Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI BRANDING

Strategi branding merupakan sebuah usaha untuk mengenalkan nilai-nilai bisnis kepada
konsumen hal ini terbagi dari berbagai aspek seperti nama,logo,merek, tagline , hingga
kepengunaan warna khusus.Pada intinya strategi branding berusaha untuk menyampaikan
kekhasan yang dimiliki oleh sebuah bisnis ke target pasarnya.
APA ITU BRAND / MEREK ?
Menurut AMA ( American Marketing Association ) Merek adalah “ nama, istilah, tanda.
simbol atau desain , atau kombinasi diantaranya yang dimaksudkan untuk mengondetifikasi
barang dan jasa dari suatu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang
dan jasa para pesaingnya.
PERAN MEREK
 Bagi Produsen
1. Sarana Identifikasi produk dan perusahaan.
Merek berfungsi sebagai cara untuk mengidentifikasi dan membedakan produk
dari pesaing. Setiap produk memiliki mereknya sendiri, dan ini membantu
konsumen mengenali dan memilih produk yang mereka inginkan
2. Bentuk Proteksi hukum
proteksi hukum sangat penting untuk melindungi hak-hak pemilik merek serta
menjaga integritas merek.
3. Signal jaminan kualitas
Dimana adanya merek digunakan sebagai indikator atau tanda yang memberi
informasi kepada konsumen tentang kualitas produk atau jasa yang ditawarkan
oleh Perusahaan
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik (diferensiasi)
menciptakan asosiasi dan makna unik, serta diferensiasi, sangat penting dalam
membedakan produk atau layanan dari pesaing dan membangun hubungan
emosional dengan konsumen, contoh, merek Nike dikaitkan dengan keunggulan
atletik, kebugaran, dan semangat kemenangan
5. Sarana keunggulan kompetitif
Merek itu berperan untuk menawarkan nilai yang lebih baik atau berbeda dari
pesaingnya, yang membuatnya lebih menarik bagi konsumen atau pelanggan.
6. Sumber financial returns.

