Komunikasi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dianggap terpisah dari aktivitas lain. Memiliki sistem komunikasi yang efektif mempengaruhi keberhasilan interaksi pribadi kita, keterlibatan kita dalam aktivitas, dan kemampuan kita untuk membuat keputusan. Ini bisa berkisar dari keputusan sehari-hari, seperti kemeja mana yang akan dikenakan, hingga yang mengubah hidup. Menurut FAIDD (The Finnish Association on Intellectual and Developmental Disabilities) mengemukakan bahwa CCN atau Complex Communication Needs yang jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia yakni kebutuhan komunikasi kompleks merupakan istilah yang mengacu kepada orang-orang yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi sehingga tidak dapat mengatasi situasi komunikasi sehari-hari hanya melalui ucapan. Mereka mengalami kesulitan untuk menghasilkan atau memahami ucapan secara verbal, yang mana gangguan bicara tersebut juga seringkali melibatkan kesulitan membaca dan menulis. Definisi CNN secara umum dikemukakan oleh the Enquiry into Abuse in Disability Services (2015), yang diadaptasi dari beberapa sumber lain termasuk Departemen Komunitas, Layanan Keselamatan dan Cacat Anak, Complex Communication Needs, Queensland Government (2009, hlm. 3-5), menyediakan kerangka kerja untuk mendefinisikan parameter CCN: 'Kebutuhan komunikasi yang kompleks' adalah istilah luas yang mengacu pada kesulitan berkomunikasi menggunakan bicara dan tulisan, atau kesulitan memahami bagaimana orang lain menyampaikan. Kebutuhan komunikasi yang kompleks dapat dikaitkan dengan perkembangan cacat, seperti cacat intelektual atau autisme, atau cacat yang didapat seperti otak cedera atau stroke (FCDC, 2015, h.79). Kemudian, menurut Department of Communities, Disability Services and Seniors SPA (Speech Pathology Australia) mengemukakan bahwa complex communication needs merupakan seseorang dengan kebutuhan komunikasi yang kompleks adalah mereka yang tidak memiliki keterampilan komunikasi untuk memenuhi semua kebutuhan mereka, bagi sebagian orang ini hanya bersifat sementara, dan untuk yang lainnya dapat terus berkelanjutan. Dalam jurnal SPA tersebut juga dijelaskan bahwa complex communication needs pada setiap orang berbeda-beda, dengan ciri-ciri antara lain : 1. Pada beberapa orang, mereka tidak memiliki kemampuan berbicara sama sekali, mereka berkomunikasi dengan cara lain seperti menunjuk dan berisyarat, 2. Pada beberapa orang, mereka dapat berbicara namun sulit untuk dipahami, 3. Beberapa orang mungkin bisa berkomunikasi tapi mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain katakana
Orang-orang dengan complex communicaton needs dapat terjadi pada
segala usia, dan berbagai latar belakang. Selain itu, complex communicaton needs biasanya berhubungan dengan ketidakmampuan/ kegagalan perkembangan/ kecacatan yang terjadi saat lahir atau terjadi sebelum usia18 tahun yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial atau kognitif, dan kecacatan yang terjadi dan disebabkan karena penyakit maupun cedera. Beberapa contoh gangguan perkembangan antara lain: • Cacat Intelektual • Down Syndrom • Cerebral Palsy • Autisme Beberapa contoh kecacatan yang debabkan oleh penyakit/cedera antara lain: • Cedera Traumatis Otak • Sklerosis Ganda • Stroke.
Berdasarkan beberapa jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa CCN
atau complex communication needs merupakan individu yang mengalami kesulitan/ kegagalan dalam komunikasi sehingga tidak dapat mengatasi situasi komunikasi sehari-hari hanya melalui ucapan. Mereka mengalami kesulitan untuk menghasilkan atau memahami ucapan secara verbal, yang mana gangguan bicara tersebut juga seringkali melibatkan kesulitan memahami apa yang diucapkan orang lain, membaca dan menulis yang dapat dikaitkan dengan perkembangan cacat, seperti cacat intelektual atau autisme, atau cacat yang didapat seperti otak cedera atau stroke.
Dalam Teddy (2010) dijelaskan bahwa individu dengan kebutuhan
komunikasi kompleks, mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka dengan menggunakan variasi metode untuk berinteraksi atau bertukar ide baik secara verbal dan / atau nonverbal. Khususnya dalam pembelajaran, mereka menggunakan bentuk komunikasi augmentatif dan alternatif meningkatkan komunikasi untuk individu dengan kebutuhan komunikasi yang kompleks.
Melihat bentuk komunikasi augmentatif dan alternatif untuk individu
dengan kebutuhan komunikasi yang kompleks, terfokus pada tiga jenis antara lain
1. Komunikasi Pertukaran Gambar Layanan (PECS),
2. teknologi bantu, 3. dan Bahasa Isyarat.
Ketiga jenis komunikasi tersebut membantu individu dengan
kebutuhan komunikasi yang kompleks untuk berkomunikasi. Keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pentingnya bentuk augmentatif dan alternative komunikasi. Individu membutuhkan jalan keluar dan kesempatan untuk berkomunikasi. Itu keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pentingnya bentuk augmentatif dan alternative komunikasi. Individu membutuhkan jalan keluar dan kesempatan untuk berkomunikasi.
Dengan menggunakan bentuk komunikasi augmentatif dan alternatif,
itu membantu mereka untuk mengekspresikan diri dan mendapatkan manfaat dari interaksi sehari-hari mereka. Tanpa PECS, Teknologi pendukung dan / atau bahasa isyarat, siswa dengan kebutuhan komunikasi tidak memiliki outlet untuk berkomunikasi dan tidak dapat menjadi peserta aktif dalam lingkungan mereka.