Anda di halaman 1dari 9

MITERM TEST

NAMA : F.M TRIAS AYUNDA

NIM : 200410119

KELAS : II/B

MATA KULIAH : MANAJEMEN PEMASARAN

DOSEN PENGAMPU : RAHMANIAR, SE., MSM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2021
JAWABAN

1). Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

-Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.

-Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian
yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

-Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang
yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

-Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan
respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan
perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

2). Sertifikasi halal menjadi salah satu bagian penting yang mendorong kemajuan usaha yang
menghasilkan produk makanan, minuman, hingga obat dan kosmetik. Salah satunya adalah
karena penduduk Indonesia yang mayoritas muslim.

Dengan dicantumkannya label halal pada produknya, hal itu akan berdampak positif bagi
produsen maupun konsumen. Untuk produsen, mereka akan lebih tenang menjual produknya. Di
sisi lain, konsumen akan mendapatkan kepastian bahwa produk yang dibelinya dijamin
halal.Setelah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI, produsen juga memiliki manfaat lebih.
Dari sisi keuntungan, apa yang didapatkan biasanya mengalami peningkatan.
3). Kebanyakan lebih memilih produk luar negeri dibanding produk lokal. Penyebabnya yaitu:

Produk dengan Kualitas Rendah

Banyak dari konsumen Indonesia tidak memilih produk dalam negeri dengan alasan produk lokal
memiliki kualitas yang rendah dengan harga yang cukup tinggi. Namun, dengan memilih produk
luar, mereka mendapatkan produk dengan kualitas tinggi dengan harga yang sebanding.

Kemasan yang Kurang Menarik

Kemasan adalah salah satu hal yang dapat menarik daya beli konsumen. Produk luar negeri
biasanya akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengemas produknya dengan manis
dan biaya tersebut biasanya lebih besar dibanding biaya untuk produknya sendiri. Dan
sebaliknya, bisnis lokal akan memilih untuk mengurangi tampilan manis pada kemasan
produknya dengan alasan untuk menekan harga produknya agar tidak terlalu mahal jika
dibandingkan dengan produk luar.

Kurangnya Inovasi Produk

Produk luar negeri biasanya akan memberikan inovasi baru untuk menarik pelanggannya
sedangkan bisnis lokal biasanya akan meniru inovasi dari produk luar, khususnya produk yang
berhubungan dengan fashion. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia lebih tertarik dan
memilih produk luar negeri.

Lokasi yang Kurang Memadai

Produk luar negeri biasanya dikemas khusus untuk dijual di gerai-gerai tertentu dan biasanya
lokasinya pun strategis. Dengan adanya gerai-gerai tertentu, produk luar akan menjamin
kualitasnya dibanding produk yang dijual selain di gerai mereka sehingga konsumen pun akan
lebih senang membeli langsung dari gerainya.

Produk luar negeri biasanya akan memberikan inovasi baru untuk menarik pelanggannya
sedangkan bisnis lokal biasanya akan meniru inovasi dari produk luar, khususnya produk yang
berhubungan dengan fashion. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia lebih tertarik dan
memilih produk luar negeri.
4). Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar, logo,
lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi,
mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu penjual
serta membedakannya dari pesaing.

Jenis-jenis Merek

Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara umum merek terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu:

-Merek Dagang, yaitu merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-
barang sejenis lainnya.

-Merek Jasa, yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa
sejenis lainnya.

-Merek Kolektif, yaitu merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan karakteristik
yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama
untuk membedakan dengan barang dan atau jasa sejenis lainnya.

Berdasarkan wujudnya, merek dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

-Merek lukisan. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan atau gambar antara
barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: merek cat
Kuda Terbang, yaitu lukisan atau gambar kuda bersayap yang terbang.

-Merek kata. Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bunyi kata antara barang atau jasa yang
satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: Pepsodent untuk pasta gigi, Ultraflu
untuk obat flu, Toyota untuk mobil.

-Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud huruf atau angka
antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: ABC
untuk kecap dan sirup, 555 untuk buku tulis.

-Merek nama. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud nama antara barang atau jasa
yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: Louis Vuiton untuk tas,
Vinesia untuk dompet.
-Merek kombinasi. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan/gambar dan kata
antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: jamu
Nyonya Meneer yang merupakan kombinasi gambar seorang nyonya dan kata-kata nyonya
Meneer.

