Anda di halaman 1dari 6

.

Pengertian merek

Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan milik orang lain⁵²,
seperti penggunaan cap dan tanda lainnya yang memiliki daya pembeda sehingga dapat membedakan
barang atau milik seseorangdan milik orang lain yang memiliki persamaan. Bukan hanya itu merek juga
merupakan suatu atribut produk yang dianggap penting terutama dalam menumbuhkan persepsi positif,
dan konsumen akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek, persepsi yang positif dan
kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek. Pada akhirnya
merek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk membeli.⁵². 1

Pengertian tentang merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 yaitu terdapat
pada Pasal 1 ayat (1) yang rumusan selengkapnya sebagai berikut:

Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembedadan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Pengertian merek menurut para ahli :

1. Mr. Tirtaamidijaya yang mensitir pendapat Prof. Vollmar, mengatakan bahwa :

suatu merek pabrik atau merek perniagaan adalah suatu tanda yang dibubuhkan di atas barang
atau di atas bungkusannya, guna membedakan barang itu dengan barang-barang yang sejenis lainnya⁵

. Jenis- Jenis Merek

Merek terdiri dari 5 (lima) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, yaitu :

a) Merk Dagang :

Merk yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)

b) Merk Jasa :

Merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. (Pasal 1
angka (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)

c) Merk Kolektif :

1
Merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
Tentang Merk)

d) merek fungsional

Functional brand merupakan pemberian identitas dan persepsi pada sebuah barang atau jasa
sesuai dengan keunggulan fungsionalnya. Contohnya ketika ingin membangun jasa ekspedisi super
cepat, diberikan nama KILAT. Pemberian nama tersebut tentunya langsung melekat pada benak
konsumen bahwa jasa yang ditawarkan sangat cepat. Apalagi jika dibarengi dengan ditepatinya layanan
jasa pengirimannya tersebut. Antara fungsi, layanan, dan brand semuanya saling menguatkan.

e) Merek citra

Di antara jenis – jenis merek lainnya, Brand ini memfokuskan pada pemberian nilai manfaat
terhadap penggunanya, sehingga ketika penggunanya menggunakan produknya bisa lebih
mengekspresikan dirinya. Karena dengan menggunakan produknya bisa meningkatkan citranya.
Contohnya ketika menggunakan produk Iphone, akan menumbuhkan citra bahwa seseorang tersebut
kaya. Pemberian identitas pada penggunanya untuk meningkatkan citranya disebut dengan image
brand. Ini juga dilindungi dengan HAKI 2

. Pemilihan dan kekuatan merek

Kriteria yang dipakai untuk mendesain dan memilih elemen merek adalah:

1. Elemen merek harus mudah dikenali dan diingat. Hal ini mendukung tingkat untuk bertujuan
mencapai tingkat tertinggi dan brand awareness pasar.

2. Elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan menggugah pikiran. Misalnya, gambar visual dan
verbal menyenangkan, menghibur,dan sangat meledak.

3. Elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori produk maupun batasan geografis maupun
budaya.Elemen merek ini harus fleksibel agar dengan gampang lebih mudah diperbarui dan disesuaikan
dengan konteks.

4. Elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun persaingan.

. Kekuatan merek ( brand equity )

2
Brand equity adalah istilah lain dari kekuatan suatu merek. Istilah ini sudah tidak lagi asing di
dalam dunia pemasaran. Dalam dunia pemasaran, menghadapi persaingan yang ketat antarmerek sudah
menjadi hal yang lumrah.

Soehadi dalam buku Perilaku Konsumen Edisi Ketiga oleh Dr. Nurgroho J. Setiadi, S.E., M.M.
(2019: 51) menyatakan, brand equity dapat diukur berdasarkan tujuh indikator di antaranya sebagai
berikut.

1. Leadership, yaitu kemampuan memengaruhi pasar, baik dari segi harga maupun atribut non-harga.

2. Stability, yaitu kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.

3.Market, yaitu kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.

4.Internationality, yaitu kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara
lain.

5.Trend, yaitu sebuah merek dirasa menjadi semakin penting di berbagai kalangan.

6.Support, yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan sebuah merek.

7. Protection, yaitu merek mempunyai legalitas atau perlindungan secara hukum. 3

. Manfaat merek

Menurut Yossie Rossanty, dkk dalam buku Consumer Behaviour in Era Millenial (2018), manfaat
merek bisa dibagi menjadi tiga, yakni bagi konsumen, masyarakat, serta penjual atau produsen.

1.Bagi konsumen

Bagi konsumen, merek bermanfaat untuk menceritakan mutu serta kualitas yang dimiliki produk
atau jasa. Merek juga bermanfaat untuk memberi perhatian kepada konsumen mengenai produk baru
yang mungkin dibutuhkan mereka.

2.Bagi masyarakat

Merek bermanfaat untuk meningkatkan mutu produk, menaikkan efisiensi pembeli, serta
memunculkan inovasi baru di masyarakat.

3.Bagi penjual

Dalam praktiknya, merek memudahkan penjual untuk mengelola pesanan, memberi


perlindungan hukum, memungkinkan menarik sekelompok pembeli, serta membantu penjual
melakukan segmentasi pasar.

3
Selain itu, manfaat merek bagi penjual adalah membantu mereka mengidentifikasi produk
tertentu yang menjadi pesaing utamanya.

