DI SLB BiNJAI
Nurleli1, Nur Ismarida2, Siska Monika3
1Keperawatan 1
2Keperawatan 2
3Keperawatan 3
e-mail: nurlelinurdin0@gmail.com isma40119@gmail.com2 siskamonika591@gmail.com3
1
Abstrak
Anak Berkebutuhan Khusus adalah istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar
Biasa, yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai
karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Karakteristik dan hambatan yang
dimiliki membuat anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Anak berkebutuhan khusus memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial, baik dalam tingkat keterbatasan
maupun kelebihan. Demi suksesnya perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan bagi Anak
berkebutuhan khusus di SLB PKK Bandar Lampung, penulis menyarankan agar pihak sekolah
proaktif mensosialisasikan keberadaan pendidikan khusus ini kepada masyarakat.
Abstract
2. TINJAUAN PUSTAKA
Tunadakasa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang, dan “daksa”
yang berarti tubuh. Dalam banyak literatur, cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak
terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical and
Health Impairments” (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan
karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah pusat kontrol
seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau infeksi),
maka dapat mengakibatkan suatu kelainan pada fisik atau tubuh, juga pada emosi atau
terhadap fungsi-fungsi mental. Luka yang terjadi pada bagian otak, baik sebelum, saat,
maupun sesudah kelahiran, dapat menyebabkan retardasi dari mental.
Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, pada dasarnya kelainan pada anak
tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) kelainan pada sistem
serebral (Cerebral System), dan (2) kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus
Skeletal System) (www.ditplb.or.id).
Koordinasi dengan SLB Binjai telah berlangsung sejak tahun 2022 dengan
ditandatanganinya surat perjanjian kerjasama dalam bentuk MoU serta
penugasan pengelolaaan dan pembinaan keluarga dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat (PKM) di SLB Binjai kepada institusi Perguruan Tinggi
dalam hal ini Akper Kesdam I/BB Binjai. Dalam rangka memenuhi program
kerja dalam surat perjanjian kerjasama yang telah disepakati tersebut serta untuk
menjaga kualitas masyarakat, maka untuk proses keberlanjutan dilaksanakan
pembinaan keluarga secara berkala dan teratur, yang dilaksankan oleh Akper
Kesdam I/BB Binjai.
3.1.2 Koordinasi dengan pengurus organisasi Siswa/i SLB Binjai
a. Tim Akper Kesdam I/BB Binjai dalam memenuhi program yang telah
tertuang dalam MoU, berkoordinasi dengan Ketua dan pengurus organisasi
masyarakat SLB Binjai untuk membahas bentuk atau model pelaksanaan
kegiatan. Berdasarkan hasil pembicaraan dalam persiapan dengan ketua
dan pengurus organisasi Siswa/I SLB Binjai, maka disepakati untuk
diadakan kegiatan sosialisasi strategi pembelajaran yang bisa diterapkan
bagi anak tunadaksa dengan cara melaksanakan penyuluhan.
b. Waktu yang dapat disepakati bersama untuk pelaksanaan adalah hari Kamis,
30 Juni 2022 pukul 10.00 WIB-11.00WIB.
3.1.3 Persiapan tim
Persiapan tim dilaksanakan dalam aspek akademik dan logistik. Untuk aspek
logistik, masing-masing anggota mendapatkan penugasan persiapan.
a. Kelompok penyuluhan
Kelompok penyuluhan bertanggung jawab menyusun dan menyampaikan
materi penyuluhan dan booklet yang berisi sosialisasi strategi pembelajaran
yang bisa diterapkan bagi anak tunadaksa (terlampir).
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Penyuluhan
Sesuai dengan rencana, pada Kamis, 30 Juni 2022 tim melakukan evaluasi hasil
serta tanggapan atau respon ataupun kondisi masyarakat beserta keluarga dari kader
yang bersedia untuk mengetahui adanya perkembangan situasi dan pengaruh
penyuluhan yang telah diberikan.
