Anda di halaman 1dari 140

Pertemuan 9

MEREK (BRAND)
A. Pengertian Merek (Brand)
Kotler and Amstrong (2012)
sebuah nama, istilah, simbol, atau desain atau sebuah kombinasi
di antaranya, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan barang
atau jasa yang dihasilkan oleh produsen.

Alma (2014)
Suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang
atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar, atau
kombinasi keduanya.
Merk dapat berupa:
1. Gambar

NIKE Mitsubishi
2. Nama

3. Kata
4. Huruf

5. Angka

6. Kombinasi dari gambar, nama, kata, atau angka


Merk mengandung beberapa poin penting:
1. Segala sesuatu yang membedakan produk dengan produk lainnya
atau memberikan identitas sehingga konsumen mudah dalam
mengidentifikasi produk
2. Dapat berupa nama, istilah, tanda, simbol, kemasan, gambar, cap
atau kombinasi dari semuanya
3. Digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa
4. Bila dikelola dengan baik dapat meningkatkan kesadaran dan
loyalitas konsumen
Ciri-ciri Elemen Merek yang Baik (Antonius, 2012):
1. Mudah diucapkan
2. Mudah diingat
3. Mudah dikenali
4. Didesain dengan menarik
5. Menampilkan manfaat produk
6. Dapat menonjolkan citra perusahaan
7. Menonjolkan perbedaan dengan produk sejenis lainnya
8. Tidak melanggar aturan/adat,
9. Harus berpikir jangka panjang, merk bukan untuk keperluan
usaha sehari dua hari…tapi selamanya
10. Terlindungi dengan baik (didaftarkan ke pemerintah)
Manfaat Merek (Rangkuti, 2009)
1. Bagi perusahaan
a. Nama merek memudahkan penjual mengolah pesanan-
pesanan dan memperkecil timbulnya permasalahan.
b. Nama merek dan tanda dagang secara hukum akan
melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk. Karena
bila tidak, setiap pesaing akan meniru produk yang telah
berhasil di pasaran.
c. Merek memberikan peluang bagi penjual untuk
mempertahankan kesetiaan konsumen terhadap produknya.
d. Merek dapat membantu penjual mengelompokkan pasar ke
dalam segmen-segmen.
e. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang
baik.
.
2. Bagi distributor
a. Memudahkan penanganan produk.
b. Mengidentifikasi pendistribusian produk.
c. Meminta produk agar berada pada standar mutu tertentu.
d. Meningkatkan pilihan para pembeli.

3. Bagi konsumen
a. Memudahkan mengenali mutu.
b. Dapat mempermudah ketika membeli kembali.
c. Dengan adanya merek tertentu, konsumen dapat mengaitkan
status dan prestisenya.
B. Bauran Produk (Product Mix)
Kotler (2008:16)
“kumpulan dari semua lini produk dan unit produk yang
ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli.”
Bauran produk suatu perusahaan memiliki:
1. Lebar Bauran Produk (Width)
Lebar bauran produk mengacu pada berapa banyak macam lini
produk yang ada pada suatu perusahaan.
Contoh: Perusahan Indofood mempunyai 4 lini produk mie
instan, minyak goreng, tepung terigu, minuman, berarti
lebar bauran produknya 4.
2. Panjang Bauran Produk (Light)
Panjang bauran produk mengacu pada jumlah item produk
dalam bauran produk suatu perusahaan.
Contoh: Apabila suatu perusahaan memiliki 2 lini produk dan
memiliki 3 cabang untuk setiap lininya, berarti
Panjang bauran produk adalah 6
Lini produk 1. Sabun mandi: Dove, Lifebuoy, Lux, Dove

Lini produk 2. Minuman: Lipton, Buavita , Sari Wangi


3. Kedalaman Bauran Produk
Kedalaman bauran produk mengacu pada beberapa banyak varian
yang ditawarkan tiap produk dalam lini suatu perusahaan
Contoh: Perusahaan memproduksi 2 lini produk yang setiap lini
mempunyai 3 panjang, masing-masing mempunyai 2 varian yang
berbeda, berarti kedalamannya adalah 12.
LINI PRODUK
Sabun Mandi Minuman
Panjang Kedalaman Panjang Kedalaman
Lifebouy Cair Lipton Teh celup
Batangan Teh Botol
Lux Cair Buavita Kotak
Batangan Botol
Dove Cair Sariwangi Teh celup
Batangan Teh Botol
Lini produk dan bauran produk merupakan satu kesatuan, di
mana lini produk merupakan bagian dari bauran produk.

Pengertian Lini Produk


Menurut Kotler dan Keller (2012)
kelompok produk di dalam kelas produk yang berkaitan erat
karena memiliki fungsi yang serupa, dipasarkan melalui gerai
atau saluran yang sama atau dalam kisaran harga tertentu, dan
dijual kepada kelompok pelanggan yang sama.
Contoh:
Perusahaan Indofood bergerak di bidang makanan dan minuman,
seperti mie instan, minyak goreng, tepung terigu, minuman, dan
sebagainya disebut lini produk.
4. Konsistensi Bauran Produk
Konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat
hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir,
persyaratan produksi, saluran distribusi, atau hal lainnya.
Contoh: Nike konsisten memproduksi produk-produk yang
berhubungan dengan sport.
Bauran produk dapat memudahkan perusahaan dalam
menentukan strategi produk dan memudahkan perusahaan dalam
meningkatkan bisnisnya dengan cara:
1. Perusahaan dapat menambah lini produknya untuk
menjangkau konsumen lebih luas
2. Perusahaan dapat memperpanjang lini produknya yang sudah
ada agar lebih lengkap
3. Perusahaan dapat menambah varian tiap produk sehingga
dapat memperdalam bauran produk.
4. Perusahaan dapat mengurangi atau menambah lini produknya
disesuaikan dengan kemampuan dan daya saing
perusahaannya.
C. Membuat Strategi Merek Produk

1. Lakukan Perluasan Lini (Line Extension)


2. Perluasan Merek (Brand Extension)
3. Gunakan Strategi Multi Merek (Multibrand)
4. Luncurkan Merek Baru (New Brand)
5. Gunakan Merek Bersama (Co Brand)
1. Perluasan Lini Produk (Line Extension)
Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek
yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan
tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan
dan sebagainya pada suatu kategori produk dengan nama
merek yang sama. (Kotler and Amstrong, 2012)
LINI PRODUK
SABUN MANDI
PANJANG KEDALAMAN

Lifebuoy

Lifebuoy
2. Perluasan Merek (Brand Extension)
Kotler (2003)
penggunaan merek yang sudah ada pada produk baru dimana
produk tersebut memiliki kategori yang berbeda dengan merek
yang digunakannya.
LINI PRODUK
Pasta gigi Sikat gigi Mouthwash
Panjang Kedalaman Panjang Kedalaman Panjang Kedalaman

Pepsodent Pepsodent Pepsodent


3. Strategi Multi Merek (Multibrand)
Kotler (2003) Strategi pengembangan merek ini meluncurkan
banyak merek pada satu macam kategori produk yang sama.
Contoh: PT Unilever Indonesia Tbk memiliki tiga macam merek
untuk kategori produk sabun mandi yaitu Lux, Lifebuoy, dan
Dove. LINI PRODUK
Sabun Mandi
Lux

Lifebuoy

Dove
4. Merek Baru (New Brand)
Menurut Kotler (2003) strategi perusahaan meluncurkan produk
dalam suatu kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin
menggunakan merek yang sudah ada lalu menggunakan merek baru.
Contoh: PT Coca Cola memproduksi minuman bersoda rasa buah-
buahan diberi merek Fanta dan merek Freshtea untuk produk baru
minuman teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati.
LINI PRODUK PT Coca Cola
Minuman Bersoda Minuman Buah- Minuman Teh
Buahan
Panjang Kedalaman Panjang Kedalaman Panjang Kedalaman

