Anda di halaman 1dari 25

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Produk

Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk

juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa

produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang

berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan

ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini

perusahaan pesaing.

Suatu produk tidak dapat dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk tersebut

tidak menarik bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk tersebut,

para ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.

Adapun beberapa pengertian produk menurut Kotler, yaitu :

Produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki,

digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan

termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.

Sedangkan pengertian produk itu sendiri menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty

Oesman, terbagi dalam beberapa pengertian, yaitu bahwa pengertian Produk adalah:

a. Dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang

berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.

1
b. Dalam pemgertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud

(tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga,

kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan

pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap

keinginan atau kebutuhan konsumen.

c. Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat

memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud

maupun tidak berwujud.

2.1.1 Merek (brand) dan kemasan (packaging)

Pemberian merek sangat penting untuk membantu kelancaran penjualan dan besar

kecilnya merek harus dipikirkan dengan matang jangan sampai menyimpang dari keadaan dan

kualitas serta kemampuan perusahaan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian merek adalah jaminan dari para

pengusaha terhadap konsumen bahwa barang yang dibeli benar-benar dari perusahaannya.

Selain sebagai pembuktian akan kualitas barang, mudah diingat dan disebut sehingga

konsumen dapat menyebutkan mereknya dan bisa meningkatkan ekuitas merek yang

memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahnkan

kesetiaan konsumen. Serta memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan

merek terkenal akan cepat laku dan mudah disalurkan dan penangananya.

Dalam Pengembangan produk tentu masalah merek dan kemasan sangat penting sekali

sehingga kita mengenal beberapa istilah yang berhubungan dengan merek :

a. Brand.

Philip kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan : “Brand is name, term, sign,

symbol or design or a combination of these, intended to identify the goods or service of one

2
seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitor”. Aaker

mendefisikan : “Brand is distinguishing nam or symbol such as a logo, trademark or package

design, intended to identify the goods or services of either one sellers and to differentiate

those goods or services from those competitor.”

Begitu juga American Marketing association (AMA) A brand is name, term, sign,

symbol or design or combination of them, intended to identify the goods or services of one

seller or groups of seller and to differentiate them from those of competitor.

Intinya Brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol atau desain atau

kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang membedakan

suatu produk dengan produk saingan.

b. Brand name

Sedang istilah brand name adalah ”..Is that part of a brand which can be vocalized-the

unterable”. Nama cap adalah bagian dari cap yang dapat diucapkan, biasanya menunjukan

nama perusahaan atau institusi organisasinya. Seperti Honda, Telkom, dll.

c. Brand mark

Brand mark adalah bagian dari merek/cap yang dapat dikenal atau diketahui, tetapi

tidak dapat diucapkan, karena berupa simbol, lambang, logo, desain atau bentuk spesifik

huruf atau warna. Contoh : Gambar singa-MGM, gambar stir-MercedezBenz.

4. Trademark

Begitu juga dengan Trademark bisa diartikan sebagai cap dagang ialah merek atau

bagian dari merek yang memberikan perlindungan hokum, melindungi hak-hak pemilik

merek atau cap.

3
5. Brand image

David A. Aaker mengartikan image sebagai : ”…is the total impression of what

person or group people think and know about and object” Engel mendefinisikan “Imaginary

is a process by which sensory information and experiences are refresented in working

memory”. Kotler mengartikan sebagai “Image is the set of beliefs, ideas and impressions that

are person holds regarding an object. Peoples attitude and actions towards an object are

highly conditioned by that object’s image”.

Citra terbentuk dalam jangka waktu tertentu sebab merupakan sebuah akumulasi

persepsi terhadap suatu objek apa yang terpikirkan, diketahui dialami yang masuk kedalam

memori manusia berdasarkan masukan-masukan dari berbagai sumber sepanjang waktu.

6. Brand Equity.

Brand equity ialah nilai dari suatu merek didasarkan atas tingginya brand loyalty,

kesdaran, kualitas, kekuatan, adanya paen yang memberi kekuatan pada suatu merek, bisa

juga merupakan kumpulan dari adanya persepsi merek pada benak konsumen, mulai dari

adanya brand awareness-kesadaran merek, brand acceptability-penerimaan merek, brand

preference-pembeda merek yang melaihirkan brand priority-prioritas barang yang akan dibeli

dan akhirnya tumbuh brand loyalty-tidak mau berganti merek.

