Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Liquidity

Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2014, hlm. 77-85

DIMENSI EKUITAS MEREK(BRAND EQUITY) DAN


KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE CEPAT SAJI
DI KOTA DEPOK

Yanti Budiasih
STIE Ahmad Dahlan Jakarta
E-mail: yantibudiasih@yahoo.com

Abstract
Fact that Indomie (instant noodle) is a brand that most stick in the minds of consumers, and it
is the evidence that Indomie has high brand equity. However, the facts also show that other
brands are able to occupy under the Indomie brand equity. This paper presents an analysis of
the influence of forming the dimensions of brand equity ie brand awareness, brand associations,
perceived quality and brand loyalty on purchasing decisions on Indomie products. The
population in this study were all the people in the city of Depok who consume Indomie. The
sampling technique used was accidental sampling. The data are analyzed by using SPSS 19.
The tools of analysis use correlation analysis, regression analysis, coefficients of determination,
t-test (test partial) and F test (ANOVA test). The results showed that the dimensions of brand
equity factors simultaneouslyinfluence the purchase decision. The most dominant factor
influencing the purchase decision is brand associations that is equal to 31.1%.

Kata Kunci: Kesadaran merek, Asosiasi merek, Kesan kualitas, Kesetiaan merek

PENDAHULUAN atau penjual produk dan jasa tertentu”.


Sementara menurut Rangkuti (2002), merek
Seiring dengan semakin maraknya “merupakan janji penjual dan untuk secara
persaingan varians dari merek pada kategori konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa
produk tertentu, perusahaan perlu melakukan tertentu kepada pembeli”.
upaya untuk membangun, memelihara dan
mengelola aset yang disebut dengan merek.Hal Merek lebih bermakna daripada sekedar
ini semakin diperlukan karena sistem produk, karena produk hanya menjelaskan
perekonomian pada faktanya sudah mengarah atribut fisik berikut dimensinya sehingga tidak
pada mekanisme pasar. Pada gilirannya, lebih dari komoditi yang dapat dipertukarkan.
pemasar untuk selalu mengembangkan dan Merek dapat menjelaskan emosi serta
merebut pangsa pasar. Salah satu asset untuk hubungan secara spesifik dengan konsumen-
mencapai keadaan tersebut adalah brand nya. Hal tersebut dapat terjadi karena merek
(merek). mengandung nilai-nilai yang jauh lebih
bermakna daripada hanya atribuk fisik. Merek
Kotler dan Amstrong (2001) mengemuka- dapat dirasakan dalam benak konsumen atau
kan bahwa merek adalah “suatu nama, kata, pikiran konsumen yang biasa disebut dengan
tanda, simbol atau desain atau kombinasi dari Brand Equity (Ekuitas Merek).
semuanya yang mengidentifikasikan pembuat
Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan Dimensi-dimensi dari ekuitas merek terdiri
bahwa “brand equity is the positive differential dari empat dimensi, yaitu:
effect that knowing the brand name has on customer
response tothe product or service”. Artinya adalah 1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
bahwa ekuitas merek adalah efek diferensiasi
Sampai mana nama merek mampu
yang positif yang dapat diketahui dari respons
disebutkan oleh konsumen atau kemam-
konsumen terhadap barang atau jasa.
puan sebuah merek untuk muncul dalam
benak konsumen ketika mereka sedang
Ekuitas merek yang tinggi memberikan
memikirkan kategori produk tertentu, yang
sejumlah keuntungan kompetitif seperti:
mencakup:
1. Perusahaan akan menikmati biaya pema- a. Tidak menyadari merek (Unaware of
saran yang lebih kecil. brand)
2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang b. Pengenalan merek (Brand recognition)
lebih kuat dalam negoisasi dengan c. Pengingatan kembali terhadap merek
distributor dan pengecer. (Brand recall)
3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang d. Puncak pikiran (Top of mind)
lebih tinggi daripada pesaingnya.
2. Citra Merek (Brand Image)
4. Perusahaan lebih mudah untuk meluncur-
kan perluasan merek. Citra merekadalah seperangkat asosiasi
yang unik terbentuk dalam benak
5. Merek itu dilindungi perusahaan dari harga konsumen sebagai hasil persepsi konsumen
yang ganas. atas identitas sebuah merek. Jenis asosiasi
ini mencakup:
Karena itu, ekuitas merek tidak tercipta
begitu saja, namun penciptaannya, pemeli- a. Attribut
haraannya dan perlindungannya harus di- b. Manfaat
tangani secara profesional. Ekuitas merek
merupakan totalitas dari persepsi merek, 3. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
mencakup kualitas relatif dari produk dan jasa, Sikap senang terhadap produk yang
kinerja keuangan, loyalitas konsumen, direpresentasikan dalam bentuk pembelian
kepuasan dan keseluruhan penghargaan yang konsisten terhadap merek sepanjang
terhadap merek (Durianto, 2001). waktu. Loyalitas merek menjadi dasar
untuk memprediksi seberapa besar
Ekuitas yang dimiliki suatu merek dapat kemungkinan konsumen pindah ke merek
membantu konsumen dalam menafsirkan, lain.
memproses dan menyimpan informasi yang
4. Kesan Kualitas (Perceived Quality)
terkait dengan produk dan merek tersebut.
Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa Sebagai persepsi konsumen terhadap
percaya diri konsumen dalam mengambil keseluruhan kualitas atau keunggulan
keputusan pembelian suatu produk. Sedangkan suatu produk atau jasa berkenaan dengan
keputusan pembelian didasari atas pengalaman maksud yang diharapkan.
orang lain terhadap suatu produk, kedekatan
5. Asosiasi Merek (Brand Association)
asosiasi dengan karakteristik merek asset brand
equity lainnya dapat memberikan keuntungan Sesuatu yang berkaitan dengan ingatan
kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaat- mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak
kan celah-celah yang tidak dimiliki perusahaan hanya eksis namun juga memiliki suatu
pesaing. tingkat kekuatan, keterikatan pada suatu
merek akan lebih kuat apabila dilandasi

