Anda di halaman 1dari 126

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena atas rahmat dan kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan“Laporan Hasil Asesmen” ini tepat pada
waktunya. Laporan ini berisi pemaparan secara lengkap mulai
dari konsep dasar asesmen , tujuan dan fungsi dari asesmen,
ruang lingkup asesmen, deskripsi time line, pelaksanaan
identifikasi, kisi kisi instrumen identifikasi, butir instrumen
identifikasi, hasil pelaksanaan identifikasi, sampai ke pelaksanaan
asesmen dan analisis hasilnya. Laporan ini juga disertai
pemamaparan hasil wawancara dengan guru dan juga orang tua
subjek sehingga dapat memperkuat hasil yang didapatkan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah ikut andil dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan
asesmen ini, diantaranya :
1. Yth. Kepala Sekolah SD Pertiwi yang telah bersedia
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
proses asesmen pada waktu yang telah ditetapkan.
2. Yth. Wali Kelas 5 SD Pertiwi yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan asesmen di kelas dan
telah memberikan bantuan selama pelaksanaan tahap
identifikasi sampai ke tahap asesmen.
3. Yth. Bapak Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd dan Bapak
Dr. Maman Abdurrahman Saepulrahman, M.Pd sebagai
dosen dari mata kuliah Asesmen Anak Berkebutuhan
Khusus yang telah memberikan bimbingan selama proses

i
pelaksanaan asesmen dan pengerjaan laporan hasil
asesmen.
4. Orang tua dari penulis dan orang tua murid atas doa dan
dukungan sehingga memotivasi penulis agar dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
5. Pihak-pihak yang turut serta berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini yang tidak dpat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dari laporan ini,
oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima kritikan
dan saran khususnya dari para pembaca terhadap buku dalam
bentuk laporan yang kami susun demi meningkatkan kualitas dan
kesempurnaan dalam penyusunan laporan selanjutnya. Semoga
laporan ini dapat memberikan kebermanfaatan bagi penulis
khusunyaserta bagi para pembaca. Terimakasih.

Bandung, Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR....................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................iii
P E N D A H U L U A N...............................................................2
A. Pengertian Asesmen..............................................................4
B. Tujuan Asesmen....................................................................7
C. Fungsi Asesmen....................................................................9
D. Jenis Asesmen.......................................................................9
E. Ruang Lingkup Asesmen....................................................10
F. Konsep Dasar Asessmen Membaca...................................25
G.Teknik dan Prosedur Pengembangan Instrumen Asesmen. .40
P E M B A H A S A N.................................................................44
A. Time Line............................................................................46
B. Pelaksanaan Identifikasi......................................................56
C. Pelaksanaan Asessmen.......................................................76
KESIMPULAN &SARAN........................................................119
Kesimpulan............................................................................120
Rekomendasi..........................................................................121
DAFTAR PUSTAKA................................................................122

iii
iv
PENDAHU LU AN

v
PETAKONSEP

TUJUAN ASESSMEN

PENGERTIAN ASESSMEN

FUNGSI ASESSMEN

JENIS ASESSMEN

RUANG LINGKUP ASESSMEN

KONSEP DASAR ASESSMEN MEMBACA

TEKNIK DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Gambar 1.1

vi
A. Pengertian Asesmen

Secara terminologi, asesmen berasal dari istilah “to


assess” yang berarti menaksir atau taksiran . Namun secara
luas, asesmen dapat diartikan sebagai sebuah proses
mengamati dan menggali data secara sistematis dan
komprehensif untuk mengetahui kemampuan yang sudah
dikuasai, kemampuan yang belum dikuasai, serta kebutuhan
anak .
Dalam konteks pendidikan, asesmen berfungsi untuk
melihat kemampuan dan letak hambatan yang dihadapi
seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi itulah
seorang guru akan dapat menyusun program pembelajaran
yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan obyektif dari
anak tersebut. Sebagai contoh dari hasil asesmen diperoleh
informasi bahwa anak itu mengalami kesulitan dalam hal
bicara, dan bukan kepada pelabelan bahwa anak itu disleksia.
Berikut adalah pengertian asesmen menurut beberapa ahli,
yaitu :
1. Wallace & Longlin (1979)
“Asesmen merupakan suatu proses sistematis
dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan
pembelajaran”.
2. Rosenberg (1982)

vii
“Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan
informasi yang akan digunakan untuk membuat
pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan
pembelajaran anak”.
3. Robert M. Smith (2002)
“Asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana
hasil keputusannya dapat digunakan untuk menentukan
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar
untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran”.
4. McLounghlin & Lewis (1986)
”Asesmen adalah proses yang sistematis dalam
mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk
melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi
seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa
yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi
tersebut, guru akan dapat menyusun program
pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan
kenyataan yang obyektif.
5. Fallen & Umansky (1988)
“Asesmen adalah proses pengumpulan data untuk
tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa
paling awal terhadap problem perkembangan sampai
penentuan akhir terhadap program anak”.

viii
6. Mangungsong (1995)
“Asesmen adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan
dalam membantu seseorang mengambil keputusan yang
berkaitan dengan masalah pendidikan”.
7. Lidz (2003)
“Asesmen merupakan pengumpulan informasi
untuk mendapatkan profil psikologi anak, yang meliputi
gejala dan intensitasnya,kendala-kendala yang dialami,
kelebihan dan kelemahan, serta peran penduduk yang
dibutuhkan anak”.
8. (Lerner, 1988:54, dalam Mulyono Abdurrahman,
2003:46)
“Asesmen adalah suatu proses pengumpulan
informasi tentang seseorang anak yang akan digunakan
untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan anak tersebut”.

ix
B. Tujuan Asesmen

Pada dasarnya tujuan utama dilakukan asessmen adalah untuk


memperoleh data yang akurat,objektif, dan relevan mengenai
keadaan anak saat ini, serta mendapatkan profil anak secara
menyeluruh, mulai dari kemampuan yang sudah dimiliki , potensi
yang belum dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya,serta
faktor pendukung dari lingkungan.
Beberapa pakar pendidikan mengemukakan bahwa terdapat
beberapa tujuan assesmen, diantaranya:
1. Menurut Sunardi & Sunaryo (2006) tujuan asesmen
adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan
komprehensif tentang kondisi anak saat ini.
b. Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi,
potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan
khususnya, serta daya dukung lingkungan yang
dibutuhkan anak .
c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya serta
untuk memonitor kemajuannya .

x
2. Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan
setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah
kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:
a. Menyaring kemampuan ABK
b. Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan,
dan penemuan program pendidikan ABK. Untuk
menentukan arah atau tujuan pendidikan serta
kebutuhan ABK.
c. Untuk mengembangkan program pendidikan yang
diindividualisasikan.
d. Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan
evaluasi pengajaran.
3. Menurut Roob,Banordoni, dan Johnson (1977), tujuan
asesmen yaitu:
a. Untuk menyaring dan mengidentifikasi penempatan
anak.
b. Untuk merancang membuat keputusan tentang
penempatan anak
c. Untuk merancang individualisasi pendidikan
d. Untuk memonitor kemajuan anak secara individu
e. Untuk mengevaluasi keefektifan program
4. Menurut bomstein dan kazdin (1985) tujuan asesmen
yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah dan menyeleksikan target
intervensi
b. Memilih dan mendesain program treatmen

xi
c. Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara
terus menerus.
d. Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari
terapi

C. Fungsi Asesmen

Assemen memiliki beberapa fungsi, yaitu:


a. Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu.
b. Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
c. Untuk menemukan dan menetapkan di mana letak
masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan
belajar seorang anak.
d. Membantu guru dalam menyusun program pembelajaran
yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi.

D. Jenis Asesmen

FOR

Asesmen
xii
AS

OF

Gambar 1.2
Tiga jenis asesmen, yaitu :
1. For : Sebelum proses belajar di mulai, dengan tujuan
menyusun program atau pembelajaran yang sesuai.
2. As : Pada saat proses belajar berlangsung, tujuan nya
untuk menggali atau menemukan hambatan.
3. Of : Sesudah proses belajar selesai, dengan tujuan
mengetahui tingkat penguasaan materi setelah intervensi
dilakukan.

E. Ruang Lingkup Asesmen

Ruang lingkup Asesmen terbagi menjadi dua bagian, yaitu asesmen


perkembangan dan asesmen akademik. Berikut penjelasannya :

1. Asesmen perkembangan
Asesmen perkembangan merupakan proses pengumpulan
data/informasi secara sistematis terhadap aspek-aspek
perkembangan anak yang diduga berpengaruh terhadap prestasi
akademik. Beberapa aspek perkembangan anak yang perlu diases
jika mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk ABK,

xiii
yaitu : gangguan motorik, gangguan persepsi, gangguan atensi,
gangguan memori, hambatan dalam orientasi ruang dan
arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa, hambatan
dalam pembentukan konsep, dan masalah dalam perilaku
(Harwell dalam Soendari, T. 2008) .
A. Perkembangan Persepsi
Persepsi berasal dari istilah bahasa Inggris ”Perception”
artinya tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu; daya
memahami atau menaggapi sesuatu; proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui pancainderanya. Secara definisi persepsi
dapat diartikan sebagai proses memahami dan
menginterpretasikan informasi sensoris atau kemampuan intelek
untuk menyarikan makna dari data/informasi yang diterima oleh 4
berbagai indera. Dengan demikian untuk memahami proses
persepsi terlebih dahulu harus dipahami apa yang disebut dengan
penginderaan (sensasi/sensori).
Penginderaan sebetulnya merupakan proses fisiologis.
Stimulus yang diterima oleh pancaindera akan ditransfer ke otak
untuk diolah sehingga membentuk sebuah gambaran. Namun
demikian, hasil pembentukan di otak tidak selamanya memberi
gambaran seperti apa yang diinderanya. Misalnya, seorang anak
diminta untuk mengamati huruf /d/, di samping huruf tersebut
berderet huruf-huruf lain seperti /p/, /b/, /d/, /a/. Apabila anak
dapat menunjukan huruf /d/ pada deretan huruf-huruf tadi, maka
proses persepsi telah terjadi karena ada penafsiran yang sama.
Tetapi jika yang ditunjuk adalah huuf /a/, maka yang terjadi
hanya proses penginderaan. Sebetulnya anak melihat huruf /d/,

xiv
tetapi apa yang dilihatnya tidak membentuk gambaran yang
benar. Secara fisiologis ia tidak mengalami gangguan
penglihatan, akan tetapi ia tidak dapat menafsirkan objek yang
dilihatnya, dan inilah yang dimaksud mengalami gangguan
persepsi.
Sebagian ABK ada yang mengalami gangguan persepsi dan
ada juga yang tidak. Mereka yang mengalami gangguan persepsi
dapat dipastikan akan mengalami masalah yang lebih berat
dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalaminya. Dampak
yang paling nyata dari gangguan persepsi ini seringkali dirasakan
guru ketika mereka belajar membaca, menulis, berhitung, atau
didalam memahami orientasi rung maupun arah. Persepsi
merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, maka proses
pembelajaran dapat memberikan dampak langsung terhadap
kecakapan perseptual.Adapun ruang lingkup perkembangan
persepsi terdiri dari:

a. Persepsi visual, yaitu kemampuan untuk memahami atau


menginterpretasikan segala sesuatu yang dilihat. Persepsi
visual mencakup kemampuan berikut:
1. Persepsi warna menunjuk pada kemampuan untuk
memahami dan membedakan berbagai warna yang
dilihat.
2. Hubungan keruangan menunjuk pada persepsi
tentang posisi berbagai objek dalam ruang
3. Diskriminasi visual menunjuk pada kemampuan
membedakan suatu objek dari objek yang lain

xv
4. Diskriminasi bentuk dan latar menunjuk pada
kemampuan membedakan suatu objek dari latar
belakang yang mengelilinginya
5. Visual closure menunjuk pada kemampuan
mengingat dan mengidentifikasi suatu objek,
meskipun objek tersebut tidak diperlihatkan secara
keseluruhan
6. Object recognation menunjuk pada kemampuan
mengenal sifat berbagai objek pada saat melihatnya

b. Persepsi auditif ,yaitu kemampuan untuk memahami dan


menginterpretasikan segala sesuatu yang didengar. Persepsi
ini mencakup kemampuan:
1. Kesadaran fonologis yaitu kesadaran bahwa bahasa dapat
dipecah ke dalam kata, suku kata, dan fonem (bunyi huruf)
2. Diskriminasi auditif yaitu kemampuan mengingat
perbedaan antara bunyi-bunyi fonem dan mengidentifikasi
kata-kata yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
3. Ingatan auditif yaitu kemampuan untuk menyimpan dan
mengingat sesuatu yang didengar.
4. Urutan auditif yaitu kemampuan mengingat urutan hal-hal
yang disampaikan secara lisan.
5. Perpaduan auditif yaitu kemampuan memadukan elemen-
elemen fonem tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu
kata yang utuh meliputi kesadaran fonologis, diskriminasi
auditif, ingatan auditif, urutan audititif, dan perpaduan
auditif.

xvi
c. Persepsi kinestetik (gerak),yaitu perasaan yang sangat
kompleks yang ditimbulkan oleh rangsangan di otot, urat,
dan pergelangan. Persepsi kinestetik menunjukan
kemampuan untuk memahami posisi dan gerakan bagian
tubuh. Persepsi kinestetik memungkinkan seseorang
memiliki kemampuan:
1. Diskriminasi letak anggota badan; kanan-kiri, atas-
bawah
2. Diskriminasi bentuk tubuh; besar-kecil, panjang
pendek
3. Diskriminasi gerak tubuh; kiri-kanan, maju-mundur

d. Persepsi taktil (perabaan). Berikut penjelasan singkat


mengenai masing-masing jenispersepsi. Persepsi taktil
berhubungan dengan kepekaan kulit terhadap sentuhan atau
rabaan, tekanan, suhu dan nyeri. Persepsi taktil menunjukan
kemampuan mengenal berbagai objek melalui perabaan.
Kepentingan persepsi taktil berkaitan dengan
kemampuankemampuan untuk:
1. Diskriminasi permukaan kasar-halus, keras-lembek.
2. Menelusuri bentuk-bentuk geometri.
3. Menelusuri bentuk huruf dan angka.
4. Menelusuri kata (seperti membaca huruf braille).
B. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
manusia dalam mengadakan hubungan degan sesamanya.

xvii
Kemampuan berbahasa seseorang dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu kemampuan berbahasa pasif (reseptif) dan
kemampuan berbahasa aktif (ekspresif). Kemampuan berbahasa
pasif adalah kemampuan memahami pikiran, perasaan, dan
kehendak orang lain. Sedangkan kemampuan berbahasa aktif
adalah kemampuan untuk menyatakan pikiran, perasaan dan
kehendak sendiri kepada orang lain. Secara umum
perkembangan bahasa digambarkan oleh Myklebust (Sutjihati,
2006) yang meliputi : tahap inner language, receptive language,
dan expressive language.
Inner language adalah aspek bahasa yang pertama
berkembang, muncul kira-kira pada usia 6 bulan. Karakteristik
perilaku yang muncul pada tahap ini adalah pembentukan
konsep-konsep sederhana, seperti anak mendemonstrasikan
pengetahuannya tentang hubungan sederhana antara satu objek
dengan objek yang lainnya. Tahap berikut dari perkembangan
inner language adalah anak dapat memahami 8 hubungan-
hubungan yang lebih kompleks dan dapat bermain dengan
mainan dalam situasi yang bermakna. Bentuk yang lebih
kompleks dari perkembangan inner language adalah
mentransformasikan pengalaman ke dalam simbol bahasa.
Receptive language muncul kira-kira pada usia 8 bulan.
Pada tahap ini anak mulai mengerti sedikit-sedikit tentang apa
yang dikatakan orang lain kepadanya. Anak mulai merespon
apabila namanya dipanggil dan mulai sedikit mengerti perintah,
menjelang kira-kira 4 tahun anak lebih menguasai kemahiran

xviii
mendengar, dan setelah itu proses penerimaan (receptive
process) memberi perluasan kepada sistem bahasa verbal.
Expresive language merupkan tahap terakhir dari
perkembangan bahasa. Menurut Myklebust, expresive language
berkembang setelah pemantapan pemahaman. Bahasa ekspresif
anak mulai muncul kira-kira pada usia satu tahun.
Berikut tahap perkembangan bahasa anak mulai dari usia
satu tahun sampai dengan 7 tahun (Amin, M. 1995) :

Tabel 1.1
Usia Perkembangan Bahasa
1 tahun Mengucapkan 3 kata atau lebih, misalnya: mama, mimi, dada
Memberikan reaksi suara terhadap mainan atau suara
Memperhatikan dan memberikan reaksi terhadap pembicaraan
yang panjang
Memberikan reaksi verbal terhadap beberapa perintah
Memberikan mainannya ketika diminta
1,5 tahun Mengenal nama berbagai bagian tubuh
Menunjukan mata, hidung, dan telinga Mengulang kata-kata
yang didengarnya
Memahami pertanyaan sederhana
Melaksanakan dua perintah yang berurutan mengenai benda-
benda, seperti; ambil bola, duduk di kursi, dll
Membuat asosiasi dan mengingat kata-kata berdasarkan pada
kategori 9 (misal: makanan, binatang,dll)
Mulai bicara tanpa bantuan gerak

xix
2 tahun Sesekali menggunakan kalimat yang terdiri dari 3 kata
Menunjuk kepada diri sendiri dengan namanya
Memilih satu kata dari lima atau enam kata yang disebutnya
Mempelajari nama binatang dari buku
2,5 tahun Mengenal nama dan gambar
Mengerti kata kerja dan kebanyakan kata sifat
Menjawab dengan tepat pertanyaan ”kamu laki-laki atau
perempuan?” Membicarakan gambar buatannya sendiri
3 tahun Mengikuti tiga perintah sederhana Mengerti arti di atas, di
bawah, di depan, belakang, dll
Menggunakan bunyi-bunyi t, n, k, g, ng, pada kata
Mengucapkan bunyi huruf y, f, v, dalam kata-kata
Mengulang tiga kata
Menggunakan kalimat yang terdiri dari empat kata
Senang berbisik dan memberikan reaksi pada bisikan
Menerangkan jenis kelamin, menyebut nama lengkap dan
menerangkan peristiwa secara sederhana
4 tahun Menjawab pertanyaan sederhana
Menggunakan kalimat yang kompleks
Berkomunikasi untuk menghubungkan pengalaman dan
mencari pengetahuan yang diperlukannya
Membuat kesalahan artikulasi terhadap bunyi konsonan l, r, s,
t, sh, ch, j atau th; menguasai bunyi b, p, m, w dan h
Mengenal warna-warna Memberikan reaksi terhadap gambar
dengan lima kata

xx
5 tahun Mengetahui banyak lawan kata
Menghitung benda sampai 10
Mengulang 4 bilangan
Memberikan definisi benda-benda berdasarkan kegunaan
seperti; garpu, 10 sendok, pensil, gunting, dll
Membuat kekeliruan artikulasi
6 tahun Menguasai bunyi huruf: f, v, s, dan z
Memberikan respon terhadap gambar dengan 7 kata
Menanti gilirannya yang tepat dalam pembicaraan
Memberi dan menerima keterangan
7 tahun Menjawab pertanyaan mengenai persamaan, misalnya;
“apakah persamaan kedua benda ini?”

C. Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau
bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat.
Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi dari
beratus-ratus otot yang rumit. Perkembangan motorik berarti
perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi.
Perkembangan motorik meliputi kemampuan dalam melakukan
gerak, baik yang bersifat gerakan kasar, gerakan halus,
keseimbangan dan koordinasi.
Kemampuan gerakan kasar (gross motor) adalah gerak
tubuh yang menggunakan sebagian besar atau sekumpulan otot-
otot besar dan biasanya memerlukan tenaga. Contoh gerakan
kasar adalah: merangkak, berdiri, berjalan, mendorong,

xxi
naik/turun tangga, berjingkrak, melompat, menendang,
melempar, dan lain-lain. Sedangkan kemampuan motorik halus
(fine motor) adalah kemampuan gerak yang hanya menggunakan
otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang
membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik.
Contoh gerakan halus adalah: menulis, mewarnai, menggunting,
memotong, mencoret dengan jari, menyortir benda sesuai dengan
bentuknya, menjelujur, memutar benda, merangkai kalung-
kalungan, dan lain-lain.
Berikut ini tahap perkembangan motorik anak dari
usia 12 bulan sampai dengan 9 tahun (Amin, M. 1995) :

Tabel 1.2
Usia Perkembangan Motorik
12 bulan Berusaha tegak dengan berlutut
Berjalan dengan berpegang sebelah tangan
Merangkak bebas
13-14 bulan Berdiri sebentar
Berjalan mundur satu dua langkah
Bergoyang-goyang mengikuti irama musik
15-16 bulan Berjalan beberapa langkah
Berlutut sendiri, jatuh terduduk
Merangkak atau memanjat tangga
Tegak berdiri dan berjalan
Membungkuk dan tegak kembali

xxii
17-18 bulan Berjalan sendiri tanpa bantuan
Menaiki tangga dengan berpegangan
Duduk sendiri
Menendang bola
Menarik alat main sambil berjalan mundur
Menaiki rintangan
19-20 bulan Berusaha berjalan di atas garis lurus (sampai
kira-kiar 3 meter dengan 12 1-3 kali membuat
kesalahan)
Mampu dan mau bermain dengan alat yang
menyerupai tongkat
Memasukan pasak ke dalam lubangnya (yang
memepunyai garis tengah kira-kira 1,5 cm)
21-22 bulan Naik tangga sambil berpegang dengan satu
pegangan
Turun tangga dengan dipegang sebelah tangan
Berjongkok waktu bermain
Berdiri di atas satu kaki dengan bantuan
Berjalan mundur
25-27 bulan Dapat berlari Naik dan turun tangga tanpa
berganti kaki Menyepak bola atas perintah
Bangun miring, melompat dari bawah dengan
satu kaki

xxiii
2,5 tahun Berjalan dengan ujung jari kaki
Melompat dengan dua kaki bersama-sama
Mencoba berdiri di atas satu kaki
Berdiri dengan dua kaki di atas balok
keseimbangan tanpa bantuan
Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai
3 tahun Berlari dengan jari kaki
Mengendarai sepeda roda tiga
Naik tangga dengan kaki berganti-ganti
Melompat dengan dua kaki
Berdiri dengan satu kaki
Berjalan mundur dengan mudah
3,5 tahun Berdiri dengan satu kaki selama 3-5 detik
Koordinasi gerak masih kurang; jatuh, takut
Berjalan pada balok keseimbangan dengan dua
langkah bergantiganti atau lebih
Berlari menghindari rintangan/halangan
4 tahun Berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik
Berganti-ganti naik turun tangga dengan satu
kaki 13 Melompat di atas benda setinggi 15 cm
5 tahun Meloncat dengan satu kaki (kaki berganti-ganti)
Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai
dengan kaki dan tumit
Berlari, naik kursi dan meja
Melompat dari sessuatu dengan ketinggian 30
cm
6 tahun Sangat aktif, tingkah lakunya konstan

xxiv
Keseimbangan badan aktif dalam permainan
Melompat setinggi 30 cm dan jatuh dengan jari
kaki
Berdiri pada salah satu kaki dengan mata
tertutup Melempar jauh
7 tahun Lebih berhati-hati dalam bergerak
Melakukan kegiatan berbeda-beda
8 tahun Gerak tubuh lebih berirama dan lebih indah
Dapat menilai sikap orang lain
9 tahun Lebih mampu mengontrol kecepatan
Tertarik pada kesehatannya sendiri dan senang
mengangkat sesuatu
Sering kaku dalam sikapnya

2. Asesmen Akademik
Asesmen akademik merupakan proses pengumpulan
data/informasi secara sistematis terhadap aspek-aspek
akademik . Beberapa aspek akademik anak yang perlu diases
jika mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk
ABK, yaitu : membaca, menulis dan berhitung.
a. Membaca
Membaca merupakan suatu interpretasi simbol-simbol
tertulis atau menangkap makna dari rangkain huruf tertentu
(Nurhadi , 1995). Dalam asesmen akademik membaca ada dua
jenis membaca, yakni membaca permulaan dan membaca
pemahaman.

xxv
1. Membaca permulaan berkaitan dengan mengenal simbol
bahasa/huruf, mengenal suku kata berpola, mengenal kata,
dan juga mengenal kalimat.
2. Membaca pemahaman, yang perlu diperhatikan disini
ialah dalam pembuatan pertanyaan, harus memuat
pertanyaan yang mengandung fakta, argumentasi,analogi,
dan sequen.
b. Menulis
Belajar menulis disini terdiri dari beberapa tahapan,
diantaranya:
1. Pra Menulis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pra
menulis ini, yakni meraih, meraba, memegang, dan
melepas benda. Selanjutnya mencari persamaan dan
perbedaan berbagai obyek, bentuk warna, dan ukuran.
Dan yang terakhir yaitu orientasi ruang dan arah.
2. Permulaan
Hal yang perlu diperhatikan pada tahapan
permulaan ini yaitu memegang alat tulis, menggerakan
alat tulis, menyalin huruf, kata , kalimat dengan huruf
balok, menulis namanya dengan huruf balok, menyalin
huruf, kata, kalimat menggunakan tulisan sambung, dan
menyalin tulisan sambung dari jarak jauh.
3. Mengeja
Terdapat syarat yang harus diperhatikan pada
tahapan mengeja ini, yakni harus mengenal huruf abjad
dan kata, mengucapkan kata yang diketahui, mengenal

xxvi
persamaan dan perbedaan konfigurasi kata,
mengasosiasikan bunyi dengan huruf, mengeja kata,
menemukan ejaan kata, dan menuliskan kata dengan
ejaan yang benar
4. Ekspresif (Reproduksi, Deskripsi, Ciptaan dan
penjelasan)
Ekspresif ini meliputi Reproduksi,
Deskripsi/uraian,ciptaan dan penjelasan.

c. Matematika (Berhitung)
Pada bagian ini, jelas terdapat dua hal yang perlu
diperhatikan yakni:
1. Menurut Dali S Naga, (1980), berkaitan dengan
Conten/isi materi, yang meliputi Aritmatika/Aljabar
(bilangan dan komputasi), Geometri (bidang datar dan
bidang ruang), Pengukuran (Panjang, keliling, luas, isi,
berat dan waktu).
2. Menurut Lerner (1989), berkaitan dengan hasil belajar
yang diharapkan meliputi dimensi kuantitatif yang
berkaitan dengan pemahaman konsep dan keterampilan.
Kemudian berkaitan dengan dimensi kualitatif yang
berkaitan dengan pemecahan masalah.

Untuk menentukan ruang lingkup dan urutan


keterampilan-keterampilan yang akan diasesmenkan yakni harus
berdasarkan kurikulum yang berlaku, bahan ajar, referensi

xxvii
terkait yang akan diasesmenkan dan modifikasi atau gabungan
dari yang telah disebutkan.
Jika dilihat dari komponennya, Asesmen pelaksanaannya
dilakukan sebelum, saat dan akhir pembelajaran sehingga terus
bergulir tanpa henti (dynamics assessment), konten
(instrument) didasarkan kepada masalah dan kemampuan yang
dimiliki siswa, tujuannya untuk melihat kondisi saat ini baik
kemampuan, kesulitan maupun kebutuhan belajarnya.

F. KONSEP DASAR ASESSMEN MEMBACA

1. Pengertian Membaca
Menurut Mulyono Abdurahman (2003:200) membaca
merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental.
Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata
dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan
dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu
melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata
secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat dan
memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis. Suatu proses yang menuntut
agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat

xxviii
dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,
pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau
dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik
(Tarigan, 2008: 7). Menurut Sabarti Akhadiah, (dalam Erniati ,
2013) mengartikan bahwa membaca merupakan suatu kesatuan
kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali
hurufdan kata-kata, menghubungkan bunyi serta maknanya.
Jadi membaca merupakan aktivitas dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis yang dimulai dari pengenalan huruf kemudian mengenal
suku kata, barulah mengenal kata dan akhirnyakalimat sehingga
pembaca mampu mengerti atau pamaham mengenai suatu bacaan.
Untuk tingkat sekolah dasar, pembelajaran membaca dibagi
menjadi dua, yakni pembelajaran membaca permulaan dan
pembelajaran membaca lanjutan. Dalam membaca permulaan,
membaca diarahkan untuk melafalkan huruf sehingga dikatakan
bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah untuk
melek huruf. Melek huruf adalah anak-anak dapat mengubah dan
melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi
bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak
dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa
diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang
tersebut. Tahap membaca permulaan umumnya dimulai sejak
anak masuk kelas satu SD, yaitu pada saat berusia sekitar enam
tahun. Meskipun demikian, ada anak yang sudah belajar

xxix
membaca lebih awal dan ada pula yang baru belajar membaca
pada usia tujuh atau delapan tahun. (Abdurrahman, 2012: 159).
2. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca ialah mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan. Berikut in beberapa tujuan membaca menurut
Tarigan (2008: 9-10) adalah:   

1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui


penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh;
apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah
terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik, masalah
yang terdapat dalam cerita; apa-apa yang dipelajari
atau yang dialami tokoh mengangkumkan hal-hal
yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.
Mambaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh ide-ide utama.
3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa
yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi
mula-mula pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui
mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka
itu.

xxx
5. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil
atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita
ingin berbuat seperti yang dilakukan tokoh atau
sebaliknya.
6. Membaca untuk menemukan begaimana caranya
tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari
kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita
mempunyai persamaan, dan utntuk
memperbandingkan atau mempertentangkan.

2. Aspek-aspek membaca
Membaca merupakan proses kognitif dan keterampilan
yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan
yang lebih kecil lainnya. Menurut Tarigan (2008: 14) sebagai
garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca
yaitu:
1. Keterampilan mekanis (urutan lebih rendah) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek
yang mencakup di dalamnya ialah:
a. Pengenalan bentuk huruf
b. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem atau
grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat dan lain-
lain)
c. Pengenalan hubungan atau korespondensi pola
ejaan dan bunyi dan huruf

xxxi
2. Keterampilan pemahaman (urutan lebih tinggi) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi.
Aspek ini mencakup:
a. Kecepatan membaca ke taraf lambat
b. Memahami pengertian sederhana (leksikal,
gramatikal, retorikal);
c. Memahami signifikasi atau makna;
d. Evaluasi atau penilaian isi dan bentuk;
e. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.

3. Jenis-jenis membaca
Menurut Tarigan (2008: 14) terdapat jenis-jenis mebaca
diantaranya terdiri dari:
1. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan
yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama memahami informasi, pikiran,
dan perasaan seseorang pengarang.
2. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati, kita harus mempergunakan
ingatan visual (visual memory), yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Untuk membaca dalam
hati dapat pula dibagi menjadi dua yaitu : membaca
ekstensif dan membaca intensif.
3. Membaca Ekstensif

xxxii
Membaca ekstensif merupakan membaca yang
dilakukan secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang  sesingkat mungkin.
Kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami
isi yang penting-penting dalam cepat sehingga dengan
demikian membaca secara efesien dapat terlaksana.
membaca ekstensif ini meliputi pula :
a. Membaca survey
Membaca survey adalah jenis membaca dengan
tujuan mengetahui gambaran umum isi serta ruang
lingkupdari bahan bacaan yang hendak dibaca.
b. Membaca sekilas
Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang
membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan
memperlihatkan bahan tertulis untuk mencari dan
memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat.
c. Membaca dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan
program kegiatan membaca untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu
mendalam dari bahan bacaan yang dibaca.

4. Membaca intensif
Membaca intensif adalah kegiatan mambaca yang
dilakukan secara seksama. Dalam membaca ini, para
siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari

xxxiii
bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif
merupakan salah satu upaya untuk membutuhkan dan
mengasah minat membaca secara kritis. Adapun jenis-
jenis dari membaca intensif antara lain membaca telaah
isi dan membaca telaah bahasa.
5. Membaca telaah isi
Membaca telaah isi terbagi lagi menjadi empat bagian
antara lain: membaca teliti, membaca pemahaman,
membaca kritis dan membaca ide-ide.
6. Membaca telaah bahasa
Keserasian antara isi dan bahasa sesuatu bahan bacaan
mencerminkan keindahan serta kemanunggalannya.
Membaca telaah bahasa mencakup pula membaca
bahasa dan membaca sastra.

4. Ruang lingkup membaca

Dalam asessmen terdapat 2 ruang lingkup membaca, yaitu


membaca permulaan dan membaca pemahaman. Berikut
penjelasannya :

a. Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
Menurut Ahmad Susanto (2011) membaca permulaan
ialah membaca yang diajarkan secara terprogram pada
anak prasekolah. Membaca sudah dapat diajarkan pada
anak prasekolah usia 3-6 tahun. Anak Usia Dini memiliki

xxxiv
potensi yang terpendam untuk menjadi pembaca yang
baik. Tahap perkembangan yang 44memungkinkan
mereka mengerti simbol-simbol dalam bahasa memberi
kesempatan untuk cepat belajar dan mengasah
ketajaman befikir. Selain itu anak-anak sebagai pembaca
permulaan umumnya memiliki kesadaran fonemis
(kesadaran tentang bunyi-bunyi huruf yang berbeda) yang
cukup baik dan sangat berguna dalam proses membaca.
Syafi’e, (dalam Farida Rahim, 2009: 2) mendefinisikan
membaca permulaan yaitu dimana terdapat proses
recordingan decoding. Recording yaitu proses merekam
kata dan kalimat, kemudian menghubungkan nya dengan
bunyi yang sesuai dengan huruf yang ada. Sedangkan
decoding atau penyandian yaitu merujuk pada proses
menerjemahkan rangkaian huruf yang ada dalam tulisan
menjadi bunyi yang diucapkan. Penekanan membaca pada
tahap ini adalah proses perseptual, yaitu pengenalan
hubungan rangkaian huruf yang ada dalam kata dengan
bunyi-bunyi bahasa.
Selain pengertian diatas adapun pengertian
membaca permulaan menurut Darwadi (2002).Membaca
permulaan merupakan tahap awal dalam belajar membaca
yang difokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau
tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf sehingga
menjadi pondasi agar anak dapat melanjutkan ketahap
membaca permulaan.

xxxv
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan kemampuan membaca
permulaan adalah suatu aktifitas membaca yang diajarkan
secara terprogram kepada anak prasekolah usia 3-6 tahun
yang menumpukkan perhatian pada perkataan-perkataan
utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan
bahan-bahan yang diberikan melalui permainan serta
kegiatan-kegiatan yang menarik sebagai perantara
pembelajaran.

2. Tujuan Membaca permulaan

Tujuan membaca permulaan menurut Rasto ialah


agar murid dapat mengenal huruf, serta membaca kata dan
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Selain itu
tujuan membaca permulaan menurut Irdawati dalam
jurnal Kreatif Tadulako Online pembelajaran membaca
permulaan disekolah dasar bertujuan siswa mengenai dan
menguasai sistem tukisan sehingga mereka dapat
membaca dengan menggunkan sistem tersebut. Adapun
tujuan lain dari membaca permulaan adalah untuk
membangkitkan, membina dan memupuk minat anak
untuk membaca. Siswa sekolah dasar harus mampu
membaca dengan tepat. Pembelajaran membaca
permulaan diberikan di kelas I, tujuan nya adalah agar
siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan

xxxvi
tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk
dapat membaca lanjut.

3. Jenis-Jenis Membaca Permulaan

Jenis-jenis membaca permulaan pada umumnya siswa


yang duduk di kelas I, II, III dan IV proses membaca yang
dilakukan adalah:
1. Membaca bersuara (membaca nyaring) yaitu membaca
yang dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan
oleh kelas tinggi / besar. Pelaksanaan membaca keras
bagi siswa Sekolah Dasar dilakukan seperti berikut:
a. Membaca klasikalyaitu membaca yang dilakukan
secarabersama-sama dalam satu kelas.
b. Membaca berkelompokyaitu membaca yang
dilakukan oleh sekelompok siswa dalam satu
kelas.
c. Membaca peroranganyaitu membaca yang
dilakukan secara individu.Membaca perorangan
diperlukan keberanian siswa dan mudah dikontrol
oleh guru. Biasa dilaksanakan untuk mengadakan
penilaian.

2. Membaca dalam hatiyaitu membaca dengan tidak


mengeluarkan kata-kata atau suara.

3. Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras.


Membaca teknik ialah cara membaca yang mencakup

xxxvii
sikap, dan intonasi bahasa.Latihan-latihan yang
diperlukan diantaranya (Depdiknas;2002:44) :
a.Latihan membaca di tempat duduk.
b.Latihan membaca di depan kelas.
c.Latihan membaca di mimbar.
d.Latihan membacakan.

4. Tahapan Membaca Permulaan

Membaca permulaan secara umum dimulai pada kelas awal


sekolah dasar, akan tetapi ada anak yang sudah melakukannya di
taman kanak-kanak dan paling lambat pada waktu anak duduk di
kelas dua sekolah dasar. Pada masa ini, anak mulai mempelajari
kosa kata dan dalam waktu yang bersamaan ia belajar membaca
dan menulis kosa kara tersebut (Martini, 2014:136). Menurut
Krik dalam Martini menyatakan bahwa membantu anak belajar
membaca pada tahap membaca permulaan dapat membaca tanpa
mengeja. Membaca secara keseluruhan ditujukan agar anak dapat
mengerti makna kata dan kalimat. Membaca detil bertujuan untuk
mengembangkan tiga tahap, yaitu: membaca secara keseluruhan,
membaca secara mendetil atau mengeja kemampuan anak dalam
membedakan bentuk-bentuk dan bunyinya yang membentuk kata
atau kalimat.

5.Proses Membaca Permulaan

Secara teoretik  proses membaca permulaan dilakukan


melalui tiga tahapan. Tahap pertama disebut Visual Memory

xxxviii
(VM). Pada tahap ini huruf, suku kata, kata, dan kalimat terlihat
sebagai lambang grafis. Tahap  kedua disebut dengan
Phonological Memory (PM). Pada tahap ini terjadi proses
pembunyian lambang grafis yang sudah terekam pada tahap VM.
Tahap ketiga disebut Semantic Memory (SM). Pada tahap ini
terjadi proses pemahaman terhadap kata dankalimat.

Merujuk pada proses tersebut membaca permulaan dapat


didefinisikan sebagai aktivitas visual yang merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Simbol tulis
tersebut berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat.

xxxix
b. Membaca Pemahaman

1. Pengertian Membaca Pemahaman


Menurut Johnson&Pearson dalam Darmiyati (2008:23),
membaca pemahaman melibatkan bahasa, motivasi, persepsi,
pengembangan konsep, dan keseluruhan pengalaman. Dalam
kegiatan membaca, dibutuhkan tanggapan kepada rangsangan
yang bersifat simbolik yakni kata-kata yang ada dalam bacaan.
Tanggapan dapat berupa penerimaan, penolakan, dan kritik
terhadap bacaan berdasarkan konsep dan pengalaman. Selain
itu, membaca pemahaman juga merupakan keterampilan
membaca yang berada pada urutan lebih tinggi. Membaca
pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk
memahami). Dalam membaca pemahaman, pembaca dituntut
mampu memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca
teks, si pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman
membaca nya dengan cara membuat rangkuman isi bacaan
dengan menggunakan bahasa sendiri dan menyampaikannya
dengan baik secara lisan maupun tulisan (Dalman,2013;87).
Pengertian lain mengenai membaca pemahaman menurut
Bormouth, (dalam Zuchdi, 2008: 22) menyampaikan bahwa
kemampuan membaca pemahaman merupakan seperangkat
keterampilan pemerolehan pengetahuan yang digeneralisasikan,
yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan
informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tertulis.
Jadi membaca pemahaman ini merupakan lanjutan dari
membaca permulaan, dalam membaca pemahaman anak

xl
dituntut untuk memahami isi bacaan yang dibacanya secara
menyeluruh. Sehingga anak harus mampu membaca huruf
dengan benar dan merangkaikan setiap bunyi, bentuk kata, dan
kalimat sehingga proses membaca pemahaman terbangun secara
maksimal dan memungkinkan seseorang memperoleh dan
mewujudkan informasi.
2. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin & Allen (dalam Farida Rahim,
2009) menyatakan bahwa prinsip-prinsip membaca yang
didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi
pemahaman membaca ialah berikut ini:
- Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
- Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka
kerja kurikulum yang membantu perkembangan
pemahaman.
- Guru membaca yang professional (unggul)
mempengaruhi belajar siswa.
- Pembaca yang baik memegang peranan yang
strategis dan berperan aktif dalam proses membaca.
- Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang
bermakna.
- Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal
dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.
- Perkembangan kosakata dan pembelajaran
memengaruhi pemhaman membaca.
- Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada
proses pemahaman.

xli
- Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
- Asesmen yang dinamis menginformasikan
pembelajaran membaca pemahaman.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman


Kemampuan tiap orang dalam memahami bacaan berbeda-
beda. Hal tersebut sangat tergantung pada perbendaharaan kata
yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi,
latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual,
keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca, dan
keluwesan mengatur kecepatan. Berdasarkan penuturan diatas
maka terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca pemahaman menurut Johnson dan Pearson (dalam
Zuchdi 2008: 23-24), yaitu :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri
Faktor yang berasal dari dalam diri ini meliputi
kemampuan linguistik (kebahasaan), minat (seberapa
besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang
dihadapinya), motivasi (seberapa besar kepedulian
pembaca terhadap tugas membaca atau perasaan umum
mengenai membaca dan sekolah), kumpulan
kemampuan membaca (seberapa baik pembaca dapat
membaca).
2. Faktor yang berasal dari luar pembaca.
Faktor-faktor di luar pembaca dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu unsur-unsur bacaan dan
lingkungan membaca. Unsur-unsur pada bacaan

xlii
atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks
( tingkat kesulitan bahan bacaan), dan organisasi
teks (jenis pertolongan yang tersedia pada bacaan,
bisa berupa bab, subbab, grafik, tabel, serta susunan
tulisan). Kualitas lingkungan membaca meliputi
faktor-faktor: persiapan guru sebelum, pada saat,
atau setelah pelajaran membaca guna menolong
siswa memahami teks, cara siswa menanggapi
tugas,dan suasana umum penyelesaian tugas
(hambatan, dorongan dalam membaca).

G.Teknik dan Prosedur Pengembangan Instrumen


Asesmen

1. Teknik dan Prosedur Pengembangan Instrumen Asesmen


a. Pelaksanaan Asesmen
Terhadap beberapa hal yang perlu dipertimbangan di
dalam melakukan asesmen sebagaimana Mary, A. Favey,
(1986) mengemukakan tentang :
a. Kapan Asesmen dilakukan?

xliii
Untuk menentukan program pembelajaran yang
relevan dan fungsional bagi anak, asesmen seyoginya
dilakukan secara terus menerus (kontinu dan
berkesinambungan ). Oleh karena itu, asesmen
dilakukan sebelum, sesaat, dan setelah
intervensi/pembelajaran, sehingga terjadi asesmen
yang dinamis (Dynamics Assesment). Dengan cara ini
asesmen dapat memfasilitasi belajar anak dan
keterampilan yamh diperoleh dan hasil -belajar anak
dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar
anak menjadi fungsional karena sesuai dengan
kemampuan , kesulitan yang dihadapi dan kebutuhan
siswa.
b. Bagaimana Asesmen dilakukan ?
Untuk melihat bagaimna perilaku anak, asesmen
hendaknya dilakukan dalam situasi alamiah seperti di
kelas, di rumah, di kantin, asrama dsb, dimana tempat
anak tinggal. Proses asesmen pada situasi alamiah ini
penting untuk melihat perilaku nyata anak dalam
berbagai ragam situasi atau lingkungan.
c. Bagaimana asesmen dilakukan ?
Merode dan teknik harus menjadi pertimbangan
dalam melakukan asesmen.Beberapa teknik dapat
digunakan dalam melakukan asesmen, diantaranya:
1) Observasi, nengadakan pengamatan terhadap suatu
obyek, gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi
dalam suatu situasi baik yang terjadi pada manusia

xliv
atau pada lingkungannya. Observasi sangat berguna
untuk melihat kemampuan dan keterampilan anak
dalam situasi atau lingkungan yang alamiah. Perilaku
itu muncul tanpa ada intervensi guru hanya menandai
tanda cek pada setiap perilaku yang muncul
(misalnya:tidak pernah, kadang-kadang, sering, atau
sering sekali), sehingga akan tampak perilaku yang
menjadi maslah pada anak tersebut. Data yang
dikumpulkan dari kegiatan observasi mungkin
berkaitan erat dengan manusia, benda atau situasi
yang berhubungan dengan anak. Berdasarkan hasil
observasi, guru dapat mengembangkan program
pengembangan perilaku yang bersifat negative kea rah
perilaku yang bersifat positif. Tiga hal yang perlu
diobservasi, yaitu perilaku, aktivitas, dan lingkungan
baik mengenai :
a) Event recording (mengeamati sesuatu berdasarkan
frekuensi kejadian).
b) Duration recording
c) Interval Time sample recording (mengamati perilaku
berdasarkan interval waktu kejadian).

Berdasarkan pertimbangan agar observasi dilakukan


secara akurat dan efisien, maka :
a) Tentukan perilaku yang akan diamati.
b) Perilaku tersebut harus dapat diamati dan diukur.
c) Tentukan waktu dan tempatnya.

xlv
d) Buatlah format catatan kejadian.

2) Wawancara, Merupakan salah satu teknik


pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi
verbal dengan cara mengadakan Tanya jawab baik
langsung artau tidak langsung dengan responden.
Demikian, observasi dan wawancara yang mendalam
banyak membantu menggali kemampuan, masalah,
dan kebutuhan anak.
3) Tes, alat atau prosedur yang digunakan untuk
menhetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan dan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi,kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Webster’s Collegiate dalam Arikunto, 1995:29).

Inventori, alat pengumpulan data yang sifatnya


mengukur kecendrungan karakteristik perilaku
individu. Bisanya dimaksudkan untuk mengukur
sikap, kepribadian, minat, motif emosi dsb yang
bersifat tidak intelektif. Inventori ini mempunyai skala
interval sehingga bentuk data yang diperoleh adalah
skor. Beberapa jenis inventosi antara lain : skala
Likert, Thursthon, dan tipe Edward.

xlvi
xlvii
PE MBAH AS AN

PETAKONSEP

TIME LINE PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PELAKSANAAN ASESMEN

TIME LINE PENGERTIAN IDENTIFIKASI IDENTITAS SISWA

DESKRIPSI TIME LINE RUANG LINGKUP IDENTIFIKASI HASIL PELAKSANAAN


IDENTIFIKASI
TAHAPAN IDENTIFIKASI (KLASIKAL INDIVIDUAL
& INDIVIDUAL)
BUTIR SOAL
INSTRUMEN
KISI-KISI INSTRUMEN IDENTIFIKASI
ASESMEN
INDIVIDUAL
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN
DESKRIPSI
IDENTIFIKASI
PELAKSANAAN
ASESMEN
ANALISIS HASIL PELAKSANAAN INDIVIDUAL
IDENTIFIKASI

DESKRIPSI HASIL
ASESMEN
xlviii
Gambar 2.1

xlix
A. TIME LINE

1. Time Line
Tabel 2.1
NO KEGIATAN BULAN   TARGET PENCAPAIAN
SEPTEMBE
R OKTOBER NOVEMBER DESEMBER  
  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
ORIENTASI
PERKULIAH
1. AN                                    
KONSEP
ASESMEN
PERSPEKTI
2. F PKH                                    
DISKUSI
PERTAMA(1 Menentukan sekolah yang Menetapkan SD Pertiwi sebagai sekolah
) akan dituju  yang akan dituju 
3. KELOMPOK                                

50
Membuat surat perizinan
PEMBUATA
observasi dan
N SURAT  Mendapatkan surat izin observasi
mendaptakan izin
PERIZINAN
4.                                 observasi
PROSEDUR
&
PENYUSUN
   
AN
INSTRUME
5. NT                                

SURVEY
LOKASI
 Sudah mengatahui keadaan sekolah dan
SEKOLAH  Mengetahui keadaan
mendapatkan izin dari pihak sekolah
DAN sekolah dan mendapatkan
untuk melakukan setiap kegiatan di hari
MEMBERIK izin
(jumat 27 september)
AN SURAT
PERIZINAN

6.                                

DISKUSI
Membuat instrumen  Sudah terdapat instrumen wawancara
KEDUA (2)
observasi wawancara guru guru
KELOMPOK
7.                                

8. RUANG                                    

51
LINGKUP
DALAM
ASESMEN
PERKEMBA
NGAN
 DISKUSI  Membuat instrumen
KETIGA (3) akademik untuk test  Sudah terdapat instrumen akademik
9. KELOMPOK                                 klasikal membaca, menulis dan berhitung
 Membuat timeline project
 PEMBUATA work untuk menjadi acuan  Sudah terdapat timeline project work
10
N TIMELINE dalam proses pelaksanaan dan timeline dibuat dari bulan september
                                asesmen sampai bulan desember
 Mendapatkan informasi dari hasil
wawancara terdapat anak yang dirasa
 IDENTIFIK
mengalami hambatan dan diberikan
12. ASI KASUS
 Melakukan wawancara dokumen pendukung berupa rapot untuk
1
kepada guru untuk mendukung asumsi guru terhadap anak
                                identifikasi awal tersebut
 IDENTIFIK  Melakukan test klasikal
13. ASI KASUS kepada seluruh siswa  Sudah melakukan tes klasikal di kelas 5
2                                 kelas 5B di SD Pertiwi SD Pertiwi
14.  PEMERIKS                                  Melakukan pemeriksaan  sudah menentukan independent level,
AAN HASIL terhadap hasil test klasikal instruction level dan frustration level
TEST seluruh siswa kelas 5B
KLASIKAL dan melakukan screening
DAN atau penyeliksian anak

52
yang memiliki hasil nilai
SCREENING
terendah
 Menentukan subject dan
 DISKUSI
memilih instrumen yang
KEEMPAT
15. akan dipilih yang  Mendapatkan subjek dan memilih
(4)
disesuaikan dengan instrumen membaca untuk tes
KELOMPOK
                                hambatan anak Individual.
PRESENTAS
I PROGRESS
16.
REPORT  Menjelaskan timeline  Sudah menjelaskan timeline dari project
ASESMEN                                 dari project work work
DISKUSI Membuat instrumen
17 KELIMA (5) membaca permulaan Sudah terdapat instrument membaca
KELOMPOK untuk test individual permulaan
 IDENTIFIK  Melakukan test Sudah melakukan test individual
18. ASI individual sesuai dengan menggunakan instrument membaca
MASALAH                                 hambatan anak permulaan 

 DISKUSI
19. KEENAM(6)  Melakukan pemeriksaan Mendapatkan hasil test individual
KELOMPOK                                 hasil test invidual intrument membaca permulaan 

20. PRAKTEK                                 Melakukan pemberian  S444udah melakukan pemberian angket


LAPANGAN angket perkembangan perkembangan anak kepada orang tua

53
anak kepada orang tua
dan melakukan
wawancara

  dan melakukan wawancara

Melakukan pemeriksaan
angket yang telah diisi
PRAKTEK
21. Sudah melakukan pemeriksaan angket
oleh orang tua
LAPANGAN yang telah diisi oleh orang tua  dan
                                  terdapat kesimpulan perkembangan anak

PRESENTAS
I PROGRESS
22.
REPORT
ASESMEN

23. ASESMEN                                    

24. PERSENTAS                                    
I HASIL
AKHIR

54
ASESMEN

55
2. Deskripsi Time line

Tabel 2.2
NO KEGIATAN DESKRIPSI
1. Orientasi Orientasi perkuliahan mata
Perkuliahan kuliah asesmen anak
berkebutuhan khusus
dilakukan saat awal
perkuliahan semester tiga,
bertujuan untuk
menjelaskan kegiatan
perkuliahan selama satu
semester.
2. Konsep Asesmen Menjelaskan konsep
Perspektif asesmen dalam perspektif
Pendidikan pendidikan khusus
Khusus
3. Diskusi Pertama Menentukan sekolah yang
Kelompok akan dituju untuk
melakukaan asesmen dan
Menetapkan SD Pertiwi
sebagai instasi pendidikan
yang akan dijadikan tempat
obseravasi unuk mencari
individu yang memeliki
kebutuhan khusus.
4. Pembuatan Surat Membuat surat perizinan
Perizinan untuk melakukan observasi
dan Mendapatkan surat
perizinan untuk observasi
yang akan diberikan ke SD
Pertiwi.
5. Prosedur dan Merupakan materi
Penyusunan perkuliahan berkenaan
Instrumen prosedur dan penyusunan
instrumen yang akan
menjadi dasar saat
penyusunan instrumen.
6. Survey Lokasi Melakukan survey tempat

56
Sekolah ke SD Pertiwi serta
memberikan surat izin
observasi. mendapatkan
perizinan untuk melakukan
observasi kepada siswa
kelas lima serta kegiatan
berlangsung setiap hari
jumat
7. Diskusi Kedua Membuat instrumen
Kelompok wawancara guru untuk
melakukan wawancara
kepada guru sebelum
melakukan identifikasi
klasikal terhadap siswa
kelas lima di SD Pertiwi
8.. Ruang Lingkup Merupakan materi
dalam Asesmen perkuliahan berkenaan
Perkembangan Ruang Lingkup dalam
Asesmen Perkembangan
yang akan menjadi dasar
saat penyusunan instrumen.
9. Diskusi Ketiga Membuat insrumen klasikal
Kelompok akademik membaca,menulis
dan berhitung untuk
diberikan kepada siswa
kelas lima sekolah dasar
saat pelaksanaan identifikasi
kasus.
10. Pembuatan Membuat timeline sebagai
Timeline acuan dalam proses project
work asesmen pendidikan
khusus
11. Identifikasi Kasus Melakukan wawancara
kepada guru (wali kelas)
dan mendapatkan informasi
dari hasil wawancara
terdapat anak yang dirasa
mengalami hambatan dan
diberikan dokumen
pendukung berupa rapor

57
untuk mendukung asumsi
guru terhadap anak tersebut
12. Identifikasi Kasus Melaksanakan identifikasi
2 kasus dengan melakukan
test klasikal
membaca,menulis dan
berhitung.
13. Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan
Hasil Test dan terhadap hasil test klasikal
Screening seluruh siswa kelas lima dan
melakukan screening atau
penyeliksian anak yang
memiliki hasil nilai
terendah. Menentukan
independent level,
instruction level dan
frustration level terhadap
seluruh siswa
14. Diskusi Keempat Menentukan individu yang
Kelompok memiliki hambatan dan
memilih instrumen yang
akan dipilih yang
disesuaikan dengan
hambatan anak. Hal itu
untuk melanjutkan
identifikasi masalah melalui
test individual
15. Persentasi Mempersentasikan progress
Progress Report projectwork asesmen
Asesmen
16. Diskusi kelima Membuat instrumen
Kelompok membaca permulaan dalam
bentuk test individual saat
melaksanaka identifikasi
masalah.
17. Identifikasi Melakukan test individual
Masalah menggunakan instrument
membaca permulaan.
18. Diskusi Keenam Setelah melakukan
Kelompok pemeriksaan test individual

58
berupa membaca permulaan
terdapat hasil yang
menggambarkan
kemampuan inividu pad
aspek membaca pemahaman
19. Praktek Lapangan melakukan pemberian
1 dan 2 angket perkembangan anak
kepada orang tua dan
melakukan wawancara dan
melakukan pemeriksaan
angket yang telah diisi oleh
orang tua  dan terdapat
kesimpulan perkembangan
anak
20. Persentasi Mempersentasikan progress
Progress Report projectwork asesmen
Asesmen
21. Asesmen Melakukan asesmen
terhadap hasil test
individual membaca
pemahaman, membuat
laporan project work
asesmen dan membuat
prosedur asesmen membaca
permulaan
22. Persentasi Hasil Mempersentasikan laporan
Akhir Asesmen project work asesmen dan
prosedur asesmen membaca
permulaan

B. PELAKSANAAN IDENTIFIKASI

59
1. Pengertian Identifikasi

Identifikasi adalah suatu proses untuk menemukan atau


menandai individu yang di duga sebagai Anak Berkebutuhan
Khusus. Menurut Ainun Kurniansyah bahwa Identifikasi
merupakan kegiatan awal  yang mendahului proses asesmen.
Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu,
yang dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses
menemukan anak apakah mempunyai kelainan/masalah, atau
proses pendektesia dini terhadap anak berkebutuhan khusus.
Menurut Swassing (dalam Ainun Kurniansyah), identifikasi
mempunyai dua konsep yaitu konsep penyaringan ( screening )
dan identifikasi aktual (actual identifikcation). Selain itu
pengertian Identifikasi menurut Wardani (dalam Ainun
Kurniansyah) identifikasi merupakan langkah awal dan sangat
penting untuk menandai munculnya kelainan atau kesulitan.
Istilah identifkasi anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan
merupakan suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun
tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang
anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual,
social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya
(anak-anak normal).

2. Tujuan Identifikasi

60
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun
informasi apakah seorang anak mengalami
kelainan/penyimpangan (pisik, intelektual, sosial, emosional).
Disebut mengalami kelainan/penyimpangan tentunya jika
dibandingkan dengan anak lain yang sebaya dengannya. Hasil
dari identifkasi akan dilanjutkan dengan asesmen, yang hasilnya
akan dijadikan dasar untuk penyusunan progam pembelajaran
sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusif, kegiatan identifikasi anak
berkebutuhan khusus dilakukan untuk lima keperluan,yaitu: 1)
Penjaringan (screening), 2) Pengalihtanganan (referal), 3)
Klasifikasi, 4) Perencanaan pembelajaran, dan 5) Pemantauan
kemajuan belajar. Adapun penjelasan dari kegiatan tersebut
sebagai berikut:
1. Penjaringan (screening)
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak di kelas
dengan alat identifikasi anak berkebutuhan khusus.
Contoh alat identifikasi terlampir. Pada tahap ini
identifikasi berfungsi menandai anak-anak mana yang
menunjukan gejala-gejala tertentu, kemudian
menyimpulkan anak-anak mana yang mengalami
kelainan/penyimpangan tertentu, sehingga tergolong Anak
Berkebutuhan Khusus. Dengan alat identifikasi ini guru,
orangtua, maupun tenaga profesional terkait, dapat
melakukan kegiatan penjaringan secara baik dan hasilnya
dapat digunakan untuk bahan penanganan lebih lanjut.
2. Pengalihtanganan (referal)

61
Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada tahap
penjaringan, selanjutnya anak-anak dapat dikelompokkan
menjadi 2 kelompok. Pertama, ada Anak yang perlu
dirujuk ke ahli lain (tenaga profesional) dan dapat
langsung ditangani sendiri oleh guru dalam bentuk
layanan pembelajaran yang sesuai. Kedua, ada anak yang
perlu dikonsultasikan keahlian lain terlebih dulu (referal)
seperti psikolog, dokter, orthopedagog (ahli PLB), dan
therapis, kemudian ditangani oleh guru. Proses perujukan
anak oleh guru ke tenaga profesional lain untuk membantu
mengatasi masalah anak yang bersangkutan disebut proses
pengalihtanganan (referal). Bantuan ke tenaga lain yang
ada seperti Guru Pendidikan Khusus (Guru PLB) atau
konselor.
3. Klasifikasi
Pada tahap klasifikasi, kegiatan identifikasi bertujuan
untuk menentukan apakah anak yang telah dirujuk
ketenaga profesional benar-benar memerlukan
penanganan lebih lanjut atau langsung dapat diberi
pelayanan pendidikan khusus. Apabila berdasar
pemeriksaan tenaga profesional ditemukan masalah yang
perlu penangan lebih lanjut (misalnya pengobatan, terapi,
latihan-latihan khusus, dan sebagainya) maka guru tinggal
mengkomunikasikan kepada orang tua siswa yang
bersangkutan. Jadi guru tidak mengobati dan atau
memberi terapi sendiri, melainkan memfasilitasi dan
meneruskan kepada orang tua tentang kondisi anak yang

62
bersangkutan. Guru hanya memberi pelayanan pendidikan
sesuai dengan kondisi anak. Apabila tidak ditemukan
tanda-tanda yang cukup kuat bahwa anak yang
bersangkutan memerlukan penanganan lebih lanjut, maka
anak dapat dikembalikan kekelas semula untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan khusus di kelas
reguler.
4. Perencanaan pembelajaran
Pada tahap ini, kegiatan identifikasi bertujuan untuk
keperluan penyusunan program pembelajaran yang
diindividualisasikan (PPI). Dasarnya adalah hasil dari
klasifikasi. Setiap jenis dan gradasi (tingkat kelainan)
anak berkebutuhan khusus memerlukan program
pembelajaran yang berbeda satu sama lain. Mengenai
program pembelajaran yang diindividualisasikan (PPI)
akan dibahas secara khusus dalam buku yang lain
tentang pembelajaran dalam pendidikan inklusif.
5. Pemantauan kemajuan belajar
Kemajuan belajar perlu dipantau untuk mengetahui
apakah program pembelajaran khusus yang diberikan
berhasil atau tidak. Apabila dalam kurun waktu
tertentu anak tidak mengalami kemajuan yang
signifikan (berarti), maka perlu ditinjau kembali.
Beberapa hal yang perlu ditelaah apakah diagnosis
yang kita buat tepat atau tidak, begitu pula dengan
Program Pembelajaran Individual (PPI) serta metode
pembelajaran yang digunakan sesuai atau tidak dll

63
Sebaliknya, apabila intervensi yang diberikan
menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan maka
pemberian layanan atau intervensi diteruskan dan
dikembangkan Dengan lima tujuan khusus diatas,
indentifikasi perlu dilakukan secara terus menerus
oleh guru, dan jika perlu dapat meminta bantuan dan
atau bekerja sama dengan tenaga professional yang
dekat dengan masalah yang dihadapi anak.
(Gunawan:20).

3. Tahapan Identifikasi

Identifikasi memiliki beberapa tahapan diantaranya


sebagai berikut (Gunwan : 24-25) :
1. Menghimpun Data Anak Pada tahap ini petugas (guru)
menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas
(berdasarkan gejala yang nampak pada siswa) dengan
menggunakan Alat Indentifikasi Anak Berkebutuhan
Khusus (AIABK).
2. Menganalisis Data dan Mengklasifikasikan Anak Pada
tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-
anak yang tergolong Anak Berkebutuhan Khusus
(yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus).
Buatlah daftar nama anak yang diindikasikan
berkelainan sesuai dengan ciri-ciri. Jika ada anak yang
memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi
kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka

64
dimasukkan ke dalam daftar nama-nama anak yang
berindikasi kelainan Sedangkan untuk anak-anak yang
tidak menunjukan gejala atau tanda-tanda berkelainan,
tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus
tersebut.
3. Menginformasikan Hasil Analisis dan Klasifikasi
Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah
dibuat guru dilaporkan kepada Kepala Sekolah, orang
tua siswa, dewan komite sekolah untuk mendapatkan
saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.
4. Menyelenggarakan Pembahasan Kasus (case
conference) Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan
oleh Kepala Sekolah setelah data Anak Berkebutuhan
Khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah
dapat melibatkan: (1) Kepala Sekolah sendiri; (2)
Dewan Guru; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga
profesional terkait, jika tersedia dan memungkinkan;
(5) Guru Pembimbing/Pendidikan Khusus (Guru PLB)
jika tersedia dan memungkinkan. Materi pertemuan
kasus adalah membicarakan temuan dari masing-
masing guru mengenai hasil indentifikasi untuk
mendapatkan tanggapan dan cara-cara pencegahan
serta penanggulangannya.
5. Menyusun Laporan Hasil Pembahasan Kasus Pada
tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan
masalah dan penanggulangannya perlu dirumuskan
dalam laporan hasil pertemuan kasus.

65
4. Instrumen Identifikasi Membaca
a.Kisi-kisi Instrumen IdentifikasiMembaca
Pemahaman

Tabel 2.3

66
Aspek Sub Jumlah Kode
Indikator
Kemampuan Kemampuan Soal Soal
Kemampuan 1. Kemampuan 1.1. Mampu
membaca untuk beranologi yang
kritis beranalogi. sesuai atau sejalan
dengan konten/isi 1 3c
pada teks bacaan,
yaitu menentukan
judul bacaan.
2. Kemampuan 2.1. Mampu
2a,
mengemukak menyebutkan fakta
5 2b,2c,
an fakta. yang ada dalam
3a,3b
teks bacaan.
3. Kemampuan 4.1. Mampu
untuk membaca dan
mengemukak memahami
an konten / isi bacaan
berargumen. dan 2 1a,1c
mengemukakan
berargumen
berdasarkan
bacaan tersebut.
4. Kemampuan 5.1. Mampu
untuk menjawab dan
mengemukak menjelaskan
an sekuen konten / isi yang
1 1b
yang ada mengandung unsur
dalam cerita sekuen /urutan
kejadian pada
bacaan

67
Butir Instrumen Identifikasi Membaca

Sub
Aspek Kemampuan Indikator Butir Instrumen
Kemampuan
Kemampuan 1.Kemampuan 1.1 Mampu Teks 1
membaca kritis untuk beranologi yang
beranalogi. sesuai atau Beberapa wilayah di Indonesia dilanda
bencana banjir. Hampir setiap tahun bencana tersebut
sejalan dengan
datang. Salah satu penyebab banjir adalah
konten/isi pada penebangan hutan secara berlebihan. Padahal pohon-
teks bacaan, pohon tersebut memiliki peran yang sangat penting,
yaitu yaitu sebagai penyangga tanah dan pengatur
menentukan keseimbangan air. Melihat keadaan tersebut,
judul bacaan. pemerintah pun mencanangkan gerakan sejuta pohon.
Maksudnya, kita semua diajak untuk menanam
berbagai jenis pohon di lingkungan masing-masing.

Teks 2
Pohon di sekitar kita membuat udara menjadi
segar. Sebagai contoh, pohon-pohon di tengah kota
yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Pohon-pohon
ini akan menyerap gas karbon dioksida. Sebaliknya,
pohon-pohon ini akan menghasilkan gas oksigen
yang dibutuhkan manusia. Semakin banyak pohon

68
akan membuat kita semakin sehat. Oleh karena itu,
marilah kita jaga pohon yang sudah ada dan kita
tanami lingkungan sekitar kita dengan pohon.
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
3c. Perbedaan dari kedua teks tersebut adalah ...
2.Kemampuan 2.1Mampu Bacalah puisi di bawah ini dengan baik!
mengemukaka menyebutkan fakta
n fakta. yang ada dalam teks Hijaunya Alam
Sawah hijau membentang
bacaan.
Padi-padi tumbuh dengan subur
Petani dengan senang menatapnya
Suara burung berkicau
Di atas pepohonan hijau
Alangkah indah alamku
Hijau tentramkan pandanganku

Dari puisi di atas jawablah pertanyaan di bawah ini:


a. Apakah judul puisi di atas? 
b. Siapakah yang merasa senang melihat sawah? 
c. Dimanakah burung-burung berkicau? 

Teks 1

Beberapa wilayah di Indonesia dilanda

69
bencana banjir. Hampir setiap tahun bencana tersebut
datang. Salah satu penyebab banjir adalah
penebangan hutan secara berlebihan. Padahal pohon-
pohon tersebut memiliki peran yang sangat penting,
yaitu sebagai penyangga tanah dan pengatur
keseimbangan air. Melihat keadaan tersebut,
pemerintah pun mencanangkan gerakan sejuta pohon.
Maksudnya, kita semua diajak untuk menanam
berbagai jenis pohon di lingkungan masing-masing.

Teks 2
Pohon di sekitar kita membuat udara menjadi
segar. Sebagai contoh, pohon-pohon di tengah kota
yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Pohon-pohon
ini akan menyerap gas karbon dioksida. Sebaliknya,
pohon-pohon ini akan menghasilkan gas oksigen
yang dibutuhkan manusia. Semakin banyak pohon
akan membuat kita semakin sehat. Oleh karena itu,
marilah kita jaga pohon yang sudah ada dan kita
tanami lingkungan sekitar kita dengan pohon.