Menurut Harahap (1996), berdasarkan tingkatannya merek dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Merek biasa (normal marks)

Merek biasa adalah merk yang tidak memiliki reputasi tinggi. Merek yang berderajat biasa ini
dianggap kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup, baik dari segi pemakaian dan
teknologi. Masyarakat atau konsumen melihat merk tersebut kualitasnya rendah. Merk ini
dianggap tidak memiliki drawing power yang mampu memberi sentuhan keakraban dan
kekuatan mitos (mysical power) yang sugesif kepada masyarakat dan konsumen dan tidak
mampu membentuk lapisan pasar dan pemakai.

b. Merek terkenal (well known mark)

Merek terkenal biasa disebut sebagai well known mark. Merek jenis ini memiliki reputasi tinggi
karena lambangnya memiliki kekuatan untuk menarik perhatian. Merek yang demikian itu
memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan menarik, sehingga jenis barang apa saja yang
berada dibawah merek ini langsung menimbulkan sentuhan keakraban (familiar attachment) dan
ikatan mitos (famous mark).

c. Merek termashyur (famous mark)

Tingkat derajat merek yang tertinggi adalah merek termasyur. Derajat merek termahsyurpun
lebih tinggi daripada merek biasa, sehingga jenis barang apa saja yang berada dibawah merek ini
langsung menimbulkan sentuhan mitos. Oleh karena definisi tersebut bagi yang mencoba, besar
sekali kemungkinannya akan terjebak dengan perumusan tumpang tindih merek terkenal.

5).Untuk menentukannya, Anda perlu memperhatikan 3 poin penting berikut ini.

1.Konsumen

Dari konsumen, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, seperti jumlah pesanan,
jumlah pembeli atau target konsumen yang disasar. Seperti contoh, perusahaan cenderung lebih
memilih menjual secara langsung kepada konsumen yang membeli produk dalam jumlah besar.
Untuk yang membeli dalam jumlah kecil, perusahaan akan memilih menjual melalui perantara.
2.Produk

Untuk produk, pertimbangan yang harus diperhatikan adalah ukuran, berat, nilai, sifat dan mudah
atau tidaknya rusak suatu produk tersebut. Untuk produk yang lebih mudah rusak, biasanya
disalurkan melalui jalur distribusi yang lebih pendek, atau tidak menggunakan perantara.Untuk
yang memiliki nilai jual rendah

6). 1. Prestige Pricing

Prestige Pricing adalah strategi menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas
produk yang juga tinggi. Umumnya dipakai untuk produk-2 shopping dan speciality Contoh
Harley Davidson, jam tangan Rolex, dll

2. Odd Pricing (Harga Ganjil)

Odd adalah strategi menetapkan harga yg ganjil atau sedikit dibawah harga yg telah ditentukan
dgn tujuan secara psikologis pembeli akan mengira harga produk lebih murah. Contoh adalah :
999.000 tentu akan lebih murah dari 1.000.000, padahal keduanya hanya terpaut 1000 rupiah.

3. Multi Unit Pricing (Harga Rabat)

Menetapkan harga dengan memberi potongan tertentu apabila konsumen membeli produk dalam
jumlah banyak. Strategi ini banyak kita temui di supermarket dan minimarket, di alfamart
misalnya : ada produk-produk yang di paket artinya bila kita membeli dengan jumlah dua maka
dapat diskon 10 % misalnya.

4. Leader Pricing

Yaitu menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar untuk meningkatkan omset penjualan
atau daya beli konsumen. Saat ini contoh produk yang menggunakan strategi ini adalah xiaomi,
lihat saja smarthphone yang satu ini, dengan spesifikasi yang sama dengan pesaing xiaomi
mematok harga yang jauh lebih murah.