Kalau brand equity merupakan nilai konsumen terhadap merek kita, sedang brand

identity lebih merupakan seperangkat asosiasi merek yang digunakan oleh ahli strategi merek

dan janji kepada konsumen yang harus dipenuhi. Brand identity sebagai bagian dari brand

equity.

Brand equity memberikan nilai melalui empat fase yaitu :

a. Dimensi kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan konsumen untuk

mengenali suatu produk atau seberapa kuat merek tertanam dalam ingatan konsumen.

4
Kesadaran merek ini tertanam dalam benak konsumen. Menurut Aaker bergerak mulai dari

recognition = pengenalan, to recall = pengingatan, top of mind = puncak pikiran, unware

of brand = tidak menyadari merek.

2. Dimensi kesan kualitas (perceived quality). Kesan konsumen terhadap kualitas bias

memberikan penilaian positif dan negative yang menghasilkan nilai. Ada 4 kesan seorang

pelanggan terhadap produk yaitu “Value is low price, the quality I get for price I pay or

everyting I want in service and is all that I get for all that I give” selain perusahaan bisa

memberikan experiential dan emotional brand sesuai dengan gaya hidupnya.

3. Dimensi asosiasi (brand association). Untuk menanmkan sebuah asosiasi brand

membutuhkan waku yang sangat lama melalui periklanan dan promosi yang gencar sampai

mencapai tahap kematangan produk salah satunya produk menjadi marketing leader. Coba

apa yang anda pikirkan tentang produk Sanyo, odol, orson, aspirin, cellopane, nylon,

Xerox,dll. Sanyo identik dengan pompa, padahal sanyo bukan hanya memproduksi pompa

saja tapi alat elektronik yang lainnya. Atau aqua sudah menjadikan produk untuk brand

asosiciation untuk air galonan.

4. Dimensi loyalitas (brand & customer loyalty). Setelah melali proses diatas kesan yang

kuat mealu pengalaman dan penanaman emotional brand akan melahirkan brand loyalty

yang berlanjut pada customer loyalty.

Ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap produk kita dapat dilihat konsumen

melakukan pembelian ulang secara teratur, juga membeli produk lain yang ditawarkan

penjual, merkomendasikan teman-temannya untuk membeli produk yang sama ketempat

sama dan mereka tidak mudah beralih ke produk lain.

Hermawan karta jaya menkelompokan para konsmen dilihat tingkat loyalitasnya

kedalam lima kelompok :

5
 Terorist customer yaitu mereka yang seperti bermusuhan dengan perusahaan karena

suka mengungkapkan cerita tidak bai tentang perusahaan.

 Trasactional customer yaitu mereka berhubungan hanya sebatas transaki saja.

 Relationship customer yaitu mereka yang telah melakukan repeat buying.

 Loyal customer yaitu konsumen yang selalu setia dengan perusahaan walaupun orang

lain mneceritakan keburukan perusahaan tersebut.

 Advocator customer, inilah pelanggan istimewa dan excellent.

2.2 Klasifikasi Produk

Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72), produk dapat

diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:

a. Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan.

b. Barang tahan lama (Durable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali

pemakaian.

c. Jasa (Service)

Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

klasifikasi produk terbagi menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods),

barang tahan lama (Durable Goods), dan jasa (Service).

Dilihat dari kegunaan maka produk dapat digolongkan kedalam dua golongan,

diantaranya adalah :

6
a. Barang-barang konsumen

Semua produk yang digunakan atau dipakai oleh konsumen terakhir yang dibuat dalam

bentuk dimana dapat langsung digunakan tanpa proses komersial.

b. Barang-barang industri

Barang-barang yang akan digunakan sebagian atau keseluruhan untuk memproduksi

barang-barang lain atau jasa lain yang benar-benar berbeda dengan barang-barang yang

dikonsumsi oleh konsumen terakhir.

2.3 Tingkatan Produk

Tingkatan produk dapat dilihat dari jenis dan nilai tambah produknya. Tetapi dapat

juga dilihat dari siklus kehidupan produk (product life cyle). Nilai tambah bisa meningkatkan

kualitas produk dalam persaingan. Persaingan produsen bukan sekedar dalam proses saja, tapi

juga dalam hal aspek tambahan yaitu pembungkus, service, iklan, pemberian kredit,

pengiriman dan faktor bisa meningkatkan kepuasan konsumen. Menurut Kotler tingkatan

produk sesuai dengan nilai tambahnya dibagi kedalam beberapa tingkatan :

a. Core benefit.

Keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh konsumen.seperti orang

menginap di hotel agar bisa tidur dan istirahat secara memuaskan, orang masuk restoran agar

bisa makan enak, dsb.

b. Basic product.

Produk dasar yang harus dipenuhi dan harus dilengkapi dari keuntungan dasar. Dalam

hal ini core benefit berubah menjadi basic product. Agar tercapai kepuasan maka hotel harus

melengkapi menyediakan kamar, tempat tidur, toilet, Ac dan kebutuhan lainnya secara

lengkap.

7
c. Expected product

Konsumne memiliki harapan terhadap barang dan jasa yang telah dibelinya. Sehingga

barang yang dibeli harus yang terbaik, hotel yang bisa memberikan pelayanan dan fasilitas

terbaik sehingga memberikan kepuasan maksimal.

d. Augmented product.

Suatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh benak konsumen.

Augmented produk ini punya kelemahan yang bias digunakan sebgai alat persaingan. Bisa jadi

augmented product suatu waktu dapat menjadi expected product, karena konusmen telah

terbiasa dengan perlengkapan tambahan tersebut yang biayanya menjadi biaya tambahan

sehingga harga jadi mahal. Namun bisa juga dengan adanya augmented product biaya tidak

terlalu mahal dengan tujuan untuk memenangkan persiangan.

e. Potential product

Mencari nilai tambah produk yang lain untuk dimasa depan setelah konsumen

menggunakan produk dan jasa kita. Seperti pelayanan after sales, menawarkan discount

member, dll

2.4 Hal yang Mempengaruhi Perkembangan Produk

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan produk Menurut Swastha :

a. Tidak stabilnya posisi persaingan

Dengan semakin banyaknya produk sejenis yang ditawarkan maka situasi persaingan

semakin tajam, apalagi para pengusaha sejenis yang telah memperbaiki produk untuk lebih

disesuaikan.

b. Munculnya persaingan

8
Suatu barang yang terjual dengan baik di pasaran dan dapat menghasilkan keuntungan,

akan mendorong pengusaha lain untuk memproduksi barang yang sedang laku tersebut

bahkan dengan kualitas yang lebih baik.

c. Banyaknya variasi penggunaan barang

Dengan makin banyaknya variasi penggunaan suatu produk maka hal ini akan

mendorong perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya, sehingga produk tersebut

akan mempunyai bermacam-macam kegunaan.

d. Pemanfaatan kapasitas produksi yang efektif

Faktor lain melaksanakan pengembangan produk adalah memanfaatkan kapasitas

produksi, karena pada umumnya perusahaan belum berproduksi pada kapasitas penuh.

Menurut George, faktor eksternal yang kemungkinan besar paling menghambat

introduksi produk adalah meningkatnya biaya modal. Sudah jelas bahwa dana yang

dikeluarkan untuk membiayai kegagalan adalah uang yang lebih baik dibelanjakan untuk

mengembangkan dan memperkenalkan keberhasilan. Mengetahui penyebab kegagalan dapat

membantu menyaring usaha yang akan gagal sebelum terlanjur mengeluarkan terlalu banyak

dana dan waktu. Hal yang sangat bermanfaat untuk melihat bagaimana manajemen menilai

beberapa alasan keberhasilan dan kegagalan dalam usaha mencapai sasaran produk baru.

Seperti sudah dapat diperkirakan, alasannya adalah serupa, yaitu :

a. Riset pasar yang meramal ataupun tidak.

b. Penjadwalan waktu yang baik atau buruk.

Sedangkan menurut Kotler, faktor-faktor yang turut dalam menghambat

pengembangan produk baru adalah

a. Kekurangan gagasan produk baru yang penting di area tertentu (mungkin hanya tersisa

sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).

9
b. Pasar yang terbagi-bagi (persaingan ketat menyebabkan pasar terbagi-bagi).

Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada sekmen pasar yang lebih kecil, dan

hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.

c. Kendala sosial dan pemerintah (produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan dan

keseimbangan lingkungan).

d. Mahalnya proses pengembangan produk baru (suatu perusahaan umumnya harus

menciptakan banyak gagasan produk baru untuk menemukan hanya satu yang layak

dikembangkan).

e. Kekurangan modal (beberapa perusahaan dengan gagasan-gagasan baik tidak dapat

mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset).

f. Waktu pengembangan yang lebih singkat (banyak pesaing mungkin mendapatkan gagasan

yang sama pada saat yang sama, dan kemenangan sering diraih oleh yang paling gesit).

g. Siklus produk yang lebih singkat (ketika suatu produk baru berhasil, pesaing dengan cepat

menirunya).

2.5 Siklus Hidup Produk

Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak

orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual.

Siklus hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa

hidupnya. Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan

pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.

Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik

biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti

10
makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe tertentu akan dibatasi

jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua

sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan

dengan dewasa.

Suatu produk dikatakan memiliki siklus hidup, didasari oleh kenyataan bahwa :

 Produk memiliki umur yang terbatas

 Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan

tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual

 Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus hidup produk

 Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber

daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk

Gambar 1. Diagram Siklus Hidup Produk

11
a.  Tahap Perkenalan (Introduction)

Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga

dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai

cara. Dalam tahap ini suatu produk akan mengalami :

 Penjualan lambat

 Promosi besar

 Belum ada laba (laba negatif)

 Pasaing sedikit

 Biaya tinggi

b. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan

buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang

kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil

keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.

 Laba meningkat

 Produk diterima di pasar 

 Penjualan menanjak

 Pesaing meningkat

 Biaya moderat

c. Tahap Kematangan/ Kedewasaan (Maturity)

Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan

tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan

jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi

dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena

12
sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak

akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.

 Penjualan meningkat

 Laba meningkat

 Promosi meningkat

 Adanya diversifikasi produk

 Pesaing stabil

d. Tahap Keusangan/ Penurunan (decline)

Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih

ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan

pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.

 Penjualan menurun

 Laba menurun

 Pailit atau bangkrut

 Pesaing berkurang

 Biaya rendah   

13
BAB III
ANALISIS MASALAH

3.1 Pengembangan produk dan siklus hidup produk pada suatu perusahaan

Pengembangan produk merupakan suatu cara untuk memperbaiki produk yang ada

menjadi produk baru yang akan membentuk masa depan perusahaan yang pada umumnya

melakukan pengembangan produk.

Adapun tujuan dari pengembangan produk ini adalah :

1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas

2. Untuk menambah omzet penjualan

3. Untuk memenangkan persaingan

4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi

5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama

6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan

7. Untuk mencegah kebosanan konsumen

8. Untuk menyederhanakan produk, pembungkus.

Pengembangan produk terjadi karena adanya siklus hidup produk yang berjalan pada

setiap perusaan. Siklus Kehidupan Produk adalah siklus hidup suatu produk dengan tahapan-

tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari pengenalan produk, tahap pertumbuhan, tahap

pertummbuhan meningkat, tahap kemunduran.

Pada tahap pengenalan merupakan suatu tahap pengenalan produk pada konsumen.

Pada tahap ini penjualan cenderung lambat karena para konsumen masih belum mengetahui

akan adanya produk baru, terjadi promosi besar-besaran agar menarik para konsumen untuk

mencoba dan pada akhirnya membeli. Pada tahapan ini belum mendapatkan laba dari produk

yang dijual sehingga biaya yang dikeluarkan cenderung tinggi.


14
Pada tahap pertumbuhan dimana produk telah diterima dipasaran dan mulai tumbuh

serta berkembang dikalangan konsumen sehingga penjualan pun meningkat. Sebanding

dengan penjualan yang semakin meningkat maka laba yang didapatkan akan meningkat pula.

Pada tahap kematangan merupakan suatu tahapan dimana penjualan produk mencapai

puncak tertinggi. Pada tahapan ini laba yang didapatkan semakin meningkat dari pada tahap

sebelumnya. Dilakukan pengembangan dalam tahap ini agar penjualan semakin meningkat.

Pada tahap kemunduran merupakan suatu tahapan yang terjadi ketika penjualan

menurun karena adanya persaingan dan laba semakin menurun.