Jawablah pertanyaan di bawah ini !


1. Teks 1 membahas tentang ...
2. Teks 2 membahas tentang ..

70
3.Kemampuan 3.1Mampu membaca Bacalah bacaan berikut ini!
untuk dan memahami
mengemukaka konten / isi bacaan Jalan-Jalan ke Museum
 Pada liburan sekolah kemarin, siswa-siswa SDN
n berargumen. dan mengemukakan
Sukamaju berkunjung ke MuseumKeprajuritan
berargumen Indonesia. Letak museum ini berada di lingkungan
berdasarkan bacaan Taman Mini Indonesia, Jakarta. Setelah tiba di
tersebut. Museum Keprajuritan Indonesia, siswa-siswa merasa
heran danbangga. Mereka melihat bentuk layar yang
besar yang berada di lingkungan
museum.Selanjutnya, mereka mendapat penjelasan
dari petugas museum. Dengan cermatnya petugas itu
menjelaskan keadaan museum kepada pengunjung.
Anak-anak mendengarkan dengan cermat dan
mencatat hal-hal yang penting. Museum Keprajuritan
Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Juli 1987.
Museum itu berbentuk segi lima atau disebut
juga pentagon. Di sekeliling museum terdapat parit.
Di tembok bagian luar terdapat gambar timbul atau
relief yang menggambarkan  perjuangan bangsa
Indonesia mengusir penjajah. Kamu sudah tahu, kan
mereka berjuang untuk mencapai kemerdekaan?Di
museum itu juga terdapat danau dan daratan buatan

71
yang melambangkan tanah air Indonesia yang terdiri
atas daratan dan lautan. Pelabuhan tempat berlabuh
perahu-perahu melambangkan kesibukan kegiatan
ekonomi dan perhubungan. Setelah anak-anak selesai
mendengarkan penjelasan petugas museum, mereka
beristirahat dan makan siang bersama bapak dan ibu
guru.
Dikutip dari Tradisi Berjuang Bangsa
Indonesia karya Tjahyadi Nugroho
dengan pengubahan.

Dari bacaan diatas jawablah pertanyaan berikut ini!


a. Menurut kamu apa yang membuat siswa-siswi
SDN Sukamaju erasa heran dan bangga saat
berkunjung ke Museum Keprajuritan Indonesia?
b. Apa inti bacaan dari cerita di atas?

4.Kemampuan 4.1Mampu Bacalah bacaan berikut ini!


untuk menjawab dan
mengemukaka menjelaskan Jalan-Jalan ke Museum
 Pada liburan sekolah kemarin, siswa-siswa SDN
n sekuen yang konten / isi yang
Sukamaju berkunjung ke MuseumKeprajuritan
ada dalam mengandung unsur Indonesia. Letak museum ini berada di lingkungan
cerita sekuen /urutan Taman Mini Indonesia, Jakarta. Setelah tiba di

72
kejadian pada Museum Keprajuritan Indonesia, siswa-siswa merasa
bacaan heran danbangga. Mereka melihat bentuk layar yang
besar yang berada di lingkungan
museum.Selanjutnya, mereka mendapat penjelasan
dari petugas museum. Dengan cermatnya petugas itu
menjelaskan keadaan museum kepada pengunjung.
Anak-anak mendengarkan dengan cermat dan
mencatat hal-hal yang penting. Museum Keprajuritan
Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Juli 1987.
Museum itu berbentuk segi lima atau disebut
juga pentagon. Di sekeliling museum terdapat parit.
Di tembok bagian luar terdapat gambar timbul atau
relief yang menggambarkan  perjuangan bangsa
Indonesia mengusir penjajah. Kamu sudah tahu, kan
mereka berjuang untuk mencapai kemerdekaan?Di
museum itu juga terdapat danau dan daratan buatan
yang melambangkan tanah air Indonesia yang terdiri
atas daratan dan lautan. Pelabuhan tempat berlabuh
perahu-perahu melambangkan kesibukan kegiatan
ekonomi dan perhubungan. Setelah anak-anak selesai
mendengarkan penjelasan petugas museum, mereka
beristirahat dan makan siang bersama bapak dan ibu
guru.
Dikutip dari Tradisi Berjuang Bangsa

73
Indonesia karya Tjahyadi Nugroho
dengan pengubahan.

Dari bacaan diatas jawablah pertanyaan berikut ini!


b. Bagaimana urutan cerita jalan-jalan kemuseum
secara singkat?
Tabel 2.4

74
c. Rubrik Penilaian Instrumen Identifikasi Membaca

N Jenis Tabel 2. 5 Rentang


Kriteria Penilaian
o pertanyaan skor
1 Fakta Jawaban dikategorikan benar jika
( 2a, 2b, 2c, 3a, sesuai dengan yang ada di dalam 1
3b ) teks
2 Argumen Jawaban dikategorikan benar jika
(1a, 1c) sesuai dengan salah satu dari kata
kunci yang telah dibuat. Berikut
adalah kata kunci nya :
a. Museum Keprajuritan
Indonesia.
b. Taman Mini Indonesia. 2
c. Layar Besar.
d. Petugas menjelaskan.
e. Diresmikan tanggal 5 Juli
1987.
f. Museum berbentuk segi
lima
g. Terdapat gambar timbul
atau relief
h. Museum terdapat daratan
buatan.
i. Pelabuhan tempat
berlabuh perahu-perahu.
3 Sequence Jawaban dikategorikan benar jika
(1b) sesuai dengan urutan cerita teks.
Berikut urutan cerita teks yang
benar: 3
a. Berkunjung ke museum
b. Kesan pertama saat tiba di
museum.
c. Penjelasan petugas
museum.
4 Analogi Jawaban dikategorikan benar jika
(3c) terdapat perbedaan antara teks 1
dan teks 2 .
a. Teks 1 menggambarkan 4
tentang bencana alam.

75
b. Teks 2 menggambarkan
tentang lingkungan alam.

d. Analisis Hasil Pelaksanaan Identifikasi Membaca


Pemahaman (Klasikal)

Pelaksanaan Asesmen yang kami laksanakan yaitu di


sekolah reguler tepat nya di SD Pertiwi Taman Sari. Kami
melaksanakan asesmen kepada kelas 5B pelaksanaan asesmen
dilaksanakan pada dua tahap, yakni: 1) Klasikal, tahap ini
merupakan tahap identifikasi untuk memperoleh data yang dapat
menentukan: Independen level, Instruction level, dan Frustation
level. Beberapa prosedur yang ditempuh yaitu :

a. Memberikan soal pada setiap siswa berdasarkan


butir instrumen yang telah dibuat.
b. Siswa diminta mengisi kolom identitas terlebih
dulu di pojok atas lembar soal.
c. Anak diminta menyelesaikan semua soal, anak
boleh mengerjakan soal yang dirasa mudah
terlebih dahulu, serta anak boleh melewati
pertanyaan yang dirasa sulit.
d. Menghitung skor dan presentase hasil soal setiap
siswa sesuai dengan rubik nilai yang telah
ditentukan.
e. Membuat tabel nilai membaca pemahaman secara
klasikal.

76
f. Menafsirkan tabel dan menyimpulkan posisi siswa
(yakni: Independen level, Instruction level dan
frustration level) dalam bentuk grafik.

e. Hasil IdentifikasiMembaca Pada Tahap Klasikal

Tabel 2.6

Nilai FAK SEKUE ARGUME ANALO


No Nama Membaca TA N N GI
Skor Skor Skor Skor Skor
1 Athfal Falah 2 2 0 0 0
2 Azka Auzan Atqiyya 6 3 3 0 0
3 Hanifa Putri Salsabila 6 2 0 0 4
4 M Rafif Ramadhan 6 4 0 2 0
5 Dikta Okta Saputra 7 4 3 0 0
6 Fairuz Nashar 8 5 3 0 0
7 Rifani Nabila 8 4 0 0 4
8 Alina Naila Desyra 9 3 0 2 4
9 Anna Maria Gracia 9 5 0 0 4
Laiqa Adibah
10 9 5 0 4 0
Mustafa
11 Laura Novia Putri D 9 5 0 4 0
12 Siti Aisyah 9 2 3 4 0
13 Azhar Hamdani 10 5 3 2 0
Grina Hafizh
14 10 4 0 2 4
Rahardian Nizar
Raditiya Rizky
15 10 5 3 2 0
Robani
Ksatria Sayyidina
16 11 4 3 0 2
Deska
Shafa Aghnia
17 11 2 3 2 4
Zhafran
Anindya Kalila
18 12 4 0 4 4
Harpani A

77
Novelia Rahhma
19 12 5 3 4 0
Anggraeni
20 Putri Nady Sugema 12 1 3 4 4
21 Rafi Faiz Taufik 12 5 3 4 0
22 Rizki Amellia 12 4 0 4 4
23 Aldila Raditya Ali 14 3 3 4 4
Humaira Putri
24 14 5 3 2 4
Rahayu
25 Zhakia Nur'aini 14 3 3 4 4
26 Andrea Dena Wimala 15 4 3 4 4
27 Dhea Saskia 15 4 3 4 4
Putri Qey
28 16 5 3 4 4
Abdurachman
Quinsha Deandra
29 16 5 3 4 4
Ramaniya S

Presentase Penguasaan Keterampilan Membaca Pada Setiap


Aspek Membaca Pemahaman Secara Klasikal di Kelas

Tabel 2.7

NO ASPEK PRESENTASE
1. Fakta 77,2 %
2. Sekuen 62,1 %
3. Argumen 60,3 %
4. Analogi 56,9 %

Presentase Skor Pada Subjek

78
Tabel 2.8

Presentas
No Nama
e
1 Athfal Falah 12.5 %
2 Azka Auzan Atqiyya 37.5 %
3 Hanifa Putri Salsabila 37.5 %
4 M Rafif Ramadhan 37.5 %
5 Dikta Okta Saputra 43.75 %
6 Fairus Nashar 50 %
7 Rifani Nabila 50 %
8 Alina Naila Desyra 56.25 %
9 Anna Maria Gracia 56.25 %
10 Laiqa Adibah Mustafa 56.25 %
11 Laura Novia Putri Dimiati 56.25 %
12 Siti Aisyah 56.25 %
13 Azhar Hamdani 62.5 %
Grina Hafizh Rahardian
14
Nizar 62.5 %
15 Raditiya Rizky Robani 62.5 %
16 Ksatria Sayyidina Deska 68.75%
17 Shafa Aghnia Zhafran 68.75 %
18 Anindya Kalila Harpani A 75 %
19 Novelia Rahhma Anggraeni 75 %
20 Putri Nady Sugema 75 %
21 Rafi Faiz Taufik 75 %
22 Rizki Amellia 75 %
23 Aldila Raditya Ali 87.5 %
24 Humaira Putri Rahayu 87.5 %
25 Zhakia Nur'aini 87.5 %
26 Andrea Dena Wimala 93.75 %
27 Dhea Saskia 93.75 %
28 Putri Qey Abdurachman 100 %
Quinsha Deandra Ramaniya
29
S 100 %
Kesimpulan :
Independen level :7

79
Instruction level :17
Frustration level :5

Berdasarkan kesimpulan diatas terdapat tujuh orang yang


termasuk pada frustration level. Namun kami hanya
mengasesmen lebih lanjut berdasarkan presentase terkecil dari
frustration level, yakni sodara athfal falah dengan presentase 12,5
%

C. PELAKSANAAN ASESSMEN

A. Pelaksanaan Asesmen
1. Profil Anak
 Nama anak : Athfal Falah
 Nama Panggilan : Zaky
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tempat, tanggal lahir : Bandung, 28 Desember
2008
 Usia : 11
 Kelas/Semester : 5/semester 1
 Sekolah : SD Pertiwi
 Agama : Islam
 Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

2. Hasil Identifikasi Individual

80
Tabel 2.9

NO JENIS ANALISIS HASIL JAWABAN


PERTANYAAN
1. Fakta Pada jenis pertanyaan fakta terdapat
lima butir soal, Hasil jawaban
individu empat soal tidak sesuai
dengan fakta cerita yang terdapat pada
teks dan satu soal sesuai dengan fakta
cerita yang terdapat pada teks
2. Argumen Pada jenis pertanyaan argumen
terdapat dua butir soal, hasil jawaban
individu tidak bisa berargumentasi
terhadap cerita.
3. Sequence Pada jenis pertanyaan sequence
terdapat satu butir soal, hasil jawaban
invidu tidak bisa mengurutkan cerita
dengan benar.
4. Analogi Pada jenis pertanyaan analogi terdapat
satu butir soal, hasil jawaban invidu
tidak bisa membedakan teks cerita 1
dengan teks cerita 2.

81
3. Kisi-Kisi Asesmen Individual
Tabel 2.10
Aspek Jumlah
Sub Kemampuan Indikator Kode Soal
Kemampuan Soal
Kemampuan 1. 1.1 Kemampuan membaca simbol
membaca Kemampuanmembaca huruf vokal
permulaan simbol bahasa (huruf). Mampu membacakan huruf vokal
yang terdiri atas :
1.1.1 Huruf vokal cetak kecil
1
1.1.2 Huruf vokal cetak kapital 2
1.1.3 Huruf vokal cetak kapital 3
1.1.4 Huruf vokal miring kecil 4
7
1.1.5 Huruf vokal miring kapital 5
1.1.6 Huruf vokal rangkap
sambung
6
1.1.7 Membedakan huruf vokal
cetak kecil dengan huruf
vokal cetak kapital 7

82
1.2 Kemampuan membaca simbol 7
huruf konsonan

Mampu membacakan huruf


konsonan yang terdiri atas :

1.2.1 Huruf konsonan cetak 8


kecil
1.2.2 Huruf konsonan cetak
kapital 9
1.2.3 Huruf konsonan cetak
10
kapital
1.2.4 Huruf konsonan miring 11
kecil
1.2.5 Huruf konsonan miring 12

83
kapital
1.2.6 Huruf konsonan rangkap 13
sambung
1.2.7 Membedakan huruf
konsonan cetak kecil
dengan huruf konsonan
cetak kapital. 14

2. Kemampuan Mampu membacakan suku kata 12


membaca suku yang terdiri atas :
kata. 2.1 Membaca suku kata yang 18
memiliki pola KV
(Konsonan-vokal).
2.2 Membaca suku kata yang
19
memiliki pola VK (Vokal-
konsonan).
2.3 Membaca suku kata yang
memiliki pola KVK 20
(Konsonan-Vokal-
Konsonan).
2.4 Membaca suku kata yang

84
memiliki pola V-KV 21
(Vokal-Konsonan Vokal ).
2.5 Membaca suku kata yang 22
memiliki pola KV-KV
(Konsonan Vokal –
Konsonan Vokal).
2.6 Membaca suku kata yang
memiliki pola V- KVK 23
(Vokal-Konsonan Vokal
Konsonan).
2.7 Membaca suku kata yang 24
memiliki pola KV- KVK
(Konsonan Vokal-
Konsonan Vokal
Konsonan).
2.8 Membaca suku kata yang
memiliki pola KVK - 25
KVK (Konsonan Vokal
Konsonan – Konsonan
Vokal Konsonan).
2.9 Membaca suku kata yang
memiliki pola KV – KVK
26

85
(Konsonan Vokal–
Konsonan Vokal
Konsonan ).
2.10 Membaca suku
kata yang memiliki pola
KVK - KV (Konsonan 27
Vokal Konsonan –
Konsonan Vokal ).
2.11 Membaca suku
kata yang memiliki pola
KV - KVKK (Konsonan
28
Vokal – Konsonan Vokal
Konsonan Konsonan ).

3 Kemampuan untuk Mampu membaca kata yang 3


membaca kata. terdiri atas : 15
3.1 Membaca kata benda. 16
3.2 Membaca kata kerja 17
3.3 Membaca kata sifat

86
4 Kemampuan untuk Mampu membaca kalimat yang
membaca kalimat terdiri atas :
4.1 Membaca kalimat
pernyataan
4.2 Membaca kalimat
pertanyaan 29
4.3 Membaca kalimat perintah
3
30

31

4. Butir Instrumen Asesmen membaca

Tabel 2.11
No Sub Butir soal Keterangan Skor Deskripsi

87
Kemampuan Mampu Tidak
mampu
1. 1.
Pemahaman
simbol
bahasa
(huruf)
1.1. Vokal
1.1.1. Cetak 1.1.1 Bacalah huruf dibawah ini !
kecil Dibaca a i u e O
Terbaca

1.1.2. Cetak 1.1.2 Bacalah huruf dibawah ini !


kapital Dibaca A I U E O
Terbaca

1.1.3 Cetak 1.1.3 Bacalah huruf dibawah ini !


Rangkap Dibaca Ai Ie Ue Ia Ua
Terbaca
1.1.4. Miring 1.14 Bacalah huruf dibawah ini !
kecil Dibaca a i u e O

88
Terbaca

1.1.5. Miring 1.1.5 Bacalah huruf dibawah ini !


kapital Dibaca A I U E O
Terbaca

1.1.6. 1.1.6 Bacalah huruf dibawah ini !


Rangkap Dibaca AI UE IE UA IA
Sambung Terbaca

1.1.7 Cocokkan huruf vokal cetak besar dan


1.1.7 vokal cetak kecil !
Membedakan A U
huruf vokal I I
cetak U O
kecil,dan
E A
besar
O E
1.2.
Konsonan
1.2.1 Bacalah huruf dibawah ini!
1.2.1 Cetak
kecil dibaca b c d f g h j k L m n p

89
Terba
ca

q r s t v w x y z

1.2.2 Cetak
kapital 1.2.2 Bacalah huruf dibawah ini !
Diba B C D F G H J K L M N P
ca
Terb
aca

Q R S T V W X Y Z
1.2.3 Cetak
rangkap

1.2.3 Bacalah huruf dibawah ini !


1.2.4 Miring Dibaca Ng Kh Ny
Kecil
Terbaca

1.2.4 Bacalah huruf dibawah ini!

90
dibaca b c d f g h j K l m n p
terbaca

q r s t v w X y z
1.2.5 Miring
Kapital
1.2.5 Bacalah huruf dibawah ini!
Dibaca B C D F G H J K L M N P
Terbac
a

Q R S T V W X Y Z
1.2.6
Rangkap
sambung

1.2.7 1.2.6 Bacalah huruf dibawah ini!


Membedakan Dibaca N KH NY
huruf vokal G
cetak Terbaca
kecil,dan
besar 1.2.7 Cocokkanlah huruf vokal cetak kecil
dan vokal cetak besar !

91
F B
G C
B D
C F
D G

2. Membaca
kata
2.1 Membaca 2.1 Bacalah kata-kata berikut dengan benar!
kata benda Dibaca Terbaca
Baju
Buku
Sepeda
Pulpen
Sendal

2.2 Bacalah kata-kata dibawah ini dengan


2.2 Membaca benar!
kata kerja Dibaca Terbaca
Minum
Membaca
Menulis

92
Belajar
Belanja

2.3 Membaca 2.3 Bacalah kata-kata dibawah ini dengan


kata sifat benar!
Dibaca Terbaca
Tekun
Sombong
Malas
Nakal
Pelit
3. Membaca
suku kata
3.1 Membaca 3.1 Bacalah suku kata dibawah ini !
suku kata Dibaca Terbaca
yang Bu
memiliki pola Ci
KV De
(Konsonan- Fu
vokal). Go
Ha

93
Ji
Ke
La
Mu
Na
Pi
Qu
Ro
Se
Ti
Va
Wa
Xa
Ye

3.2 Membaca 3.2 Bacalah suku kata dibawah ini !


suku kata Dibaca Terbaca
yang Ab
memiliki pola Ad
VK Ih
(Vokal- In
konsonan). Up

94
Uk
El
Es
Or
Oh

3.3 Membaca 3.3 Bacalah suku kata dibawah ini !


suku kata Dibaca Terbaca
yang Lap
memiliki pola Dik
KVK Bus
(Konsonan- Tas
Vokal- Dus
Konsonan)

3.4 Membaca
suku kata 3.4 Bacalah suku kata dibawah ini !
yang Dibaca Terbaca
memiliki pola
i bu
V-KV
a ku
(Vokal –
o li
Konsonan
u da

95
vokal ) e ka

3.5 Membaca
suku kata 3.5 Bacalah suku kata dibawah ini !
yang Dibaca Terbaca
memiliki pola Ba ju
KV-KV Gu ru
(Konsonan Da si
Vokal – Ra tu
Konsonan Ca ri
Vokal)

3.6
Membaca
suku kata 3.6 Bacalah suku kata dibawah ini !
yang Dibac Terbaca
memiliki pola a
V- KVK I kan
(Vokal- U lar
Konsonan
O bat

96
Vokal A yam
Konsonan) E dan

3.7 Membaca
suku kata
yang 3.7 Bacalah suku kata dibawah ini !
memiliki pola Dibaca Terbaca
KV- KVK Ci cak
(Konsonan Me rah
Vokal- Pu tih
Konsonan Be ras
Vokal Le bar
Konsonan).

3.8 Membaca
suku kata
yang
3.8 Bacalah suku kata dibawah ini !
memiliki pola
Dibaca Terbaca
KVK - KVK
(Konsonan San dal
Vokal Ram but
Konsonan – Tem pat
Gam bar

97
Konsonan Lem par
Vokal
Konsonan).

3.9 Membaca
suku kata
yang 3.9 Bacalah suku kata dibawah ini !
memiliki pola Dibaca Terbaca
KV – KVK / Le ma ri
KV – KV- Se pa tu
KV Se pe da
(Konsonan Ke sa na
Vokal– Me nu ju
Konsonan
Vokal
Konsonan ).

3.10
Membaca
suku kata 3.10 Bacalah suku kata dibawah ini !
yang Dibaca Terbaca
memiliki pola Bam bu

98
KVK - KV Pin tu
(Konsonan Kun ci
Vokal Tan pa
Konsonan – Sum bu
Konsonan
Vokal ).

3.11
Membaca
suku kata 3.11 Bacalah suku kata dibawah ini !
yang Dibaca Terbaca
memiliki pola Hi dung
KV - KVKK Ku ning
(Konsonan Wa rung
Vokal – Ta bung
Konsonan Pa ling
Vokal
Konsonan
Konsonan ).

4. 4.1 Kalimat 4.1 Bacalah kalimat dibawah ini dengan

99
pernyataan benar!
Dibaca Terbaca
Ayah sedang
membaca koran
Pak Iwan sedang
mengajar
matematika
Adik bermain air di
pantai
Kemarin,apri pergi
ke pasar bersama
ibu
Andi berjalan ke
sekolah 30 menit

4.2 Kalimat
pertanyaan 4.2 Bacalah kalimat dibawah ini dengan
benar!
Dibaca Terbaca
Apa yang sedang
ayah lakukan?

100
Siapa yang sedang
mengajar
matematika?
Dimana adik
bermain air?
Kapan apri pergi ke
pasar?
Berapa lama Andi
berjalan ke sekolah?

4.3 Kalimat 4.3 Bacalah kalimat berikut dengan keras!


perintah Dibaca Terbaca
Buka pintu ini !
Bacalah tulisan ini
dengan keras !
Buang sampah
ini !
Jauhkan pisau itu
darinya !
Tutup mulutmu
itu !

101
5. Deskripsi pelaksanaan asesmen individual

Pada saat pelaksanaan asesmen anak diberikan soal yang berbeda dengan soal pada saat identifikasi.
Jika pada tahap identifikasi soal yang digunakan lebih mengarah pada aspek penilaian terhadap membaca
pemahaman, maka dalam tahap asesmen, soal yang digunakan diturunkan pada aspek membaca permulaan.
Sehingga dapat menentukan kemampuan yang dimiliki anak , hambatannya, serta kebutuhan yang dimiliki

102
No Soal Kemampuan yang Ketidakmampuan Kebutuhan anak
dimiliki yang dimiliki
1. Bacalah huruf dibawah ini ! Anak telah mampu
Dibaca A I u e o membaca huruf
Terbaca vokal cetak kecil
dengan benar

Bacalah huruf dibawah ini ! Anak telah mampu


Dibaca A I U E O membaca huruf
Terbaca vokal cetak besar
dengan benar

Bacalah huruf dibawah ini !


Dibaca Ai Ie Ue Ia Ua Anak sudah mampu Dalam membaca Kebutuhan yang
Terbaca membaca huruf huruf cetak diperlukan anak
cetak rangkap Ai,Ue rangkap, anak adalah
dan Ua melakukan membedakan
kesalahan dalam huruf besar I
membaca Ie dan Ia, dengan l kecil,
anak membaca Ie karena anak
menjadi e dan selalu membaca
membaca Ia l menjadi I

103
menjadi La

Bacalah huruf dibawah ini !


Dibaca a I u e o Anak telah mampu
Terbaca membaca huruf
vokal miring kecil
dengan benar

Bacalah huruf dibawah ini !


Dibaca A I U E O Anak telah mampu
Terbaca membaca huruf
vokal cetak miring
besar dengan benar

Bacalah huruf dibawah ini !


Dibaca AI UE IE UA IA Anak belum Kebutuhan anak
Terbaca mampu mmebaca yang diperlukan
huruf rangkap adalah
sambung karena membedakan
dalam huruf I dengan l
membacanya dan Membaca

104
dipisah antara satu huruf rangkap
huruf dengan huruf sambung agar
lain Ai ( A-i), Ue disatukan/
(U-e), Ie ( I-e), Ua dilangsungkan
(U-a), dan Ia (I-a) tidak ada jeda
Cocokkan huruf vokal cetak besar dan antar kata.
vokal cetak kecil ! Anak sudah mampu
A u mencocokan huruf
I i vokal cetak kecil dan
U o vokal cetak besar
E a
O e

Bacalah huruf dibawah ini!


dibaca b C d f g h j k l m
terbaca Anak mampu
membaca huruf
Q r s t v w x y z konsonan dengan
cetak kecil dengan
benar.

Bacalah huruf dibawah ini !

105
Dibaca B C D F G H J K L M
Terbaca Anak mampu
membaca huruf
Q R S T V W X Y Z konsonan dengan
cetak kapital dengan
benar.

Bacalah huruf dibawah ini !


Dibaca Ng Kh Ny
Terbaca Anak telah mampu Anak belum Kebutuhan yang
membaca huruf mampu membaca diperlukan
cetak rangkap Ng huruf cetak adalah dalam
dan kh dengan rangkap”Ny” pemahaman
benar. dibaca “ney” yang membaca cetak
seharusnya dibaca rangkap Ny
“nye” dengan benar
Bacalah huruf dibawah ini!
dibaca b c d f g h j k l m
terbaca Anak mampu
membaca huruf
konsonan cetak
Q r s t V w x y z
miring kecil dengan

106
benar

Bacalah huruf dibawah ini!


Dibaca B C D F G H J K L M
Terbaca
Anak mampu Anak belum Kebutuhan yang
Q R S T V W X Y Z membaca huruf mampu membaca diperlukan
konsonan cetak huruf konsonan V adalah
miring kapital membedakan
terkecuali membaca antara membaca
huruf V menjadi “ef” huruf V dengan
huruf F

Bacalah huruf dibawah ini!


Dibaca N KH NY Kebutuhan yang
G Anak telah mampu Anak belum diperlukan
Terbaca membaca huruf mampu membaca adalah dalam
cetak rangkap Ng huruf cetak pemahaman
dan kh dengan rangkap”Ny” membaca cetak
benar. dibaca “ney” yang rangkap Ny
seharusnya dibaca dengan benar

107
“nye”
Cocokkanlah huruf vokal cetak kecil
dan vokal cetak besar ! Anak mampu
F B mencocokan huruf
G C konsonan cetak kecil
B D dan cetak besar
C F dengan benar
D G

2. Bacalah kata-kata berikut dengan Anak mampu


benar! membaca kata-kata
Dibaca Terbaca yang ada dengan
Baju benar.
Buku
Sepeda
Pulpen
Sendal

Bacalah kata-kata dibawah ini dengan


benar! Anak mampu Anak belum Kebutuhan anak
Dibaca Terbaca mmebaca kata-kata mampu membaca adalah

108
Minum yang terdapat disoal, dengan benar memahami cara
Membaca dalam kata dalam kata : membaca kata
Menulis “minum,membaca “menulis menjadi dengan
Belajar dan belajar” mēnulis” dan penempatan
Belanja “belajar menjadi huruf dengan
Bēlajar” benar, terutama
dalam
penempatan
huruf e dalam
sebuah kata.

Bacalah kata-kata dibawah ini dengan


benar!
Dibaca Terbaca Anak mampu Anak mengalami Kebutuhan anak
Tekun membaca kata-kata kesalahan dalam adalah
Sombong yang disediakan membaca kata memahami cara
Malas dalam kata “tekun jadi tekut” membaca kata

109
Nakal “sombong, malas dan “pelit jadi dengan
Pelit dan nakal” dengan pēlit” penempatan
benar huruf dengan
benar, terutama
dalam
penempatan
huruf e dalam
sebuah kata.

3. Bacalah suku kata dibawah ini ! Anak sudah mampu Anak belum Kebutuhan yang
Dibaca Terbaca mebaca suku kata mampu membaca diperlukan
Bu berpola KV dengan suku kata “xa” dan adalah
Ci benar kecuali suku dibaca menjadi memahami cara
De kata “Xa” sukukata “ka” yang membaca suku
Fu seharusnya dibaca kata “XA”
Go “sa”
Ha
Ji
Ke

110
La
Mu
Na
Pi
Qu
Ro
Se
Ti
Va
Wa
Xa
Ye

111
Bacalah suku kata dibawah ini ! Anak mmapu Anak tidak mampu Kebutuhan yang
Dibaca Terbaca membaca suku kata membaca suku kata diperlukan
Ab berpola VK yang “OH” karena adalah perlunya
Ad terdapat pada soal membaca suku kata memahai cara
Ih kecuali suku tersebut menjadi membaca suku
In kata”Oh” “Ho” kata dengan
Up penempatan
Uk huruf yang
El benar agar tidak
Es terbalik.
Or
Oh

Bacalah suku kata dibawah ini !


Dibaca Terbaca Anak mampu
Lap membaca suku kata
Dik berpola KVK yang
Bus terdapat pada soal
Tas dengan benar.
Dus

112
Bacalah suku kata dibawah ini !
Dibaca Terbaca Anak belum Kebutuan anak
i bu mampu membaca adalah
a ku suku kata berpola memahami cara
o li V-KV dengan membaca suku
u da pemenggalan atau kata berpola V-
e ka pemisahan kata KV yang
depan dan hanya terpisah agar
membaca kata yang tidak terdapat
dibelakang saja. kata atau huruf
Contoh: “ I-bu yang tidak
menjadi bu”, terbaca.

Bacalah suku kata dibawah ini !


Dibaca Terbaca
Ba ju Anak belum Kebutuan anak
Gu ru mampu membaca adalah
Da si suku kata berpola memahami cara
V-KV dengan membaca suku
Ra tu

113
Ca ri pemenggalan atau kata berpola V-
pemisahan kata KV yang
depan dan hanya terpisah agar
membaca kata yang tidak terdapat
dibelakang saja. kata atau huruf
Contoh: “ I- yang tidak
bumenjadi bu”. terbaca
Bacalah suku kata dibawah ini !
Dibaca Terbaca Anak mampu Anak belum Kebutuhan anak
I kan membaca suku kata mampu membaca adalah cara
U lar berpola V-KVK suku kata menempatkan
O bat dengan pemisahan berpolaV-KVK penekanan suatu
A yam huruf yang terdapat seperti “i-kan huruf dalam
E ban pada dengan benar menjadi ik-kan”. suatu kata/suku
pada suku kata “ u- kata
lar,o-bat, a-yam,e-
ban”

Bacalah suku kata dibawah ini !


Dibaca Terbaca
Anak mampu Anak belum Kebutuhan anak
Ci cak
membaca suku kata mampu adalah
Me rah

114
Pu tih dengan pemisahan membacakan menempatkan
Be ras huruf yang dengan benar suku suatu suku kata
Le bar disediakan kecuali kata “ci-cak” dan cara
dalam kata ‘ci-cak” sehingga dibaca membaca
menjadi “ci-cang” dengan benar
agar tidak ada
suku kata yang
diganti.
Bacalah suku kata dibawah ini !
Dibaca Terbaca
San dal
Ram but Anak mampu
Tem pat membaca kata
Gam bar dengan pemisahan
Lem par suku kata dengan
benar.

Bacalah suku kata dibawah ini !


Dibaca Terbaca
Le ma ri Anak belum Kebutuhan anak
Se pa tu mampu membaca adalah
Se pe da

115
Ke sa na huruf e pada suatu memahami cara
Me nu ju kata seperti membaca kata
“lēmari,mēnuju” dengan
penempatan
huruf dengan
benar, terutama
dalam
penempatan
huruf e dalam
sebuah kata.

Bacalah suku kata dibawah ini !


Dibaca Terbaca
Bam bu
Pin tu Anak mampu
Kun ci membaca suku kata
Tan pa dengan pemisahan
Sum bu yang benar yang
terdapat pada soal
Bacalah suku kata dibawah ini !
Dibaca Terbaca

116
Hi dung
Ku ning
Wa rung Anak mampu Dalam suku kata Kebuituhan
Ta bung membaca dan “ta-bung” ada aank adalah
Pa ling menyebutkan suku penampahan huruf penempatan
kata yang terdapat menjadi “tam- suatu huruf agar
pada soal kecuali bung” tidak ada
kata “ta-bung” penambahan dan
pengurangan
huruf dalam
suku kata
maupun kata.
4. 4.1 Bacalah kalimat dibawah ini dengan Anak mampu Terdapat beberapa Anak perlu
benar! membaca sebagian kata yang salah, belajar cara
Dibaca Terbaca dari kalimat yang seperti membaca, pemenggalan
Ayah sedang disediakan mengajar, bermain, suku kata
membaca koran air, api, bersama, dengan benar,
Pak Iwan sedang dan andi. penambahan,
mengajar matematika pemenggalan
Adik bermain air di dan penggantian
pantai kata.
Kemarin,apri pergi

117
ke pasar bersama ibu
Andi berjalan ke
sekolah 30 menit

4.2 Bacalah kalimat dibawah ini dengan


benar! Anak mampu Anak belum bisa Anak perlu
Dibaca Terbaca membaca sebagian membaca dan belajar cara
Apa yang sedang dari kalimat yang menyebutkan pemenggalan
ayah lakukan? disediakan pemenggalan kata suatu kata
Siapa yang sedang dengan benar dengan benar
mengajar
matematika?
Dimana adik bermain
air?
Kapan apri pergi ke
pasar?
Berapa lama Andi
berjalan ke sekolah?

4.3 Bacalah kalimat berikut dengan Anak perlu


keras! Anak mampu Anak belum bisa belajar cara

118
Dibaca Terbaca membaca sebagian membaca dan pemenggalan
Buka pintu ini ! dari kalimat yang menyebutkan suatu kata
Bacalah tulisan ini disediakan pemenggalan kata dengan benar
dengan keras ! dengan benar
Buang sampah ini !
Jauhkan pisau itu
darinya !
Tutup mulutmu itu !
6. Deskripsi hasil asessmen individual
Tabel 2 .12

119
KESIMPULAN &SARAN

120
Kesimpulan
Dalam konteks pendidikan, asesmen berfungsi
untuk melihat kemampuan dan letak hambatan yang
dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Salah
satu ruang lingkup asessmen akademik adalah membaca.
Dalam asesmen akademik membaca ada dua jenis
membaca, yakni membaca permulaan dan membaca
pemahaman. Membaca permulaan berkaitan dengan
mengenal simbol bahasa/huruf, mengenal suku kata
berpola, mengenal kata, dan juga mengenal kalimat.
Sementara, membaca pemahaman, yang perlu
diperhatikan disini ialah dalam pembuatan pertanyaan,
harus memuat pertanyaan yang mengandung fakta,
argumentasi,analogi, dan sequen.
Berdasarkan identifikasi yang kami lakukan pada
29 siswa terdapat 5 orang yang tergolong dalam
frustration level, namun dari 5 anak tersebut yang kami
jadikan subjek adalah Zaky. Hal tersebut didasari atas
berbagai pertimbangan mulai dari hasil tes identifikasi
zaky menempati posisi paling rendah, dan juga
rekomendasi dari guru kelas yang bersangkutan. Selain
itu, berdasarkan analisis dari hasil asesmen, dapat
diperoleh kemampuan yang anak miliki, hambatannya,
serta kebutuhannya.

121
Rekomendasi
Dari hasil analisis asesmen yang telah dilakukan
dan juga berdasarkan identifikasi klasikal terhadap subjek
kami merekomendasikan agar anak belajar pada
pembelajaran membaca permulaan secara konkret, mulai
dari mengenal morfologi huruf , suku kata , pemenggalan
kata serta kalimat. Agar kedepannya mampu menguasai
tahap membaca berikutnya, yakni membaca pemahaman.
Mengingat tahap kemampuan membaca subjek
jauh tertinggal di antara teman sebayanya, maka guru di
sekolah sebaiknya fokus pada subjek dengan memberikan
pembelajaran kepada subjek secara individual, dapat
dilakukan dengan mengadakan kelas regular full out
support yakni kelas regular yang sewaktu-waktu tertentu
diajak keluar kelasnya untuk belajar di ruang sumber atau
di kelas khusus.
Dukungan dan motivasi dari orang tua juga
menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar anak di rumah, sebab orang
tua yang paling banyak menghabiskan waktu dengan
subjek. Oleh karena itu, diharapkan adanya kerja sama
antara orang tua dengan sekolah, agar orang tua
mengetahui tahapan belajar yang masih harus dilatih dan
dikembangkan secara berkesinambungan, serta
mengetahui tahapan belajar yang belum dikuasai subjek.

122
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar:Teori, Diagnosis, dan Remediasinya.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Dadang,TT, Ki dan KD Pelajaran Kurikulum SD/MI Tahun


2016/2017 Berdasarkan Permendikbud No 24 tahun 2016,
tersedia : https://www.dadangjsn.com/2016/07/ki-dan-kd-
pelajaran-kurikulum-2013-sdmi.html

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Darwadi. (2002). Langka –langkah Keterampilan Proses. Jakarta:


Gramedia.

Depdiknas.(2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 2


Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS). Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas.(2002).Metode Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia


di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Effendi , E 2015, Instrument Anak Berkebutuhan


Khusus,Tersedia : http://20264429.siap-
sekolah.com/2014/02/15/instrumen-assesment-anak-
berkebutuhan-khusus/

123
Erniati ,TT, PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE
STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK DI KELAS I
SEKOLAH DASAR NEGERI 18 SADANIANG tersedia :
https://media.neliti.com/media/publications/216883-
peningkatan-kemampuan-membaca-permulaan.pdf.

Gunawan,D TT, Identifikasi Abak,


Tersedia
:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIAS
A/196211211984031-
DUDI_GUNAWAN/IDENTIFIKASI_ABK-
REVISI_FINAL.pdf

Heryati, E TT, Makalah Asesmmen Perkembagan,


tersedia
:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIA
SA/197710132005012-
EUIS_HERYATI/Makalah_asesmen_perkembangan.pdf

Irdawati, Y. d. (n.d.). Meningkatkan Kemampuan Membaca


Permulaan denganMenggunakan Media Gambar Kelas 1
di Min Boul. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 4-7.

Kurniansyah, A 2012, Identifikasi dan Asessmen ABK,


tersedia
:https://ainunkurniansyah.wordpress.com/2012/03/02/ide
ntifikasi-dan-asesmen-abk/.

124
No Name,TT,Membaca Permulaan, tersedia:
https://eprints.uny.ac.id/15785/2/3.%20BAB%20II.pdf

No Name ,TT, Asessmen , Tersedia :


https://www.kamusbesar.com/asesmen.

Rahmi, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,


Jakarta: Bumi Aksara.

Rasto,TT, Pengertian,Tujuan dan Proses Membaca Permulaan,


Tersedia :http://rasto.staf.upi.edu/pengertian-tujuan-dan-
proses-membaca-permulaan/

Rochyadi , E TT, Makalah Asesmen,


tersedia
:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BI
ASA/195608181985031-
ENDANG_ROCHYADI/MAKALAH/MAKALAH_ASE
SMENT_~2.pdf

Romadona , NF TT, Deteksi Dini dan Tumbuh Kembang Anak,


tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/19701129200
3122-
NUR_FAIZAH_ROMADONA/DETEKSI_DINI_TUMB_
KEMBANG/DETEKSI__DINI_DAN_STIMULASI_TUM
BUH_KEMBANG_ANAK.pdf

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah


Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

125
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana Prenada. Media Group.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu


Keterampilan Berbahasa.Bandung: Penerbit Angkasa.

TN,2012, Standar Isi Kurikulum KTSP SD, tersedia :


https://www.sekolahdasar.net/2012/08/download-standar-isi-
kurikulm-ktsp-sd.html

Widyastuti, A. (2018). Analisis Tahapan Perkembangan


Membaca dan Stimulasi untuk Meningkatkan Literasi
Anak Usia 5-6 Tahun. 35-42.

126

Anda mungkin juga menyukai