5. Price Bundling

Yaitu pemasaran dua atau lebih produk dalam satu kemasan tunggal dengan satu harga khusus.
Contoh produknya adalah parcel saat lebaran yang bisa kita temui di alfamart maupun indomart.
7). Salah satu keberhasilan produk yang di jual dapat dilihat dari bentuk produk dan fungsi
produk tersebut. Yang penting dari sebuah produk adalah fungsinya, karena konsumen membeli
produk untuk mengatasi masalahnya, misalnya membeli air mineral karena haus, bukan karena
kemasannya atau bentuknya yang unik

Penjelasan:

Sebelum produk diciptakan, para produsen terlebih dahulu melakukan analisa terhadap pasar,
membaca peluang dengan cara mencari tahu permasalahan yang dihadapi oleh konsumen,
kemudian mencari solusi terbaik untuk masalah tersebut, Konsumen akan membeli produk
tersebut karena manfaat yang diberikan produk tersebut.

8). Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan
dengan produk yang dipasarkannya dan juga berhubungan pula dengan hal-hal lain atau atribut
lain yang melekat pada produk tersebut. Hanya dengan kepuasaan konsumen maka perusahaan
akan mendapatkan keuntungan, jadi kepusaan konsumen haruslah menjadi dasar utama bagi
perencanaan strategi produk. Dengan demikian produsen atau penjual harus menyediakan produk
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Suatu atribut produk dapat membedakan antara satu
produk yang dipasarkan oleh perusahaan yang satu dengan produk yang sama yang ditawarkan
oleh perusahaan lain. Strategi produk yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan haruslah
selalu dievaluasi apakah atribut-atributnya betul-betul sudah cocok atau sesuai dengan selera
serta keinginan konsumen yang mana akan selalu mengalami pergeseran serta pekembangan.
Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan yang
lebih unggul dari para pesaingnya yang disebabkan karena strategi produk yang tepat akan
menciptakan kondisi bahwa produk yang dipasarkan itu akan dapat menjual dirinya sendiri. Oleh
karena itu maka strategi produk haruslah dilaksanakan dangan seoptimal mungkin sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

9). Yaitu dengan cara penetapan Strategi Pemasaran yang tepat

Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pemasaran

Penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah sebagai berikut:

· Segmentasi Pasar (Market Segmentation),

adalah tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda dengan kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran
terpisah
· Penetapan Target Pasar (Market Targeting),

yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih
segmen yang akan dilayani, penetapan sasaran pasar terdiri dari merancang strategi untuk
membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat, atau sebuah perusahaan besar
mungkin memutuskan untuk menawarkan ragam produk yang lengkap dalam melayani seluruh
segmen pasarnya, sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani segmen
tunggal, dan jika hal ini terbukti berhasil, mereka menambahkan segmen

· Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation & Positioning),

perusahaan harus memutuskan bagaimana mendifferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap


segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut, posisi produk
adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran konsumen,
pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk
dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, konsumen tidak mempunyai alasan untuk
membelinya.

Mengembangkan Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran Terintegrasi

Setelah strategi pemasaran ditetapkan maka perusahaan diharapkan untuk menerapkan dan
merencanakan rincian bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kumpulan alat pemasaran
taktis terkendali – produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan akan produknya yang terdiri dari “empat P” yaitu:

· Produk (product) , kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
pasar sasaran meliputi : ragam, kualitas, gesain. fitur, nama merek, dan kemasan.

· Harga (price), adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga, periode pembayaran, dan
persyaratan kredit

· Tempat (place), kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi


pelanggan sasaran meliputi: Lokasi, saluran distribusi, persediaan, transportasi dan logistik

· Promosi (promotion) berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan


membujuk pelanggan membelinya meliputi : Iklan dan promosi penjualan.
10). PRODUK BARU Sebuah layanan, baik atau ide yang " dirasakan " oleh beberapa pelanggan
potensial seperti baru Mungkin. telah tersedia selama beberapa waktu, tetapi banyak pelanggan
potensial belum mengadopsi produk ataupun memutuskan untuk menjadi user biasa dari produk.

Produk baru mencakup dari produk baru di dunia (new-to-the-world products) yang menciptakan
pasar yang baru, pengembangan minor pada produk, maupun revisi pada produk yang ada
(Kotler, 2009).

Berikut tahapannya:

1. Penciptaan ide produk


2. Penyaringan atau pemilihan ide produk
3. Pengembangan dan pengujian konsep
4. Pengembangan strategi pemasaran
5. Analisa bisnis
6. Pengembangan produk
7. Uji pemasaran (skala kecil)
8. Komersialisasi

Anda mungkin juga menyukai