Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN AUTIS MENURUT PARA AHLI

TUGAS

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Perspektif Pendidikan Anak Autis
Yang dibina Oleh Bapak Drs. Endro Wahyuno, M.Si

Oleh:
Akbar Taufikkurochman (170154603535)
Annisa Yasmien Divianty (170154603501)
Baiq Nanda Baiduri (170154603525)
Gita Rachim Afisa (17015460356)
Paulina Rahmawati (170154603541)
Rosita Laksmi (170154603606)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
September 2019
PENGERTIAN AUTIS MENURUT PARA AHLI

1. Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan perkembangan pada


anak. Menurut Veskarisyanti (2008 : 17) dalam bahasa Yunani dikenal
kata autis, “auto” berarti sendiri ditujukan pada seseorang ketika
menunjukkan gajala hidup dalam dunianya sendiri atau mempunyai dunia
sendiri.
Komentar: Menurut kelompok kami pengertian autis menurut
Veskarisyanti (2008:17) masih kurang jelas, dikarenakan Veskarisyanti
hanya menyebutkan gejala autis berupa mempunyai dunia sendiri saja dan
tidak menjelaskan bahwa anak autis juga mengalami gangguan dalam
perilaku, sosial dan interaksinya.

2. Autisme pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943.
Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan
dengan penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia, pembalikan kalimat,
adanya aktivitas bermain repetitive dan stereotype, rute ingatan yang kuat
dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam
lingkungannya.
Komentar: Menurut kelompok kami pengertian Leo Kanner tentang autis
sudah cukup jelas, namun masih tidak adanya penjelasan mengenai anak
autis yang memiliki dunia sendiri dan sulitnya anak autis untuk fokus.

3. Menurut Yuwono (2009:26) autis merupakan gangguan perkembangan


neurobiologis yang sangat kompleks/berat dalam kehidupan yang panjang,
yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan
bahasa dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan
pada aspek motoriknya. Gejala autistik muncul pada usia sebelum 3 tahun.
Komentar: Menurut kelompok kami,Definisi autis menurut Yuwono
(2009:26) sudah cukup jelas, namun masih tidak disebutkannya anak autis
memliki dunianya sendiri dan membutuhkan layanan serta pendidikan
khusus.

4. Muhammad (2008:103) menuliskan bahwa anak autisme sering


menimbulkan kekeliruan bagi pengasuhnya karena mereka kelihatan
normal tetapi memperlihatkan tingkah laku dan pola perkembangan yang
berbeda. Pemahaman dan tanggapan yang salah terhadap keadaan ini akan
menghambat perkembangan anak yang serius dalam semua bidang,
terutama dalam bidang kemampuan sosial dan komunikasi.
Komentar: Menurut kelompok kami, pengertian autis menurut
Muhammad (2008:13) sudah cukup jelas, namun anak autis sangat
membutuhkan layanan khusus agar tidak salah dalam pola pengasuhannya.
Anak autis juga memiliki gangguan neurobiologis yang berdampak pada
fungsi otak dan salah satunya menyebabkan anak autis sulit untuk fokus
dan berinteraksi.

5. Hallahan & Kauffman (2009 : 433), menjelaskan autisme adalah


seseorang yang mempunyai hambatan pada aspek interaksi sosial,
komunikasi, perilaku repetitif serta stereotip. Selain itu juga mereka
mengalami hambatan kognitif dan beberapa mengalami gangguan persepsi
sensori.

Komentar: Menurut Kelompok kami pengertian autis menurut Hallahan


dan Kauffman (2009:433) sudah cukup jelas. namun masih kurang
menjelaskan bahwa anak autis juga membutuhkan layanan dan pendidikan
yang khusus

6. Endang Supartini (2009), menjelaskan anak autis adalah anak yang


mengalami gangguan perkembangan yang umumnya terjadi sebelum usia
3 tahun dan kompleks, yang berdampak pada perkembangan sosial,
berkomunikasi, perilaku maupun emosi tidak berkembang optimal.
Akibatnya anak menjadi kurang memperhatikan lingkungan dan asik
dengan dunianya sendiri.