78 Jurnal Liquidity: Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2014: 77-85


pada banyak pengalaman atau penampak- 2012 diluncurkan Indomie goreng cabe ijo, dan
kan untuk mengkomunikasikannya. pada tahun 2013 diluncurkan ragam baru
Indomie Taste of Asia yaitu rasa tom yum,
Adanya fakta bahwa mie instan merek bulgogi dan laksa serta mie goreng rasa iga
Indomie merupakan merek yang paling penyet.
melekat di benak konsumen memberikan bukti
bahwa Indomie memiliki ekuitas merek yang Mie Instan merupakan salah satu makanan
tinggi dari produk mie instan di Indonesia.Mie terfavorit di Indonesia. Bisa dipastikan hampir
instan diciptakan oleh Momofoku Ando tahun setiap orang telah mencicipi mie instan atau
1958, yang kemudian mendirikan perusahaan memiliki persediaan mie instan dirumah.
Nissin dan memproduksi mie instan pertama Supermi dan Indomie adalah merek mie instan
didunia yaitu chikenramen. Mie instan pertama yang pertama kali hadir dan paling terkenal di
di Indonesia diperkenalkan pertama kali oleh Indonesia, saking terkenalnya maka orang
PT. Lima Satu Sankyu (berganti nama menjadi Indonesia menyebut mie instan merek apapun
PT. Supermi Indonesia) dan PT. Sanmaru Foods dengan Indomie kendati yang dikonsumsi tidak
Manufacturing Indonesia. Ltd yang berdiri bermerek Indomie. Saat ini Indonesia adalah
pada tahun 1968. Pada tahun tersebut produsen mie instan terbesar didunia.
diluncurkan merek mie instan pertama di
Indonesia dengan merek Supermi. Tahun 1972 Indomie untuk saat ini merupakan
diluncurkanlah merek mie instan terkenal di pemimpin pasar (market leader) dalam medan
Indonesia yaitu Indomie. persaingan berbagai produk mie instan di
Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh
Indomie pertama kali diluncurkan pada faktor Indomie sebagai produk mie instan yang
tahun 1972 dengan rasa sari ayam (sekarang pertama kali hadir serta strategi promosi dan
kaldu ayam) dan rasa sari udang (sekarang rasa pemasaran yang dilakukan dengan gencar.
kaldu udang). Tahun 1982 diluncurkan Indomie Metode promosi yang digunakan adalah
varian rasa kari ayam dan mie goreng, tahun terutama melalui iklan media elektronik dan
1984 perusahaan dibeli oleh PT. Sarimi Asli cetak, sponsor, billboard dan event Indomie Jingle
Jaya yang memproduksi produk mie instan Dare untuk membuat jingle bagi iklan Indomie.
merek Sarimi. Pada tahun 1987 mie instan
dalam bentuk cup dari Indomie diluncurkan Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
pertama kalinya yaitu Pop Mie dengan rasa ekuitas merek yang tinggi berimplikasi bahwa
ayam dan rasa baso. konsumen memiliki hubungan yang positif
dengan nama merek bahkan melebihi produk
Pada tahun 1990 PT. Panganjaya itu sendiri secara harfiah, sehingga terdapat
Intikusuma didirikan dan kemudian menjadi nilai ekstra didalam merek dibandingkan
PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk pada tahun dengan produk itu sendiri.
1994 dan pada tahun 1998 mengambil alih PT.
Sarimi Asli Jaya dan PT. Sanmaru karena krisis
moneter.
TUJUAN PENELITIAN
Pada tahun 2006 diluncurkan Indomie
goreng kriuk dengan kriuk ayam, bawang dan Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
pedas. Dan pada tahun 2010 Indofood pengaruh dimensi ekuitas merek terhadap
memperkenalkan Indomie kemasan baru untuk keputusan pembelian mie intan di Kota Depok.
semua ragam rasa goreng, kuah, selera Kota Depok dipilih sebagai lokasi penelitian
nusantara dan jumbo serta mie keriting dengan dengan alasan bahwa jumlah penduduk
tiga rasa yaitu rasa ayam cabe rawit, goreng wilayah suburban ini terus mengalami
rasa kornet dan laksa spesial. Pada tahun 2011 peningkatan dari tahun ke tahun. Data BPS
Indomie goreng rendang diluncurkan, tahun Kota Depok menunjukkan, jumlah penduduk

Dimensi Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Keputusan Pembelian Produk Mie (Yanti Budiasih) 79
pada tahun 2010, 2011 dan 2012 masing-masing jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 100
mencapai 1,73; 1,81 dan 1,89 juta jiwa. Di responden. Metode pengambilan sampel
samping itu, pertumbuhan ekonomi juga menggunakan metode Accidental Sampling.
meningkat mulai dari tahun 2010-2012. Dalam penelitian ini sampel diperoleh dari
Tercatat, pertumbuhan ekonomi wilayah ini masyarakat kota Depok yang datang berbelanja
mencapai 6,3% (2010); 6,58% (2011) dan 7,15% di salah satu pusat pembelanjaan. Pengukuran
(2012). Dengan fenomena demografis dan digunakan skala Likert.
ekonomi itu, maka wilayah ini merupakan
wilayah membutuhkan barang-barang Pengujian instrumen dalam penelitian ini
konsumsi yang tinggi. menggunakan uji validitas dan realibilitas.
Pearson Correlation digunakan untuk melakukan
analisis regresi berganda dan korelasi yang
bertujuan untuk mengukur pengaruh satu
METODE variabel terhadap variabel lain, dengan nilai
korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Berdasar pada tujuan penelitian itu,
Besar Koefisien Interpretasi
mengikuti Aaker (1991), maka model penelitian Korelasi (r)
dapat digambarkan sebagai berikut. (positif/negatif)
0,00 – 0,20 Hubungan/pengaruh sangat lemah
0,21 – 0,40 Hubungan/pengaruh lemah atau
1. Kesadaran Merek rendah
0,41 – 0,70 Hubungan/pengaruh sedang atau
2. Asosiasi Merek cukup
3. Kesan Kualitas 0,71 – 0,90 Hubungan/pengaruh kuat atau tinggi
0,91 – 1,00 Hubungan/pengaruh sangat kuat atau
4. Kesetiaan Merek sangat tinggi

