangan terlalu encer supaya bika ambon enak rasanya.
• RAGI Ragi yang digunakan cukup ragi instan saja sehingga lebih praktis.
TEKNIK PEMBUATAN
Biang inilah yang kemudian dicampur dengan tepung terigu dan sagu
setelah difermentasi. Penambahan santan dan telur adalah proses selanjutnya.
Pencampuran ini dilakukan sambil diuleni dan dikelpok. Atau jika ingin praktis,
setelah adonan tercampur bisa dilakukan dengan mikser. Proses sebaiknya tidak
terlalu sebentar (agar adonan mengembang), tetapi juga tidak boleh terlalu lama
supaya adonan tidak meluap ketika dioven.
PROSES FERMENTASI
Bika ambon adalah kue yang dibuat melalui proses fermentasi. Proses ini
membuat kue jadi mengembang dan beraroma. Pendiaman adonan cukup lama
sampai 2 jam lamanya. Jangan terlalu sebentar, maupun terlalu lama.
PROSES MEMATANGKAN
TEMPAT MEMANGGANG
Sudah disebutkan bika ambon adalah kue yang pengovenannya unik. Selain
dioven, bika ambon juga bisa dibuat di dalam loyang kecil yang diletakkan di
dalam cetakan martabak yang sudah diisi pasir. Atau di dalam cetakan
carabikang/kue lumpur. Khusus untuk cetakan carabikang ini, harus ditempatkan
di atas ganjal yang menjauhkan cetakan dari api.
Untuk kue yang dipanggang di dalam oven, setelah berlubang, ovennya justru
harus dibuka supaya suhu berkurang panasnya
BAB IV
ASPEK SDM
manager
kasir
costumer
koki operator
servis
1. Beban
4. Telur 1 kg Rp 20.000
7. Durian 5 kg Rp 100.000
TOTAL Rp 199.000
TOTAL Rp 77.000
4. Beban Lain-lain