Komentar: kami setuju dengan pendapat diatas. Perkembagan seorang


anak akan sangat terlihat pada masa “golden age”, masa tersebut
berlangsung dari usia satu sampai lima tahun. Dan ketika anak berusia tiga
tahun, ia tengah berada dalam masa itu. Dalam masa ini, kondisi
perkembangan anak akan nampak sangat signifikan, anak akan mulai bisa
mengoceh, merangkak, tersenyum, menangis. Jika pada usia tersebut
ketika ditimang ibu nya atau keluarganya yang lain ia tidak merespon,
perlu diperhatikan lebih lanjut. Anak autis suka dengan dunianya sendiri,
mereka tidak menghiraukan dunia orang lain, mereka cenderung tidak
peduli pada orang ain. Sehingga, perkembangan mereka akan terhambat.

7. Triantoro Safaria (2005:1), autisme sebagai ketidakmampuan untuk


berinteraksi dengan orang lain, ekolalia, adanya aktivitas bermain yang
repetitif dan stereotipe, mutism, pembalikkan kalimat , gangguan
berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, rute
ingatan yang kuat serta keinginan obsesif untuk mempertahankan
keteraturan di dalam lingkungannya.

Komentar: kami setuju dengan pendapat diatas. Banyak dari anak autis
menunjukkan karakteristik tersebut. banyak dari mereka walaupun berada
pada taman bermain yang sama, mereka akan bermain secara individual.
Kepedulian kepada lingkungan sekitar dan teman sebaya nya sangat
rendah, sehingga perkembangan interaksi dan komunikasi mereka
terhambat.

8. Gerlach (Yosfan Azwandi, 2005 : 13) menjelaskan bahwa autis memiliki


masalah gangguan perkembangan yang kompleks yang muncul sebelum
umur tiga tahun sebagai dampak adanya gangguan neurobiologis sehingga
berdampak pada fungsi otak. Gangguan pada otak mengakibatkan anak
autis mempunyai hambatan baik dalam komunikasi, interaksi sosial,
maupun perilaku Berbagai hambatan yang dimiliki anak autis
menyebabkan mereka membutuhkan pendidikan khusus dan layanan
khusus.

Komentar: kami setuju dengan pendapat diatas. Karakteristik anak yang


diduga mengalami autisme, bisa dideteksi pada usia kurang lebih tiga
tahun. Anak autis adalah mereka yang mempunyai hambatan pada
perilaku, interaksi, dan sosial. Mereka cenderung tidak peduli dengan
orang lain, sehingga mereka sering mengalami kesulitan dalam
kesehariannya dan juga dalam pembelajaran. Oleh karena itu, mereka
membutuhkan modifikasi dalam pembelajarannya.

9. Menurut Hadis (2006:55) anak autisme digolongkan sebagai anak yang


mengalami gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental
Disorders). Kelompok gangguan ditandai dengan adanya abnormalitas
secara kualitatif dalam interaksi sosial dan pola komunikasi disertai minat
dan gerakan yang terbatas, stereotipik, dan berulang. Pervasif berarti
bahwa gangguan tersebut sangat luas dan berat yang mempengaruhi fungsi
individu secara mendalam dalam segala situasi.

Komentar: kami setuju dengan pendapat diatas. Abnormalitas pada anak


autis dapat dilihat ketika ia berkomunikasi. Ia tidak akan langsung
menjawab pertanyaan yang diajukan, tetapi mereka akan mengulang-ulang
pertanyaan itu dan terkadang tidak menjawabnya. Dalam gerakan juga
mereka menunjukkan gerakan yang terkadang diam kemudian berubah
menjadi berjalan, berlari, dan berteriak.

10. Menurut Sastra (2011:133) autisme adalah gangguan perkembangan otak


pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat
mengekspresikan perasaan dan keinginannya, sehingga perilaku hubungan
dengan orang lain terganggu.

Komentar: kami setuju dengan pendapat diatas. Banyak anak autis yang
bila menginginkan sesuatu tidak bisa mengungkapkan apa itu, mereka
akan cenderung memberitahukan pada orang lain dengan bahasa mereka
sendiri, sehingga kebanyakan dari orang lain baik orang tua maupun guru
tidak dapat menerjemahkan keinginannya tersebut. Jika keinginannya
tidak dituruti mereka akan menunjukkan sikap tantrum bahkan sampai
melt down.

Sumber Rujukan:
Efendi, Mohammad. 2016. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Malang: Universitas Negeri Malang
Maryanti. 2012. “Autisme”. Dalam http://etheses.uin-
malang.ac.id/2273/6/08410062_Bab_2.pdf.

Anda mungkin juga menyukai