3.2 Perkembangan produk dan siklus hidup produk yang baik

Pengembangan produk yang baik terjadi karena adanya tahapan-tahapan

pengembangan produk yang saling berkesinambungan dan dilakukan dengan baik oleh sebuah

perusahaan. Tahapan-tahapan pada pengembangan produk adalah sebagai berikut :

1. Pemunculan Gagasan

Pengembangan produk berawal dari pencarian gagasan. Gagasan produk biasanya

berasal dari berbagai sumber, diantaranya yaitu manajer pengembangan dan penelitian,

pelanggan, ilmuwan, pesaing, pegawai, pesaing, saluran pemasaran dan manajemen

puncak

2. Penyaringan Gagasan

Gagasan yang disampaikan oleh pihak-pihak di atas disortir menjadi tiga kelompok

yaitu gagasan yang menjanjikan, gagasan yang pas-pasan, dan gagasan yang ditolak.

3. Pengembangan dan Penyajian Konsep

Gagasan yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep yang dapat diuji,

gagasan produk adalah yang mungkin dapat ditawarkan oleh perusahaan ke pasar. Konsep

15
produk adalah versi terinci dari suatu gagasan yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang

berarti bagi konsumen.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran

Perusahaan yang mengembangkan produk dengan melalui strategi pemasarannya perlu

memperkenalkan produknya kepada pasar, yang mencakup tiga bagian pokok yaitu

a. Bagian pertama

 Menjelaskan ukuran, struktur dan perilaku pasar sasaran

 Rencana penentuan posisi produk, penjualan, pangsa pasar dan laba yang

diinginkan dalam beberapa tahun yang akan datang

b. Bagian kedua

 Mengikhtisarkan rencana harga produk itu

 Strategi distribusi

 Anggaran pemasaran untuk tahun pertama

c. Bagian ketiga

 Menjelaskan penjualan jangka panjang

 Menjelaskan sasaran laba

 Menjelaskan strategi bauran pemasaran selama jangka waktu itu

5. Analisis Bisnis

Setelah manajemen mengembangkan konsep produk dan strategi penasaran,

manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis. Manejemen perlu melakukan persiapan

proyeksi penjualan, biaya, dan laba untuk menentukan apakah semua itu memenuhi tujuan

perusahaan. Jika memenuhi, konsep itu dapat dilanjutkan ketahap pengembangan produk.

6. Pengembangan Produk

16
Jika konsep produk dapat melewati pengujian bisnis, konsep itu akan berlanjut ke

bagian litbang dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik

7. Pengujian Pasar

Tahap dimana produk diberi merk, kemasan dan program atas tanggapan konsumen

dan penyaluran terhadap masalah-masalah perlakuan, penggunaan dan pembelian barang

ulang produk senyatanya serta pengkajian atas seberapa luas pasar sesungguhnya.

Luasnya pengujian pasar yang harus diadakan akan bergantung pada dua segi yaitu biaya

dan resiko penanaman modal disatu pihak dan pihak lainnya adalah keterbatasan waktu

dan biaya penelitian

8. Tahap Komersialisasi

Tahap ini merupakan tahap peluncuran produk ke pasar dimana perusahaan yang

berkapasitas sebagai produsen suatu produk akan memutuskan mengenai peluncuran

produk ke pasar. Dalam tahap ini, kewajiban manajemen adalah menentukan kapan

(when), kepada siapa (who), dan bagaimana (how) produk-produk itu dipasarkan.

3.3 Faktor yang mempengaruhi pengembangan produk dan siklus produk

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan produk dan siklus produk adalah

sebagai berikut :

a. Faktor Internal

 Kekurangan gagasan produk baru yang penting di area tertentu (mungkin hanya

tersisa sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).

 Kekurangan modal (beberapa perusahaan dengan gagasan-gagasan baik tidak dapat

mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset).

17
 Siklus produk yang lebih singkat (ketika suatu produk baru berhasil, pesaing

dengan cepat menirunya).

 Pemanfaatan kapasitas produksi yang efektif karena pada umumnya perusahaan

belum berproduksi pada kapasitas penuh.

b. Faktor Eksternal

 Pasar yang terbagi-bagi (persaingan ketat menyebabkan pasar terbagi-bagi).

Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada sekmen pasar yang lebih

kecil, dan hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.

 Kendala sosial dan pemerintah (produk baru harus memenuhi kriteria seperti

keamanan dan keseimbangan lingkungan).

 Waktu pengembangan yang lebih singkat (banyak pesaing mungkin mendapatkan

gagasan yang sama pada saat yang sama, dan kemenangan sering diraih oleh yang

paling gesit).