Coca Cola Fanta Freshtea

Sprite
5. Merek Bersama (Co Brand)
dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam
satu tawaran,
Contoh: Aqua-Danone, Oreo-Walls
D. Membangun Atribut Merek Berorientasi Pelanggan
Memahami sisi manusia dari pelanggan adalah langkah pertama
yang penting dari pemasaran yang berorientasi manusia.
Demikian juga halnya dengan merek jika ingin mempengaruhi
manusia maka harus mengolah 6 atribut manusia (Stephen
Sampson dikutip Kotler) yaitu :
1. Fisik: Merek yang ingin mempunyai pengaruh atas pelanggan
harus memiliki daya tarik fisik yang membuatnya unik,
meskipun tidak sempurna. Daya tarik fisik dilihat dari logo
dengan desain bagus atau tagline yang tepat.
2. Intelektualitas : Merek dengan intelektualitas kuat biasanya
inovatif dan mempunyai kemampuan untuk meluncurkan
produk atau jasa yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh
pesaing. Merek mampu memecahkan masalah pelanggan.
3. Sosiabilitas: Merek dengan sosiabilitas yang kuat tidak takut
melakukan percakapan dengan pelanggan mereka. Mereka
mendengarkan, menjawab pertanyaan dan keluhan pelanggan.
Merek melibatkan pelanggan melalui media komunikasi.
4. Emosional: Merek yang membangkitkan emosi dapat mendorong
tindakan pelanggan yang menguntungkan. Merek berhubungan
dengan pelanggan dengan pesan-pesan inspiratif dan terkadang
menampilkan rasa humoris.
5. Kepribadian: Merek dengan kepribadian yang kuat tahu persis
apa yang mereka dukung– dan alasan terkuat keberadaan mereka.
Di sisi lain merek juga tidak takut menunjukan kekurangan
mereka dan bertanggung jawab penuh atas tindakan mereka
6. Moralitas: Merek dengan moralitas yang kuat, didorong oleh
nilai-nilai, keputusan bisnis dengan pertimbangan etis, merek
menepati janji mereka meskipun pelanggan tidak memantaunya.
E. Ekuitas Merek ( Brand Equity)
Ekuitas merek adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang
terkait dengan suatu merek, nama, simbol,yang mampu
manambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah
produkatau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.
( Durianto dkk, 2001).
Menurut David A. Aaker, (Durianto dkk. 2001) brand equity
dapat dikelompokan dalam lima kategori yaitu:
1. Brand Awareness (Kesadaran Merek): menunjukan
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian
dari kategori produk tertentu.
2. Brand Association (Asosiasi Merek) mencerminkan
pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam
kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut
produk, geografis, harga, pesaing, dan lain-lain.
3. Brand Perceived Quality (Persepsi Kualitas Merek);
mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenan
dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand Loyalty (Loyalitas merek) mencerminkan tingkat
keterikatan konsumen dengan suatu merek produk.
5. Other Proprietary Brand Asset (Aset Merek Lainnya)

Empat elemen brand equity di luar asset merek lainya dikenal


sebagai elemen utama dari brand equity. Brand equity yang kuat
memberikan nilai kepada pelanggan yaitu proses informasi, rasa
percaya diri dalam pembelian, dan pencapaian kepuasan
pelanggan. Memberikan nilai kepada perusahaan dengan
memperkuat: efisiensi, brand loyalty, harga/laba, perluasan
merek, peningkatan perdagangan, dan keuntungan komperatif.
Pertemuan 10

PERENCANAAN RISET MEREK


A. Riset Pemasaran dan Merek

Menurut Maholtra dalam American Marketing


Association (AMA) mengatakan bahwa riset pemasaran adalah
identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyebaran (pembagian)
informasi yang sistematis dan objektif untuk meningkatkan
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan identifikasi
dan solusi masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan dalam
pemasaran
Riset pemasaran adalah proses identifikasi, pengumpulan,
analisis, dan penyebaran informasi tentang masalah-masalah dan
kesempatan-kesempatan pasar secara sistematis, dimana hasil
yang diperoleh dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan-keputusan untuk mengevaluasi, memonitor,
dan mengoptimalkan performa pemasaran.
Dalam kegiatan pemasaran, merek merupakan asset
prestisius yang dimiliki perusahaan, dalam kondisi pasar yang
kompetitif preferensi dan loyalitas pelanggan terhadap merek
adalah kunci kesuksesan. Persaingan merebut pangsa pasar tidak
terlepas dari kemampuan membentuk persepsi konsumen dan
bagaimana memenangkan pertempuran persepsi konsumen
tersebut.
Salah satu upaya membangun persepsi dapat dilakukan
melalui jalur merek. Merek yang prestesius adalah merek yang
memiliki brand equity (ekuitas merek) yang kuat, dengan kata lain
ekuitas merek yang kuat akan mampu mengembangkan
keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka
waktu yang lama.
Upaya memahami elemen-elemen ekuitas merek dan
pengukurannya menjadi penting untuk dapat menyusun langkah
strategis bagi perusahaan melalui riset yang berkelanjutan
B. Proses Riset
Tahap-tahap proses kegiatan riset dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Penetapan Masalah

Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan


memerlukan solusi. Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya
dengan apa yang ada dalam kenyataan atau antara apa yang
diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan dengan
kenyataan dan sebagainya
Menurut Notohadiprawiro (2006) permasalahan dalam penelitian
yang baik yaitu:
1. Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari
segi manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu
teori
2. Fisibel/dapat dipecahkan (konkret) di mana ada data dan metode
pemecahannya
3. Dapat dilaksanakan, yang meliputi kemampuan teori dari peneliti,
waktu yang tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia, adanya
faktor pendukung, tersedianya data, tersedianya izin dari pihak yang
berwenang.
4. Adanya faktor pendukung yang meliputi tersedianya data dan
tersedianya izin dari pihak yang berwenang.
5. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup
pembahasannya).
Peneliti harus melakukan identifikasi dengan komprehensif untuk
menentukan permasalahan dari suatu merek dengan membaca berbagai
sumber dan merekam fenomena yang ada. Masalah bisa muncul karena
beberapa sebab antara lain sebagai berikut :
1. Karena adanya pengaduan muncul karena konsumen tidak menerima
kepuasan dari barang/jasa yang diberikan perusahaan.
2. Karena adanya persaingan, lingkungan industri sekarang yang sangat
keras dan kejam dalam persaingan bisnis.
2. Batasan Ruang Lingkup Masalah
Selanjutnya karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan
supaya penelitian dapat dilakukan dengan baik dan mendalam maka tidak
semua masalah terkait merek akan diteliti
Untuk itu peneliti umumnya memberikan batasan variabel apa saja yang
akan diteliti, berdasarkan batasan masalah ini maka selanjutnya peneliti
merumuskan masalah penelitian.

3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pernyataan penelitian yang menjabarkan dari
apa yang ada dalam identifikasi dan pembatasan masalah penelitian.
Masalah yang di rumuskan dengan baik, sebenarnya telah mampu menjawab
sebagian dari masalah itu sendiri.
Secara umum rumusan masalah yang baik adalah yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
Menurut Sugiyono bentuk-bentuk permasalahan penelitian di
kelompokan kedalam bentuk masalah deskriptif, komperatif dan
asosiatif.
a). Permasalahan deskriptif adalah permasalahan yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap variable mandiri baik pada satu variable
atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
atau mencari hubungan dengan variabel lainya.
Contoh :
1. Apakah Iphone sebagai merek top of mind dikategori smartphone di
kalangan mahasiswa ?
2. Seberapa baik interaksi kerja karyawan di Perusahaan X?
b). Permasalahan komparatif; suatu permasalahan membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda.
Contoh :
1. Adakah perbedaan tingkat loyalitas merek produk Indomie,
Sarimi, dan Mie Sedap di kalangan mahasiswa?
2. Adakah perbedaan kualitas pelayanan antara Bank Pemerintah
dan Bank Swasta?
c). Permasalahan asosiatif adalah pernyataan penelitian yang bersifat
hubungan antara dua variabel atau lebih, bisa bersifat hubungan
simetris, kausal dan interaktif.
Contoh permasalahan hubungan simetris:
1. Adakah hubungan antara brand awareness dengan tingkat
pendidikan?
2. Apakah terdapat hubungan “antara” tingkat pelayanan “dengan”
kepuasan pelanggan?
Contoh permasalahan hubungan kausal :
1. Adakah pengaruh brand awareness dan brand loyalty terhadap
keputusan pelanggan membeli produk X?
2. Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi kerja?

Contoh permasalahan hubungan Interaktif/resiprocal:


1. Adakan hubungan antara motivasi dan prestasi (di sini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi
mempengaruhi motivasi)?
2. Ada hubungan antara penentuan harga dengan tingkat penjualan?
4. Tujuan Penelitian
Perumusan tujuan riset atau penelitan mencakup pernyataan tentang
mengapa riset dilakukan, sasaran riset, dan dampak hasil riset.
Rumusan tujuan harus selalu konsisten dengan rumusan masalah.
Berapa banyak masalah dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang
akan dicapai. Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk
perancangan proyek riset, untuk pemilihan metode yang paling tepat
dan untuk pengolahan riset setelah dimulai serta memberikan bentuk
dan makna bagi laporan akhir.
Contoh tujuan riset :
Masalahnya: Apakah Iphone sebagai merek top of mind dikategori
smartphone di kalangan mahasiswa ?
Tujuan: untuk mengetahui merek Iphone menjadi top of mind
kategori smartphone di kalangan mahasiswa.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Kalau tujuan penelitian dapat di capai dan rumusan masalah dapat
terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya apa. Pada umumnya
manfaat penelitian ini dapat ditujukan untuk kepentingan akademis dan
praktis atau manfaat untuk peneliti, perusahaan, dan masyarakat.

6. Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti serta sebagai
dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrumen penelitian.
Riset brand equity (ekuitas merek) meliputi penelitian tentang elemen-
elemen ekuitas merek dapat mengacu kepada berbagai teori, salah satu
yang utama adalah pendapat dari David A. Aaker yaitu elemen brand
awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.

a). Brand Awareness (Kesadaran Merek)


adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali,
mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu produk
tertentu.
Pada suatu ketika Anda berkumpul dengan teman-teman kemudian
Anda meminta mereka satu demi satu menyebutkan merek minuman
ringan apa yang diingat mereka. Dari jawaban yang disampaikan tentu
ada merek yang tidak disebutkan, dari sini bisa akan diprediksikan
kemungkinan penjualan terhadap merek tersebut.
Peran brand awareness tergantung pada tingkatan akan pencapaian
kesadaran di benak konsumen. Piramida brand awareness terdiri
dari: brand unaware, brand recognition, brand recall, dan top of
mind.
Tingkatan brand awareness dalam ekuitas merek yang paling rendah
adalah brand recognition (pengenalan merek) atau di sebut juga
sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan (aided
recall);
tingkatan kedua brand recall (pengingatan kembali merek) atau
tingkatan pengingatan kembali tanpa bantuan;
tingkat berikutnya adalah top of mind ( kesadaran puncak pikiran).
Top of mind adalah brand awareness tertinggi dari berbagai merek
yang ada dalam pikiran konsumen.
b) Brand Association (Asosiasi Merek)
adalah segala kesan yang muncul di benak seorang yang terkait dengan
ingatannya mengenai suatu merek. Berbagai asosiasi merek saling
berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand
image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin
kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya di


hubungkan dengan berbagai hal (Durianto, dkk.)
1. Atribut merek 7. Orang terkenal/khalayak
2. Intangible atribut 8. Gaya hidup/Kepribadian
3. Manfaat bagi pelanggan 9. Kelas produk
4. Harga relatif 10. Kompetitor/pesaing
5. Penggunaan 11. Negara/wilayah geografis
6. Pengguna/pelanggan 12. dan sebagainya
c. Brand Perceived Quality (Persepsi Kualitas Merek)
adalah persepsi pelanggan terhadap terhadap kualitas suatu merek
produk. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau
jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan
berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen,
loyalitas mereka terhadap merek. Jika persepsi kulitas terhadap suatu
merek produk negatif dibenak konsumen maka dapat diprediksikan nasib
dari kelanjutan produk tersebut.
Mengacu pendapat David A Gavin dalam (Durianto), dimensi persepsi
kualitas merek dibagi menjadi tujuh yaitu
1. Kinerja: melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, missal
karakteristik operasional utama mobil adalah kecepatan, akselerasi,
system kemudi dan kenyamanan.
2. Pelayanan: mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada
produk tersebut, misal melayani 24 jam
3. Ketahanan: mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.
Misal produk baterai yang mengatakan mampu hidup selama 3
tahun.
4. Keandalan: konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk
dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.
5. Karakteristik produk: bagian-bagian tambahan dari produk (feature).
Penambahan ini biasanya di gunakan sebagai pembeda yang utama
dari kategori produk sejenis.
6. Kesesuaian dengan spesifikasi: merupakan pandangan mengenai
kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan teruji.
7. Hasil: mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam
dimensi sebelumnya, jika perusahaan tidak dapat menghasilkan
“hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tidak
memiliki atribut lain yang penting
Dimensi perceived quality untuk konteks jasa, yang sering
digunakan adalah pendapat dari Parasuraman, Zeithaml dan Berry,
di antaranya meliputi:
1. Bentuk fisik: apakah fasilitas fisik, perlengkapan kantor dan
penampilan pegawai mengesankan kualitasnya?
2. Kompetensi: apakah karyawan memiliki pengetahuan yang
memadai dalam melaksanakan tugasnya? Apakah karyawan
mengesankan dan memiliki percaya diri yang tinggi
3. Keandalan: dapatkah tugas (jasa) tersebut dikerjakan karyawan
dengan akurat dan meyakinkan.
4. Tanggung jawab: apakah petugas pemberi jasa berkemauan untuk
membantu para pelanggan dengan pelayanan yang sebaik-
baiknya.
5. Empati: apakah petugas menunjukan kepedulian dan perhatian
kepada permasalahan /kebutuhan setiap pelanggan ?
d). Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun
atribut lainnya.
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk terdapat beberapa
tingkatan, masing-masing tingkatan menunjukan tantangan pemasaran yang
harus dihadapi sekaligus asset yang dapat dimanfaatkan.
Adapun tingkatan loyalitas merek tersebut adalah
1. Switcher (berpindah-pindah): loyalitas paling dasar, semakin sering
pelanggan memindahkan pembeliannya maka semakin tidak loyal
pelanggan tersebut.
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan), pembeli yang yang
puas dengan merek produk, sehingga tidak ada alasan pelanggan untuk
membeli merek produk lain atau berpindah terutama jika peralihan
tersebut memerlukan usaha, biaya maupun pengorbanan lainnya.
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan): pada
tingkat ini pembeli termasuk dalam kategori pelanggan puas bila
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja
mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan
menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan
waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka
beralih merek.
4. Likes the brand (menyukai merek): pembeli yang sungguh-sunguh
menyukai merek produk. Ada keterikatan emosial pembeli dengan
produk, bisa muncul kerena keyakinan, simbol, pengalaman pribadi
atau kerabat, dan persepsi kualitas.
5. Comitted buyer (pembeli yang komit): pembeli yang setia, mereka
memiliki kebanggaan sebagi pengguna suatu merek dan bahkan merek
tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsi
maupun sebagi suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada
tingkatan ini pelanggan aktif merekomendasikan dan mempromosikan
merek produk kepada pihak lain, bahkan melakukan pembelaan dan
turut membantu merek jika terdapat ada permasalahan.
7. Hipotesis
Berdasarkan teori yang di bangun sesuai variabel-variabel penelitian
selanjutnya didapat digunakan menyusun suatu hipotesis. Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang diajukan terhadap rumusan masalah
yang diajukan. Karena sifatnya sementara maka diperlukan adanya
pembuktian kebenarannya melalui pengumpulan data empirik dan
analisis data dengan menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan
data yang dikumpulkan. Hipotesis dapat saja tidak diperlukan, umumnya
pada penelitian kualitatif/deskriptif, tetapi untuk penelitian kuantitatif
hipotesis umumnya selalu digunakan.
8. Metode Penelitian
Metode riset yang dipilih hendaknya dibuat dengan mempertimbangkan
kondisi di atas dengan tujuan khusus untuk mendukung tujuan riset.
Bermacam metode riset bisnis yang umum dipakai adalah metode studi
kasus, metode survei, metode pengembangan, metode tindak lanjut
(follow up study), metode analisis isi, metode kecenderungan, metode
korelasional, dan metode eksperimen.
9. Metode Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda.
Populasi juga bukan sekedar jumlah jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi sangat besar dan peneliti memiliki
keterbatas biaya, waktu dan tenaga peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi.
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik
sampling yang bisa digunakan, yang pada dasarnya di kelompokan
menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling
• Probability sampling: Teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi yang dipilih menjadi anggota sampel.
• Nonprobability sampling: Teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Menentukan Ukuran Sampel

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel selain


metode pengambilan sampel di atas adalah tingkat ketepatan
(precision) dan tingkat kepercayaan (confidence) sampel. Ketepatan
(precision) mengacu pada seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan
sampel yang terpilih terhadap karakteristik yang sebenarnya dari
populasi.
Confidence level: derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan
sebuah sampel. Confidence level 95%-99%.
Semakin tinggi Condidence level semakin dapat dipercaya data
tersebut. (100-CL = 1%-5%) adalah persen kelonggaran ketidaktelitian
karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Berapa banyak jumlah atau ukuran sample yang harus diambil dalam
penelitian, ada banyak cara yang digunakan salah satunya adalah
menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan,
misalnya 5%.
Misal: jumlah populasi 8000 orang, dengan tingkat kesalahan 5% atau
tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel yang diambil adalah
sebanyak 381 orang.
Dalam menentukan ukuran sampel juga bisa memperhatikan pedoman
kasar yang dikemukakan oleh Roscoe (Sekaran, 2000), yaitu:
1. Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua penelitian
adalah 30 < n < 500
2. Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel (laki-laki dan
perempuan, senior dan yunior) jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30
3. Dalam penelitian multivariate (multiple regression analysis) jumlah
sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) lipat dari
jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pengendalian
ekperimental yang ketat, penelitian yang baik dapat dilakukan dengan
menggunakan sampel sekitar 10 sampai 20.
10. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan menujukan cara-cara yang dapat di tempuh untuk
memperoleh data yang di butuhkan, dalam hal ini kita mengenal:
metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data
sekunder.

