Anda di halaman 1dari 16

MANAGEMENT PEMASARAN

“BRANDING STRATEGY”

DOSEN PENGAMPU :

YULIA HARWINA.S.E.,M.M

DISUSUN OLEH :

1. ANISA ANGGI SAPUTRI (18530044)


2. DEBI SINTIA AVIOLINA BANGUN (18530207)
3. WILLY JULIARTI (18530016)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

2019
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Branding

Branding adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok
penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing (Kotler,
2009:332).

Pengertian branding telah berkembang, dari sekadar merek atau nama dagang dari suatu produk,
jasa atau perusahaan, yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata dari merek; seperti nama
dagang, logo atau ciri visual lainnya; kini juga berarti citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi
dan anggapan di benak konsumen (Landa, 2006:4).

Bagi sebuah perusahaan, branding tidak sekadar berfungsi sebagai corporate identity, tetapi
dapat meningkatkan brand image (Citra yang terbentuk dalam benak konsumen mengenai sebuah
merk tertentu) yang luar biasa, jika digarap dengan profesional.

Branding berarti suatu pernyataan mengenai siapa (identitas), apa yang dilakukan (produk/jasa
yang ditawarkan), dan mengenai kenapa suatu merek layak dipilih (keistimewaan). Brand adalah
reputasi, merek yang memiliki reputasi adalah merek yang menjanjikan, sehingga publik
mempercayai dan memilih merek tersebut (Neumeier, 2003:54).

B. Fungsi & Tujuan Branding Strategy

Fungsi Branding adalah untuk menanamkan image dan citranya di masyarakat bahkan
konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang mereka jual, sehingga dengan
adanya branding (merk dagang atau corporate identity) diharapkan brand atau merk mereka akan
senantiasa diingat oleh masyarakat atau konsumennya dalam jangka waktu yang lama.
Terdapat tiga tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi, membangun
kepercayaan dan membangun cinta (kepada brand) (Neumeier, 2003:41).

Yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan branding adalah fungsi-fungsi branding
yang terbagi sebagai berikut :

1. Pembeda

Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki brand yang kuat,
sehingga sebuah brand dapat dengan mudah dibedakan dari brand yang lain.

2. Promosi dan Daya Tarik

Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan menjadi daya tariknya.
Promosi sebuah brand akan dengan mudah mempromosikan produknya dengan menampilkan
logo brand tersebut.

3. Pembangun Citra, Pemberi Keyakinan, Jaminan Kualitas, dan Prestise

Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat pengenalan pertama kepada
masyarakat. Keyakinan, kualitas dan prestise sebuah produk akan melekat dalam sebuah brand
dari pengalaman dan informasi dari produk tersebut.

4. Pengendali Pasar

Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand tersebut akan menjadi peringatan
bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap langkah yang diambilnya, di samping itu
masyarakat akan dengan mudah diberi informasi tambahan dengan adanya brand yang diingat
olehnya.

C.Unsur - unsur Branding

Unsur terpenting dari suatu brand adalah nama dagang atau merek. Namun demikian brand tidak
cukup bila hanya didukung dengan lambang atau simbol identitas visual yang secara konsisten
dan sistematis diterapkan pada berbagai media pendukung komunikasi pemasaran suatu brand.

Unsur-unsur branding adalah sebagai berikut:


 Nama Merek
 Logo: logo, logotype, monogram, bendera.
 Penampilan visual: desain kemasan, desain produk, desain seragam, desain bangunan,
desain kendaraan.
 Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh ciptaan, mascot.
 Kata-kata: akronim, nama panggilan, slogan, tag line, jingle.
 Suara: lagu, icon bunyi / nada, lagu tematik.

