Monokultur berasal dari 2 kata yaitu mono yang berarti satu, dan kultur yang
berarti budaya. Jika disatukan pengertian monokultur adalah sistem tanam
(budidaya tanaman) yang hanya menggunakan 1 jenis saja dalam 1 lahan.
polykurtur berasal dari imbuhan kata poly / poli yang berarti banyak. Jadi,
pengertian polikultur adalah sistem tanam yang menggunakan tanaman lebih dari
1 jenis dalam luasan areal lahan.
3. Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu
atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang
bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah,
waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
Memperoleh hasil yang maksimal dengan lahan yang sempit, karena panen
bisa beberapa kali dengan usia panen dan jenis tanaman yang berbeda.
Hemat biaya pengolahan lahan dan perawatan.
Hemat biaya pemupukan dan Hemat waktu dan tenaga.
Mendapatkan keuntungan hasil jual yang lebih, karena setiap tanaman
memiliki nilai jual yang berbeda.
Menekan resiko kerugian, karena hasil jual setiap jenis tanaman saling
menguntungkan atau menggantikan.
Dengan sistem tumpang sela, tanaman perkebunan tidak atau hampir
tidak memerlukan pemupukan. Karena pupuk yang diberikan pada
tanaman sela semusim bisa diserap juga oleh tanaman perkebunan
(Tanaman tahunan).
Tanaman perkebunan tidak memerlukan perawatan khusus, karena
perawatan bisa dilakukan bersamaan dengan perawatan tanaman sela.
Rotasi Tanaman :
Pola tanam rotasi merupakan pola tanam yang dikembangkan dengan cara
mengganti setiap musim tanaman budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian.
Rotasi atau pergiliran tanaman ialah pengaturan susunan urutan-urutan
pertanaman yang sistematis pada suatu tempat tertentu. Lamanya rotasi itu
biasanya antara dua sampai lima tahun. Apabila rotasinya dilakukan dalam waktu
satu tahun, biasanya disebut tanaman pengisi (succession cropping). Sebagai
contoh rotasi, misalnya ialah kentang-kubis-pupuk hijau-kentang.
Tujuan dari pada rotasi ini adalah:
Memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.
Memberantas nematoda-nematoda jahat dan penyakit yang dapat hidup lama di
dalam tanah yang sulit diberantas dengan cara lain.
Menambah penghasilan tiap kesatuan luas tanah.
Merotasi tanaman budidaya.
Menjaga kesuburan lahan atau memperbaiki tekstur tanah.
Menghindari peledakan hama atau penyakit tanaman.
Penyesuaian lahan dengan setiap musimnya.
Pergiliran tanaman pada pertanian organik
Cara pergiliran tanaman pada pertanian organik tidak dilaksanakan
pada seluruh satuan luas yang bersamaan, melainkan perbaris atau
bedengan dan saling berdekatan.
Pemilihan jenis tanaman rotasi adalah penting sekali. Kesalahan
penggunaan jenis tanaman rotasi dapat menurunkan hasil tanaman
berikutnya, yang tidak mustahil malah merupakan tanaman inang
(host plant) bagi penyakit-penyakit yang justru akan diberantas.
Sebagai contoh dapat dikemukakan, bahwa hasil tanaman kubis akan
rendah apabila ditanam sesudah kedelai, akan tetapi dapat tinggi
sesudah jagung, padahal kedelai bersifat menyuburkan tanah.
Tanaman selada, tomat, dan bawang merah, hasilnya akan rendah
apabila ditanam sesudah jagung. Tanah-tanah yang mengandung
nematoda tidak boleh ditanami Tephrosiaa sp, karena bersifat sebagai
tanaman inang. Tanamilah dengan jenis-jenis pupuk hijau lainnya.
3. Pola Tanam Berdasarkan Kondisi Lahan
Lahan Kering (tegalan)
Alternatif kedua, pada awal musim hujan, lahan ditanami jagung. Kurang
lebih 3 sampai 4 minggu sebelum panen, singkong ditanami di antara
tanaman jagung.
Lahan Sawah Tadah Hujan
Di lahan tadah hujan, palawija bisa ditanam secara monokultur atau tumpangsari.
Ada dua alternatif untuk pelaksanaannya. Alternatif pertama, pada awal musim
hujan sampai pertengahan musim huajn, lahan ditanami padi sebanyak satu kali.
Pada akhir atau pertengahan musim hujan, lahan ditanami palawija secara
monokultur sebanyak satu kali. Sedangkan alternatif kedua pada awal musim
hujan, lahan ditanami padi sebanyak satu kali. Pada akhir atau pertengahan
musim hujan sampai musim kemarau lahan dapat ditanami palawija secara
tumpangsari. Tumpangsari dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama adalah tumpangsari dua tanaman berumur pendek. Misalnya,
jagung dengan kacang kedelai, kacang tanah atau kacang hijau. Pada metode ini
waktu tanam dilakukan bersamaan. Demikian pula waktu panennya. Karena
terdapat tanaman lain, maka jarak tanam jagung harus lebih lebar.
Cara kedua dilakukan antara dua tanaman dengan umur berbeda. Misalnya, ubi
kayu dengan kacang tanah, kedelai atau kacang hijau. Metode ini waktu
tanamnya bersamaan. Ketika tanaman yang berumur pendek sudah dipanen,
singkong masih dibiarkan tumbuh sampai saatnya panen. Dengan cara ini, jarak
tanam singkong harus lebih lebar.
Lahan Sawah Beririgasi
Di lahan sawah, palawija umumnya ditanami secara monokultur
dengan pola tanam sebagai berikut.
Pada awal musim hujan sampai akhir musim hujan, lahan ditanami
padi sebanyak dua kali tanam. Pada musim kemarau, lahan dapat
ditanami palawija berumur pendek sebanyak satu kali.