a. Metode pengumpulan data primer


merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari
individu/perseorangan. Untuk mendapatkan data primer peneliti
langsung melakukan observasi baik dilapangan atau di laboratorium.
Mendapatkan data primer dapat dilakukan dengan survei atau
percobaan.
Survei dapat dilakukan jika data yang dicari sebenarnya sudah ada
dilapangan atau di sasaran penelitian lainnya. Teknik pengumpulan
data dengan survei dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Wawancara dengan responden adalah mengumpulkan data dengan
menanyakan langsung kepada informan atau pihak kompeten
dalam suatu permasalahan. Pertanyaan di persiapkan terlebih
dahulu diarahkan pada informasi yang akan digali sesuai masalah
yang akan di cari jawabannya. Pertanyaan dapat berkembang untuk
menggali data lebih dalam selama proses wawancara berlangsung.
2. Angket, adalah jawaban tertulis dari informan/responden atas daftar
pertanyaan/kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
3. Menggunakan telepon (polling) ataupun melakukan observasi
langsung.
4. Percobaan: dilakukan jika data yang ingin diperoleh belum
tersedia dan dengan demikian variabel yang akan diukur harus
dimunculkan datanya melalui suatu percobaan.
b. Metode pengumpulan data sekunder
sering di sebut metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal
ini peneliti tidak secara langsung melakukan penelitian sendiri tetapi
meneliti dan memanfaatkan data dari dokumen yang dihasilkan pihak
lain. Tentunya sumber data sekunder ini harus dapat
dipertangungjawabkan dan mendapatkannya secara legal.
Data penelitian di dapat dari sumber dari :
➢ Media massa
➢ BPS (laporan statistik)
➢ Lembaga pemerintah atau swasta
➢ Lembaga penelitian
➢ Hasil penelitian dan publikasi ilmiah
➢ Penelitian kepustakaan.
Etika Pengumpulan Data

1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan


memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai
sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus
menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian,
maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang
tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa
informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan
subjek tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai
alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam
mereka, baik secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama studi
Jenis Data Penelitian
Data yang diperoleh dapat diklasifikasikan menurut jenisnya
berdasarkan kriteria sebagi berikut :
❑ Data kualitatif dan kuantitatif
Data kualitatif data dikumpulkan berbentuk keterangan, kata, kalimat
gambar atau catatan dengan berskala ukur nominal dan ordinal
sedangkan data kuantitatif data yang berbentuk angka, dengan skala
ukur interval dan rasio.
❑ Data internal dan eksternal
Data internal data yang didapat dari dalam perusahaan tempat riset,
sedangkan data ekternal adalah data yang mengambarkan keadaan
di luar perusahaan
❑ Data time series dan cross section
Data time series merupakan data dikumpulkan dari beberapa
tahapan waktu secara kronologis, sedangkan data cross section
dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu saja.
Skala Pengukuran
Dalam statistika dibedakan ada empat macam skala pengukuran untuk
menilai obyek pengamatan dalam penelitian yaitu :
1. Skala Nominal; dengan skala nominal hasil pengukurannya bisa
dibedakan tetapi tidak bisa diurutkan mana yang lebih tinggi, mana
yang lebih rendah, mana yang utama dan mana yang lebih
dikesampingkan. Fungsi angka, simbol maupun huruf yang diberikan
hanya sebagai lambang/label yang menunjukan dalam kelompok
mana suatu hasil pengamatan dimasukkan. Misal menunjuk jenis
kelamin, 1=laki-laki dan 0=perempuan, maka 1 dan 0 bukan urutan
matematis tapi hanya kategori.
2. Skala Ordinal; dengan skala ordinal obyek yang ada juga dapat
digolongkan ke dalam kategori tertentu. Angka atau huruf yang
diberikan di sini mengandung tingkatan sehingga dari kelompok
yang terbentuk dapat dibuat urutan peringkat
yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut
aturan penataan tertentu. Ukuran skala ordinal tidak memberikan
nilai absolut pada obyek tetapi hanya memberikan urutan (rangking)
relatif saja.
Contoh skala ordinal: di dapat informasi kualitas kursi sangat bagus,
bagus dan kurang bagus, pemeringkatan kebagusannya tidak bisa di
ukur dengan pasti. Status sosial; rendah, sedang, tinggi, besarnya
perbedaan status sedang ke tinggi belum tentu sama antara rendah ke
sedang.
3. Skala Interval: suatu pemberian angka kepada kelompok dari obyek-
obyek yang mempunyai sifat skala nominal dan ordinal ditambahkan
dengan sifat lain yaitu jarak yang sama, pada skala interval
memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat obyek yang
diukur. Data skala interval di berikan apabila kategori yang
digunakan bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu
tetapi tidak bisa dibandingkan.
Ciri lain skala interval datanya bisa ditambahkan, dikurangi,
digandakan dan dibagi tanpa mempengaruhi jarak relatif di antara
skor-skornya. Skala pengukuran interval tidak memiliki nilai nol
mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya
skor dari rasio tertentu.
4. Skala Rasio; skala pengukuran yang mempunyai sifat skala interval
di tambah satu sifat lain yaitu memberikan keterangan tentang nilai
absolut dari obyek yang diukur. Skala rasio merupakan skala
pengukuran yang ditujukan kepada hasil pengukuran yang bisa
dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu dan bisa
dibandingkan. Skala rasio menggunakan titik baku mutlak (titik nol
mutlak). Angka skala rasio menunjukan nilai yang sebenarnya dari
obyek yang diukur, sedangkan besar satu satuan ukur ditetapkan
dengan satu perjanjian tertentu.
11. Teknik Analisis Data
Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan teknik analisis data
penelitian dapat dibedakan menjadi: Teknik analisis data kualitatif,
teknik analisis kuantitatif, dan teknik analisis gabungan keduanya.
Sedangkan berdasarkan tingkat eksplanasinya atau tingkat
penjelasannya yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta hubungan antar variabel dengan variabel
lainnya penelitian dapat dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif,
dan asosiatif (Sugiono, 2004).
TUGAS (KELOMPOK)
SEBAGAI NILAI UAS

a. Menyusun penulisan laporan hasil riset elemen


ekuitas merek sesuai outline yang ditetapkan (pada
pertemuan 11)
b. Pengumpulan data menggunakan instrumen
kuesioner dalam format google form (contoh
kuesioner di pertemuan 11)
c. Pengolahan data dan analisis data menggunakan
panduan slide pertemuan 12
d. Laporan hasil riset dikumpulkan dan dipresentasikan
pada pertemuan 14 dan 15
Pertemuan 11

MEMPERSIAPKAN INSTRUMEN
RISET EKUITAS MEREK DAN
OUTLINE LAPORAN RISET
1. Pengertian Instrumen Penelitian/Riset
Instrumen penelitian adalah aspek pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ilmiah. Hasi instrumen penelitian ini kemudian
dikembangkan atau dianalisa sesuai dengan metode penelitian yang akan
diambil. Dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan
yang cukup signifikan, misalnya dalam penelitian kualitatif menggunakan
instrumen penelitian wawancara, sedangkan dalam penelitian kuantitatif
menggunakan instrumen penelitian angket atau kuesioner.
Menurut Sugiono (2009) instrumen penelitian ialah alat bantu yang
dipergunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta sosial
yang sesuai dengan variabel penelitian.
Jenis instrumen penelitian adalah Kuesioner, Wawancara, Observasi,
Dokumentasi/Kepustakaan.
Menyusun instrumen penelitian pada umumnya dimulai dengan adanya
surat pengantar yang dibuat oleh peneliti kepada respondennya yang
mengharapkan adanya bantuan untuk meluangkan waktu dan partisipasi
responden dalam menjawab lembar kuesioner atau melaksanakan
wawancara terkait dengan kepentingan pengumpulan data penelitian
yang dilakukan, dengan memberikan jaminan bahwa identitas
responden akan dirahasiakan kecuali mendapatkan ijin dari responden
untuk dipublikasikan. Bagian penutup surat peneliti wajib
mengucapkan terima kasih atas informasi yang diberikan jawaban.
Sebelum masuk kepada inti pertanyaan dalam kuesioner dan
wawancara maka dibutuhkan juga data individu responden yang
dianggap relevan dengan masalah penelitian yang diteliti, data pribadi
umumnya seperti: jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir,
penghasilan per bulan, dan yang relevan dengan penelitian.
2. Instrumen Riset Elemen Ekuitas Merek

Mengacu kepada pendapat Aaker, elemen utama dari ekuitas merek


(Brand Equity) adalah
1. Brand Awareness
2. Brand Association
3. Brand Percieved Quality
4. Brand Loyalty

Selanjutnya sesuai dengan konsep teori yang telah diuraikan dalam


pertemuan sebelumnya, dilakukan penentuan indikator-indikator
untuk mengukur dari masing-masing elemen yang ada.
a) Brand Awareness
Definisi operasional Brand Awareness (kesadaran merek) didefinikaan
sebagai kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali,
mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori
produk tertentu.
Indikatornya adalah merek yang pertama kali diingat oleh responden
(Top of Mind Awareness), merek-merek yang diingat responden setelah
menyebutkan merek yang disebut pertama kali (Brand Recall), merek
yang diingat responden setelah diberikan bantuan (Brand Recognition),
dan tidak mengenal sama sekali (Unaware of Brand).
Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengukur brand awareness
(kesadaran merek) sebuah merek produk minuman serbuk instan,
adalah sebagai berikut:
Mengukur Top of Mind:
Top of mind adalah single respon question artinya satu responden
hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini.
1. Sebutkan 1 (satu) merek minuman serbuk instan yang Anda ketahui?
………………………….

Mengukur Brand Recall


Brand recall: pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek
apa lainnya yang diingat respoden selain yang disebutkan pada
pertanyaan 1. Brand recall merupakan multi response question artinya
responden dapat menjawab merek lebih dari satu, tanpa ada bantuan
dari peneliti
Pertanyaan brand recall yang dapat di ajukan adalah :
2. Sebutkan merek minuman serbuk instan lainnya, selain yang Anda
sebutkan pada no 1 di atas ?
1…………………………. 3. ............................................
2…………………………. 4. ............................................
Mengukur Brand Recognition
Merupakan pengukuran brand awareness responden dimana
kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang
diajukan dibantu dengan menyebutkan: ciri-ciri dari produk merek
tersebut (aided question).
Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden
yang perlu diingat akan keberadaan merek tersebut. Untuk mengukur
pengenalan brand awareness selain mengajukan pertanyaan dapat
dilakukan dengan menunjukan foto yang menggambarkan ciri-ciri
merek tersebut.
Pertanyaan yang diajukan + penyampaian ciri-ciri atau foto yang di
lepas nama mereknya sebagai berikut:
3. Apakah Anda dapat menyebutkan merek produk minuman serbuk
jeruk instan dengan ciri-ciri foto packaging ditutup mereknya ?
a. Ya, saya mengenal, produk dengan merek………………
b. Tidak mengenal sama sekali.
Yang termasuk kelompok brand recognition adalah yang menjawab
alternatif jawaban no 1, dengan menyebut merek yang diteliti dengan
tepat.

Mengukur Brand Unaware


Untuk pengukuran brand unaware dilakukan observasi terhadap
pertanyaan pengenalan brand awareness sebelumnya dengan melihat
responden yang menjawab pilihan alternatif huruf b yaitu tidak tahu
sama sekali ketika disampaikan ciri-ciri atau ditunjukkan foto
produknya.
b) Brand Association
Dengan mengambil merek yang diteliti misal minuman serbuk instan
Nutrisari, maka buatlah asosiasi merek Nutrisari sebagai indikator yang
paling terkait dengan kondisi fisik, harga atau kepribadian produk.
Untuk indikator asosiasi produk ternyata di dapat karakteristik yang
bisa diasosiasikan terhadap minuman serbuk instan Nutrisari adalah
1. Memiliki kandungan vitamin C
2. Tidak pahit di tenggorokan
3. Rasa jeruknya segar
4. Tersedia dalam berbagai rasa
5. Memiliki citra produk yang baik
6. Merek produk terkenal
7. Mudah mendapatkannya di toko
Dari karakteritik tersebut dibuat pertanyaan di ajukan sesuai jumlah
sampel (responden) untuk mengukur brand association sebagai berikut:

No Asosiasi Merek Produk YA TIDAK


1 Memiliki kandungan vitamin C
2 Produk tanpa pengawet
3 Tidak pahit di tenggorokan
4 Rasa jeruknya segar
5 Tersedia dalam berbagai rasa
6 Memiliki citra produk yang baik
7 Merek produk terkenal
8 Mudah mendapatkannya di toko
9 Rasa manisnya pas
c) Brand Perceived Quality

Untuk mengukur persepsi kualitas dapat dilakukan pengukuran


performance (menunjukkan kinerja merek minuman serbuk instan
Nutisari) dan importance (menunjukkan harapan responden yang
terkait dengan variable yang diteliti). Perbandingan performance dan
importance dirangkum dalam diagram kartesius yang terbagi dari
empat kuadran. Sumbu mendatar adalah tingkat performance,
sedangkan sumbu vertikal adalah tingkat importance. Untuk mengukur
perceived quality, dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Pertanyaan di bawah ini terkait dengan performance merek
minuman serbuk instan Nutrisari:
1. Harga minuman serbuk instan Nutrisari?
a. sangat mahal b. mahal c. murah d. sangat murah
2. kealamian rasa buah minuman serbuk instan Nutrisari?
a. sangat tidak alami b. Tidak alami c. alami d. Sangat alami
3. Kandungan gizi selain vitamin C minuman serbuk instant Nutrisari?
a. sangat rendah b. rendah c. tinggi d. sangat tinggi
4. Desain kemasan minuman serbuk instan Nutrisari?
a. sangat jelek b. jelek c. baik d. sangat baik
5. Mutu minuman serbuk instan Nutrisari ?
a. sangat rendah b. rendah c. tinggi d. sangat tinggi
Pertanyaan di bawah ini terkait dengan importance merek
minuman serbuk instan Nutrisari:

1. Tingkat harga minuman serbuk instan Nutrisari?


a. sangat tidak penting b. Tidak penting c. penting d. sangat penting
2. Kealamian rasa buah minuman serbuk instan Nutrisari?
a. sangat tidak penting b. Tidak penting c. penting d. Sangat penting
3. Kandungan gizi selain vitamin C minuman serbuk instant Nutrisari?
a. sangat tidak penting b. tidak penting c. penting d. sangat penting
4. Desain kemasan minuman serbuk instan Nutrisari?
a. sangat tidak penting b. tidak penting c. penting d. sangat penting
5. Mutu minuman serbuk instan Nutrisari?
a. sangat tidak penting b. tidak penting c. penting d. sangat penting
d) Brand Loyalty

Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengukur brand loyalty adalah

Switcher (berpindah-pindah) :
1. Seberapa seringkah Anda berpindah merek dari Nutrisari karena
faktor harga ke produk merek lain ?
a. tidak pernah b. jarang c. sering d.selalu

Habitual buyer :
2. Apakah Anda sependapat bahwa Anda membeli minuman serbuk
instan Nutrisari hanya karena kebiasaan?
a. sangat tidak setuju b.tidak setuju c. setuju d. sangat setuju
Satisfied buyer
3. Apakah Anda merasa puas dalam menggunakan minuman serbuk instan
merek Nutrisari dalam kehidupan Anda sehari-hari?
a. sangat tidak puas b. tidak puas c. puas d. sangat puas

Likes the brand


4. Apakah Anda benar-benar menyukai minuman serbuk instan merek
Nutrisari?
a. sangat tidak suka b. tidak suka c. suka d.sangat suka

Comitted buyer
5. Apakah Anda menyarankan keorang lain untuk membeli minuman
serbuk instan merek Nutrisari
a. tidak pernah b. jarang c. sering d. selalu
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan bentuk pertanyaan yang diajukan maka sebelum


instrumen ini digunakan maka butir-butir pertanyaan variabel brand
association, brand perceived quality, dan brand loyalty, wajib
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Validitas: digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu


kuesioner. Suatu kuisioner di katakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate
antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.
Langkah uji validitas dalam SPSS:
1. Dari menu SPSS pilih menu analyze, kemudian pilih submenu
correlate lalu pilih bivariate
2. Tampak di layar tampilan windows bivariate corelations
3. Isikan dalam kotak variable hasil jawaban responden setiap
pertanyaan dan skor total pertanyaan variable tersebut
4. Pilih Correlation Coeficient Pearson
5. Pilih OK
6. Output SPSS tampil.

Reliabilitas: kuesioner yang digunakan dalam penelitian untuk


memperoleh informasi yang diinginkan dapat di percaya (diandalkan)
sebagai alat pemgumpul data serta mampu mengungkap informasi yang
sebenarnya dilapangan. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan
data yang sesuai dengan kenyataan dalam arti berapa kalipun penelitian
diulang dengan instrumen tersebut tetap diperoleh kesimpulan yang
sama ( walaupun perolehan angka nominalnya tidak harus sama)
Uji reliabilitas dapat menggunakan metode Spearman-Brown, Hoyt
dan Alpa, yang biasa digunakan. Masing-masing metode akan
menghasilkan suatu nilai yang satu sama lain berbeda dalam
nominalnya tetapi secara umum memberikan kesimpulan yang sama.
Dalam SPSS memberikan fasilitas dengan mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnaly)
(Ghozali, 2005)
Langkahnya :
1. Sebelumnya lakukan proses percobaan dengan memberikan
kuesioner kepada sebagian sampel untuk dijawab, selanjutnya
hasil jawaban berupa angka menjadi data penelitian, bisa
disimpan dalam file Excel
2. Dari menu SPSS, pilih scale kemudian pilih submenu Reliability
analysis. Tampil di layar windows reliability analysis
3. Masukan data indikator (excel) ke dalam kotak Item dan pilih
model alpha
4. Pilih tombol statistic sehingga tampak layar windows Reliability
analisis statistics
5. Pada bagian descriptive for, pilih item, scale, scale if item
deleted, dan inter-item correlation.
6. Pilih continue dan OK
7. Output SPSS muncul
INSTRUMEN RISET EKUITAS MEREK
(DALAM PENGUMPULAN DATA RISET)
MENGGUNAKAN KUESIONER GOOGLE FORM

Contoh kuesioner google form:


https://forms.gle/Tk4p515xrkzHWvHt6
OUTLINE LAPORAN RISET
Outline

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS.....................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................

