Anda di halaman 1dari 75

Pengertian merek

 1. Menurut Kotler dan Armstrong


 Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, ataupun
kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing.
 2. Menurut Tjiptono
 Merek adalah simbol, alat hukum (hak milik), perusahaan, singkatan,
mitigasi risiko, positioning, kepribadian, rantai nilai, visi, nilai tambah
harga, identitas, citra, hubungan, dan entitas yang berkembang
Bagian-Bagian Merek

 1.Nama merek, merupakan bagian dari merek dan diucapkan.


 Bagian merek yang dapat dikenali tetapi tidak diucapkan, seperti
simbol, desain, font, atau warna yang khas.
 2.Merek dagang (trademark) adalah bagian dari merek yang
dilindungi undang-undang karena kemampuannya menciptakan
sesuatu yang istimewa.
 3.Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi secara hukum untuk
memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik,
atau karya seni.
  
  
fungsi merek.

 1. Fungsi Indikator Daya


 Tanda-tanda digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu produk
legal dari unit bisnis dan juga berfungsi untuk memberikan tanda
bahwa produk ini dilakukan secara profesional.
 2. Fungsi Indikator Kualitas
 Merek adalah jaminan kualitas, terutama untuk produk yang memiliki
reputasi baik.
 3. Fungsi Saran
 Merek memberikan kesan bahwa ia akan menjadi kolektor produk.
manfaat sebuah merek
 Menurut Tjiptono adalah sebagai berikut.
 Identifikasi dimaksudkan untuk memudahkan pemrosesan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama dalam organisasi inventaris dan catatan
akuntansi.
 Suatu bentuk perlindungan hukum atas ciri atau aspek unik suatu produk.
Merek dagang dapat dilindungi oleh merek dagang terdaftar, proses
manufaktur dapat dilindungi oleh paten, dan kemasan dapat dilindungi oleh
hak cipta dan desain. Hak kekayaan intelektual ini memastikan bahwa
perusahaan dapat dengan aman berinvestasi dalam merek yang mereka
kembangkan untuk menuai manfaat dari penelitian yang berharga ini.
manfaat sebuah merek

Loyalitas merek tersebut diterjemahkan ke dalam kemampuan perusahaan
untuk memprediksi dan mengamankan permintaan dan menciptakan
hambatan masuk yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar.
 Cara menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan suatu produk
dari pesaingnya.
 Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk di benak konsumen.
 Sumber keuntungan finansial, terutama untuk pendapatan masa depan.
Jenis Merek

 Menurut Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang merek, secara umum


merek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
 Merek adalah merek yang digunakan pada barang yang diperjualbelikan oleh
satu orang atau lebih atau badan hukum untuk membedakannya dengan
barang lain yang sejenis.
 Merek jasa, adalah merek yang digunakan untuk jasa yang dipasarkan oleh
satu orang atau lebih dengan atau oleh badan hukum untuk membedakannya
dengan jasa lain yang sejenis.
 Merek Kolektif, adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan ciri yang sama yang dipasarkan bersama oleh lebih dari satu orang
atau badan hukum untuk membedakannya dengan barang dan/atau jasa lain
yang sejenis.
Kategori merek
 Berdasarkan bentuknya, merek dagang dibagi menjadi beberapa
kategori, khususnya sebagai berikut:
 Merek Lukisan. Bentuk ini mampu membedakan bentuk desain atau
gambar barang atau jasa dari barang atau jasa lain yang sejenis.
Misalnya, lukisan merek Flying Horse, adalah lukisan atau gambar
kuda dengan sayap yang sedang terbang.
 Merek Kata. Tanda ini mampu membedakan dengan bunyi kata-kata
suatu barang atau jasa dari barang atau jasa lain yang sejenis.
Contoh: Pepsodent untuk pasta gigi, Ultraflu untuk pilek, Toyota untuk
mobil.
Kategori merek
 Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai kekuatan untuk
membedakan dalam bentuk huruf atau angka antara suatu barang
atau jasa dengan barang atau jasa lain yang sejenis. Misalnya, ABC
untuk kecap dan sirup, 555 untuk buku.
 Merek Nama. Bentuk ini mempunyai kekuatan untuk membedakan
berupa suatu nama barang atau jasa dari barang atau jasa lain yang
sejenis. Misalnya: Louis Vuitton untuk tas, Vinesia untuk dompet.
 Merek Kombinasi tanda. Bentuk ini mampu membedakan dalam
bentuk gambar/gambar dan kata-kata antara barang atau jasa
dengan barang atau jasa lain yang sifatnya sama. Contoh: Jamu Bu
Meneer merupakan gabungan dari citra wanita dan kata-kata Nyonya
Meneer.
berdasarkan pda tingkatannya,

 . tingkatan,
A. Merek Normal
 Merek normal adalah merek yang tidak memiliki reputasi tinggi.
Merek kasual ini dipandang tidak memiliki pengaruh simbolis dari
seni hidup, baik dari segi penggunaan maupun teknologi. Perusahaan
atau konsumen menganggap merek tersebut berkualitas buruk.
 Merek dipandang kurang memiliki karisma yang mampu
menciptakan rasa keintiman dan kekuatan mistik yang sugestif
kepada publik dan konsumen serta tidak mampu membentuk kelas
pasar dan pengguna.
berdasarkan pda tingkatannya
 . B. Merek Terkenal
 Merek jenis ini sangat terkenal karena logonya memiliki kekuatan untuk
menarik perhatian. Merek seperti itu memiliki daya pancar yang luar
biasa dan mempesona, sehingga semua jenis produk di bawah merek ini
segera menciptakan keakraban dan ikatan psikologis dengan konsumen.
 C. Merek Terpopuler
 Level tertinggi dari branding adalah merek terpopuler. Tingkat merek
terpopuler lebih tinggi dari merek biasa, sehingga semua jenis produk di
bawah merek ini segera menciptakan sentuhan legendaris.
 Karena definisi ini, bagi mereka yang mencobanya, kemungkinan besar
akan terjebak dengan formula merek-merek populer yang tumpang
tindih.
Tahapan Pengembangan Merek
 .1.Produk Tidak Bermerek
 Pada tahap ini produk dikelola sebagai komoditas sehingga tidak
diperlukan branding. Kondisi ini sangat menguntungkan jika permintaan
lebih besar daripada penawaran (supply), yang sering terjadi dalam
situasi ekonomi monopoli. Misalnya beras murah, BBM, obat generik, dll.
 2. Merek Sebagai Referensi
 Pada tahap ini, ada sedikit persaingan, meskipun levelnya tidak terlalu
ketat. Persaingan ini mendorong produsen untuk membedakan
produknya.
 Tujuannya agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut berbeda
dengan produk perusahaan lain. Misalnya, sepatu kets, sepatu kerja,
buku catatan, buku sketsa, dll.
Merek Sebagai Kepribadian

 Pada titik ini, membedakan merek berdasarkan atribut fungsional


menjadi semakin sulit, dan semakin sulit untuk dilakukan. Karena
sebagian besar perusahaan melakukan kegiatan yang sama.
 Untuk membedakan produk manufaktur dari produk pesaing,
perusahaan menambahkan nilai kepribadian pada setiap merek.
Misalnya sabun mandi kesehatan, sabun bayi, dll.
Merek Sebagai Ikon

 Pada tahap ini, merek adalah milik pelanggan. Pelanggan memiliki


pengetahuan yang lebih dalam tentang merek yang mereka gunakan.
 Secara umum, merek yang memasuki tahap ini sudah bersifat
internasional dan pelanggan yang menggunakan merek ini dapat
mengekspresikan diri atau mengekspresikan identitasnya,
contohnya Rokok Marlboro.
Merek Sebagai Perusahaan

 Periklanan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih
bersifat interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah menghubungi
merek tersebut.
 Karena merek perusahaan merupakan perwakilan dari perusahaan sehingga
merek sama dengan perusahaan. Semua manajer dan karyawan memiliki
persepsi yang sama tentang merek mereka.
 Komunikasi di luar perusahaan telah terintegrasi ke seluruh lini operasional,
sehingga informasi mengalir dengan lancar dari manajemen ke pelanggan dan
sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen.
 Contohnya adalah perangkat lunak Microsoft, di mana pelanggan dapat
berkomunikasi secara langsung kapan saja melalui internet dengan
perusahaan, dan sebaliknya, perusahaan dapat memberi tahu pelanggan
tentang produknya kapan saja.
  