. tujuan merek

Salah satu fungsi memiliki merek adalah sebagai identitas atau ‘wajah’ dari sebuah perusahaan
atau bisnis, sehingga keberadaannya bisa dibedakan dengan bisnis lainnya. Dengan adanya merek pula,
barang atau jasa yang diberikan oleh perusahaan juga mempunyai nama sebagai ‘tanda pengenal’.
Berikut ini merupakan tujuan merek menurut Firmansyah (2002):

1. Membangun kesadaran merek ( Brand Awaneress)

Kesadaran merek adalah persentase pelanggan yang mengetahui dan mengingat sebuah brand.
Misalkan, seseorang akan menyebut sebuah brand makanan cepat saji ketika ditanya mengenai kategori
makanan tertentu. Kesadaran brand bertujuan agar mendominasi pasar dan mempermudah proses
penjualan. Dengan membangun kesadaran brand dalam pasar otomatis juga akan menjadi pelindung
bisnis.4

2. Menciptakan koneksi emosional

Ketika konsumen membeli produk atau jasa layanan dari sebuah brand berdasarkan perasaan
dan hubungan dengan brand tersebut, maka hal itu bisa disebut dengan timbulnya koneksi emosional.
Menciptakan hubungan emosional adalah bagian penting dari strategi branding bisnis.

3. Pembeda produk

Ketika konsumen telah memahami mengapa produk atau jasa berbeda dengan yang lain atau
bahkan lebih baik maka mereka akan selalu mempunyai alasan untuk membeli produk. Hal ini akan
membuat bisnis pada posisi yang aman sebab pelanggan akan senantiasa mempunyai alasan yang jelas
guna membeli sebuah produk.

4. Menciptakan kredibilitas dan kepercayaan

Pada dasarnya, brand atau merek adalah reputasi yang dihasilkan dari janji yang telah dibuat
dan dirawat secara konsisten tujuannya untuk mendapatkan pengakuan dari pasar. Alhasil, konsumen
akan mampu mengenali nama merek, simbol visual seperti logo, warna, kemasan, atau produk.

5.Memotivasi Pembeli

Merek adalah alat pemasaran yang sangat efektif dan efisien guna membangun minat, gengsi,
motivasi dan daya tarik pembelian bagi pelanggan. Bahkan, pelanggan akan tetap termotivasi untuk
membeli produk, meskipun produk tersebut belum diluncurkan. Motivasi semacam ini, akan
menciptakan loyalitas merek dan pelanggan akan setia membeli produk-produk dari brand yang sama

4
. Fungsi dan Loyalitas merek ( brand loyality )

Apakah itu brand loyalty? Brand loyalty sering disebut juga sebagai loyalitas merek. Artinya
suatu konsep yang menggambarkan sikap loyal konsumen terhadap suatu merek tertentu sehingga
menguntungkan perusahaan.

Brand loyalty dapat menjadi aset yang strategis dalam menguntungkan suatu perusahaan.
Namun, brand loyalty harus dikelola secara benar jika ingin mencapai titik keuntungan tersebut. Berikut
beberapa fungsi dari brand loyalty sehingga dapat menjadi aset strategis suatu perusahaan:

1. Reduced Marketing Cost (pengurangan biaya pemasaran)

Brand loyalty dapat membantu suatu usaha dalam mengurangi biaya pemasaran. Hal ini
dikarenakan pelanggan bertahan dengan produk tersebut, dibanding mencari pelanggan baru.
Karakteristik dari pengurangan biaya pemasaran adalah adanya pelanggan yang membeli suatu produk
karena harganya murah.

2. Trade Leverage (peningkatan penjualan)

Jika suatu brand loyalty produk meningkat, maka penjualan juga akan semakin meningkat.
Pembeli akan cenderung membeli suatu produk karena kebiasaan dan keyakinan. Inilah yang mahal dari
sebuah merek, yaitu keyakinan pembeli untuk terus mengulangi suatu produk dari merek yang sama.

3. Attracting New Customers (menarik pelanggan baru)

Banyak pelanggan yang percaya dan merasa puas terhadap suatu merek dapat mengundang
pelanggan baru lainnya. Biasanya konsumen-konsumen tersebut akan mulai merekomendasikan merek
yang ia yakini kepada orang-orang terdekatnya. Selain itu, semakin banyaknya peminat pada produk,
maka akan menarik pelanggan baru untuk mengikuti membeli suatu produk tersebut.

4. Provide Time To Respond Competitive Threats (kesempatan merespon ancaman persaingan)

Brand loyalty yang tinggi pada diri konsumen akan cenderung menguntungkan pengusaha dalam
penyesuain produk akibat persaingan. Konsumen tersebut akan memberikan waktu untuk suatu
perusahaan memperbaharui baik penyesuaian atau penetralisiran produk saat timbul pesaing baru.
Selain itu, brand loyalty yang tinggi tidak akan semudah itu menggeser kepercayaan konsumen terhadap
suatu

Daftar Pustaka

52Harsono adi sumarto, hak milik intelektual khususnya paten dan merek, Akademika presindo : Jakarta
1989, hlm 44.
55 tirtamidijaya,pokok-pokok hukum perniagaan, PT raja grafindo persada : Jakarta, 2004, hal
344

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)

Perilaku Konsumen Edisi Ketiga oleh Dr. Nurgroho J. Setiadi, S.E., M.M. (2019: 51)

2022 DIGIMA. Patent Pending. All Rights Reserved.

Firmansyah (2002):

Consumer Behaviour in Era Millenial (2018)

(Durianto dkk, 2004)

Anda mungkin juga menyukai