Uji hipotesis yang digunakan adalah:


a. Ho : Tidak ada pengaruh antar variabel
KEPUTUSAN PEMBELITIAN
b. H1 : Ada pengaruh antar variabel
Dengan dasar pengambilan keputusan:
Gambar Model Penelitian
a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
Dalam penelitian ini terdapat empat b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
variabel bebas (variabel X) dan satu variabel
terikat (variabel Y).Empat variabel bebas
tersebut adalah:Kesadaran Merek (X1), Asosiasi
Merek (X2), Kesan Kualitas (X3), dan Kesetiaan
Merek (X4). Sedangkan variabel terikatadalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
keputusan pembelian produk mie instan merek
Indomie (Y). A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini, jumlah populasi Pengujian validitas dan realibilitas di-
konsumen tidak bisa diketahui secara pasti lakukan untuk mengetahui kelayakan setiap
maka untuk menentukan jumlah sampelnya butir-butir pernyataan dalam mendefinisikan
menurut Malhotra (1999) dapat ditentukan suatu variabel dan mengetahui kestabilan serta
berdasarkan minimum empat atau lima kali konsistensi responden dalam menjawab
jumlah variabel yang digunakan. Karena pernyataan-pernyataan yang dibentuk dalam
jumlah variabel yang diteliti ada lima, maka sebuah kuesioner. Dalam uji ini jumlah

80 Jurnal Liquidity: Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2014: 77-85


pernyataan dalam kuesioner sebanyak 25 Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan
pernyataan dengan jumlah responden 30 orang. Reliabilitas Variabel Asosiasi Merek
Croncbach’s
Croncbach’s
Pernyataan Alpha If Item Status
Alpha
Dalam pengujian ini pernyataan dapat Deleted
Produk mie instan 0,652 0,716 Valid
dikatakan valid bila nilai cronbach’s alpha if item merek Indomie ada
deleted = cronbach alpha. Nilai cronbach’s alpha if dihampir setiap toko-
toko terdekat
item deleted dan corrected item-total correlation
harus positif. Apabila hasilnya negatif, maka Harga pada produk 0,631 0,716 Valid
mie instan merek
pernyataan atau variabel tersebut harus Indomie terjangkau
dihilangkan atau dilakukan perhitungan ulang oleh masyarakat luas
sampai hasilnya positif. Variabel-variabel PT. Indofood Sukses 0,665 0,716 Valid
dalam kuesioner dapat dikatakan reliabel Makmur Tbk tidak
pernah terlibat kasus
apabila nilai croncbach’s alpha > 0,6. penipuan papaun

Penampilan kemasan 0,682 0,716 Valid


Hasil dalam penelitian dengan meng- pada produk mie instan
gunakan uji validitas dan reliabilitas ke- merek Indonie sangat
menarik
seluruhan variabel dinyatakan valid dan
reliabel. Hal ini dapat dilihat dalam tabel Variasi produk mie 0,721 0,716 Valid
instan merek Indomie
berikut: sangat beraneka ragam

Sumber: data diolah


Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan
Reliabilitas Variabel Kesadaran
Merek Tabel 3. Hasil Uji Validitas dan
Croncbach’s
Croncbach’s
Reliabilitas Variabel Kesan Kualitas
Pernyataan Alpha If Item Status Croncbach’s
Alpha Croncbach’s
Deleted Pernyataan Alpha If Item Status
Alpha
Produk mie instan 0,723 0,759 Valid Deleted
merek Indomie sangat Tidak pernah ada 0,,621 0,625 Valid
familiar untuk saya masalah ketika
0,674 0,59 Valid mengkonsumsi mie
Dalam pembelian mie instan merek Indomie
instan yang pertama
kali muncul dalam Harga produk mie 0,616 0,625 Valid
benak saya adalah instan merek Indomie
merek Indomie sesuai dengan
Mie Instan merek kualitasnya.
Indomie telah dikenal 0,710 0,759 Valid
lama oleh masyarakat Produk mie instan 0,601 0,625 Valid
luas, merek Indomie
memiliki daya tahan
Bentuk kemasan serta produk yang cukup
slogan/jingle pada 0,709 0,759 Valid aman bila disimpan.
produk mie instan
merek Indomie mudah PT. Indofood Sukses 0,612 0,625 Valid
dikenali dan diingat. Makmur Tbk
mengeluarkan
beraneka macam varian
produk mie instan
Saya mengetahui
0,754 0,759 Valid merek Indomie yang
produk mie instan
berkualitas tinggi.
merek Indomie melalui
media elektronik dan
PT. Indofood Sukses 0,602 0,625 Valid
cetak
Makmur Tbk memiliki
fasilitas pelayanan
konsumen yang sangat
Sumber: data diolah baik

Sumber: data diolah

Dimensi Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Keputusan Pembelian Produk Mie (Yanti Budiasih) 81
Tabel 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Saya membeli produk 0,604 0,663 Valid
mie instan merek
Variabel Kesetiaan Merek Indomie karena
Croncbach’s popularitas merek
Croncbach’s
Pernyataan Alpha If Item Status tersebut.
Alpha
Deleted
Bila harga produk mie 0,763 0,753 Valid Saya terdorong 0,633 0,663 Valid
instan merek Indomie membeli produk mie
yang biasa saya instan merek Indomie
konsumsi meningkat kembali, karena
tajam, saya tidak akan manfaat yang telah
berpindah ke merek saya rasakan dan
lain kualitas yang terjamin

Alasan saya membeli 0,698 0,753 Valid Sumber: data diolah


produk mie instan
merek Indomie karena
faktor kebiasaan

Alasan saya memilih 0,,687 0,753 Valid B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
produkmie instan
merek Indomie karena
tidak sekedar mencari Pengujian korelasi antarvariabel diperoleh
variasi baru
hasil sebagai berikut:
Jika produk mie instan 0,706 0,753 Valid
merek Indomie yang
biasa saya konsumsi Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Antarvariabel
tidak tersedia di toko X1 X2 X3 X4 Y
tempat saya membeli, X1 r 1 0,078 0,234 0,612 0,043
saya akan mencarinya Sig. 0,451 0,145 0,000 0,509
di toko lain X2 r 0,078 1 0,324 0,367 0,357
Saya tetap 0,708 0,753 Valid
Sig. 0,451 0,000 0,000 0,000
menggunakan produk X3 r 0,234 0,324 1 0,524 0,216
mie instan merek Sig. 0,145 0,000 0,000 0,065
Indomie yang biasanya X4 r 0,612 0,367 0,524 1 0,226
saya gunakan daripada Sig. 0,000 0,000 0,000 0,008
menggunakan produk
Y r 0,043 0,357 0,216 0,226 1
mie instan merek lain
yang tidak jelas
Sig. 0,509 0,000 0,065 0,008
kualitasnya Sumber: data diolah

Sumber: data diolah


Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi
sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Keputusan Pembelian
Croncbach’s 1. Korelasi antara Kesadaran Merek(X1)
Croncbach’s
Pernyataan Alpha If Item
Alpha
Status dengan Asosiasi Merek(X2) sebesar 0,078
Deleted
Produk mie instan 0,606 0,663 Valid yang artinya tingkat korelasi sangat lemah
merek Indomie selalu dan menghasilkan signifikansi sebesar 0,451
saya masukkan ke
daftar belanjaan atau lebih besar dari 0,05. Artinya Ho
bulanan diterima yaitu tidak ada korelasi antara dua
Setelah saya membeli 0,635 0,663 Valid variabel tersebut.
produk mie instan
merek Indomie dan 2. Korelasi antara Kesadaran Merek (X1)
merasakan manfaat
dari produk tersebut,
dengan Kesan Kualitas (X3) sebesar 0,234
saya akan yang artinya tingkat korelasi lemah dan
merekomendasikan
kepada teman dan
menghasilkan signifikansi 0,145 atau lebih
keluarga. besar dari 0,05. Artinya Ho diterima yaitu
Dalam pembelian mie 0,601 0,663 Valid
tidak ada korelasi antara dua variabel
instan merek Indomie tersebut.
saya tertarik akan
hadiah yang diberikan 3. Korelasi antara Kesadaran Merek (X1)
oleh PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk, dengan Kesetiaan Merek (X4) sebesar 0,612
yang artinya tingkat korelasi sedang dan

