Anda di halaman 1dari 20

Pengertian Branding

Brand dalam bahasa Indonesia adalah merek, berasal


dari kata brandr yang memiliki arti to burn. Bangsa
Viking memakai kata ini sebagai tanda bakar pada
hewan peliharaan untuk menandakan pemilik hewan
peliharaan tersebut.

Menurut Keller (2008:5), brand tidak hanya sekedar


produk, karena brand memiliki dimensi khusus yang
menjadi pembeda dengan produk lain yang sejenis.
Pembeda tersebut haruslah rasional dan terlihat
secara nyata dengan performa suatu produk dari
sebuah merek atau dapat dikatakan lebih simbolis,
emosional dan tidak kasat mata dalam mewakili
sebuah merek.
(Surianto Rustan,2009;-6) menyebutkan
bahwa brand pada dasarnya adalah
perpaduan antara seni dan sains untuk
menyampaikan sebuah janji, yang dibuat oleh
perusahaan kepada audience-nya, sebagai
perwujudan nilai dan emosi dari perusahaan
tersebut.
sebuah brand akan sukses jika memenuhi
ekspektasi sifat dan kriteria yang diinginkan
oleh pelanggan, karena brand harus
mengikuti audience-nya.
Konsep Branding
Terdapat dua konsep dari branding yaitu sebagai
berikut:
Individual Branding
Individual branding (multibranding) merupakan
strategi pemasaran dengan memasukkan
portofolio produk ke tiap produk dan
memberikan merek unik. Individual branding ini
memiliki keuntungan citra dan identitas yang
dimiliki secara sendiri-sendiri yang memudahkan
positioning produk.
Family Branding
Family branding merupakan strategi
pemasaran yang memasukkan beberapa
produk setara ke dalam satu merek. Family
branding ditujukan untuk mengenalkan
produk baru yang mendukung produk yang
telah ada di pasar. Memasukkan produk baru
ke merek yang telah populer akan menuntun
konsumen untuk lebih mudah membeli, lebih
mudah menerima produk baru tersebut,
termasuk menguatkan citra merek tersebut.
Karakteristik Merek
Menurut Prof. Dr. dr. S. Supriyanto, MS. dandrg. Ernawaty, M.
Kes dalam bukunya Pemasaran Industri Jasa Kesehatan, 2010,
identifikasi merek yang baik terjadi apabila sebuah merek
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mudah diucapkan
2. Mudah dikenal dan di ingat.
3. Singkat, jelas dan unik, serta dapat diperluas.
4. Dapat mendeskripsikan produk, jenis, dan manfaat.
5. Memiliki arti konotasi positif, merek adalah jaminan mutu.
6. Memperkuat citra produk
7. Secara legal dapat terlindungi.
Efektifitas merek memberikan beberapa
keuntungan yaitu:
1. Mengembangkan loyalitas pelanggan.
2. Menarik pelanggan baru.
3. Menambah prestige.
4. Menawarkan penyampaian cepat dalam
mengurangi beban logistik.
5. Menjamin loyalitas distributor
Atribut Sebuah Brand
Merek adalah kombinasi dari atribut-atribut,
dikomunikasikan melalui nama atau simbol, yang
dapat mempengaruhi proses pemilihan suatu
produk atau layanan di benak konsumen.
Brand di kategorikan menjadi atribut sebuah
brand name,brand mark, brand equity, dan
master brand. Sementara itu, kekuatan sebuah
brand terletak pada kemampuannya
mempengaruhi perilaku pembeli.
Brand Name dan Brand Mark
Brand Name merupakan bagian dari yang dapat diucapkan, ba
ik berupa huruf, kata dan nomor. sedangkan Brand Mark meru
pakan sebagaian dari merek yang dapat dikenali namun tidak
dapat diucapkan.
Brand That part or a brand that can be spoken, including letters, wor
Name ds and
numbers.
Rumah Sakit Panti Rapih
Brand Mark The elements of a brand that cannot be spoken.
Rumah Sakit Panti Rapih adalah cinta kasih .....
Brand The value of company and brand names.
Equity The value inherent in a well-known brand name sebagai makn
a total.
Rumah sakit yang nyaman, tenang, aman dan layanan kasih.
Master A brand so dominant that it comes to mind immediately when
Brand a product category, use, attribute, or benefit is mentioned.
Rumah Sakit Panti Rapih adalah The Garden Hospital
Empat komponen yang membangun
brand equity
Differentiation, mengukur derajat atau tingkat
pembeda dengan merek pensaing.
Relevance, mengukur bagaimana sebuah
merek dengan daya tariknya
Esteem, mengukur bagaimana sebuah merek
dikenal, diharai, dan dihormati.
Knowledge, mengukur seberapa jauh
keintiman dan kesukaan pelanggan terhadap
merek.
Brand Loyalty
Ada beberapa kemungkinan perilaku pelanggan pada penerimaan sebuah
merek, antara lain:
1. Tidak setia (matcher), mengganti merek terutama karena harga dan
mutu layanan pesaing lebih baik.
2. Setia (habitual buyer), puas terhadap merek, sehingga tidak ada alasan
ganti merek. Beli sudah menjadi kebiasaan yang selalu terulang.
3. Fanatic, merasa rugi bila berganti merek. Alasan yang sering muncul
adalah untuk beli merek lain perlu uang tambahan, waktu dan risiko
yang lain
4. Partner, pelanggan menghargai merek dan menganggapnya sebagai
teman. Pelanggan sangat menyukai dan akan membela bila orang lain
menyalahkan kita.
5. Loyal, pelanggan terikat secara emosional kepada merek dan tidak mau
pindah merek lain.
Strategi Branding
Strategi branding adalah suatu strategi yang
digunakan untk mengatur elemen yang
berkaitan dengan branding dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu perilaku dan sikap
dari konsumen.
Menurut Gelder (2005) terdapat beberapa
bagian dari brand strategy yaitu brand
postioning, brand identity dan brand
personality.
1. Brand Positioning
Menurut Gelder (2005) Brand positioning
adalah as a way of demonstrating a brand's
advantage over and differentiation from its
its competition. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan brand positioning adalah
menunjukkan kelebihan dari suatu merek
dan sesuatu yang membedakannya dari
produk serupa.
2. Brand Identity
Brand identity adalah sekumpulan aspem yang
menyatakan keberadaan dari brand tersebut,
dimulai dari latar belakangnya, prinsipnya dan
ambisi tujuannya.
3. Brand Personality
Pengertian brand personality menurut Gelder
(2005), Brand personality is developed to
enhance the appeal of a brand to the consumers,
yang berarti brand personality dibentuk untuk
meningkatkan daya tarik sebuah brand kepada
konsumen.
Proses Pembentukan Brand
Personal branding dipandang memiliki daya untuk menjadi penentu
sebuah kesuksesan bisnis,dan bagaimana cara seseorang untuk
membangun personal brandingnya secara tepat.
1. Brand Awareness, adalah pemahaman tingkat persepsi enang aribu
sebuah merkdan ingkat kepentingan di benak pelanggan.
2. Brand Image, Persepsi sebuah merk yang dikaikan dengan sikap pasar,
yang diikui oleh tingka kesukaan dan manfaat yang dipersepsikan bila
nani digunakan,
3. Brand Response, Terjadi bila merk telah mempengaruhi sikap dan
perilaku pembelian saat ini dan masa datang
4. Brand Relationship, Merk telah menjadi loyalitas, dan hal ini terjadi bila
brand response adalah positif dan sangat puas terhadap produk aau jasa
tersebut.
5. Sistematika Pengembangan Brand Equity, Dasar pengembangan ekuitas
merk memiliki tahapan penerimaan ide, yaitu dimulai dari tingkat
kesadaran, sikap, dan minat, serta perilaku terhadap produk.
Pengertian Retailing

Retail adalah suatu penjualan dari sejumlah


kecil komoditas kepada konsumen.
Meningkatnya tingkat konsumsi dan hasrat
berbelanja masyarakat membuat industri ini
semakin dilirik oleh para pelaku bisnis
Pengertian Retailing Mix (Bauran
Eceran)
Menurut Kotler dalam Melisa (2012), retailing
mix adalah sekelompok perlengkapan pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai
sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran,
bauran eceran meliputi semua tindakan yang
dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan akan produknya itu
sendiri dan semua tindakan yang mungkin
dilakukan oleh perusahaan itu dapat disimpulkan
sebagai satu kelompok variabel yang diantaranya
adalah produk, lokasi, harga, dan promosi.
Tujuan Retailing Mix (Bauran Eceran)

Orientasi Terhadap Konsumen


Pengecer harus menentukan sifat-sifat dan
keinginan para konsumen, pada umumnya
konsumen menginginkan dapat membeli barang
atau jasa yang terbaik dengan uang yang mereka
miliki dan mereka dapat berbelanja disatu tempat
sehingga mengurangi jumlah waktu perjalanan
yang harus mereka lakukan.
Usaha Koordinasi
Pengecer paling berhasil adalah mereka yang dapat mengoordinasikan
perencanaan dan menyusun aktivitas secara menyeluruh untuk mencapai
efisiensi yang maksimum.

Orientasi Terhadap Tujuan


Pengecer menetapkan satu atau lebih tujuan yang ingin diraih, tujuan itu
meliputi:
1. Tujuan pada penjualan
2. Tujuan pencapaian keuntungan
3. Tujuan terhadap pemuasan publik
4. Tujuan penciptaan citra perusahaan
Jenis Retailing

Pengecer Toko (Store Retailing),


1. Specialty Store (Toko Khusus)
2. Toko Serba Ada (Departement Store)
3. Toko Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Store)
4. Pasar Swalayan (Supermarket)
5. Toko Diskon (Discount Store)
6. Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailers)
7. Toko Super (Superstore)

Anda mungkin juga menyukai