Anda di halaman 1dari 17

Pola Tanam

Tujuan Mempelajari Pola Tanamn


1. Mengetahui dan memahami pengertian pola tanaman

2. Mengetahui dan memahami pola tanam berdasarkan jenis tanaman

3. Mengetahui dan memahami pola tanam berdasarkan kondisi lahan

4. Mengetahui dan memahami penetapan awal musim

5. Mengetahui model / macam2 bentuk pola tanam

6. Mengetahui keuntungan dan kelemahan pola tanam


1. Pengertian POLA TANAM
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman.
Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan
berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama
dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi).
Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun
selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada
daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka
pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan
keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
MUSIM TANAM
Selama ini kita memahami yang disebut 1 tahun adalah dimulai dari
tanggal 1 januari sampai tanggal 31 Desember. Atau dalam kalender
Islam, dimulai dari 1 Muharam 30 Zulhijah.
Ada kalender tersendiri mengenai siklus 1 tahunan. Dalam bahasa
pertaniannya disebut Musim Tanam (MT). MT ini biasa sampai 3 kali
sehingga 1 MT biasanya adalah 4 bulan. Makanya sering disebut MT1 (
musim hujan ), MT2 ( Musim Gadu) dan MT3 ( musim kering ). MT ini akan
sangat berkaitan dengan Pola Tanam.
MT dapat juga disebut Indeks Pertanaman ( IP ). Sekarang ini sedang
digencarkan IP400 untuk tanaman padi. Artinya dalam 1 musim tanam
dapat ditanam 4 kali menanam padi dalam 1 areal yang sama. Untuk
IP400 padi, cara ini ada kelebihan dan kekurangan.
MT1 di awali pada Bulan November. Boleh dibilang MT1 identik dengan
musim penghujan. Biasanya akan berakhir dengan panen di pertengahan
atau akhir Februari. Untuk MT2 di mulai awal atau pertengahan Maret
akhir Juni. Dan untuk MT3 diawali Bulan Juli Akhir Oktober. Dan begitu
seterusnya
Pola Tanam di negara kita dan Diversifikasi :
1. Padi Padi Padi 2. Padi Padi Palawija 3. Padi Palawija Padi
Menurut pemahaman saya yang terbaik adalah pola tanam Padi Padi
Palawija tetapi realitanya, ada juga yang seperti ini polanya karena
faktor agroklimat : Padi Bera Bera , Padi Padi Bera, Padi Palawija Bera
Diversifikasi pertanian merupakan salah satu program yang ditetapkan
oleh pemerintah untuk meningkatkan hasil pertanian, peningkatan
pendapatan, perluasan kesempatan kerja, dan penanggulangan
kemiskinan.
Diversifikasi pertanian dilakukan dengan mengatur pola tanam, yakni
memilih kombinasi jenis komoditi yang akan diusahakan pada lahan
tertentu dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Dalam
pengaturan pola tanam, pemilihan jenis komoditi yang diusahakan
mempengaruhi pendapatan pertanian yang akan diperoleh, dimana
tingkat pendapatan petani merupakan salah satu gambaran
keberhasilan kegiatan pertanian yang dilaksanakan.
Contoh Kasus Pola Tanam
Sekarang Petani di Surade, Tegalbuleud, Ciracap dan Ciemas sedang
menanam semangka, kacang kedelai, jagung dan tanaman palawija
lainnya. Kami menanam palawija karena mengira mulai masuk
kemarau, tapi ternyata sudah tiga hari ini malah turun hujan, Senin 5
Agustus 2016.
Juli lalu hasil panen padi hanya 50 persen dari perkiraan. Ratusan
hektare sawah gagal panen akibat diserang hama wereng,
walangsangit, dan penyakit. Kalau hujan terus turun, mungkin panen
palawija juga hancur dan kami rugi lagi.
Harapan petani ...musim hujan belum tiba agar palawija dapat panen
dengan baik dan petani tidak rugi
2. Pola Tanam Berdasarkan Tanaman
DEFINISI : Monokulture, Polikultur, Rotasi

Monokultur berasal dari 2 kata yaitu mono yang berarti satu, dan kultur yang
berarti budaya. Jika disatukan pengertian monokultur adalah sistem tanam
(budidaya tanaman) yang hanya menggunakan 1 jenis saja dalam 1 lahan.

polykurtur berasal dari imbuhan kata poly / poli yang berarti banyak. Jadi,
pengertian polikultur adalah sistem tanam yang menggunakan tanaman lebih dari
1 jenis dalam luasan areal lahan.