D.Jenis-jenis Branding

Branding memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Product Branding

Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding. Merek atau produk yang
sukses adalah produk yang mampu mendorong konsumen untuk memilih produk miliknya di atas
produk-produk pesaing lainnya.

b. Personal Branding

Personal branding merupakan alat pemasaran yang paling populer di kalangan publik figure
seperti politisi, musisi, selebriti, dan lainnya, sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri di
mata masyarakat.

c. Corporate Branding

Corporate branding penting untuk mengembangkan reputasi sebuah perusahaan di pasar,


meliputi semua aspek perusahaan tersebut mulai dari produk/jasa yang ditawarkan hingga
kontribusi karyawan mereka terhadap masyarakat.

d. Geographic Branding

Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan gambaran dari produk atau
jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan oleh seseorang.

e. Cultural Branding
Cultural branding mengembangkan reputasi mengenai lingkungan dan orang-orang dari lokasi
tertentu atau kebangsaan.

E.Faktor Pembentuk Brand Image

Menurut Keller (2008) ada beberapa faktor pendukung terbentuknya brand image dalam
keterkaitannya dengan asosiasi merek:

1. Favorability of brand association/Keunggulan asosiasi merek

Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang
diberikan oleh suatu merek dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga
menciptakan sikap yang positif terhadap merek tersebut. Tujuan akhir setiap konsumen yang
dilakukan oleh konsumen adalah mendapatkan kepuasan akan kebutuhan dan keinginan mereka.
Adanya kebutuhan dan keinginan dalam diri konsumen melahirkan harapan, dimana harapan
tersebut yang diusahakan oleh konsumen untuk dipenuhi melalui kinerja produk atau merek yang
dikonsumsinya. Apabila kinerja produk atau merek melebihi harapan, maka konsumen akan puas
dan demikian pula sebaliknya.

2. Strength of brand association/kekuatan asosiasi merek

Kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen
dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand
image. Ketika konsumen secara aktif memikir dan menguraikan arti informasi pada suatu produk
atau jasa, maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen.

3. Uniquesness of brand association/Keunikan asosiasi merek

Inti dari brand positioning adalah bahwa merek memiliki keuntungan bersaing yang terus
menerus atau unique selling proposition yang memberikan alasan menarik bagi konsumen
mengapa harus membeli merek tersebut (Keller, 2008: 58). Oleh karena itu harus diciptakan
keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek
tertentu. Keunikan merek dapat ditentukan dari dua faktor: yaitu point of parity (sejauhmana
asosiasi merek memiliki unsur kesamaan yang terdiri dari kesamaan kategori dan kesamaan
kopetitif) dan point of difference (adalah atribut dan manfaat yang dikaitkan dengan merek dan
dinilai secara positif serta dipercaya bahwa konsumen tidak menemukan hal tersebut pada merek
pesaing).

1. KEPUTUSAN DALAM BRAND

Keputusan dalam branding dapat terbagi sebagai berikut :

 Keputusan Branding
 Keputusan Brand Sponsor
 Keputusan Brand Hierarki
 Keputusan Brand Ekstension
 Keputusan Multibrand
 Keputusan Brand Repositioning

