Anda di halaman 1dari 4

Brand equity adalah nilai yang menggambarkan seberapa kuatnya atau seberapa terkenalnya

sebuah merek. Didasarkan pada teori memiliki nama merek yang kuat akan lebih banyak
menghasilkan penjualan dari nilai produknya.
Menurut Kotler dan Keller (2009: 263), ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan
pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa,
dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan
profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
MODEL BRAND EQUITY: Customer Based Brand Equity, (CBBE)Brand Asset Valuator,
dan AAKER Model. AAKER Model Aaker (dalam Kotler, 2006) melihat brand equity
sebagai lima kategori dari brand assets dan liabilities yang berhubungan dengan merek yang
menambah atau mengurangi nilai diberikan oleh produk dan jasa kepada perusahaan dan
konsumen. Ada lima kategori, yaitu: brand loyalty, brand awareness, perceipt quality, brand
association, dan asset lainnya (seperti paten, trademark, channel relationship)ipsum dolor sit
amet, consectetur adipiscing elit. Berdasarkan Aaker, konsep brand equity terpenting
adalah brand identitykeunikan dari brand association yang menggambarkan merek ada untuk
apa dan janji kepada konsumen. Aaker melihat brand identity sebagai terdiri dari 12 deminsi
diorganisasikan berdasarkan 4 persepsi: merek sebagai produk (product scope, product
attribute, quality atau value, uses, users, country of origin), merek sebagai organisasi (atribut
organisasi, local vs global), brand sebagai seseorang ( brand personality, brand-customer
relationship), merek sebagai simbol (visual imagery/ metaphors dan brand heritage).
BRAND ASSOCIATION : mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan
tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis,
harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain.
other proprietary brand assets : Aset-aset merek lainnya (other proprietary brand assets),
seperti hak paten, akses terhadap pasar, akses terhadap teknologi, akses terhadap sumber
daya, dan lain-lain.
BRAND AWARENESS : Sebuah brand dengan brand equity yang tinggi akan muncul di
benak ketika seorang pelanggan mencari produk tertentu. Ini juga disebut brand salience:
brand yang menempati posisi teratas dalam benak konsumen.
PERCEIVED QUALITY: mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
BRAND LOYALTY : mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek
produk.
Apa untungnya membangun branding ? Kesetiaan pelanggan yang lebih besar, Dapat
lebih bertahan dalam menghadapi persaingan, Bisa lebih bertahan dalam menghadapi krisis,
Margin profit yang lebih besar, Konsumen bisa lebih toleran bila kita menaikkan harga,
Konsumen bisa lebih senang jika kita menurunkan harga, Mendapat dukungan dan kerja
sama yang lebih baik, Komunikasi dan promosi yang lebih efektif, Peluang lisensi lebih
terbuka dan Peluang perkembangan atau brand extention yang lebih terbuka. FUNGSI DAN
MANFAAT EKUITAS MEREK: Memungkinkan terjadinya pembelian/transaksi berulang
atau jika konsumen tersebut merupakan commited buyer, tidak hanya terhenti pada
pembelian ulang, namun konsumen tersebut juga dapat menganjurkan atau
merekomendasikannya kepada orang lain. Memungkinkan perusahaan menetapkan harga
yang lebih tinggi (premium), yang berarti marjin yang lebih tinggi bagi perusahaan,
Memberikan kredibilitas pada produk lain yang menggunakan merek tersebut,
Memungkinkan return yang lebih tinggi, Diferensiasi relatif dengan pesaing yang jelas,
bernilai dan berkesinambungan.
FIVE major asset ctegories : Brand Awareness, Perceived quality, Brand associations,
Brand loyalty, Other Assets.
Cara Meningkatkan Brand Equity : Merencanakan Visi dan Misi yang Tepat, Membangun
Brand Awareness yang Kuat, Meningkatkan Kualitas dan Layanan, Membangun Customer
Experience, Mencoba Berbagai Kampanye Marketing, Buat Toko Online Pribadi.
Co -branding adalah aliansi antara dua merek yang sengaja dibuat jelas di mata konsumen.
Fokus co- branding adalah sinergi yang saling menguntungkan, baik kognitif, emosional
maupun perilaku. Strategi Co Branding merupakan strategi kerja sama antar
merk/perusahaan atau antara seseorang/personal brand dengan perusahaan untuk
meningkatkan ekuitas merk. Dalam kasus ini harus terdapat merek utama (header) dan merek
penguat (modifier)
CO-MARKETING : Kolaborasi antar dua brand atau lebih, yang mana kolaborasi ini
berbentuk sama-sama mempromosikan brand keduanya menyelaraskan upaya pemasaran dari
dua mitra, tetapi tidak menghasilkan penciptaan produk atau layanan baru.
CO-BRANDING : Kolaborasi dua brand menciptakan satu produk baru, berbeda dengan co-
marketing. berdasarkan desain, didasarkan pada penciptaan produk atau layanan baru.
PRODUK CO-BRANDING : Oreo X Supreme, Chitato X Indomie Goreng, Mizzu X
Khong Guan, Tolak Angin x Upmost.
BRAND EXTETNTION adalah Strategi yang memperkenalkan produk baru dalam
kategori produk yang berbeda dengan menggunakan merek induk yang telah terlebih dahulu
memasuki pasar untuk mendongkrak penjualan dengan menggunakan ketenaran merek induk.
Perluasan merek dapat dilakukan apabila perusahaan menggabungkan merek yang sudah ada
kepada produk yang baru yang akan diluncurkan ( b dan c ) • Sedangkan apabila merek baru
digabung dengan merek yang sudah ada ( c ), maka perluasan merek tersebut disebut sub
merek • Tingkat keberhasilan suatu perluasan merek tergantung pada merek induknya (
parent brand ) • Merek induk dapat pula memiliki berbagai macam produk, contoh Betadine.
Perusahaan mengeluarkan berbagai macam produk seperti obat luka, antiseptik, shampoo dsb
dan semua itu disebut family brand.
Perluasan Merek dapat dibedakan berdasarkan : • Perluasan lini ( line extension )
Perusahaan membuat produk baru dengan menggunakan merek lama yang terdapat pada
merek induk. Meskipun terget market produk baru berbeda, tetapi kategori produknay sudah
dilayani merek induk atau merek yang lama. Contoh : Sunsilk, Head & Shoulder shampoo
mengeluarkan produk baru dengan flavor berbeda, ukuran dan campuran bahan kimia yang
berbeda untuk melayani pasar sasaran yang berbeda. Semuanya tetap menggunakan merek
induk • Perluasan Kategori ( category extension ) Perusahaan tetap menggunakan merek
induk yang lama memasuki kategori produk yang sama sekali berbeda dari yang dilayani oleh
merek induk saat ini. Contoh : Astra Motor, Astra Kartu Kredit, Astra Plantation.
Perluasan Merek terjadi apabila • Merek individual dikembangkan untuk menciptakan
suatu merek kelompok • Produk yang memiliki hubungan ditambahkan pada suatu merek
kelompok yang ada • Suatu merek individu atau kelompok, dikembangkan ke produk-produk
yang tidak memiliki hubungan.
Tahapan Strategi Perluasan Merek • Mengidentifikasi aosiasi-asosiasi merek •
Mengidentifikasi produk-produk yang berkaitan dengan asosiasi-asosiasi tersebut • Memiliki
calon yang terbaik dari daftar produk tersebut untuk dilakukan uji konsep dan pengembangan
produk baru.
Masalah-masalah perluasan merek : Sejauh mana tingkat persaingan bisnis mempengaruhi
perluasan merek, sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan penentuan pasar sasaran •
Bagaimana memposisikan produk baru yang akan diluncurkan di tengah-tengah persaingan.
Keunggulan Perluasan Merek : Mengurangi persepsi resiko ditolaknya produk oleh
pelanggan  Memanfaatkan kemudahan saluran distribusi yang sudah ada  Meningkatkan
efisiensi biaya promosi  Mengurangi biaya perkenalan produk baru serta program tindak
lanjut pemasaran  Mengurangi biaya pengembangan produk baru  Meningkatkan efisiensi
desain logo dan kemasan  Menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan.
Keuntungan dalam jangka pendek: Perluasan merek dapat menghasilkan keuntungan
dalam jangka pendek lebih cepat, karena dapat menurunkan resiko kegagalan, mengurangi
biaya promosi, dan meningkatkan penjualan. Kegagalan yang timbul akibat peluasan merek :
1. Melemahkan lini yang ada ; penyebabnya adalah perluasan lini dilakukan tanpa
memperhatikan lini yang sudah ada. Akibatnya masing-masing produk saling mematikan dan
saling bersaing 2. Loyalitas merek menjadi lemahm ; 3. Menciptakan munculnya pesaing
lebih banyak.
Kelemahan Perluasan Merek : Dapat membingungkan pelanggan dalam memilih produk
mana yang baik • Retail cenderung beranggapan bahwa perluasan lini semata-mata
merupakan me-too product, yaitu semata-mata merupakan copy dari merek yang sudah ada,
sehingga tidak perlu menyimpan stok produk tersebut • Dapat merusak merek induk yang
sudah ada. • Seandainya produk baru dengan perluasan lini sukses di pasaran, ada
kemungkinan akan memakan merek induk yang sudah ada. Penyebabnya adalah konsumen
yang sudah ada beralih ke produk baru • Menurunnya kekuatan. Merek yang sebelumnya
memiliki fokus ke salah satu kategori, akibat perluasan merek menjadi memiliki bermacam-
macam kategori sehingga tidak memiliki identisat yang jelas.
Bagaimana Menciptakan ekuitas dari perluasan merek ? Menciptakan ekuitas terhadap
perluasan merek dapat dilakukan dengan cara meningkatkan awareness dan asosiasi terhadap
merek tersebut. Ada 3 faktor pelanggan yang harus dipertimbangkan : 1. Seberapa jauh
asosiasi merek dari merek induk ada di benak pelanggan 2. Kesan apa yang di mata
pelanggan akibat adanya perluasan merek ? Apakah perluasan merek tersebut mengakibatkan
kesan negatif atau positif ? 3. Bagimana perbandingan antara persepsi pelanggan dan posisi
persaingan ?
Meminimalisasi kegagalan perluasan merek : Segmentasi Pelangan, Harapan Pelanggan,
Variasi Harga, Optimalisasi Kapasitas.
Ekstensi yang Berhasil:  Harus membuat poin-of-paritas dan poin-ofdifference dalam
kategori ekstensi  Harus mengenali reaksi kompetitif  Harus meningkatkan point-of-parity
dan point-ofdifference dari merek induk  Harus memaksimalkan keunggulan dan
meminimalkan kelemahan ekstensi merek.
Ekstensi Kategori yang tidak berhasil  Saus tomat Campbell  LifeSavers mengunyah
permen karet  Sereal Cracker Jack  Pendingin anggur Harley Davidson  Makanan
pembuka Hidden Valley Ranch.
In-Depth: Brand Extensions • Line Extention adalah produk baru bermerek sama yang
memungkinkan untuk memperluas penawaran Anda dalam kategori produk yang sudah Anda
layani. Perluasan merek atau peregangan merek adalah strategi pemasaran di mana
perusahaan memasarkan produk dengan citra yang dikembangkan dengan baik menggunakan
nama merek yang sama dalam kategori produk yang berbeda.Produk baru ini disebut spin-off.
Organisasi menggunakan strategi ini untuk meningkatkan dan meningkatkan merek. •
Perluasan Merek adalah penggunaan nama merek yang mapan dalam kategori produk baru.
Kategori baru yang diperluas merek ini dapat terkait atau tidak terkait dengan kategori
produk yang ada.
Merek yang sudah ada yang memunculkan perluasan merek disebut sebagai merek
induk.  Jika pelanggan bisnis baru memiliki nilai dan aspirasi yang cocok dengan orang-
orang dari bisnis inti, dan nilai / aspirasi ini terkandung dalam merek, itu kemungkinan akan
diterima oleh pelanggan dalam bisnis baru. Ada banyak cara berbeda untuk perluasan
Merek seperti "aliansi merek", co-branding atau "perluasan merek waralaba". Mungkin
ada dua kategori ekstensi; perluasan asosiasi terkait produk dan asosiasi non-produk terkait.
 Bentuk lain dari perluasan merek, adalah perluasan merek berlisensi. Saat mitra pemilik
merek bertanggung jawab atas produsen dan penjualan produk baru, membayar royalti setiap
kali produk dijual.
Brand Extension – Examples : Contoh Perluasan merek adalah JELLO - GELATIN
membuat puding puding Jello. Ini meningkatkan kesadaran akan nama merek dan
meningkatkan keuntungan dari penawaran di lebih dari satu kategori produk. • Merek
terkenal / sukses membantu organisasi meluncurkan produk dalam kategori baru dengan lebih
mudah. Misalnya, produk inti merek Nike adalah sepatu. Tetapi sekarang diperluas untuk
kacamata hitam, T-shirt, bola sepak, bola basket, dan peralatan golf.
POLO RALPH LAUREN Merek berhasil berkembang dari pakaian hingga perabot rumah
seperti tempat tidur dan handuk. Baik pakaian dan tempat tidur memenuhi fungsi
kenyamanan dan keramahtamahan konsumen yang serupa. • Demikian pula halnya dengan
FAB INDIA mulai dari perabot rumah dan pakaian hingga FMCG, Sabun, Deterjen, Produk
Makanan, dll.

Anda mungkin juga menyukai