Rotasi atau pergiliran tanaman ialah pengaturan susunan urutan-urutan


pertanaman yang sistematis pada suatu tempat tertentu. Lamanya rotasi itu
biasanya antara dua sampai lima tahun. Apabila rotasinya dilakukan dalam waktu
satu tahun, biasanya disebut tanaman pengisi (succession cropping). Sebagai
contoh rotasi, misalnya ialah kentang-kubis-pupuk hijau-kentang.
Pola Tanam Monokulture

Dalam lahan hanya ada 1 jenis tanaman


Setelah panen diganti dengan tanaman lain
Kelebihan monoculture : Perawatan mudah
Produksi yang dihasilkan mudah diprediksi
Pola tanam polikultur yang biasa diterapkan
1. Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman
(umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan
kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.

2. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun


dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan
maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.

3. Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu
atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang
bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah,
waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.

4. Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa


tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua
tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan
penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
KEUNTUNGAN POLA TANAM POLYCULTURE
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari sistem pola tanam
polykultur, antara lain ;

Memperoleh hasil yang maksimal dengan lahan yang sempit, karena panen
bisa beberapa kali dengan usia panen dan jenis tanaman yang berbeda.
Hemat biaya pengolahan lahan dan perawatan.
Hemat biaya pemupukan dan Hemat waktu dan tenaga.
Mendapatkan keuntungan hasil jual yang lebih, karena setiap tanaman
memiliki nilai jual yang berbeda.
Menekan resiko kerugian, karena hasil jual setiap jenis tanaman saling
menguntungkan atau menggantikan.
Dengan sistem tumpang sela, tanaman perkebunan tidak atau hampir
tidak memerlukan pemupukan. Karena pupuk yang diberikan pada
tanaman sela semusim bisa diserap juga oleh tanaman perkebunan
(Tanaman tahunan).
Tanaman perkebunan tidak memerlukan perawatan khusus, karena
perawatan bisa dilakukan bersamaan dengan perawatan tanaman sela.
Rotasi Tanaman :
Pola tanam rotasi merupakan pola tanam yang dikembangkan dengan cara
mengganti setiap musim tanaman budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian.
Rotasi atau pergiliran tanaman ialah pengaturan susunan urutan-urutan
pertanaman yang sistematis pada suatu tempat tertentu. Lamanya rotasi itu
biasanya antara dua sampai lima tahun. Apabila rotasinya dilakukan dalam waktu
satu tahun, biasanya disebut tanaman pengisi (succession cropping). Sebagai
contoh rotasi, misalnya ialah kentang-kubis-pupuk hijau-kentang.
Tujuan dari pada rotasi ini adalah:
Memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.
Memberantas nematoda-nematoda jahat dan penyakit yang dapat hidup lama di
dalam tanah yang sulit diberantas dengan cara lain.
Menambah penghasilan tiap kesatuan luas tanah.
Merotasi tanaman budidaya.
Menjaga kesuburan lahan atau memperbaiki tekstur tanah.
Menghindari peledakan hama atau penyakit tanaman.
Penyesuaian lahan dengan setiap musimnya.
Pergiliran tanaman pada pertanian organik
Cara pergiliran tanaman pada pertanian organik tidak dilaksanakan
pada seluruh satuan luas yang bersamaan, melainkan perbaris atau
bedengan dan saling berdekatan.
Pemilihan jenis tanaman rotasi adalah penting sekali. Kesalahan
penggunaan jenis tanaman rotasi dapat menurunkan hasil tanaman
berikutnya, yang tidak mustahil malah merupakan tanaman inang
(host plant) bagi penyakit-penyakit yang justru akan diberantas.
Sebagai contoh dapat dikemukakan, bahwa hasil tanaman kubis akan
rendah apabila ditanam sesudah kedelai, akan tetapi dapat tinggi
sesudah jagung, padahal kedelai bersifat menyuburkan tanah.
Tanaman selada, tomat, dan bawang merah, hasilnya akan rendah
apabila ditanam sesudah jagung. Tanah-tanah yang mengandung
nematoda tidak boleh ditanami Tephrosiaa sp, karena bersifat sebagai
tanaman inang. Tanamilah dengan jenis-jenis pupuk hijau lainnya.
3. Pola Tanam Berdasarkan Kondisi Lahan
Lahan Kering (tegalan)

Di lahan kering, palawija dapat ditanam secara monokultur atau


tumpangsari. Ada dua alternatif pelaksanaannya.