1.1 Keputusan Branding, untuk menentukan apakah produsen akan menggunakan brand atau
tidak menggunakan brand untuk barang dan jasa. (Brand adalah cara memberikan nama pada
produk san menyertakan makna khusus apa yang ditawarkan produk yang bersangkutan.
1.2 Keputusan Brand Sponsor, keputusan ini berkaitan dengan siapa yang harus mensposori
merek;
Ada 3 pilihan utama yaitu :
 Produk menggunakan merek pemanufaktur
 Pemanufaktur menjual produk ke distributor
 Menggunakan mixed brand strategy (menjual sebagian produk dengan
 menggunakan produk merek pemanufaktur dan sebagian lagi dengan label privat).
1.3 keputusan Brand Hierarcy, keputusan produk perlu diberi merek atau corporate brand.
Kapfere (1997) menyebutkan ada 6 elemen ;
 product brand
 line brand
 range brand
 umbrella brand
 source brand
 endorsing brand
1.4 Brand Extension, keputusan yang menyangkut nama merek spesifik perlu diperluas pada
produk-produk lain. Line extension memperluas nama merek ke variasi bentul, bahan dan
rasa baru pada kategori produk. Brand extension nama merek yang diperluas ke kategori
produk beau. Multibrand merek baru diperkenalkan pada kategori produk yang sama. New
brand nama merek baru untuk kategori produk baru.
1.5 Keputusan Multibrand, keputusan menyangkut pengembangan dua atau lebih merek dalam
kategori produk yang sama. Kemungkinan perusahaan mendapatkan shelf space lebih besar
dirak pajangan pengecer. Tujuannya yaitu : melindungi merek-merek utamanya dengan jalan
mengembangkan flanker?fighting brand
1.6 Keputusaan Brand Repositioning, keputusan menyangkut perubahan produk dan citranya
agar dapat memenuhi expectasi pelanggan. Repositioning dapat dil;akukan hanya dengan
mengubah citra produk, misalnya makanan kfc siap saji dengan lower fat skinless chiken non
fried dan keju kraft mereposisi velveeta dari cooking cheese menjadi goog testing natural and
nutrious snaks cheese.

2. KELANGGENGAN MEREK
Kesinambungan keberadaan sebuah merek dipasar dan survivabilitas dari produk dilakukan
dengan berbagai ilmu dan perpektif.
Terdiri dari ;
 perpektif ekonomika
 Perpektif akuntansi
 Perpektif ekologi
 Perpektif manajemen telnologi
 Perpektif pemasaran dan manajemen strategi
 Perpektif human capital teori
 Perpektif siklus hidup produk
 Perpektif manajemen merek

Sebagai kelanjutan dari bahasan ekuitas merek pada pertemuan sebelumnya, e-learning kali ini
akan membahas mengenai kelanggengan merek. Dengan asumsi bahwa merek yang memiliki
ekuitas tinggipun tidak berarti jika merek tersebut tidak dapat bertahan / survive dalam
persaingan pasar dan perkembangan masyarakat, karena sebuah bisnis bukan merupakan peluang
dan target ‘sekali pakai’, tetapi merupakan target yang menerus.

Membangun dan membesar sebuah merek bukan merupakan tujuan akhir dari menejemen merek
pada sebuah perusahaan. Kelanggengan sebuah merek (brand longevitry) merupakan hal yang
sama pentingnya dengan membesarkan merek tersebut.

Salah satu ukuran kelanggengan sebuah merek adalah usia merek tersebut beredar di pasaran.
Merek yang langgeng juga berperan penting untuk survival perusahaan pada masa krisis, yaitu
merek (yang langgeng) masih dapat memberikan keuntungan ketika perusahaan tidak bisa lagi
bertahan.

Kelanggengan perusahaan dan produk berpengaruh kepada kelanggengan merek, tetapi


kelanggengan merek tidak selalu berpengaruh pada kelanggengan perusahaan dan produk karena
merek masih dapat bertahan hidup meskipun produk mengalami perubahan/ meskipun
perusahaan asal nya mati ataupun berpindah tangan.

Sebagai contoh merek AQUA tetap hidup dan menjadi top brand setelah diakuisisi DANONE
GROUP, Meskipun perusahaan asalnya PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI telah mati.

Meerek SAMPORNA telah hidup dan menjadi top brand meskipun telah berpindah tangan ke
PHILIP MORRIS.

Merek PEPSODENT tetap menjadi top brand setelah produknya berkembang (brand extention)
ke produk lain (sikat gigi, mouthwash).

