Kelompok 1
TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konsumen selalu di hadapkan dengan berbagai pilihan tentang merek . Kebebasan
memilih merek ini ialah wilayah yang sangat di harapkan oleh konsumen ketika
konsumen dihadapkan dengan suatu merek dalam satu kategori produk yang sama, maka
konsumen akan memilih merek yang mendapatkan apresiasi paling postif dari konsumen
itu.
Sikap konsumen terhadap merek juga akan memengaruhi pembentukan keyakinan
konsumen tentang keuntungan-keuntungan yang bisa didapatkan dari produk itu dan
persepsi konsumen mengenai kualitas produk. Oleh karena itu membangun sebuah merk
bukanlah usaha yang mudah, maka diperlukan usaha maupun modal yang tidak sedikit
membangun sebuah citra merk yang kuat dalam masyarakat. Tidak adil jika merk yang
telah di bangun dengan susah payah ditiru oleh pelaku yang tidak beetanggung jawab.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membangun merek?
2. Bangaimana cara mempertahankan citra merek?
3. Apa tujuan penggunaan merek?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun merek yang kuat
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mempertahankan citra merek
3. Untung mengetahui apa tujuan penggunaan merek tersebut
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Membangun merek
Merek merupakan tanda pembeda kegiatan perdagangan dengan barang
atau jasa sejenis, serta jaminan mutu jika dibandingkan dengan barang atau
jasa sejenis milik pihak lain. Dengan demikian, merek mencakup komitmen
perusahaan untuk secara konsisten menyediakan fitur, manfaat, dan layanan
khusus kepada pembeli.
Merek atau merek dagang termasuk dalam hak kekayaan intelektual, sebab
ini menjadi hal yang membedakan produk/jasa yang unik dan berbeda dengan
produk lain yang mungkin sejenis. Elemen branding ini mencakup ekspresi,
desain, dan simbol yang dapat dikenali
9hubungan jangka panjang yang berkelanjutan serta tercipta loyalitas
pelanggan
Membangun merek yang kuat adalah salah satu tujuan dari manajemen
pemasaran. Situmorang (2011) menyatakan bahwa “dari sebuah produk dapat
lahir sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai
keunggulan fungsi (functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang
diinginkan konsumen (image brand), serta membangkitkan pengalaman
tertentu ketika konsumen berinteraksi dengannya (experiental brand).
Rangkuti (2002) juga menyatakan “suatu merek disebut kuat apabila merek
tersebut memiliki brand equity yang tinggi, seperti brand preference, brand
loyalty, brand assosiation dan brand assets yang didukung oleh brand value
yang bersifat khusus serta sesuai dengan nilai–nilai yang terdapat dalam diri
pelanggan”.
Ada sepuluh pedoman membangun merek yang kuat yang dinyatakan oleh
Rangkuti (2002:229), yaitu sebagai berikut:
1. Brand Identity
Identitas merek merupakan seperangkat asosiasi merek yang sering
digunakan oleh ahli strategi merek. Asosiasi – asosiasi ini mewakili
arti dari suatu merek dan secara tidak langsung merupakan janji
kepada para konsumen.
2. Value Proposition
Nilai proposisi merek adalah sebuah pertanyaan secara fungsional,
emosional dari suatu merek yang disampaikan kepada pelanggan.
3. Brand Position
Posisi merek adalah bagian dari identitas merek dan nilai proposisi
yang selalu aktif dikomunikasikan kepada pasar sasaran, sehingga
dapat memperoleh keuntungan melalui persaingan merek.
4. Execution
Pelaksanaan program komunikasi, yang tidak hanya ditargetkan pada
identitas dan positioning, tetapi juga sampai memperoleh
kecemerlangan secara terus-menerus.
5. Consistency Over Time
Memiliki identitas yang konsisten merupakan kekuatan untuk tetap
memiliki merek yang kuat.
6. Brand System
Sebuah brand system dapat digunakan sebagai panggung peluncuran
bagi produk-produk baru atau merek bary.
7. Brand Leverage
Satu resep agar ahli strategi berhasil adalah menciptakan dan
mengembangkan aset-aset yang ada. Mengidentifikasi jarak
antarmerek, serta membangun identitas masing-masing merek sesuai
dengan perbedaan produk.
8. Tracking Brand Equity
Mengamati secara terus-menerus brand equity, termasuk brand
awarness, perceived quality, brand loyalty dan khususnya brand
association.
9. Brand Responsibility Mempunyai seseorang yang bertanggung jawab
atas merek, sehingga ia dapat selalu memelihara, menciptakan, dan
menjaga identitas dari posisi merek serta mengkoordinasikan
keputusan-keputusan yang akan dilakukan oleh masing-masing fungsi
manajemen.
10. Invest in Brands
Tetap secara konsisten melanjutkan investasi dalam merek walaupun
tujuan finansial perusahaan belum terpenuhi.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Membangun suatu ekuitas merek yang kuat membawa seribu manfaat dan keuntungan
yang paling jelas terlihat adalah harga premium alias diatas rata-rata pesaing. Dengan
memiliki ekuitas merek yang kuat perusahaan bisa lepas dari hukum dasar ekonomi yang
menyebutkan bahwa harga di pasar akan turun seiring dengan naiknya penawaran
sebaliknya harga akan naik seiring dengan naiknya permintaan jadi harga terbentuk dari
adanya keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Perusahaan bisa mematok harga
mengikuti kemampuan value yang perusahaan tawarkan kepada pelanggannya harga
yang dipatok tidak lagi bergantung pada titik keseimbangan harga dalam kurva
permintaan penawaran akibatnya perusahaan mampu menjadi price maker bukan price
taker.