Merek Sebagai Kebijakan Moral

 Saat ini hanya sedikit perusahaan yang


berada pada tahap ini, yaitu perusahaan
yang telah menjalankan bisnisnya
secara transparan, mulai dari bahan
baku yang digunakan, proses produksi
dan transportasi, hingga produk,
layanan, dan purna jual.
  
 pelanggan Informasi dikomunikasikan dengan cara
yang transparan, tidak ambigu, dan tidak ada yang
disembunyikan dari sudut pandang moral bisnis,
sosial atau politik. Iklan The Body Shop dan
Benetton adalah contohnya.
  
Ekuitas merek (brand equity)
  adalah kekuatan merek sebagai nilai
tambah yang diberikan pada produk dan
jasa. Ekuitas merek berbasis-pelanggan
(customer-based brand equity) adalah
pengaruh diferen atas pengetahuan merek
sebagai respons konsumen terhadap
pemasaran merek tersebut.
Brand Equity ini mempunyai lima kategori, yaitu:

1. Loyalitas merek (Brand Loyalty) Mencerminkan bagaimana seorang konsumen


tidak beralih ke produk lain jika terjadi perubahan harga maupun perubahan
unsur-unsur produk.
2. Kesadaran merek (Name/ Brand Awareness) Merupakan kesanggupan
konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek.
3. Kesan kualitas (Perceived Quality) Mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
Brand Equity ini mempunyai lima kategori, yaitu:


4. Assosiasi merek (Brand Associations) Mencerminkan pencitraan suatu
merk terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan,
gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis,
dan lain-lain.
 5. Aset-aset merek lainnya (Other Proprietary Brand Assets) Aset-aset merek
lainnya akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangidan mencegah
para kompetitor mengambil alih loyalitas konsumen. Aset-aset merek
lainnya seperti hak paten, cap dagang, dan saluran hubungan, rahasia
teknologi, rahasia bisnis, akses khusus terhadap pemasaok/pasar, dll.

brand loyality 
 Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjakbrand
loyality merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan
kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan
gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek produk lain. Seorang pelanggan yang
sangat loyal kepada suatu merek tidak aka dengan mudah
memindahkan suatu pembeliannya ke merek lain, apa
pun yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas
pelanggan terhadap merek meningkat, kerentanan
kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan
serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.
Cara Mengukur Brand Loyalty

 Menurut Rangkuti (2004) dalam Rizan, dkk (2012: 7). Loyalitas merek
dapat diukur melalui:
 Behavior measures adalah suatu cara langsung untuk menentukan
loyalitas terutama untuk habitual behavior (perilaku kebiasaan)
adalah dengan memperhitungkan pola pembelian aktual.
 Measuring switch cost yaitu pengukuran pada variabel ini dapat
mengidentifiksikan loyalitas pelanggan dalam suatu merek. Pada
umumnya jika biaya untuk mengganti merek sangat mahal,
pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju
penyusutan kelompok pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah.
Cara Mengukur Brand Loyalty

 Menurut Rangkuti (Loyalitas merek dapat diukur melalui:


 Measuring satisfaction yaitu pengukuran terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan suatu merek merupakan indikator paling penting
dalam loyalitas merek. Bila ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu merek
rendah, maka pada umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan untuk
berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor penarik yang cukup kuat.
 Measuring liking brand adalah kesukaan terhadap merek, kepecayaan,
perasaan hormat atau bersahabat dengan suatu merekmembangkitkan
kehangatan dan kedekatan dalam perasaan pelanggan. Akan sulit bagi
merek lain untuk menarik pelanggan yang berada dalam tahap ini. Ukuran
rasa suka tersebut adalah kemauan untuk membayar harga yang lebih mahal
untuk mendapatkan produk tersebut.
Cara Mengukur Brand Loyalty

 Measuring liking brand adalah kesukaan terhadap merek, kepecayaan,


perasaan hormat atau bersahabat dengan suatu merekmembangkitkan
kehangatan dan kedekatan dalam perasaan pelanggan. Akan sulit bagi
merek lain untuk menarik pelanggan yang berada dalam tahap ini. Ukuran
rasa suka tersebut adalah kemauan untuk membayar harga yang lebih mahal
untuk mendapatkan produk tersebut.
brand awareness
 adalah kemampuan calon pembeli atau
konsumen untuk mengenali maupun
mengingat sebuah merek. tentunya
meliputi nama, gambar/ logo, serta slogan
tertentu yang digunakan para pelaku pasar
untuk mempromosikan produk-produknya.

 brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan, yakni
sebagai berikut :

 Brand recognition (pengenalan), merupakan tingkatan yang paling


rendah, dimana para konsumen baru mengenal sebuah merek dan
masih membutuhkan alat bantu untuk bisa mengingat merek tersebut.
 Brand recall (mengingatkan kembali), kesadaran merek langsung
muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan.
Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand
recall hanya membutuhkan pengulangan/ penyebutan ulang untuk
mengingat merek produk.  
 Top of mind (puncak), adalah tingkatan tertinggi dimana merek
tertentu telah mendominasi benak para konsumen, sehingga dalam
level ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk bisa
mengenali merek produk tertentu
Sedangkan menurut Terence. A Stimp
kesadaran merek

 merupakan kemampuan sebuah merek


untuk muncul dalam benak konsumen
ketika mereka sedang memikirkan
kategori produk tertentu dan seberapa
mudahnya nama tersebut dimunculkan,
lebih jauh lagi, kesadaran merek adalah
dimensi dasar dalam ekuitas merek.
Berdasarkan cara pandang
konsumen
 , sebuah merek tidak memiliki ekuitas
hingga konsumen menyadari keberadaan
merek tersebut. Mencapai kesadaran
merek adalah tantangan utama bagi merek
baru dan mempertahankan tingkat
kesadaran akan merek yang tinggi adalah
tugas yang harus dihadapi oleh semua
merek.
penjelasan
 1. Top of Mind Level ini adalah puncak dari kesadaran
merek. Level ini dicapai dengan sebuah proses
komunikasi pemasaran yang menggerakkan merek dari
keadaan tidak sadar, menuju pengenalan, menuju
mengingat, dan akhirnya menuju status kesadaran
puncak pikiran. 2. Brand Recall Pada level ini konsumen
mampu mengingat kembali dan mengidentifikasi sebuah
entitas merek. Dengan komunikasi pemasaran yang
intens dan berkelanjutan, beberapa merek bisa menjadi
sangat terkenal dan secara virtual setiap orang dengan
inteligensi normal dapat mengingat merek tersebut.
penjelasan
 3. Brand Recognition Level ini adalah level dimana
konsumen hanya memiliki pemahaman yang dangkal
terhadap suatu merek. Mereka hanya bisa
mengidentifikasi suatu merek apabila diberikan
petunjuk-petunjuk yang mengarah pada entitas merek itu.
4. Unaware of Brand Level terbawah ini merupakan level
dimana konsumen tidak memiliki kesadaran terhadap
suatu merek. Entitas merek tersebut belum dikenal
sehingga menjadi tugas para pemasar untuk
mengenalkan merek tersebut.
Penjelasan mengenai piramida brand awareness dari
tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah:

 Unware of brand merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida


kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
 Brand recognition merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek.
 Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat
melakukan pembelian.Pengakuan merek, didasarkan suatu tes pengingatan
kembali lewat bantuan.Pengenalan merek adalah tingkat minimal dari
kesadaran merek, hal ini penting khususnya ketika seorang pembeli memilih
suatu merek pada saat pembelian.
 Pada tingkat berikutnya adalah pengingatan kembali merek ( brand recall).
Pengingatan kembali merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan merek tersebut dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan
dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas
pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
 Top of Mind merupakan tingkat tertinggi dari kesadaran merek.
 Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan
pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka
merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan
puncak pikiran, dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Posisi pengingatan kembali yang lebih kuat dari kesadaran puncak
pikiran adalah merek dominan, yaitu merek yang menempati posisi
sebagai satu-satunya merek yang diingat kembali oleh responden
dengan prosentase tinggi
 Menurut Durianto kesadaran merek menunjukkan kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk
tertentu.Brand awareness memerlukan adanya continum
rangung (jangkauan kontinum) dari perasaan yang tidak pasti bahwa
suatu merk tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen
percaya bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek
dalam suatu kelompok produk. Jangkauan kontinum dapat diwakili
oleh satu tingkatan brand awareness yang berbeda yang dapat
digambarkan dalam suatu piramida berikut ini:
Kepercayaan merek
 adalah persepsi akan kehandalan dari sudut
pandang konsumen didasarkan pada
pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan
transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh
terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan
kepuasan (Riset Costabile dalam Rizan
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan
bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
brand trust dapat diukur melalui