Merek LEVI’S tetap mendua meskipun produknya berkembang (brand extension) ke produk lain
selain jeans (T-shirt, kaca mata)

Menurut Tjiptono (2014) hingga saat ini studi tentang kelanggengan merek belum banyak
dotelaah, sehingga kelanggengan merek masih belum dapat dipahami sepenuhnya dan menjadi
tantangan bagi banyak perusahaan dalam mengupayakan long-term survival mereknya.
Tjiptono mengelompokkan empat kategori dominan yang dapat dipelajari dalam melihat /
memprediksi kelanggengansebuah merek, yaitu

1. Brand origin and ownership ; status merek sebagai merek local atau merek asing.

Merek local akam lebih langgeng karena lebih dekat dengan budaya dan karakter
masyarakat local. Dapat juga sebaliknya, yaitu merek asing menjadi asset dalam
berbagai situasi ; pads Negara berkembang banyak terseret dampak globalisasi,
masyarakat local cenderung lebih menyukai produk dan merek impor (asing) yang
menjanjikan

Merek asing akan mendaoatkan lebih banyak halangan dalam pemasaran diluar
negaranya, seperti kebijakan tingkat pajak, subsidi,proteksi dari Negara local tempat
merek tersebut dipasarkan, hal ini mempengaruhi kelanggengan merek asing diluar
Negara asalnya.

Merek asing akan menjumpai perlakuan yang tidak menguntungkan dari masyarakat
local yang disebabkan oleh factor etnosentrisme konsumen yang ideals terhadap
produk dan merek lokalnya., atau nsituasi politik. (contohnya mcd, kfc yang didemo
ketika masyarakatvmenentang dengan yahudi oleh masyarakat muslim)

2. Brand architecture (arsitektur merek)


Keterkaitan nama merek dengan perusahaan produsennya.
 Corporate-dominant branding strategy :
Semua produk yang ditawarkan menggunakan nama perusahaan sebagai nama
merek.contoh : Google,Sony,LG,Samsung,Apple,Xiaomi,dll
 Product-Dominat Branding Strategy :
Produk yang ditawarkan diberi nama merek sendiri-sendiri (mono brand).
Contoh : Blue band,Pepsodent,Dove ,dll
 Mixed-Branding Strategy : Kombinasi antara corporate-dominant dan product-
dominant.Contoh : Aqua-Danone,Nestle-Milo.

Ketiga strategi merek diatas mempunyai resiko kelanggengan merek yang berbeda-beda, seperti :
 Mono brand akan lebih berpeluang untuk lebih rentan
dijual,dieliminasi,dimodifikasi dibandingkan corporate brand.
 Coorporate brand berpeluang lebih langgeng karena asosiasi masyarakat kepada
nama besar/reputasi perusahaannya,namun reputasi perusahaan juga
dipertaruhkan dalam pemasaranproduk beserta mereknya.
3. Brand Scope
Merujuk kepada ruang lingkup atau banyaknya kategori produk yang diusung oleh
sebuah merek.
Merek yang mengalami banyak pengembangan (Extention) positif (sesuai dengan
identitas dan asosiasi positif merek) Akan bertahan lebih lama dibanding merek yang
tidak berkembang

Sebuah merek yang diproduksi oleh perusahaan yang mengeluarkan terlalu banyak
kategori produk ,dapat berpeluang menjadi “terlantar” dan akan mempengaruhi potensi
kelanggengannya.
4. Brand Size
Merujuk kepada besar kecilnya pangsa pasar yang dimasuki sebuah merek
Contoh : Pangsa pasar Big Cola lebih kecil dibandingkan pangsa pasar Coca Cola

Merek dengan pangsa pasar besar akan lebih langgeng dalam persaingan , merek dengan
pangsa pasar kecilakan lebih mudah tersingkir dalam persaingan. Namun dalam kondisi
tertentu , merek dengan pangsa pasar kecil dapat lebih langgeng karena memiliki
loyalitas konsumen dari pangsa pasarnya.