 Bagi Perushaan
1. Identifikasi sumber produk
2. Penetapan tanggung jawab pada produsen atau distributor spesifik
dengan memberikan identitas dan akuntabilitas yang jelas dalam rantai pasokan
dan distribusi produk.
3. pengurangan risiko
bagaimana merek yang kuat dan dikenal dapat memberikan rasa keamanan dan
kepercayaan kepada konsumen
4. penelanan biaya pencarian internal&eksternal
bagaimana merek yang kuat dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh
konsumen dalam mencari informasi mengenai produk atau layanan yang mereka
pertimbangkan untuk dibeli. Ini berlaku baik untuk pencarian informasi yang
dilakukan oleh konsumen di dalam (internal) maupun di luar (eksternal)
perusahaan atau merek
5. janji atau ikatan khusus dengan produsen
merek dapat mempengaruhi hubungan antara perusahaan merek (pemilik merek)
dan produsen yang memproduksi produk dengan merek tersebut. Ini melibatkan
kesepakatan atau kontrak khusus antara perusahaan merek dan produsen yang
mengatur berbagai aspek kerjasama.
6. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri
7. signal kualitas
PEMILIHAN NAMA MEREK
1. Founder and ower names = Nama Perusahaan yang menggunakan nama pendiri atau
pemilik Perusahaan.
2. Functional Brands = Nama yang berasal dari manfaat pokok.
3. Inveted Brands = Kata kata yang merupakan konstruksi puitis bertdasarkan rima atau
pengalaman mengucapkannya.
4. Experiental brands = Perusahaan atau merek yang berasoiasi dengan pengalaman,
seperti pengalaman sukses, penemuan, pergerakan, atau Kesehatan.
5. Evocative brands = Nama-nama yang membangkitkan atribut atau perasaan positif.
PROSES KEPUTUSAN BRANDING
1. Keputusan Branding
Perlu mengembangkan merek unit produk atau tidak ?
Branding = memberikan nama produk dan menyertakan makna atau arti khusus
menyangkut apa yang ditawarkan produk bersangkutan dan apa yang
membedakannya dari produk-produk pesaing.
Contohnya : Navigator,beauty rest spray (memberikan manfaat dan kualitas produk )
Sony,Nokia,rinso ( Mudah diucapkan ,dikenal ,dan diingat )
Pajero ( Bersifat unik )
2. Keputusan Brand Sponsor
- Merek pemanufaktur
- Pemanufaktur menjual produk ke distributor atau perantara yang kemudian akan
menggunakan house brand atau private label.
- Menerapkan mixed brand strategy = menjual Sebagian produk dengan
menggunakan nama merek pemanufaktur dan Sebagian lagi dengan private label.
3. Keputusan Brand Hierarchy
- Corporate brand ( company brand ) = menggunakan nama Perusahaan ( baik
Perusahaan induk maupun anak Perusahaan atau kantor cabangnya ) sebagai
merek produk. Contohnya : General Electric dan Hewleet Packard , menggunakan
nama korporasi untuk merek produk-produknya.
- Family Brand ( range brand , umbrella brand ) = nama merek yang digunakan
dilebih dari satu kategori produk, tetapi tidak harus selalu merupakan nama
Perusahaan pemiliknya. Contoh : Oreo,Cadbury,dan Maxwell house milik Kraft.
- Individual Brand = merek yang dibatasi hanya untuk satu kategori produk,
meskipun bisa digunakan untuk beberapa tipe produk berbeda ( variasi ukuran
ekmasan.model.rasa.warna.corak dll ) dalam kategori yang sama. Contoh : Frito-
lay menawarkan beberapa merek untuk kelas produk salty snacks : Fritos corn
chips, Doritos tortilla chips, lays&Ruffles potato chips dan Rold Gold pretzels.
- Modifer = wahana untuk menandakan item spesifik atau tipe model atau
versi/konfigurasi tertentu dari produk. Contoh : Bank BCA (kelas Blue/silver,
Gold , platinum)
- Product descriptor = deskripsi yang menjelaskan tentang apa dan buat ap produk
bersangkutan ,serta membantu menspesifikasikan kompetisi yang relevan dalam
benak konsumen.Contoh : perpustakaan bukan lagi untuk mencari buku/majalah
tapi untuk peran strategik sebagai educational,cultural,social,and recreational
community center.
4. Keputusan Brand Extension
Brand Extension = nama merek saat ini diperluas ke kategori produk baru.
Contohnya Honda menggunakan nama perusahaannaya untuk berbagai macam
produk seperti mobil,motor,mesin pemotong rumput,dan snowmobiles.
Keunggulannya = memiliki pangsa pasar yg lebih besar,efisiensi periklanan lebih
besar,produk lebih mudah dan cepat diterima konsumen.
Kelemahan = nama merek kehilangan positioning unik dalam benak konsumen
dikarenakan oversize atau pemakaian nama merek secara berlebihan.
5. Keputusan Multibrand
Keputusan ini menyangkut pengembangan dua atau lebih merek dalam kategori
produk yang sama.
Contoh : Gillate (alat cukur bulu ) Gillete Blue,Gillete Mach3 ,Gillete fushion
5,Gillete Venus.
Shampo Unilever = Dove,Clear ,Sunsilk,Head&Shoulders,Lifebouy.
6. Keputusan Brand Repositioning
Keputusan ini menyangkut perubahan produk dan citranya agar dapat lebih memenuhi
ekspetasi pelanggan.
Contoh ; Kentucky Fried Chicken mengganti nama menjadi KFC.
Kraft Mereposisi Velveeta dari yang semula “cooking chesse’ menjadi ‘Good tasting ,
natural,and nutritious snack chesse”.
CO-BRANDING
Disebut juga brand building atau brand alliances.Yaitu Dua atau lebih merek yang
dikombinasikan ke dalam join product atau dipasarkan bersama dengan berbagai cara.
Contoh ; Chitato x indomie goreng = CHITATO INDOMIE GORENG
Oreo x walls = Eskrim walls oreo

Keunggulan :

 Produk dapat diproduksikan secara unik dan meyakinkan berdasarkan kekuatan beberapa
merek dalam kampanye promosi.

 Co - branding berpotensi menciptakan point - of difference atau points - of -parit yang lebih
meyakinkan bagi merek bersangkutan.
 Co- branding dapat menekan biaya introduksi produk karena menggabungkan dua citra yang
sudah terkenal, sehingga adopsi potensial dapat di akselerasi.