 dimensi viabilitas (dimension of viability) dan dimensi


intensionalitas (dimension of intentionality).
 Dimension of Viability
 Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek
dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan nilai
konsumen.Dimensi ini dapat diukur melalui indikator
kepuasan dan nilai (value).
 Dimension of Intentionality
 Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang
individu terhadap suatu merek.Dimensi ini dapat diukur
melalui indikator security dan trust.
Menurut Keller (2003:166) brand image 

 adalah anggapan tentang merek yang


direfleksikan konsumen yang berpegang
pada ingatan konsumen. Cara orang
berpikir tentang sebuah merek secara
abstrak dalam pemikiran mereka,
sekalipun pada saat mereka
memikirkannya, mereka tidak berhadapan
langsung dengan produk.
 Sutisna menyatakan bahwa brand image memiliki 3 variabel
pendukung, yaitu:
 Citra Pembuat/ Perusahaan (Corporate Image) merupakan
sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.
 Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
suatu barang atau jasa.
 Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.
citra merek terdiri dari tiga komponen yaitu:

  Product Attributes (Atribut Produk): yang merupakan hal-


hal yang berkaitan dengan merek tersebut sendiri
seperti, kemasan, isi produk, harga, rasa, dan lainnya
 Consumer Benefits (Keuntungan Konsumen): yang
merupakan kegunaan produk dari merek tersebut.
 Brand Personality (Kepribadian Merek): merupakan
asosiasi (presepsi) yang membayangkan mengenai
kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut
seorang manusia.
Keller mengemukakan faktor-faktor terbentuknya citra
merek atara lain:

 Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk brand


image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena
keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah
yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri
bagi konsumen. Favorability of brand association adalah asosiasi
merek dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang
diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk
sikap positif terhadap merek.
 Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada
bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan
bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek.
Keller mengemukakan faktor-faktor terbentuknya citra
merek atara lain:

 Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan


informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang konsumen
secara aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka akan
tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen. Pentingnya
asosiasi merek pada ingatan konsumen tergantung pada bagaimana suatu
merek tersebut dipertimbangkan.
 Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus
terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan
keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk
memilih suatu merek tertentu. Dengan memposisikan merek lebih mengarah
kepada pengalaman atau keuntungan diri dari image produk tersebut. Dari
perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan saluran yang
diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat
memberikan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
Asosiasi merek
 menjelaskan karakteristik produk atau jasa yang
diwujudkan melalui atribut relasi produk (atribut fisik dan
fungsional) maupun atribut relasi non produk (informasi
harga, kemasan, dll). Menurut Shimp, asosiasi merek bisa
dikategorikan dalam 5 (lima) dimensi kepribadian, yaitu :
1. Ketulusan (Sincerity) Dimensi ini meliputi merek-merek
yang dipersepsikan memiliki citra yang membumi, jujur,
bermanfaat, dan menyenangkan. 2. Kegembiraan
(Excitement) Dimensi ini meliputi merek-merek yang
dipersepsikan memiliki citra yang berani, bersemangat,
imajinatif, dan up-to-date
Asosiasi merek
 3. Kompetensi (Competence) Dimensi ini meliputi
merek-merek yang dipersepsikan memiliki citra
yang andal,cerdas, dan sukses. 4. Kecanggihan
(Sophistication) Dimensi ini meliputi merek-
merek yang dipersepsikan memiliki citra yang
dianggap kelas atas dan menawan. 5. Kekasaran
(Ruggedness) Dimensi ini meliputi merek-merek
yang dipersepsikan memiliki citra yang tangguh
dan bersifat outdoor.
Kesan Kualitas Kesan kualitas
 didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
dengan maksud yang diharapka. Menurut Yasee kesan kualitas akan
memberi sebuah persepsi positif apabila kualitas produk atau jasa
mencerminkan nilai/fungsional yang tinggi bagi pelanggan.
American Society For Quality Control dalam Kotler dan Keller
menyatakan kualitas (quality) merupakan totalitas fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat yang
dipusatkan pada pelanggan. Kepuasan konsumen akan didapat
apabila apa yang didapat oleh konsumen melebihi
ekspektasi/harapan konsumen.
 Asosiasi merek adalah sesuatu yang berhubungan dengan ingatan
padamerek dan memuat arti penting suatu merek bagi konsumen (Keller,
; atau sesuatu yang berhubungan dengan ingatan suatu merek (Aaker,
, baik secara langsung maupun tidak langsung (Aaker. Faktor
pentingasosiasi tersebut adalah situasi penggunaan dan pemakai
produk, selebriti, gaya
hidup dan perasaan, kelas produk atau simbol (Aaker, sertaatribut
produk, manfaat, harga, pesaing, abstrak dan lokasi geografis (Aaker, .
Sedangkan menurut Aaker dan Joachimsthaler (dalam Davis, asosiasi
merekadalah sesuatu yang menghubungkan konsumen dengan merek,
termasuk didalamnya penggunaan perbandingan, atribut produk,
pemanfaatan situasi, asosiasi
organisasional, personalitas merek dan simbol-simbol.
 Asosiasi merek adalah sesuatu yang berhubungan
dengan ingatan padamerek dan memuat arti penting
suatu merek bagi konsumen (atau sesuatu yang
berhubungan dengan ingatan suatu merek (Aaker,
baik secara langsung maupun tidak langsung Faktor
pentingasosiasi tersebut adalah situasi penggunaan dan
pemakai produk, selebriti, gaya
hidup dan perasaan, kelas produk atau simbol
sertaatribut produk, manfaat, harga, pesaing, abstrak dan
lokasi geografis

Sedangkan menurut Aaker dan Joachimsthaler (dalam Davis, merek
adalah sesuatu yang menghubungkan konsumen dengan merek,
termasuk didalamnya penggunaan perbandingan, atribut produk,
pemanfaatan situasi, asosiasi
organisasional, personalitas merek dan simbol-simbol.
Del Rio et al berhasil membuktikan beberapa hipotesa, yaitu bahwa

(1) asosiasi merek yang berkaitan dengan jaminan pemakaian produk,


identifikasipersonal, dan status sosial secara positif berpengaruh
terhadap kesediaankonsumen untuk menggunakan kembali merek
tersebut atau kelompok produk yanglain; (2) asosiasi merek yang
berkaitan dengan pemakaian produk dan identifikasipersonal secara
positif berpengaruh terhadap kesediaan memberikan rekomendasi 
kepada orang lain; dan (3) asosiasi merek yang berkaitan dengan
pemakaian produkdan identifikasi sosial secara positif berpengaruh
terhadap kesediaan konsumenmembeli dengan harga yang lebih tinggi.
 Menurut Chen asosiasi merek dapat dibagi menjadi asosiasi
produkdan asosiasi organisasi. Asosiasi produk berupa asosiasi
atribut fungsional, sepertiatribut produk, persepsi kualitas dan
manfaat fungsional; serta asosiasi atribut nonfungsional, seperti
asosiasi simbolik, emosional, harga/nilai, dan pemakai atau stuasi
penggunaan. Asosiasi organisasi berhubungan dengan asosiasi
kemampuan perusahaan,yaitu berupa keahlian menghasilkan dan
mengirimkan hasil (produk),seperti keahlian karyawan, keunggulan
bagian penelitian dan pengembangan internal,hasil inovasi
teknologidankepemimpinanindustri;sertaasosiasipertanggungjawa
bansosial perusahaan, yang berupa refleksi status dan kegiatan
perusahaandengan memperhatikan peningkatan tanggungjawab
sosial, ramah dan terlibatdengan lingkungannya.
 Assosiasi mempunyai tingkatan kekuatan, yang dapat menciptakan
citramerek dan menjadi dasar untuk keputusan pembelian dan loyalitas
merek Asosiasi sangat penting untuk memahami efektifitas media, sebagai
ingatanpesan merek, serta berfungsi untuk menetapkan hubungan unsur-
unsur kegiatan dan
merek yang berbeda . Menurut Uggla asosiasimerek juga berkaitan dengan
keunggulanmerek, perluasan yang berhubungandenganperpindahan
identitas atau citra melalui kelompok merek, dan atau
asosiasiinstitusional yang mendukung secara positif/negatif
untukmengartikan merek ataunilai. Assosiasi merek juga merupakan aset
yang dapat meningkatkan nilai, dansebagai dasar penting untuk
melakukan pembedaan, keunggulan kompetitif,mempengaruhi keputusan
pembelian, mendorong perasaan dansikap positif dan
peningkatan pembelian
 Sementara itu, menurut Keller (asosiasi merek sangat relevan
dengan kebaikan, kekuatan dan keunikan dari atribut, fungsi,
pengalaman danmanfaat simbolik produk. Keberhasilan program
pemasaran merupakan refleksikreatifitas asosiasi merek yang
disukai; konsumen mempercayai suatu merekmempunyai atribut dan
manfaat yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Kekuatan asosiasi merek berfungsi sebagai pemrosesan informasi
dari pesan yangditerima, baik dalam jumlah dan kualitas. Sedangkan
keunikan asosiasi merekberkaitan dengan komunikasi yang secara
eksplisit dapat dibandingkan denganpesaing atau hal penting yang
implisit tanpa penyebutan referensi persaingan.

Lebih lanjut Keller juga menyatakan asosiasi merek dapat
menciptakancitra merek berdasarkan pada tipe, kebaikan, kekuatan
dan keunikannya. Tipeasosiasi merek dapat berasal dari atribut,
manfaat dan sikap terhadap merek. Atributterdiri dari atribut produk
dan atribut non produk, seperti harga, pemakai dan situasi
penggunaan, personalitas merek serta perasaan dan pengalaman.
 Sedangkanmanfaat merek berasal dari fungsi, pengalaman
penggunaan, dan simbol merek.Kebaikan merek berhubungan
dengan hirarki kebutuhan Maslow, yaitu kebutuhan fisik, kaamanan,
sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Kekuatan merek berupa
tingkatan tipe asosiasi merek yangmenentukan konsumen dalam
pengambilankeputusan pembelian maupun untuk menginformasikan
kepada orang lain. Sedangkankeunikan berkaitan dengan
sesuatu/perbedaan yang dimiliki oleh suatu merekdibandingkan
dengan merek lain atau katagori produk lain.
 Persepsi kualitas (Perceived Quality)
Adalah persepsi konsumen terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan
suatu produk atau jasa layanan yang sama
dengan maksud yang diharapkannya.
 Menurut Aaker persepsi kualitas merupakan
persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau
jasa layanan yang sama dengan maksud
yang diharapkannya. Sedangkan Astuti dan
Cahyadi menyatakan bahwa persepsi
kualitas merupakan persepsi pelanggan
atas atribut yang dianggap penting baginya.
 Faktor yang mempengaruhi persepsi
kualitas mengacu pada pendapat Garvin
dalam Rangkuti , dimensi persepsi kualitas
dibagi menjadi tujuh, yaitu: kinerja,
pelayanan, ketahanan, karakteristik
produk, kesesuaian dengan spesifikasi,
dan hasil akhir.
 Ada lima nilai yang dapat menggambarkan
persepsi kualitas (Durianto, dkk yaitu: 1.
Alasan untuk membeli Persepsi kualitas
yang baik dapat membantu semua elemen
program pemasaran menjadi lebih efektif.
Apabila persepsi kualitas tinggi,
kemungkinan besar periklanan dan
promosi yang dilakukan akan efektif.
 Persepsi kualitas suatu merek akan berpengaruh
untuk menentukan posisi merek tersebut dalam
persaingan. Berkaitan dengan persepsi kualitas,
apakah merek tersebut terbaik atau hanya
kompetitif terhadap merekmerek lain. 3. Harga
optimum Penentuan harga optimum yang tepat
dapat membantu perusahaan untuk
meningkatkan persepsi kualitas merek tersebut.
 4. Minat saluran distribusi Pengecer, distributor,
dan berbagai pos saluran lainnya lebih menyukai
untuk memasarkan produk yang disukai oleh
konsumen, dan konsumen lebih menyukai produk
dengan persepsi kualitas yang baik. 5. Perluasan
merek Merek dengan persepsi kualitas yang kuat
akan memiliki peluang sukses yang lebih besar
dalam melakukan kebijakan perluasan merek.
 Menurut Durianto, , terdapat dimensi-dimensi yang
mempengaruhi kualitas suatu produk, antara lain: 1.
Performance, yaitu karakteristik operasional produk yang
utama. 2. Features, yaitu elemen sekunder dari produk
atau bagian tambahan dari produk. 3. Conformance with
specifications, yaitu tidak ada produk yang cacat. 4.
Reliability, yaitu konsistensi kinerja produk. 5. Durability,
yaitu daya tahan sebuah produk. 23 6. Serviceability, yaitu
kemampuan memberikan pelayanan sehubungan dengan
produk. 7. Fit and finish, yaitu menunjukkan saat
munculnya atau dirasakannya kualitas produk
brand positioning
 “Positioning adalah tindakan merancang
(designing) penawaran dan citra perusahaan
(company’s offering and image) untuk menempati
tempat khusus di benak target pasar”.
 Dengan kata lain, brand positioning adalah
sebuah kondisi yang menggambarkan
bagaimana sebuah brand berbeda dari para
pesaingnya dan di mana, atau bagaimana, brand
tersebut berada di benak pelanggan.
 Dengan membentuk preferensi konsumen,
strategi brand positioning adalah secara
langsung terkait dengan kesetiaan
konsumen, ekuitas brand berbasis
konsumen dan kesediaan untuk membeli
brand tersebut.
 Pemosisian merek yang efektif dapat disebut sebagai
sejauh mana suatu merek dianggap sebagai sesuatu
yang menguntungkan (favorable), berbeda (different) dan
dapat dipercaya (credible) di benak konsumen.

 Jika Anda dapat merumuskan atau menemukan


diferensiasi produk Anda dengan tepat, maka langkah
selanjutnya seperti perancangan brand awareness dan
kegiatan branding lainnya dapat lebih fokus.
 Langkah 1 menemukan posisi merek :
 Untuk membuat brand positioning yang unik dan sukses
untuk merek Anda, Anda perlu menganalisis hal-hal berikut:

 Pahami apa yang diinginkan konsumen Anda


 Pahami apa kemampuan perusahaan dan merek Anda
 Pahami bagaimana masing-masing pesaing memposisikan
merek mereka
 apa itu brand positioning , pemosisian merek, posisi merek,
diferensiasi produk, brand positioning adalah
 Langkah 2 menemukan posisi merek :
 Setelah Anda selesai melakukannya, berhubungan dengan langkah
pertama, Anda perlu memilih pernyataan posisi merek Anda atau
positioning statement dengan kriteria yang:
 Dapat beresonansi atau berdampak pada konsumen Anda
 Dapat dipenuhi oleh perusahaan Anda (fokus bisnis barang atau jasa)
 Dapat berbeda dengan pesaing Anda
 Cara mudah untuk menentukan pernyataan pemosisian merek adalah
merangkumnya menjadi tiga kata yang akan menjadi DNA brand Anda.
Misalnya, “vegan, tradisional & feminin”. Cobalah untuk tidak memilih
kata-kata umum seperti “kualitas-produk, unik, sukses” karena ini
adalah tujuan dari setiap merek.
 Langkah 3 menemukan posisi merek :
 Tantangan yang tersisa adalah untuk kemudian mencerminkan
positioning merek tersebut dalam segala hal yang Anda lakukan.

 apa itu brand positioning, brand personality, brand execution, brand


positioning adalah

 Hal ini mencakup kepribadian merek atau brand personality, desain


kemasan, produk, layanan, brand identity design, konten visual
seperti infografis atau segala bentuk komunikasi lainnya.
 Di awal artikel kami bicara apa itu brand positioning dan bagaimana
menerjemahkan brand positioning yang abstrak tersebut menjadi
lebih sederhana dan praktikal, sekarang kami lempar kembali sesuatu
hal yang abstrak kepada Anda para pembaca.

 Menemukan posisi merek tak ubahnya pribadi manusia yang mencari


sweet spot-nya. Jauh sebelum Barat berdialektika dan mengajukan
istilah-istilah branding dan marketing seperti brand personality di
atas, masyarakat Jepang sudah memaknainya dengan konsep ikigai.

 Bahkan tidak ada padanan kata yang tepat untuk menerjemahkan kata
ikigai. A reason for being, kompleksitasnya melebihi diagram di atas.
 Konsep ikigai kurang lebih sama-sama bisa diterapkan dalam
membangun bisnis Anda. Pada dasarnya, ikigai adalah alasan
mengapa Anda bangun di pagi hari, serupa juga dengan alasan
mengapa Anda membangun bisnis Anda?

 Mudah menganggap Steve Jobs sebagai raksasa teknologi, tetapi itu


tidak akurat. Jobs adalah pencinta fine craftsmanship. Apple dan
Pixar adalah medium yang digunakan Steve Jobs untuk
mengekspresikan dirinya dalam bentuk bisnis.
Posisi ke 1 apple
Posisi ke 2 samsung
Posisi ke 3huawei
Posisi ke 4Xiaomi
Posisi ke 5 OPPO

Anda mungkin juga menyukai