Merek yang langgeng adalah merek yang dapat berevolusi sesuai dengan evolusi
masyarakat (kebudayaan,kebutuhan ,keprilaku kemasyarakatan)
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Salah satu cara agar sukses dalam melakukan “Strategi Branding” , maka terlebih dahulu
harus memahami kebutuhan serta keinginan pelanggan atau konsumen dengan melihat
prospek calon pelanggan. Selain itu kita juga harus melihat kondisi pasar yang menjadi
target utama dari strategi branding ini.Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam
strategi branding adalah berkenaan dengan loyalitas produk yang akan diluncurkan.

2. SARAN
Demikian makalah Branding Strategi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan.Kami
sadar bahwa ini merupakan proses dalam menempuh pembelajaran , untuk itu kami
mengharap kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan hasil diskusi kami.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya bisa
menyelesaikan Karya Tulis ini. Karya Tulis ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang
“Branding Strategy”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Semoga Karya Tulis saya dapat bermanfaat bagi para Mahasiswa, khususnya pada saya
sendiri dan semua yang membaca karya tulis ini, dan mudah-mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun
Karya Tulis ini. Jika masih terdapat kekurangan dan kesalahan di dalamnya, saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
saya harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Pekanbaru , 20 Agustus 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Branding menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis.
Semua aktivitas bisnis mulai dari bisnis besar hingga kecil, semua perlu memperhatikan aspek
branding. Secara singkat, istilah “brand” dalam dunia bisnis dapat diartikan sebagai sebuah janji
yang diberikan perusahaan terhadap para pelanggannya. Sebuah brand menggambarkan
bagaimana seorang pelanggan menaruh harapan atas produk yang ditawarkan, baik berupa
barang atau jasa, serta yang lebih penting lagi bahwa sebuah brand mampu membedakan
penawaran yang diberikan suatu bisnis dibandingkan para pesaingnya.

Dalam era persaingan binis yang makin tajam, upaya branding ini makin menjadi suatu hal
yang kompleks dan fluktuatif sifatnya. Setiap perubahan pasar harus mampu ditanggapi agar
brand yang sudah tertanam di benak konsumen dapat tetap terjaga dan berkembang. Melihat
ketatnya persaingan, dalam upaya membangun sebuah brand hendaknya kita memperhatikan
target pasar yang hendak dituju.

Melihat pentingnya sebuah brand dalam dunia bisnis, maka pada makalah ini akan membahas
sedikit tentang strategi branding.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian dari Branding ?

2. Apa Saja Tingkat Pengertian Merek?

3. Apa Fungsi dan Tujuan dari Branding?


4. Apa Saja Unsur-Unsur Branding?

5. Apa Saja Jenis-Jenis dari Branding?

6. Apa itu Keputusan dalam Branding?

7. Apa itu Kelanggengan merek dan rinciannya?

C. Tujuan

Penulisan Karya Tulis ini bertujuan agar mengetahui pengertian dari Brand Dan Branding,
Tingkat Pengertian Merek, Fungsi Dan Tujuan Dari Branding, Unsur-Unsur Branding, Jenis-
Jenis Branding, Faktor Pembentuk Brand Image, Dan Strategi Branding Yang Baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

C. Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Brand Dan Branding............................................................................. 3

B. Tingkat Pengertian Merek....................................................................................... 3

C. Fungsi Dan Tujuan Branding.................................................................................. 5

D. Unsur-Unsur Branding............................................................................................ 5

E. Jenis-Jenis Branding................................................................................................ 6

1. Keputusan dalam Branding……................................................................ 7

2. Kelanggengan Merek ………....................................................................... 8

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 10

B. Saran........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kartajaya, H. 2004. On Positioning. Bandung : Mizan Media Utama.

Fandy Tjiptono. 2006. Brand Management dan Strategy. Yogyakarta : Penerbit Andi

Freddy Rangkuti. 2002. The Power of Brand (Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Jacky Tai, Wilson Chew. 2012. Brand Management. Jakarta : Indeks

Anda mungkin juga menyukai