 Co- branding juga berperan sebagai wahana untuk mempelajari perilaku konsumen dan cara
perusahaan mendekati konsumen

Kelemahan :

Bertambahnya risiko dan kurangnya kendali akibat aliansi dengan merek lain dalam benak
konsumen.
HIRARKI MEREK / BRAND ARCHITECTURE
sebuah strategi yang bisa digunakan perusahaan untuk memperkenalkan sub-brand mereka
1. Product Brand , memberikan nama ekslusif untuk produk Tunggal sehingga merek
tersebut memiliki positioning individual.
Contoh : Indofood memiliki beberapa merek mie instan seperti indomie,Supermie dan
Sarimi.
2. Line Brand, menawarkan satu produk koheren dengan satu nama Tunggal dan
memperluas konsep spesifiknya ke sejumlah produk berbeda namun masih sangat
dekat dengan produk semula, sehingga memungkinkan coss-branding.
Contoh : Di tahun 1986 Christian Dior meluncurkan Capture, produk anti – ageing
liposome complex untuk kulit. Kesuksesan produk ini kemudian diikuti dengan
sejumlah lini produk lain, seperti eye shapers ( dibulan februari 1989). Lip shapers
dan kemudian produk – produk lain untuk anggota tubuh lainnya dengan tetap
menggunakan nama capture.
3. Range Brand , memberi nama merek Tunggal dan janji Tunggal pada sekelompok
produk yang memiliki bidang kompetisi sama. Contoh : Heinz,Green Giant.
4. Umbrella Brand , nama merek yang mendukung berbagai produk di pasar berbeda
dimana masing – masing produk memiliki komunikasi dan janji individual sendiri -
sendiri. Contoh : Canon memasarkan kamera,mesin fotokopi dan peralatan kantor
dengan nama mereknya.
5. Source Brand , praktik serupa dengan umbrella brand hanya saja setiap produk diberi
nama sendiri. Contoh : Nestle mencantumkan naman ama produknya seperti
crunch,Yes, Nuts,Kitkat ,Nescafe.
6. Endorsing Brand , Memberikan Approval pada sejumlah produk yang dikelempokkan
pada product brands,line brand,atau range brand. Contoh : General Motor lewat merek
– mereknya seperti Pontiac,buick,Olds mobile.
STRATEGI BRAND EXTENSION
Brand Extension adalah nama merek saat ini diperluas ke kategori produk baru.
1. Line Extension = menggunakan parent brand untuk sebuah produk baru yang
menargetkan segmen pasar baru dalam kategori produk yang saat ini dilayani parent
brand bersangkutan. Contoh : Coca-Cola memiliki berbagai varian di dalam lini
minuman berkarbonasi mereka, termasuk Coca-Cola Classic, Coca-Cola Diet, Coca-
Cola Zero Sugar, dan Coca-Cola Cherry. Ini adalah line extension karena semuanya
masih berhubungan dengan minuman berkarbonasi.
2. Category Extension = menggunakan parent brand kategori produk yang berbeda
dengan saat dilayani.Contoh : Amazon, yang awalnya merupakan platform e-
commerce, telah melakukan category extension dengan masuk ke sektor media seperti
produksi film dan televisi, streaming musik, dan pembacaan digital dengan Kindle.
Mereka juga memiliki bisnis awan (Amazon Web Services) dan berbagai lini bisnis
lainnya.

KEUNTUNGAN DAN RESIKO BRAND ARCHITECTURE


KEUNTUNGAN
1. Memfasilitasi akseptansi terhadap produk baru
- Meningkatkan citra merek ( brand image ).
- Mengurangi persepsi pelanggan terhadap risiko produk baru
- meningkatkan peluang mendapatkan dukungan distribusi dan produk tria.
- meningkatkan efisiensi pengeluaran promosil
- Menekan biaya pengenalan produk dan program pemasaran pendukungnya.
- menghindari biaya-biaya berkenaan.
- memungkinkan efisiensi pengemasan dan labelling
- memfasilitasi konsumen variety-seeking ( Konsumen yang membutuhkan
perubahan untuk menghindarkan kebosanan dapat beralih kevariasi lain dalam
merek yang sama.)
2. Memberikan feedback benefit bagi parent brand dan perusahaan.
- Mengklarifikasi makna merek
- meningkatkan Citra parent brand
- Menarik pelanggan baru dan meningkatkan market coverage.
- merevitalisasi merek.
- memfasilitasi brand extension berikutnya.
RESIKO
- Berpotensi membuat paradox of choice
- pengecer enggan memasarkan varian produk baru hasil brand extension
- brand extension berisi gagal dan merusak Citra parent brand.
- brand expression mungkin saja sukses namun mengkatelibasi penjualan parent
brand.
- merek merusak identifikasi dengan kategori produk tertentu.
- Dapat merusak Citra parent brand.
- Dapat merusak parent brand.
STRATEGI PORTOFOLIO MEREK
Dimana portofolio merek memaksimumkan market coverage ( sedemikian rupa sehingga tak
satupun pelanggan potensial yang terabaikan) sembari meminimisasi brand overlop
( sedemikian rupoa sehingga nerek-merek yang dimiliki tidak saling bersaing satu sama lain
dalam rangka merebut perhatian konsumen yang sama.
1. Flankers atau Fighting Brand = sebagai pelindung bagi merek utama.Sasarannya
adalah mencipatkan point of parity yang lebih kuat dengan merek pesaing.sehimgga
flagship brand yang lebih penting dan lebih profitable dapat memperthankan
positioning yang diharapkan. Contoh : Maskapai penerbangan Qantas meluncurkan
Jestar sebagai discount fighter brand untuk bersaing dengan virgin blue.
2. Cash Cow dimana merek – merek yang sejatinya mengalami penurunan penjualan
tetapi tatap diperhatikan . Contoh : Gillete masih memasarkan merek Tracil, Atra,
sensor, dan Mach3.
3. Low-end,entry-level atau high end prestige brands.
Sejumlah pasar melakukan line extension atau menambah berbagai varian merek
dalam kategori produk spesifik dengan beraneka rentang harga dan tingkat kualitas.

BRAND REINFORCEMENT STRATEGY


1. Mempertahankan konsistensi merek (brand consistency). Aspek ini adalah faktor
terpenting dalam brand reinforcement strategy, terutama dalam wujud konsistensi
karakteris- tik dan jumlah dukungan pemasaran yang dicurahkan bagi setiap merek
yang ingin diperta- hankan dalam jangka panjang. Konsistensi merek dibutuhkan
untuk mempertahankan keku- atan dan favorabilitas asosiasi merek. Merek-merek
yang tak lagi didukung anggaran riset dan pengembangan (research and development)
dan dana komunikasi pemasaran amat rentan terhadap perubahan teknologi dan risiko
bakal dilupakan pelanggan.
2. Menjaga keseimbangan antara konsistensi dan perubahan. Mempertahankan kon-
sistensi tidak berarti bahwa pemasar tidak boleh melakukan perubahan program
pemasar- an. Esensinya justru adalah menjaga kontinuitas makna merek, namun
melakukan perubahan taktik pemasaran. Perubahan yang dimaksud dapat berupa
kenaikan atau penurunan harga, penambahan atau pengurangan fitur produk,
perubahan slogan dan copy iklan, serta pene- rapan brand extension.
3. Melindungi sumber ekuitas merek. Idealnya, sumber kunci ekuitas merek berupa
nilai yang langgeng (enduring value). Oleh sebab itu, positioning strategik lazimnya
dipertahankan sejauh tidak usang karena perubahan perilaku konsumen, dinamika
kompetisi, atau peru- bahan orientasi strategik perusahaan. Yang mungkin diubah
adalah taktik spesifik dan program pemasaran pendukung.
4. Memutuskan trade-off aktivitas pemasaran antara fortifying atau leveraging
eku- itas merek. Pemasaran dapat merancang program pemasaran yang bertujuan
memaksi- mumkan brand awareness dan brand image, misalnya dengan jalan
mengurangi pengeluaran iklan, menaikkan harga, atau meluncurkan sejumlah brand
extension. Secara finansial, tindakan semacam ini berpotensi menambah penghasilan.
Namun, semakin sering pemasar menerapkan strategi seperti itu, semakin besar
kemungkinan terkikisnya makna merek dan sumber ekuitas merek.
STRATEGI REVITALISASI MEREK
1. Meningkatkan keluasan dan kedalaman brand awarness dan pemakaian merek.
(meningkatkan kuantitas konsumsi & frekuensi konsumsi )

2. Meningkatkan Kekuatan,favorabilitas, dan keunikan asosiasi merek.


STRATEGI RE- BRANDING
rebranding adalah ketika perusahaan Anda memikirkan kembali strategi pemasaran Anda
dengan nama, logo, atau desain baru, dengan maksud mengembangkan identitas baru yang
berbeda di benak pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya.
1. Phase – in/phase out strategy
2. Umbrella branding strategy
3. Translucent branding strategy
4. Sudden Branding Strategy
5. Counter – takeover strategy
6. Retrabranding strategy

Anda mungkin juga menyukai