1.3. Tujuan Penelitian ..........................,.....................................

1.4. Manfaat Penelitian ..............................................................

1.5. Metode Penelitian ...............................................................

1.5.1 Metode Pengumpulan Data .......................................

1.5.2 Metode Analisis Data ................................................


BAB II TINJAUAN PUSTAKA * ( pilih teori sesuai tugas)
2.1. Landasan Teori ..………….................................................
2.1.2. Pengertian Merek .....................................................
2.1.3. Peranan dan Kegunaan Merek ................................
2.1.4. Strategi Merek.........................................................
2.1.5. Elemen-Elemen Brand Equity (Ekuitas Merek) ….
2.1.6. Peran Brand Equity..................................................
2.1.7. Brand Awareness*...................................................
Brand Assosiation*……………………………….
Brand Perceived Quality* ……………………….
Brand Loyalty *……………………………….......
2.2 Metode Populasi dan Sampling…………………………..
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
3.1. Profil perusahaan………………………………................
3.2 . Produk Perusahaan yang diteliti………………………….
3.3. Profil Responden…………………………………………
3.4. Analisis dan Pembahasan...................................................

BAB IV. PENUTUP DAN SARAN


4.1 Kesimpulan .....................................................,....................
4.2 Saran .....................................................,..............................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ketentuan tugas:
• Ketentuan penulisan sesuai dengan panduan
penulisan Tugas Akhir/Skripsi
• Membuat form Plagiarsme sesuai dengan format di
Tugas Akhir/Skripsi
Pertemuan 12

PENGOLAHAN DATA RISET


MEREK
1. Pengolahan Data dan Analisis Data Riset
a) Brand Awareness
Untuk kesadaran merek dilakukan analisis deskriptif terhadap
keseluruhan responden. Jawaban responden terhadap brand awareness
yaitu top of mind, brand recall, brand recognition, dan brand unaware
di data dan ditabulasi dengan mencatat frekuensi merek disebut dan
persentasenya. Misalkan dari responden berjumlah 100 orang responden.
Top of Mind
berdasarkan pertanyaan top of mind yang diajukan mendapatkan jawaban
berikut:
1. Sebutkan satu merek minuman serbuk instan yang Anda ketahui?
Berdasarkan data tersebut bahwa ada 5 merek kategori minuman serbuk
jeruk instan yang di sebut oleh 100 orang responden. Dari data tersebut
terbaca merek nutrisari disebut oleh sebanyak 35 orang, extra joss 22
orang, marimas 20 orang adem sari 15 orang dan jas jus 8 orang.
Hasil keseluruhan dari analisis top of mind menyebutkan bahwa minuman
serbuk instan Nutrisari merupakan merek yang pertama kali diingat
responden tanpa menggunakan bantuan. Ini menunjukkan bahwa
minuman serbuk instan Nutrisari telah mendapatkan posisi yang baik
dalam benak konsumen.

Brand Recall
Hasil jawaban kuisioner berdasarkan pertanyaan yang diajukan:
2. Sebutkan merek minuman serbuk instan lainnya, selain yang Anda
sebutkan pada no 1 di atas? Sebagai berikut:
Hasil dari penelitian menunjukkan 35 responden (35%), mengingat
minuman serbuk instan Extrajos, 24 responden (24%) mengingat
minuman serbuk instan Nutrisari, 18 responden (18%) mengingat
minuman serbuk instan Marimas, 13 responden (13%) mengingat
minuman serbuk instan Adem sari, 8 responden mengingat minuman
serbuk instan Jas Jus, dan 2 responden mengingat minuman serbuk
instan Hore.
Brand Recognition:
Untuk brand recognition peneliti mengajukan pertanyaan secara terbuka
dengan memberikan ciri-ciri dari produk merek Nutrisari, dari pertanyaan
yang diajukan: Apakah Anda dapat menyebutkan merek produk minuman
serbuk jeruk instan dengan ciri-ciri foto packaging (ditutup mereknya)?
Hasil jawaban yang diperoleh sebagai berikut
Tabel Brand Recognition dan Brand Unaware
Jawaban Frekwensi Prosentase %
a.Ya, saya mengenal, produk
98 98
dengan merek Nutri Sari
b. Tidak mengenal sama sekali 2 2
Total 100 100
Sumber: data primer yang diolah
Bahwa 98 orang responden (98%) mengenali dan menyebutkan nama
merek dengan mengingatkannya melalui packaging Nutrisari, sedangkan 2
orang respoden (2%) tidak mengenal merek produk sama sekali.
Brand Unaware:
Dari tabel data yang ada terdapat 2 orang (2%) responden tidak mengenali
ciri dan packaging Nutrisari.
b) Brand Association
Berdasarkan hasil jawaban respoden terhadap pertanyaan brand
association berikut
Tabel Asosiasi Brand NutriSari
No ASOSIASI JAWABAN YA JAWABAN TIDAK
1 Mengandung Vitamin C
2 Rasa Jeruk Segar
3 Mudah mendapatkan di toko
4 Produk Tanpa Pengawet
5 Citra Produk Baik
6 Tidak Pahit ditenggorokan
7 Manisnya Pas
Jumlah
Sebelum mencari nilai asosiasi merek, dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Kemungkinan jawaban “ya“ adalah sama untuk semua variabel
(asosiasi).
Ha: Kemungkinan jawaban ”ya“ adalah berbeda untuk semua variabel
(asosiasi).
Kemudian menghitung dengan menggunakan rumus Cochran Q Test
untuk statistik hitungnya

Tolak Ho bila Q > X2


Tahapan uji cohran untuk mengetahui signifikasi setiap asosiasi yang ada
dalam suatu merek di mulai dengan pengujian semua asosiasi. Dari hasil
penelitian ini hasil analisa uji cochran diperbandingkan antara nilai Q
dengan X2 tabel (Chi).
Hipotesis sebagai berikut jika diperoleh nilai Q < X2 tabel (Chi), maka Ho
diterima yang berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan
membentuk brand image dari suatu merek.
Jika diperoleh Q > X2 tabel (Chi), dapat disimpulkan Ho ditolak yang
berarti semua asosiasi yang diuji tidak saling berhubungan membentuk
brand image dari suatu merek.

Untuk masuk ke tahap dua dicari asosiasi yang memiliki jumlah kolom
terkecil yang selanjutnya akan dicoba dikeluarkan dari kolom asosiasi-
asisiasi pembentuk brand image. Dengan demikian nilai N sekarang akan
berkurang sebesar nilai total kolom yang dikeluarkan tersebut. Nilai Q
dihitung kembali dengn mempertimbangkan kondisi yang baru tersebut.
Saat ini asosiasi yang diuji signifikan hubungannya menjadi berkurang
satu pula sehingga derajat bebas dari X2 tabel (chi) berkurang satu juga.
Tahap pembandingan Q dengan X2 tabel (chi) dilakukan lagi.
Jika Q> X2 tabel (Chi), lanjutkan tahap pengujian ke tiga dengan teknik
yang sama sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.
Jika nilai Q < X2 tabel (Chi), maka pengujian dihentikan yang berarti
brand image suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang
belum diuji dan asosiasi terakhir yang diuji

Data jawaban responden seluruhnya di masukan kedalam table untuk


memudahkan dalam mencari jumlah baris dan kuadrat jawaban ‘Ya’ dan
Jumlah kolom dan kuadrat jawaban ‘Ya’
Setelah dilakukan penyebaran kuesioner dengan pilihan jawaban Ya dan
Tidak dari ke-100 responden didapatkan data yang menjawab 7 asosiasi
yang diuji terkait Nutrisari sebagi berikut:
Contoh Data Keseluruhan Asosiasi Nutri Sari

No ASOSIASI JAWABAN YA
1 Mengandung Vitamin C 48
2 Rasa Jeruk Segar 50
3 Mudah mendapatkan di toko 30
4 Produk Tanpa Pengawet 11
5 Citra Produk Baik 54
6 Tidak Pahit ditenggorokan 48
7 Manisnya Pas 38
Jumlah 279
DATA Pengujian Tahap 1 : semua asosiasi Nutri Sari keseluruhan
Asosiasi
Responden Total " Ya"
1 2 3 4 5 6 7 Kuadrat Total
1 1 1 1 0 1 1 1 6 36
2 1 1 0 0 1 1 1 5 25
3 1 1 1 0 1 1 1 6 36
4 0 1 0 0 1 1 1 4 16
5 1 1 1 0 1 0 1 5 25
6 1 1 0 1 1 1 1 6 36
7 1 1 1 0 1 1 0 5 25
8 1 1 1 1 1 1 1 7 49
9 1 1 1 1 1 1 1 7 49
10 1 1 1 1 1 1 1 7 49
11 1 1 0 0 1 1 1 5 25
12 1 1 0 0 1 1 0 4 16
13 1 1 1 0 1 1 1 6 36
14 1 1 1 0 1 1 1 6 36
15 1 1 1 1 1 1 1 7 49
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
100 1 1 1 1 1 1 0 6 36
Jumlah 48 50 30 11 54 48 38 279 1.471
Kuadrat jumlah 2304 2500 900 121 2916 2304 1444 12.489
Ket :
Nilai Tidak = 0
Nilai Ya = 1
Dari data tersebut dilakukan pengujian dengan rumus Uji Cohran, sampai
nilai Q lebih kecil daripada nilai X2 tabel.
Pengujian I dilakukan terhadap semua asosiasi.
Dari data pada tabel brand assosiation di atas diinput ke dalam rumus, dan
dapat diketahui bahwa:
Uji Tahap 1

Dari hasil kalkulasi menunjukan hipotesis masih di tolak, selanjutkan


dilakukan uji tahap 2 dengan menghilangkan perolehan jawaban ‘YA”
terkecil yaitu Produk tanpa pengawet dan Mudah mendapatkan di toko,
dengan data sebagai berikut:
DATA Pengujian Tahap 2 : semua asosiasi Nutri Sari Produk Tanpa Pengawet
Asosiasi
Responden Total " Ya"
1 2 3 5 6 7 Kuadrat Total
1 1 1 1 1 1 1 6 36
2 1 1 0 1 1 1 5 25
3 1 1 1 1 1 1 6 36
4 0 1 0 1 1 1 4 16
5 1 1 1 1 0 1 5 25
6 1 1 0 1 1 1 5 25
7 1 1 1 1 1 0 5 25
8 1 1 1 1 1 1 6 36
9 1 1 1 1 1 1 6 36
10 1 1 1 1 1 1 6 36
11 1 1 0 1 1 1 5 25
12 1 1 0 1 1 0 4 16
13 1 1 1 1 1 1 6 36
14 1 1 1 1 1 1 6 36
15 1 1 1 1 1 1 6 36
dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst
100 1 1 1 1 1 0 5 25
Jumlah 48 50 30 54 48 38 268 1.364
Kuadrat
jumlah 2304 2500 900 2916 2304 1444 12.368
Ket :
Uji Tahap 2

Dari hasil kalkulasi menunjukan hipotesis masih ditolak, selanjutkan


dilakukan uji tahap 3 dengan menghilangkan perolehan jawaban ‘YA”
terkecil yaitu produk tanpa pengawet dan mudahnya mendapat produk di
toko dengan data sebagai berikut:
DATA Pengujian Tahap 3 : semua asosiasi Nutri Sari Produk Tanpa Pengawet dan Mudah
mendapatkan di toko
Asosiasi Kuadrat
Responden Total " Ya"
1 2 5 6 7 Total
1 1 1 1 1 1 5 25
2 1 1 1 1 1 5 25
3 1 1 1 1 1 5 25
4 0 1 1 1 1 4 16
5 1 1 1 0 1 4 16
6 1 1 1 1 1 5 25
7 1 1 1 1 0 4 16
8 1 1 1 1 1 5 25
9 1 1 1 1 1 5 25
10 1 1 1 1 1 5 25
11 1 1 1 1 1 5 25
12 1 1 1 1 0 4 16
13 1 1 1 1 1 5 25
14 1 1 1 1 1 5 25
15 1 1 1 1 1 5 25
dst dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst dst
100 1 1 1 1 0 4 16
Jumlah 48 50 54 48 38 238 1.078
Kuadrat
jumlah 2304 2500 2916 2304 1444 11.468
Ket :
Tidak = 0
Ya = 1
Uji Tahap 3

Dari hasil kalkulasi menunjukan hipotesis uji tahap 3 masih di


tolak, selanjutkan dilakukan uji tahap 4 dengan menghilangkan
data perolehan jawaban ‘YA” terkecil yaitu Produk tanpa pengawet
dan Mudahnya mendapat produk di toko dan manisnya pas, dengan
data sebagai berikut :
DATA Pengujian Tahap 4 : semua asosiasi Nutri Sari Produk Tanpa Pengawet, Mudah mendapatkan di toko dan Manisnya Pas

Asosiasi
Responden Total " Ya"
1 2 5 6 Kuadrat Total
1 1 1 1 1 4 16
2 1 1 1 1 4 16
3 1 1 1 1 4 16
4 0 1 1 1 3 9
5 1 1 1 0 3 9
6 1 1 1 1 4 16
7 1 1 1 1 4 16
8 1 1 1 1 4 16
9 1 1 1 1 4 16
10 1 1 1 1 4 16
11 1 1 1 1 4 16
12 1 1 1 1 4 16
13 1 1 1 1 4 16
14 1 1 1 1 4 16
15 1 1 1 1 4 16
dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst
100 1 1 1 1 4 16
Jumlah 48 50 54 48 200 756
Kuadrat
jumlah 2304 2500 2916 2304 10.024
Ket :
Tidak = 0
Uji tahap 4
Hasil kalkulasi rumus :

Pada tahap 4 ternyata hasil perolehan dibandingkan dengan nilai tabel,


ternyata Uji Hipotesis diterima.
Berdasarkan perhitungan Uji Cohran yang ada maka dapat disimpulkan
dasar pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen terhadap
produk merek Nutrisari ditentukan oleh:
1. Produk Mengandung Vitamin C
2. Rasa Jeruk yang Segar
3. Citra Produk Baik
4. Tidak Pahit di Tenggorokan
c) Brand Perceived Quality
Untuk kesan kualitas dilakukan dengan analisa diskriptif dengan
langkah langkah sebagai berikut :
1) Menentukan skala nilai pengukuran dan artinya yang disesuaikan dengan
konteks atribut-atribut yang diukur. Sebagai gambaran dalam penelitian ini
peneliti memberikan 4 alternatif jawaban kepada responden dari pertanyaan
yang diajukan.
2) Selanjutnya dalam kuesioner, responden diminta untuk memberikan
penilaian terhadap atribut minuman serbuk instan Nutrisari dalam
kuesioner kesan kualitas.
3) Pengumpulan data dilakukan pada mereka yang memiliki pengalaman
mengkonsumsi minuman serbuk instan Nutrisari.
4) Alat analisa yang digunakan adalah rata-rata, standar deviasi, rentang
skala pengukuran, dan diagram performance-importance.
5) Membuat diagram kartesius terhadap hasil kalkulasi jawaban
performance dan importance dari responden
Skala Pengukuran

Importance Performance
dengan pembobotan sebagai dengan pembobotan sebagai
berikut: berikut:
1 = sangat tidak penting 1 = sangat tidak memuaskan
2 = tidak Penting 2 = tidak memuaskan
3 = Penting 3 = Memuaskan
4 = Sangat penting 4 = Sangat memuaskan
Pertanyaan: Keterjangkauan Harga Produk Nutrisari

Pertanyaan
Merek Importance Performance
Nutrisari

Keterjangkauan Seberapa penting tingkat harga NutriSari yang Apakah tingkat harga NutriSari yang ada di
Tingkat harga terjangkau menurut Anda? masyarakat terjangkau menurut Anda?
Pertanyaan: Tingkat Kealamian Rasa Nutrisari

Pertanyaan
Importance Performance
Merek Nutrisari

Tingkat Seberapa penting kealamian rasa produk Bagaimana kealamian rasa produk NutriSari menurut
Kealamian Rasa NutriSari menurut Anda? Anda?
Pertanyaan: Kandungan Gizi Selain Vitamin C pada Nutrisari

Pertanyaan
Merek Importance Performance
Nutrisari

Kandungan Seberapa penting kandungan gizi selain vitamin C Bagaimana proporsi kandungan gizi selain vitamin
Gizi Selain dalam produk NutriSari bagi Anda? C dalam produk NutriSari bagi Anda?
Vitamin C
Pertanyaan: Desain Kemasan Nutrisari

Pertanyaan Merek
Importance Performance
Nutrisari

Desain kemasan Seberapa penting menurut Anda desain Bagaimana desain kemasan produk NutriSari
kemasan dalam produk NutriSari? menurut Anda?
Pertanyaan: Kualitas Mutu Nutrisari

Pertanyaan
Merek Importance Performance
Nutrisari

Kualitas mutu Seberapa penting kualitas mutu produk NutriSari Bagaimana kualitas mutu produk NutriSari yang
menurut Anda? Anda konsumsi selama ini menurut Anda?
Gambar: Diagram Kartesius Performance-Importance Merek Nutrisari
Hasil analisis perceived quality merek minuman serbuk instan
Nutrisari dengan metode performance-importance secara individu untuk
perceived quality tentang indikator harga, tingkat kealamian, Kandungan gizi
selain Vitamin C, dan mutu sudah dinilai antara baik hingga baik sekali
karena tingkat performance lebih tinggi nilainya daripada tingkat importance-
nya, hal ini menunjukkan bahwa perceived quality harapan responden
terhadap minuman serbuk instan Nutrisari telah melebihi tingkat kepentingan
atribut itu sendiri, tetapi untuk desain kemasan pada minuman serbuk instan
Nutrisari dinilai jelek, karena tingkat performance lebih rendah dari tingkat
importance-nya, hal ini menunjukkan bahwa perceived quality responden
terhadap desain kemasan minuman serbuk instan Nutrisari belum memenuhi
tingkat kepentingan atribut kepuasan konsumen.
Untuk perceived quality secara keseluruhan menunjukkan bahwa
merek minuman serbuk instan Nutrisari secara rata-rata memiliki
performance lebih rendah daripada importance. Fenomena ini menunjukkan
bahwa perceived quality responden terhadap merek minuman serbuk instan
Nutrisari belum memenuhi tingkat kepentingan atribut kepuasan konsumen.
d) Brand Loyalty
Brand loyalty merupakan ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu
merek. Pengukuran loyalitas merek dalam penelitian ini dibagi menjadi 5
bagian yaitu analisis switcher, analisis habitual buyer, analisis satisfied
buyer, analisis liking the brand, dan analisis comitted buyer.
Untuk loyalitas merek dicari dengan mengambil rata-rata skor pada
masing-masing variabelnya. Skor tersebut diperoleh dengan
menjumlahkan semua frekuensi dikalikan dengan bobot masing-masing.
Kemudian jawaban netral dalam skala Likert dihilangkan maka
pengklasifikasian tiap-tiap rentang skala menjadi:

1,00 – 1,75 = Sangat jelek


1,75 – 2,50 = Jelek
2,50 – 3,25 = Baik
3,25 – 4,00 = Sangat baik
Pertanyaan analisis switcher
TABEL 4.1. HASIL ANALISIS SWITCHER

Seberapa seringkah
Anda berpindah merek?
1. Tidak Pernah
2. Jarang
3. Sering
4. Selalu
Pertanyaan analisis habitual buyer
TABEL 4.2. HASIL ANALISIS HABITUAL BUYER
Apakah Anda sependapat
bahwa Anda membeli
minuman serbuk instan
NutriSari hanya karena
kebiasaan?

1. Sangat tidak setuju


2. Tidak setuju
3. Setuju
4. Sangat setuju
Pertanyaan analisis satisfied buyer

TABEL 4.3. HASIL ANALISIS SATISFIED BUYER


Apakah Anda merasa puas
dalam menggunakan
minuman serbuk instan
merek NutriSari dalam
kehidupan Anda sehari-hari?

1. Sangat tidak puas


2. Tidak puas
3. Puas
4. Sangat Puas
Pertanyaan analisis liking the brand
TABEL 4.5 HASIL ANALISIS LIKING THE BRAND
Apakah Anda benar-benar
menyukai minuman serbuk
instan merek NutriSari ?

1. Sangat tidak suka


2. Tidak suka
3. Suka
4. Sangat suka
Pertanyaan analisis committed buyer
TABEL 4.5 HASIL ANALISIS COMMITTED BUYER
Apakah Anda
menyarankan ke orang
lain untuk membeli
minuman serbuk
instan merek
NutriSari?

1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Sering
4. Selalu
Piramida Loyalitas Merek

Dari gambar IV.2. terlihat bahwa merek minuman serbuk instan Nutrisari
sudah cukup baik, karena bentuk piramida semakin ke atas semakin
melebar, meskipun pada tingkat liking the brand dan committed buyer
terlihat mengecil, hal ini merupakan masalah yang harus dipecahkan
melalui peningkatan loyalitas merek dengan cara meningkatkan
komunikasi informasi minuman serbuk instan Nutrisari melalui promosi
seperti iklan di televisi dan acara jalan sehat. Cara ini merupakan cara
yang tepat untuk menanamkan loyalitas di benak konsumen.
KESIMPULAN
1. Dari hasil perhitungan analisis brand awareness, dapat diketahui bahwa
responden memberikan penilaian yang sangat baik terhadap minuman
serbuk instan Nutrisari. Ini terbukti dengan dipilihnya minuman serbuk
instan Nutrisari pada posisi top of mind.
2. Dari analisis brand assosiation yang dilakukan dengan menggunakan
rumus Cochran Q Test, dapat diketahui bahwa asosiasi-asosiasi yang
berkaitan erat dengan minuman serbuk instan Nutrisari, antara lain: kaya
akan vitamin C, tidak pahit di tenggorokan, aroma buah yang
menyegarkan, dan citra produk yang baik.
3. Perceived quality yang dijadikan pertimbangan masyarakat untuk
memilih mengkonsumsi minuman serbuk instan Nutrisari adalah harga,
kealamian rasa buah, kandungan gizi selain vitamin C, dan mutu. Semua
aspek tersebut dianggap penting bagi masyarakat sebelum mengambil
keputusan pembelian dan mengkonsumsi minuman serbuk instan Nutrisari,
dan aspek ini telah memberikan kepuasan bagi konsumennya, tetapi untuk
perceived quality desain kemasan pada minuman serbuk instan Nutrisari
belum dianggap penting bagi konsumen
4. Dari analisis untuk brand loyalty, dapat diketahui :
a. Bahwa minuman serbuk instan Nutrisari mempunyai konsumen
paling banyak pada tingkat satisfied buyer yaitu 93 responden (93%)
menjawab puas dan sangat puas dalam menggunakan minuman
serbuk instan Nutrisari.
b. Urutan ke dua, didominasi pada tingkat liking the brand yaitu 86
responden (86%) menjawab benar-benar menyukai minuman serbuk
instan Nutrisari.
c. Urutan ke tiga, didominasi pada tingkat committed buyer yaitu 62
responden (62%) menjawab sering dan selalu menyarankan ke orang
lain untuk membeli minuman serbuk instan Nutrisari.
d. Urutan ke empat pada tingkat habitual buyer yaitu 55 responden
(55%) menjawab setuju dan sangat setuju membeli minuman serbuk
instan Nutrisari hanya karena kebiasaan
e. Sedangkan urutan yang terakhir didominasi swicther yaitu 36
responden (36%) menjawab sering dan selalu berpindah merek
karena faktor harga.
Saran-Saran

Berikan saran kepada perusahaan sesuai hasil


pembahasan ekuitas merek
Pertemuan 13

OUTLINE DAN PENULISAN


LAPORAN RISET
Outline

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS.....................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................

1.3. Tujuan Penelitian ..........................,.....................................

1.4. Manfaat Penelitian ..............................................................

1.5. Metode Penelitian ...............................................................

1.5.1 Metode Pengumpulan Data .......................................

1.5.2 Metode Analisis Data ................................................


BAB II TINJAUAN PUSTAKA * ( pilih teori sesuai tugas)
2.1. Landasan Teori ..………….................................................
2.1.2. Pengertian Merek .....................................................
2.1.3. Peranan dan Kegunaan Merek ................................
2.1.4. Strategi Merek.........................................................
2.1.5. Elemen-Elemen Brand Equity (Ekuitas Merek) ….
2.1.6. Peran Brand Equity..................................................
2.1.7. Brand Awareness*...................................................
Brand Assosiation*……………………………….
Brand Perceived Quality* ……………………….
Brand Loyalty *……………………………….......
2.2 Metode Populasi dan Sampling…………………………..
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
3.1. Profil perusahaan………………………………................
3.2 . Produk Perusahaan yang diteliti………………………….
3.3. Profil Responden…………………………………………
3.4. Analisis dan Pembahasan...................................................

BAB IV. PENUTUP DAN SARAN


4.1 Kesimpulan .....................................................,....................
4.2 Saran .....................................................,..............................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
REVIEW

1. Tabel data hasil kuesioner


2. Rumus dan hasil kalkulasi data
3. Analisis dari hasil kalkulasi data
Ketentuan
• Ketentuan penulisan sesuai dengan panduan
penulisan Tugas Akhir/Skripsi
• Membuat form Plagiarsme sesuai dengan format di
Tugas Akhir/Skripsi
Pertemuan 14

PENGUMPULAN LAPORAN
DAN PRESENTASI HASIL
RISET MEREK
PENGUMPULAN LAPORAN

• Laporan dikumpulkan pada pertemuan paling lambat


pertemuan 15
• Format laporan Ms. Word
• Kriteria Penilaian dapat dilihat pada rubrik penilaian laporan
pada RTM
• Nilai di antara anggota kelompok dapat bervariasi sesuai
laporan ketua atas keaktifan anggota dan kriteria penilaian
dalam RTM
• Nilai Laporan dan Presentasi adalah NILAI UAS
KETENTUAN PRESENTASI
• Membuat materi presentasi dengan power point
• Durasi presentasi setiap kelompok 20 menit
• Masing-masing mahasiswa wajib melakukan presentasi
(sebagai Nilai UAS)
• Kriteria penilaian presentasi seperti tercantum dalam rubrik
penilaian tugas UAS pada RTM
Pertemuan 15

PENGUMPULAN LAPORAN
DAN PRESENTASI HASIL
RISET MEREK
PENGUMPULAN LAPORAN

• Laporan dikumpulkan pada pertemuan paling lambat


pertemuan 15
• Format laporan Ms. Word
• Kriteria Penilaian dapat dilihat pada rubrik penilaian laporan
pada RTM
• Nilai di antara anggota kelompok dapat bervariasi sesuai
laporan ketua atas keaktifan anggota dan kriteria penilaian
dalam RTM
• Nilai Laporan dan Presentasi adalah NILAI UAS
KETENTUAN PRESENTASI
• Membuat materi presentasi dengan power point
• Durasi presentasi setiap kelompok 20 menit
• Masing-masing mahasiswa wajib melakukan presentasi
(sebagai Nilai UAS)
• Kriteria penilaian presentasi seperti tercantum dalam rubrik
penilaian tugas UAS pada RTM

Anda mungkin juga menyukai