 Banyaknya variasi penggunaan barang. Dengan makin banyaknya variasi

penggunaan suatu produk maka hal ini akan mendorong perusahaan untuk

mengembangkan hasil produksinya, sehingga produk tersebut akan mempunyai

bermacam-macam.

 Munculnya persaingan. Suatu barang yang terjual dengan baik di pasaran dan

dapat menghasilkan keuntungan, akan mendorong pengusaha lain untuk

memproduksi barang yang sedang laku tersebut bahkan dengan kualitas yang lebih

baik.

3.4 Cara untuk Memperpanjang Siklus Hidup suatu Produk

Adapun cara untuk memperpanjang suatu siklus hidup suatu produk, yaitu :

18
a. Meningkatkan Konsumsi

Meningkatkan konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan

penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil

maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol

sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.

b. Mencari fungsi lain produk dari biasanya.

Dalam hal ini dicontohkan seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat

kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

c. Memodifikasi produk

Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran,

ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya

terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.

d. Mencari target konsumen baru

Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan

penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk

dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik

golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk

memperluas segmen pasar.

3.4 Produk, pengembangan produk dan siklus hidup dari produk yang dibuat

Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk

juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa

produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

19
Dari berbagai macam jenis produk tujuan akhirnya adalah dipergunakannya produk

tersebut oleh konsumen. Semakin banyak dan semakin seringnya produk tersebut digunakan

tentunya juga akan menunjukkan berhasilnya penyebaran informasi yang berkaitan dengan

produk baru tersebut.

Produk yang akan dibuat adalah keripik singkong rebus. Keripik adalah sejenis

makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-umbian, buah-buahan atau sayuran yang

digoreng didalam minyak. Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya

dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu.

Secara umum keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula dengan

hanya melalui penjemuran, atau pengeringan. Keripik biasanya dapat berasa dominan asin,

pedas, manis, asam, gurih, ataupun paduan dari keseluruhannya.

Produk yang akan dibuat adalah keripik yang memakai bahan pokok umbi-umbian

yaitu singkong.

Bahan Pokok (Singkong) Tiriskan singkokng yang Setelah dipotong tipis,


sudah direbus, setelah itu beri bumbu dasar, dan
potong singkong menjadi diamkan beberapa saat
bagian yang tipis-tipis agar bumbu meresap
Dibersihkan dari segala
kotoran yang melekat

Setelah itu , goreng


Rebus singkong selama
singkong hingga matang
Bahan tersebut di 30 menit
dan kecoklatan
blansing agar diperoleh
tekstur yang bagus

Tiriskan dan beri bumbu


Siapkan alat untuk
pelengkap.
merebus singkong, lalu
Singkong yang sudah Singkong goreng rebus
masukkan singkokng
bersih dipotong-potong siap untuk dikemas dan
kedalamnya
dipasarkan

Gambar 2. Siklus Produksi Singkong Goreng Rebus

20
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait

yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Peran penting dalam siklus

produksi yaitu :

 Bauran produk

 Penetapan harga produk

 Alokasi dan perencanaan sumber daya

 Manajemen biaya

Gambar 3. Diagram Konteks Siklus Produksi

Didalam suatu siklus produksi terdapat aktivitas yang turut mempengeruhi, seperti :

a. Desain Produk

Tujuan dari desain produk adalah mendesain sebuah produk yang memenuhi permintaan

pasar atau konsumen.

21
b. Perencanaan dan Penjadwalan

Tujuan dari perencanaan dan penjadwalan yaitu untuk memgembangkan rencana

produksi yang cukup efisien.

c. Operasi Produksi

Tujuan dari operasi produksi yaitu mengoptimasikan yang digunakan dalam proses suatu

produksi.

d. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mempunyai tujuan untuk memberikan informasi, memberikan data biaya

yang akurat, dan mengumpulkan dan memproses informasi.

Dengan demikian tujuan dari siklus produksi adalah

 Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik

 Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya

 Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat

 Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat

 Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan

 Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Konsep siklus hidup produk sangat baik digunakan untuk menginterpretasikan dinamika

produk dan pasar. Kelemahan dari konsep ini, yaitu kurang dapat digunakan sebagai alat

prediksi karena sejarah penjualan menunjukkan pola yang beragam, dan tahap-tahapnya itu

berbeda durasinya. Selain itu, perusahaan juga menemui kesulitan untuk mengetahui di tahap

apa suatu produk sedang berada.

4.2 Saran

23
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai