Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MEREK DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

A. Pengertian Merek

Menurut (Philip Kotler, tahun 2009), menyatakan


bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa.

Merek memungkinkan konsumen untuk mengatur dengan lebih baik pengalaman


tempat belanja mereka, membantu mereka mencari dan menemukan keterangan
produk.

Sedangkan fungsi merek adalah untuk membedakan kepentingan perusahaan,dan


penawaran dari semuanya tentang produk dan merek datang dari bermacam-
macam sumber, memasang iklan, pemberitaan,
penjualan dan pengemasan.

Ada enam pengertian yang dapat disampaikan melalui suatu merek


(Kotler, 2009):

1. Atribut
Seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali desain, dan lain-lain.
Sebuah produk menyatakan sesuatu mahal produk yang dibuat dengan baik,
terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya.

2. Manfaat
Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut konsumen sebenarnya
membeli manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut merek
diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat
emosional. Sebagai gambaran, atribut "mahal" cenderung diterjemahkan
sebagai manfaat emosional, sehingga orang yang menggunakan sebuah
produk akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.

3. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Sebuah produk
menyatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya.
Dengan demikian produsen sebuah produk juga mendapat nilai tinggi di mata
masyarakat.
4. Budaya
Merek juga mencerminkan budaya tertentu. Sebuah produk mencerminkan
budaya yang terorganisir, konsisten, tingkat keseriusannya tinggi, efisien, dan
berkualitas tinggi.

5. Kepribadian
Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu
menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau
menopang merek produknya.

6. Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
produk tersebut. Pemakai sebuah produk pada umumnya diasosikan dengan
orang kaya, kalangan manajer puncak, dan sebagainya.

B. Manfaat Merek

Bagi konsumen
Bagi konsumen, merek bermanfaat untuk menceritakan mutu serta kualitas yang
dimiliki produk atau jasa. Merek juga bermanfaat untuk memberi perhatian kepada
konsumen mengenai produk baru yang mungkin dibutuhkan mereka.

Bagi masyarakat
Merek bermanfaat untuk meningkatkan mutu produk, menaikkan efisiensi
pembeli, serta memunculkan inovasi baru di masyarakat.

Bagi penjual
Dalam praktiknya, merek memudahkan penjual untuk mengelola pesanan,
memberi perlindungan hukum, memungkinkan menarik sekelompok pembeli, serta
membantu penjual melakukan segmentasi pasar. Selain itu, manfaat merek bagi
penjual adalah membantu mereka mengidentifikasi produk tertentu yang menjadi
pesaing utamanya.
C. Cara Membangun Merek yang Kuat

1. Tentukan visi & target pasar


Sebuah perusahaan yang belum mengetahui dengan jelas apa visi yang akan
mereka wujudkan pastinya akan kebingungan di tengah jalan. Perusahaan juga
tidak akan efektif dalam memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki.

Oleh karena itu, segera setelah perusahaan dibentuk, tentukan visi yang akan
dicapai perusahaan. Setelah visi clear, maka tentukan target pasar yang akan
dijangkau.

2. Tentukan karakter
Perusahaan membutuhkan identitas pembeda dengan perusahaan rival. Adanya
citra bisnis yang berbeda akan membuat perusahaan akan lebih menonjol, terlebih
lagi jika brand yang dibuat memiliki karakter yang unik. Karakter yang melekat
pada brand ini sebaiknya dipertahankan sampai akhir untuk menunjukkan
konsistensi dari perusahaan.

Menentukan karakter brand memang bisa dijadikan sebagai salah satu cara
membangun brand image. Ada baiknya jika perusahaan merembug dengan
segenap jajaran untuk menentukan karakter brand yang akan mereka pilih.
Usahakan untuk tetap mengutamakan ciri khas dan mengandung berbagai nilai-
nilai positif.

3. Brand message delivery


Setelah menentukan karakter dari brand, penting bagi perusahaan untuk
menyampaikan karakter yang telah mereka persiapkan kepada pembeli. Cara yang
bisa dilakukan untuk mewujudkan hal ini adalah dengan membuat logo, content
marketing, hingga menciptakan maskot dan slogan.

Karakter brand yang telah disiapkan sedemikian rupa akan dikemas dalam sebuah
perwujudan gambar 2 dan 3 dimensi. Hal ini hendaknya juga mengandung aspek
audio visual yang mampu mempengaruhi sisi psikologis pembeli.

4. Melakukan promosi
Setelah logo, maskot, dan slogan dari sebuah brand sudah siap dan cukup matang
untuk diluncurkan ke masyarakat, saatnya melakukan proses pemasaran. Promosi
bertujuan untuk menyebarluaskan hasil kerja perusahaan dalam merancang
sebuah brand di hadapan khalayak ramai melalui content marketing.

Ada berbagai media yang bisa dimanfaatkan untuk melalui promosi, mulai dari
media cetak hingga media massa. Selain itu, media pemasaran juga bisa
dilancarkan dnegan menjadi sponsor dari sebuah event, kemudian mengirim
maskot brand untuk tampil di hadapan para audiens.

Dengan berbagai cara tersebut, maka masyarakat akan terbiasa dengan brand
perusahaan. Semakin sering kegiatan promosi dilakukan, maka semakin melekat
pula karakter brand di ingatan publik.

5. Meneruskan konsistensi
Sebuah perusahaan yang mampu mengambil hati masyarakat harus bisa
mempertahankan posisi tersebut. Konsistensi yang dilakukan oleh perusahaan bisa
dilakukan dengan cara mempertahankan kualitas produk, mempertahankan
karakter brand, mempertahankan hubungan baik dengan konsumen, dan berbagai
aspek lainnya.

Akan lebih baik lagi jika dalam proses mempertahankan konsistensi ini,
perusahaan juga melakukan hal lain yang bisa mengembangkan citra brand.

D.Citra Merek

Citra merek (brand image) adalah kesan konsumen terhadap sebuah merek.
Merek menjadi bagian penting untuk kesuksesan pemasaran karena itu bertindak
untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, melalui
penggunaan nama, istilah, desain, simbol dan fitur lainnya. hanya memiliki merek
saja tidak cukup. Perusahaan harus mengembangkan merek sehingga memberi
kesan positif di benak konsumen. Kesan positif pada akhirnya akan membuat
pelanggan loyal dan bersedia membeli kembali produk di kemudian hari.

Secara garis besar, citra merek yang kuat memberikan keuntungan bagi
perusahaan karena berbagai alasan berikut.

Pertama, citra merek yang sukses dan teruji menciptakan loyalitas pelanggan.
Kenaikan harga tidak mempengaruhi minat pelanggan terhadap produk
perusahaan. Dengan kata lain, itu menciptakan permintaan yang inelastis.

Kedua, itu memberi peluang untuk menawarkan harga premium. Meski harga
lebih tinggi, konsumen tetap menginginkannya. Ambil contoh Apple. Ketika
meluncurkan varian baru, konsumen bersedia membelinya dan bahkan bersedia
untuk mengantri. Padahal, harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk
sejenis.

Ketika, citra merek dan reputasi kualitas yang kuat memudahkan perusahaan
untuk menarik pelanggan baru. Upaya perusahaan untuk menarik pelanggan
baru mungkin lebih ringan. Pelanggan seringkali dengan senang hati
merekomendasikannya ke teman atau anggota keluarga mereka.

Keempat, citra merek yang kuat mengurangi biaya pemasaran lini produk baru.
Jika pelanggan memiliki ikatan yang kuat terhadap sebuah merek, mereka juga
akan menyukai produk perusahaan lainnya dan tanpa pertanyaan. Itulah alasan
Apple sukses meluncurkan lini produk seperti telepon genggam memanfaatkan
kesuksesan produk sebelumnya, komputer pribadi.

E. Keputusan Pembelian Konsumen.

Proses keputusan pembelian dimulai apabila konsumen menyadari suatu masalah


atau kebutuhan terhadap suatu produk yang diinginkan. Proses pembelian
menggambarkan alasan mengapa seseorang lebih menyukai, memilih dan
membeli suatu produk dengan merek tertentu.

Proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca
pembelian.

Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.


Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi
yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal
maupun eksternal. Menurut Engel, et.al dalam Sumarwan (2011), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan, diantaranya waktu,
perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan
pengaruh pemasaran.

Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari
informasi lebih banyak. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam
ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian
eksternal). Karakteristik konsumen dan faktor situasi juga mempengaruhi
pencarian informasi. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang hestanto.web.id banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk
mencari informasi. Konsumen yang memiliki kepribadian sebagai senang mencari
informasi (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi
yang lebih banyak. Faktor situasi seperti keadaan psikologis, keterbatasan waktu,
dan jumlah toko akan mempengaruhi pencarian informasi konsumen terhadap
produk. (Sumarwan 2011)
Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan
memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Menurut Setiadi (2003)
pada saat proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan
yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Setelah konsumen
menentukan kriteria atau atribut dari produk atau merek yang dievaluasi, maka
langkah berikutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Setelah
menentukan alternatif yang akan dipilih, selanjutnya konsumen akan
menentukan produk atau merek yang akan dipilihnya.

Keputusan Membeli

Pada tahap keputusan membeli, konsumen akan melakukan evaluasi membentuk


preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling
disukai. Meskipun demikian, terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi
tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap
orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan
konsumen tergantung pada intensitas sikap orang lain tersebut terhadap
alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan
orang lain tersebut.

Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak
terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor
seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan
manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, factor
faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan merubah tujuan membeli
(Setiadi 2003).

Evaluasi Pasca Pembelian

Setiadi (2003) menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada


suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen
merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi
untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas hestanto.web.id akan
berusaha mengurangi ketidakpuasannya dengan meninggalkan atau
mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi
ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan
produk tersebut sebagai bernilai tinggi (atau menghindari informasi yang
mengkonfirmasikan produk tersebut bernilai rendah).
Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu
dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif


pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau
keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri. 

2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi


keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 

3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan


membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan
dan dimana membelinya. 

4. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa
yang dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan


mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan
mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran
yang sesuai dengan pembeli.

Anda mungkin juga menyukai