Berkenaan dengan topic pada tulisan pengabdian Masyarakat ini, maka melalui kegiatan ini
dilakukan penyuluhan tentang Strategi pembelajaran anak tuna daksa hal - hal yang berhubungan
dengan konsep Strategi Pembelajaran yang sehat dan aman sesuai dengan prosedur di SLB pada
Siswa/i, yang bertempat di SLB Binjai, yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2022 yang
diikuti oleh 20 peserta, yang terdiri dari Siswa/i serta Kepala Sekolah setempat lainnya, termasuk
salah seorang Pemimpin tersebut. Kegiatan pengabdian ini pada saat pelaksanaan meminta
kepada para peserta untuk mengisi daftar hadir peserta secara langsung disertai dengan saran dan
manfaat yang mereka dapatkan dari kegiatan ini. Narasumber penyuluhan merupakan praktisi
akademisi yang berasal dari mahasiswa/I Akper Kesdam I/BB Binjai dan Dosen yang menguasai
persoalan di bidangnya
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui secara jelas tentang karakteristik dari setiap siswa seorang guru
terlebih dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara jelas mengenai
kompetensi diri peserta didik bersangkutan. Tujuannya agar saat memprogramkan pembelajaran
sudah dipikirkan mengenbai bentuk strategi pembelajaran yang dianggap cocok. Asesmen di sini
adalah proses kegiatan untuk mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap peserta didik dalam
segi perkembangan kognitif dan perkembangan sosial, melalui pengamatan yang sensitif.
Kegiatan ini biasanya memerlukan penggunaan instrumen khusus secara baku atau dibuat sendiri
oleh guru kelas.
Model pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang di persiapkan oleh
guru di sekolah, ditujukan agar peserta didik mampu berinteraksi terhadap lingkungan sosial.
Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui penggalian kemampuan diri peserta didik
yang didasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi ini terdiri atas empat ranah
yang perlu diukur meliputi kompetensi fisik, kompetensi afektif.
Strategi yang biasa diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat
pendidikan, sebagai berikut:
Media audio visual merupakan media yang baik untuk penyuluhan kesehatan dan
dapat meningkatkan pengetahuan anak tuna daksa .Strategi pembelajaran meningkat
setelah dilakukan aplikasi media audiovisual penyuluhan kesehatan tentang strategi
pembelajar bagi anak tuna daksa. Dimana sebelum diberikan penyuluhan, strategi
pembelajaran dalam kategori kurang dan setelah diberikan mettode, strategi
pembelajaran meningkat menjadi kategori baik.Terdapat Ada pengaruh penyuluhan
kesehatan terhadap anak tuna daksa tentang cacat fisik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara kemandirian
penyandang tuna daksa bawaan dengan kemandirian penyandang tuna daksa akibat
kecelakaan. Hasil perhitungan analisis Uji t-test diperoleh t = 3,946 pada taraf signifikansi p
= 0,000 (p < 0,05) dimana kelompok tuna daksa bawaan memiliki rerata = 166,67 lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok tuna daksa akibat kecelakaan dengan rerata = 152,47.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemandirian penyandang tuna daksa bawaan lebih tinggi
atau lebih mandiri dari pada penyandang tuna daksa akibat kecelakaan, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima.
SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka saran yang diajukan peneliti adalah, sebagai
berikut : 1. Bagi penyandang tuna daksa bawaan, kemandirian tersebut hendaknya tetap
dipertahankan agar selalu mampu bersaing menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan
dalam mencapai proses perkembangan diri sesuai dengan hakikat eksistensi manusia. Bagi
penyandang tuna daksa akibat kecelakaan diharapkan mampu menerapkan langkah-langkah
untuk meningkatkan kemandiriannya secara optimal, misalnya dapat melakukan Activity
Daily Living (ADL) sendiri yaitu latihan berbagai kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan
aktivitas di lingkungan rumah maupun dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya antara
lain aktivitas melayani keperluan sendiri, aktivitas bergerak dan berpindah tempat, atau
aktivitas bepergian. Selain itu bisa juga melalui Occupational Therapy yaitu bentuk usaha
atau aktivitas yang bersifat fisik dan psikis dengan tujuan membantu penderita tunadaksa
agar menjadi lebih kuat dan mandiri dari kondisi sebelumnya melalui sejumlah tugas atau
pekerjaan tertentu misalnya melukis, membuat kerajinan tangan seperti merajut, menyulam,
memahat untuk melatih kemampuan tangan. Dapat pula disuruh menjalankan mesin jahit
atau mesin bubut untuk melatih kemampuan kaki.
DAFTAR PUSTAKA
Delphie, Bandi, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama, 2006
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta,
1999
Kauffman dan Hallahan. Hand Book of Special Education, New York: Routledge, 2005
Wardani, I.G.A.K, Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007