Anda di halaman 1dari 6

NAMA : OKTIANA FIDELA DAMANIK

NIM: 193304020271

Pre Test

Mengapa perusahaan perlu menciptakan ekuitas merek pada produk yang


dihasilkan perusahaan ?

JAWAB

Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya


nama/merek maka akan memudahkan pembeli menemukan produk yang
dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif. Membantu
menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang mungkin
memberikan keuntungan bagi mereka

mengapa ekuitas merek dianggap sebagai aset yang penting? Hal ini


dikarenakan ekuitas merek (brand equity) dapat membantu kita dalam
meningkatkan loyalitas dan nilai pelanggan bagi perusahaan. Dengan
kata lain, semakin ekuitas merek yang kita miliki kuat,
maka merek produk kita juga akan semakin kuat.
Post Test

1. Sebutkan fungsi dan manfaat ekuitas merek bagi perusahaan ?

2. Sebutkan Model Ekuitas Merek yang kamu ketahui ?

3. Sebutkan 6 kriteria utama untuk memilih elemen merek


dan pendekatan dasar apa untuk 

    mengukur ekuitas merek ?

JAWAB

1)Manfaat penting dari ekuitas merek :

1. Peningkatan persepsi kinerja produk

2. Loyalitas lebih besar

3. Lebih sedikit kerentanan terhadap aksi pemasaran pesaing

4. Lebih sedikit kerentanan terhadap krisis pemasaran

5. Marjin lebih besar

6. Lebih kakunya tanggapan konsumen terhadap kenaikan harga

7. Lebih elastisnya tanggapan konsumen terhadap penurunan harga

8. Lebih besarnya kerja sama dan dukungan perdagangan

9. Meningkatnya efektivitas komunikasi pemasaran

10. Kemungkinan adanya peluang untuk memberi lisensi

11. Peluang untuk memperluas merek tambahan


2/Model Ekuitas Merek

Meskipun pemasar berpandangan serupa mengenai prinsip dasar


penetapan merek, sejumlah model ekuitas merek menawarkan beberapa
perspektif berbeda sebagai berikut : 

1. Penilai Aset Merek (Brand Asset Valuator / BAV)

   Terdapat lima komponen ekuitas merek, yaitu :

   a. Diferensiasi  

     Mengukur tingkat sejauh di mana merek dianggap berbeda dari merek
lain.

    Contoh : lifebouy, orang mengenal lifebouy sebagai produk sabun


mandi, namun   

                  sekarang muncul lifebouy shampo

    b. Energi: mengukur arti momentum merek.

    c. Relevansi: mengukur cakupan daya tarik merek.

    d. Harga diri: mengukur seberapa baik merek dihargai dan dihormati.

    e. Pengetahuan: mengukur kadar keintiman konsumen dengan merek.

    Gabungan antara diferensiasi, energi, dan relevansi menentukan


kekuatan merek yang 

    menggerakkan. Sedangkan gabungan antara komponen harga diri dan


pengetahuan 

    menciptakan reputasi merek. 

2. Model BRANDZ

Menurut model ini menggunakan figur Piramid Brand Dynamics dimana


pembangunan merek mengikuti sederet langkah yang berurutan, masing-
masing tergantung pada keberhasilan pencapaian langkah sebelumnya.
Konsumen “yang terikat”, yang berada di puncak piramid, membangun
hubungan yang lebih kuat dengan merek dan menghabiskan lebih banyak
untuk merek tersebut dibandingkan konsumen yang berada pada tingkat
lebih rendah.

 
3. Model AAKER

Model ini memandang bahwa ekuitas merek sebagai kesadaran merek


(brand awareness), loyalitas merek, dan asosiasi merek, yang bersama-
sama menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk
atau jasa.

Unsur-unsur ekuitas merk menurut Aaker (1991,1995) dan


Joachimsthaler (2000), yakni :

a. Brands awareness

    Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa


sebuah merk merupakan 

    anggota dari kategori produk tertentu.

b. Perceived Quality

    Merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas


produk secara 

    keseluruhan. Oleh sebab itu perceived Quality didasarkan pada


evaluasi subyektif konsumen 

    terhadap kualitas produk.

c. Brand Associations

    Yakni segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap sebuah
merk. Brand association 

    berkaitan erat dengan brand image, yang didefenisikan sebagai


serangkaian asosiasi merk 

    dengan makna tertentu. Asosiasi merk memiliki tingkat kekuatan


tertentu dan akan 
    semakinkuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau
eksposur merk tertentu.

d. Brand loyalty

    Yakni The attachment that a customer has to a brand” (Aaker, 1991,


p.39).

4. Model Keller

Model ini lebih berfokus pada perspektif perilaku konsumen. Ia


mengembangkan ekuitas merk berbasis pelanggan
(CBBE= Customer Based BrandEquity).

Asumsi pokok model ini adalah bahwa kekuatan sebuah merk terletak
pada apa yang di pelajari, dilihat, dirasakan, dan didengarkan konsumen
tentang merk tersebut sebagai hasil dari pengalamannya sepanjang waktu.

Keller mengajukan empat langkah proses dalam membangun ekuitas


merk :

1. Menyusun identitas merk yang tetap

2. Menciptakn makna merk yang sesuai

3. Menstimulasi respon merk yang diharapkan

4. Menjalin relasi merk yang tetap dengan pelanggan

5. Model Resonansi Merek

Resonansi berarti intensitas atau kedalaman ikatan psikologis yang


dimiliki pelanggan dengan merek, juga tingkat aktivitas yang dihasilkan
oleh loyalitas. Model ini memandang pembangunan merek sebagai
sederet langkah yang menapak naik, dari bawah ke atas.

Ada enam “kotak pembangunan merek” dengan pelanggan ;

1. Keutamaan merek: seberapa sering dan seberapa mudah pelanggan


memikirkan merek dalam 

    berbagai situasi pembelian atau konsumsi.


2. Kinerja merek: seberapa baik produk atau jasa memenuhi kebutuhan
fungsional pelanggan.

3. Pencitraan merek: menggambarkan sifat ekstrinsik produk atau jasa,


termasuk cara dimana 

    merek berusaha memenuhi kebutuhan psikologis atau kebutuhan sosial


pelanggan.

4. Penilaian merek: berfokus pada pendapat dan evaluasi pribadi


pelanggan sendiri.

5. Perasaan merek: respons dan reaksi emosional pelanggan terhadap


merek.

6. Resonansi merek: mengacu pada sifat hubungan yang dimiliki


pelanggan dengan merek dan 

sejauh mana mereka merasa sinkron dengan merek.

3. KRITERIA ELEMEN MEREK

1. Dapat diingat. Seberapa mudah elemen merek itu diingat dan


dikenali.
2. Berarti. Apakah elemen merek itu kredibel dan mengindikasikan
kategori yang berhubungan dengannya. Apakah elemen merek itu
menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe orang yang
mungkin menggunakan merek.
3. Dapat disukai. Seberapa menarik estetika elemen merek itu.
4. Dapat ditransfer. Apakah elemen merek itu dapat digunakan untuk
memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau
berbeda.  Apakah elemen merek itu manambah ekuitas merek
melintasi batas geografis dan segmen pasar.
5. Dapat disesuaikan. Seberapa mudah elemen merek itu disesuaikan
dan diperbarui.
6. Dapat dilindungi. Seberapa mudah elemen merek itu dapat
dilindungi secara hukum.Selain nama merek, semboyan juga
merupakan sarana yang efisien untuk membangun ekuitas merek.
Fungsinya sebagai pegangan untuk membantu konsumen
memahami merek dan menerjemahkan maksud program
pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai