Anda di halaman 1dari 5

Tumpang sari

BAB I
PENDAHULUAN

1. TUMPANG SARI
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa
pelibatan dua jenis atau lebi tanaman pada satu area lahan tanam alam waktu yang
bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman
dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti
jagung dan kedelai atau jagung dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal
sebagai double-cropping. Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama
dipanen (seperti jagung dan kedelai atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai
tumpang gilir (relay cropping).
Tujuan dilakukannya polyculture ialah untuk mendapatkan produksi yang tinggi
dan maksimal dengan lahan yang ada. Karena bercocok tanam dengan tumpang sari
tanaman utama akan tetap tumbuh dengan semestinya dan tanaman tumpangsari juga akan
tetap tumbuh tanpa mengganggu tanaman utama.
Sistem cocok tanam seperti ini bukan hal yang baru dalam dunia pertanian. Para
petani tradisional sudah menerapakan sistem cocok tanam polyculture sudah sejak lama.
Mereka sudah megetahui bahwa cara tanam dengan tumpang sari lebih menguntungkan
dari pada cara tanam tunggal (monoculture).
Secara umum sistem tanam polyculture (atau sering kita sebut tumpang sari)
dapat di golongkan menjadi 3 (tiga) macam, antara lain:
1. Sistem Cocok Tanam Tumpang Sari
Tumpangsari merupakan sistem bercocok
tanam dengan cara menanam dua jenis
tanaman yang berbeda atau lebih secara
bersamaan (bisa juga agak
bersamaan/berselang beberapa hari atau 1
minggu) dengan membentuk deretan-
deretan lurus untuk tanaman yang ditanam
secara berseling pada satu bidang tanah.
Jenis-jenis tanaman yang sering ditanam dengan sistem tumpang sari pada umumnya
merupakan tanaman semusim. Contoh yang sering kita temui adalah tanaman jagung
dengan kacang kedelai atau tanaman jagung dengan padi darat (padi gogo). Namun
ada juga tanaman lain yang biasa di budidayakan dengan cara tumpang sari yaitu:
a. Jagung dengan kacang tanah.
b. Jagung dengan kacang hijau.
c. Tomat dengan cabai.
d. Cabai dengan bawang merah/sawi/daun bawang/mentimun.
e. Tembakau dengan kubis
f. Pepaya dengan kacang tanah dan lain-lain.
2. Sistem Cocok Tanam Tumpang Gilir
Sistem cocok tanam tumpang gilir
merupakan salah satu cara cocok tanam
dengan sistem polyculture dimana dua jenis
tanaman di tanam secara bergilir. Pada
sistem ini, jenis tanaman kedua ditanam
beberapa waktu sebelum tanaman utama di
panen atau bisa juga setelah panen dengan
catatan segera. Keuntungan yang paling kentara dari cara cocok tanam tumpang gilir
adalah penghematan biaya dari segi pengolahan tanah. Pada ummnya pengolahan
tanah hanya di kerjakan dalam satu kali tempo yaitu sebelum ditanamnya jenis
tanaman yang pertama.
Biasanya tanaman berikut ini merupakan tanaman yang dibudidayakan secara
tumpang gilir, di antaranya:
a. Jagung dengan kacang panjang atau kacang koro.
b. Cabai dengan kacang panjang atau mentimun.
c. Melon dengan kacang panjang atau buncis dan lain-lain.

3. Sistem Cocok Tanam Tumpang Sela


Sistem cocok tanam tumpang sela
merupakan cara cocok tanam
polyculture/campuran yang dilakukan
antara jenis tanaman tahunan dengan
tanaman semusim. Sistem cocok tanam
tumpang sela ini lebih sering di temui pada
tanaman peerhutanan atau perkebunan
sebagai contoh perkebunan kelapa sawit atau karet. Pada sistem cocok tanam tumpang
sela ini, tanaman semusin di tanam ketika tanaman tahunan masih kecil atau belum
produktif.
Beberapa jenis tanaman yang sering di budidayakan dengan sitem tumpang sela di
antaranya adalah:
a. Kelapa sawit dengan padi/jagung/kacang kedelai/kacang tanah.
b. Pohon karet dengan padi/jagung/kedelai.
b. Jeruk dengan jagung.
c. Kelapa sawit dengan cabai.
d. Kelapa sawit dengan semangka/melon atau tanaman berbagai macam tanman
perkebunan semusim lainnya sesuai dengan kondisi setempat maupun kesukaan
petani itu sendiri.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TUMBUHAN TUMPANG SARI


Kelebihan Tanaman Tumpang Sari (Polyculture)
Memperoleh hasil produksi/panen yang maksimal dengan satu lahan (sempit) di
karenakan dapat beberapa kali panen dengan jenis tanaman yang berbeda.
Dapat memperkecil biaya tanam (menghemat biaya) dari segi pengolahan
lahan/perawatan, pemupukan dan tenaga.
Mendapat keuntungan lebih dari setiap tanaman karena memilki harga jual yang
berbeda-beda.
Dengan adanya harga jual yang saling menguntungkan (atau paling tidak
menggantikan) resiko rugi dapat di tekan sekecil mungkin.
Perawatan tanaman dapat dilakukan bebarengan dengan tanaman sela karena tanaman
perkebunan tidak membutuhkan perawatan khusus.
Hama tanaman tidak akan menyerang tanaman utama apabila ada tanaman tumpang
sari yang tidak disukainya.
Unsur hara yang di tanam dapat berfungsi maksimal karena dalam satu lahan dapat
diserap oleh tanaman dengan baik tanpa ada yang terbuang.

Kekurangan Tanaman Tumpang Sari (Polyculture)


Adanya kemungkinan perebutan unsur hara dalam tanah, dapat mengakibatkan
kebutuhan nutrisi dari unsur hara semakin banyak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Jagung
B. Tanaman Kacang Tanah
C. Tanaman Tumpang Sari jagung Dengan Kacang Tanah

Anda mungkin juga menyukai