Alternatif pertama, awal musim hujan, lahan dapat ditanami palawija


berumur pendek sebanyak satu kali. Penanaman dilakukan secara
monokultur atau tumpangsari dengan saat tanam yang bersamaan. Saat
akhir atau pertengahan musim hujan, lahan dapat ditanami palawija
berumur pendek atau berumur panjang sebanyak satu kali tanam.
Pelaksanaannya dilakukan secara monokultur atau tumpangsari dengan
waktu tanam yang bersamaan.

Alternatif kedua, pada awal musim hujan, lahan ditanami jagung. Kurang
lebih 3 sampai 4 minggu sebelum panen, singkong ditanami di antara
tanaman jagung.
Lahan Sawah Tadah Hujan
Di lahan tadah hujan, palawija bisa ditanam secara monokultur atau tumpangsari.
Ada dua alternatif untuk pelaksanaannya. Alternatif pertama, pada awal musim
hujan sampai pertengahan musim huajn, lahan ditanami padi sebanyak satu kali.
Pada akhir atau pertengahan musim hujan, lahan ditanami palawija secara
monokultur sebanyak satu kali. Sedangkan alternatif kedua pada awal musim
hujan, lahan ditanami padi sebanyak satu kali. Pada akhir atau pertengahan
musim hujan sampai musim kemarau lahan dapat ditanami palawija secara
tumpangsari. Tumpangsari dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama adalah tumpangsari dua tanaman berumur pendek. Misalnya,
jagung dengan kacang kedelai, kacang tanah atau kacang hijau. Pada metode ini
waktu tanam dilakukan bersamaan. Demikian pula waktu panennya. Karena
terdapat tanaman lain, maka jarak tanam jagung harus lebih lebar.
Cara kedua dilakukan antara dua tanaman dengan umur berbeda. Misalnya, ubi
kayu dengan kacang tanah, kedelai atau kacang hijau. Metode ini waktu
tanamnya bersamaan. Ketika tanaman yang berumur pendek sudah dipanen,
singkong masih dibiarkan tumbuh sampai saatnya panen. Dengan cara ini, jarak
tanam singkong harus lebih lebar.
Lahan Sawah Beririgasi
Di lahan sawah, palawija umumnya ditanami secara monokultur
dengan pola tanam sebagai berikut.

Pada awal musim hujan sampai akhir musim hujan, lahan ditanami
padi sebanyak dua kali tanam. Pada musim kemarau, lahan dapat
ditanami palawija berumur pendek sebanyak satu kali.

Kerugian pola lahan sawah beririgasi tanam ini adalah


Pola pergiliran tanaman pada setiap daerah berbeda sebab masing
masing daerah mempunyai kondisi iklim, tanah dan kecocokan
tanaman untuk pergiliran yang berbeda pula sehingga tidak bisa di
samaratakan.
Lahan Rawa Pasang Surut
Sebelum ditanam palawija, lahan rawa harus diolah dengan sistem sarjan.
Pada sistem ini, sebagian lahan ditinggikan untuk ditanami palawija atau
tanaman lain yang tidak tahan genangan air.
Bagian yang lebih tinggi ini disebut guludan. Bagian yang lain, dibuat lebih
rendah untuk ditanami padi. Bagian yang rendah ini disebut tabukan.
Perbandingan luas tabukan dan guludan pasang tertinggi. Bagian guludan
tidak boleh dilampaui air. Sementara itu, permukaan tanah tidak lebih
rendah dari lapisan pirit. Lapisan ini merupakan akumulasi bahan-bahan
beracun, sehingga bila terangkat ke permukaan akan sangat mengganggu
pertumbuhan tanaman.

Di lahan rawa, palawija juga ditanami secara monokultur atau tumpang


sari. Aturannya sebagai berikut. Di lahan di bagian tabukan, ditanami padi
dua kali setahun. Sedangkan di bagian guludan pada awal dan akhir musim
hujan ditanami palawija berumur pendek (jagung dan kacang-kacangan).
Atau, pada awal musim hujan ditanami palawija berumur pendek dan akhir
musim hujan ditanami singkong.
Tugas Minggu Depan
Presentasi Makalah tentang Pengaruh pola tanam terhadap beberapa
Aspek ( Kesuburan, Produksi, Pendapatan, Hama Penyakit, Teknologi
Budidaya dan produktifitas Lahan )

Anda mungkin juga menyukai