STRATEGI BRANDING
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Publik Relations
Dosen Pengampu : Elisa Budiyanti, S.sos. M.I.Kom
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Strategi brand adalah pengenalan produk baru, dimana katagori produk baru ini pastinya
sangat berbeda dengan katagori produk lama yang telah dikenal dan laku dipasaran. Brand
merupakan suatu aspek penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan. Brand bukan sekedar
logo atau nama bagi organisasi atau perusahaan saja, melainkan image atau persepsi seseorang
tentang produk atau perusahaan. Atau bisa dikatakan bahwa brand ini merupakan reputasi
seseorang yang penting bagi perusahaan.
Brand bisa diartikan sebagai sesuatu yang terikat dengan perusahan, sesuatu yang melekat
pada suatu produk atau jasa, yang mana brand ini dijadikan sebagai identitas yang dibuat oleh
perusahan untuk membedakan produk atau jasa yang satu dengan yang lain yang mereka
tawarkan kepada masyarakat atau konsumen.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai individu, mahasiswa maupun pengusaha
menghadapi banyak pilihan. Oleh karenanya, brand atau merek yang kuat dapat
menyederhanakan pengambilan keputusan, mengurangi risiko dan memberi harapan akan kulitas
yang baik.
Seiring persaingan industri yang menciptakan berbagai pilihan tak terbatas, perusahaan
mencari berbagai cara untuk berhubungan dengan pelanggan, sehingga menjadi tak tergantikan
dan menciptakan hubungan jangka panjang. Brand atau merek yang kuat akan tampil menonjol
di industri. Pelanggan yang tertarik dengan suatu merek akan mempercayai merek tersebut.
Dengan demikian, bagaimana sebuah merek dipandang mempengerahui keberhasilan merek
tersebut.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Brand
Kita sering mendengar istilah brand atau merek. Apa itu brand/merek? Asal usul kata “brand”
itu sendiri bersumber dari kata kuno Norwegia brandr, yaitu praktik pencantuman tanda
kepemilikan pada hewan ternak. Bangsa Viking yang pernah menduduki Inggris menjadikan
istilah tersebut sebagai bahasa sehari-hari. Lalu praktik penandaan ini berkembang lebih lanjut di
Zaman Pertengahan dalam bentuk kerajinan dan city sign.
Menurut American Marketing Association (AMA) merumuskan brand/merek sebagai “nama,
istilah, tanda, simbol atau desian, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksud untuk
mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya
dari barang dan jasa para pesaingnya”. Definisi versi AMA ini mengacu pada UU Merek No.15
Tahun 2001 pasal 1 ayat 1: “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.
Sumber lain menyebutkan merek adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-
nilai tertentu. Entitas yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan
berbeda dan dengan mudah memisahkan satu barang serupa dengan yang lainnya melalui beberapa
cara. Janji-janji yang dimaksud berupa hal-hal yang diberikan produk atau jasa tersebut pada
pelanggan. Janji dapat berupa kecepatan, keramahan pelayanan, daya tahan produk dan
sebagainya. Nilai tertentu yang dimaksud adalah sesuatu yang ditangkap pelanggan yang mana
akan berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.
Pada intinya, merek mengidentifikasi dan membedakan suatu penjual atau produsen. Arti merek
yang paling abadi adalah nilai-nilai, budaya, dan kepribadian, yang mendefinisikan esensi merek.
Sebuah merek ada sebagai kumpulan asosiasi dalam benak perorangan, hanya jika persepsi merek
tersebar secara merata sehingga merek menyadari potensial. Pemasar harus membentuk persepsi
ini sebaik mungkin untuk memaksimalkan nilai merek pada bisnisnya.
Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpukan bahwa merek adalah penanda suatu produk atau
jasa yang terdiri dari unsur visual (logo, maskot, kemasan) maupun unsur verbal
(nama, tagline, jingle) yang membedakan dengan pesaing sejenis. Tak hanya sebagai penanda,
merek memiliki makna yang berkaitan dengan kinerja produk tersebut. Merek yang baik tentu saja
dapat tertanam dibenak konsumen.
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting
sebagai sarana identifikasi produk dan perusahaan, bentuk proteksi hukum, signal jaminan
kualitas, sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik (diferensiasi), sana keunggulan
kompetitif, dan sumber financial return. Sementara bagi konsumen, merek berperan krusial
sebagai identifikan sumber produk, penetapan tanggung jawab pada produsen atau distributor
spesifik, pengurangan risiko, penekan biaya pencarian internal dan eksternal, janji atau ikatan
khusus dengan produsen, alat simbolis yang memproyeksikan citra diri dan signal kualitas.
Merek bukanlah sebuah produk. Bagaimana kita membedakan merek dengan produk? Sebuah
produk dapat berupa apapun yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian,
pembelian, penggunaan yang memenuhi kebutuhan atau yang diinginkan pelanggan. Dengan
demikian, produk dapat berupa barang, layanan, outlet ritel, organisasi dan lain-lain.
Sedangkan sebuah merek lebih dari sebuah produk. Mengapa? Karena mereka dapat memiliki
dimensi yang membedakannya dalam beberapa cara dari produk lain yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan yang sama. Perbedaan-perbedaan ini dapat berwujud dan berkaitan dengan
fungsi dan kinerja produk dari suatu merek; dapat pula tidak berwujud (lebih simbolis dan
emosional) yang berhubungan dengan makna apa yang diwakilkan merek.
B. Fungsi dan Tujuan Brand
Fungsi brand adalah untuk menanamkan image dan citranya di masyarakat bahkan
konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang mereka jual, sehingga dengan
adanya branding (merk dagang atau corporate identity) diharapkan brand atau merk mereka akan
senantiasa diingat oleh masyarakat atau konsumennya dalam jangka waktu yang lama.
Terdapat tiga tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi, membangun
kepercayaan dan membangun citra (kepada brand). Fungsi brand secara detail antara lain sebagai
berikut:
1. Pembeda
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki brand yang kuat,
sehingga sebuah brand dapat dengan mudah dibedakan dari brand yang lain.
2. Jenis-jenis Brand
E. Brand Equity
Apa itu Brand Equity? Philip Kotler dan Keller mendefinisikan brand equity sebagai sejumlah
aset yang berhubungan dengan merek, nama, dan simbol, yang dapat mempengaruhi nilai sebuah
produk serta memberikan manfaat bagi pelanggan.
Brand equity yang kuat akan memberikan value, baik kepada pelanggan maupun kepada
perusahaan. Manfaat brand equity bagi pelanggan adalah untuk memberikan keyakinan pelanggan
terhadap merek, meningkatkan keyakinan pelanggan dalam keputusan pembelian, dan
meningkatkan kepuasan mereka dalam menggunakan produk atau jasa. Sedangkan manfaat brand
equity bagi perusahaan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pemasaran
perusahaan, meningkatkan kesetiaan terhadap merek, meningkatkan harga keuntungan,
meningkatkan keunggulan bersaing. Brand equity yang kuat akan lebih mudah dalam
mendongkrak produk atau unit lain dari perusahaan.
Ada empat elemen-elemen yang membangun brand equity, yaitu antara lain:[8]
1. Brand Awareness/ Kesadaran atas merek
David Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity mendefinisikan bahwa kesadaran atas
merek merupakan kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa
suatu merek termasuk kedalam kategori produk tertentu. Brand Awareness memberikan banyak
value, antara lain memberikan asosiasi terhadap merek, memperkenalkan merek, merupakan
sinyal bagi sebuah keberadaan, komitmen dan substansi merek, dan membantu memilih
sekelompok merek untuk dipertimbangkan dengan serius.Tingkatan dari brand awareness adalah
Unware of brand, Brand recognition, brand recall, top of mind.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brand bukan sekedar sebuah nama, bukan juga sekedar sebuah logo atau
simbol. Brand merupakan cerminan nilai yang produsen atau pemegang brand berikan kepada
pelanggan berupa kualitas fisik dan non-fisik dari suatu entitas (perusahaan, produk, jasa, dan lain-
lain) yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain yang memenuhi kebutuhan yang sama.
Meskinpun perusahaan menciptakan brand melalui program pemasaran dan kegitan lainnya, pada
akhirnya brand adalah sesuatu kesan, memori, opini, persepsi, gambaran yang berada dibenak
pelanggan. Merek yang baik dapat menyampaikan jaminan kualitas. Merek memegang peranan
penting baik dari perspektif pelanggan maupun perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Neumeier, Marty. 2003. The Brand Gap. New York: New Riders Publishing.
Philip, Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. Edisi Milenium. Alih Bahasa: Hendra
Teguh, S.E., AK dan Ronny A. Rusli, S.E., AK.. Jakarta: PT Prenhallindo
Swasty,Wirania. 2016. Branding. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tjiptono, Fandy. 2011. Manajemen dan Strategi Merek. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran Edisi 4. Yogyakarta: CV. Andi Offset.