82 Jurnal Liquidity: Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2014: 77-85


menghasilkan signifikansi sebesar 0,000 10. Korelasi antara Kesetiaan Merek(X4) dengan
atau lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho Keputusan Pembelian(Y) sebesar 0,226 yang
ditolak yaitu ada korelasi antardua variabel artinya tingkat korelasi sedang dan
tersebut. menghasilkan signifikansi sebesar 0,008
atau lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho
4. Korelasi antara Kesadaran Merek (X1)
ditolak yaitu ada korelasi antardua variabel
dengan Keputusan Pembelian (Y) sebesar
tersebut.
0,043 yang artinya tingkat korelasi sangat
lemah dan menghasilkan signifikansi
C. Pengujian Model Regresi
sebesar 0,509 atau lebih besar dari 0,05.
Artinya Ho diterima yaitu tidak ada
korelasi antardua variabel tersebut. Tabel 7. Hasil Uji Regresi
Variabel B Beta t Sig.
5. Korelasi antara Asosiasi Merek (X2) dengan Konstanta 10,865 4,210 0,000
Kesadaran Merek - 0,086 - 0,087 - 0,911 0,298
Kesan Kualitas(X3) sebesar 0,324 yang
Asosiasi Merek 0,412 0,311 3,171 0,006
artinya tingkat korelasi lemah dan Kesan Kualitas - 0,028 - 0,043 - 0,297 0,556
menghasilkan signifikansi sebesar 0,000 Kesetiaan Merek 0,211 0,321 1,689 0,089
atau lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho Uji F 4,383
Uji F sig. 0,002
ditolak yaitu ada korelasi antardua variabel
Sumber: data diolah
tersebut.
6. Korelasi antara Kesadaran Merek (X2) Berdasarkan tabel di atas maka dapat
dengan Kesetiaan Merek(X4) sebesar 0,367 dibentuk persamaan regresi bergandanya
yang artinya tingkat korelasi lemah dan sebagai berikut:
menghasilkan signifikansi sebesar 0,000
atau lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho Y = 10,865 - 0,086 X1 + 0,412 X2 – 0,028 X3
ditolak yaitu ada korelasi antardua variabel + 0,211 X4
tersebut.
7. Korelasi antara Asosiasi Merek (X2) dengan Nilai konstanta sebesar 10,865 berarti jika
Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,357 ekuitas merek dari produk mie cepat saji merek
yang artinya tingkat korelasi lemah dan Indomie tidak mengalami perubahan maka
menghasilkan signifikansi sebesar 0,000 tingkat keputusan pembelian masyarakat
atau lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho adalah 10,865 satuan.
ditolak yaitu ada korelasi antardua variabel
tersebut. Tingkat koefisien dari variabel Kesadaran
Merek(X1) sebesar –0,086. Artinya jika variabel
8. Korelasi antara Kesan Kualitas (X3) dengan kesadaran merek mengalami penurunan satu
Kesetiaan Merek(X4) sebesar 0,524 yang satuan maka keputusan pembelian masyarakat
artinya tingkat korelasi sedang dan pada produk mie instan merek Indomie akan
menghasilkan signifikansi sebesar 0,000 mengalami penurunan sebesar 0,086 satuan.
atau lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho
ditolak yaitu ada korelasi antardua variabel Tingkat koefisien dari variabel Asosiasi
tersebut. Merek(X2) sebesar 0,412. Artinya jika variabel
9. Korelasi antara Kesan Kualitas (X3) dengan Asosiasi Merekmengalami peningkatan satu
Keputusan Pembelian(Y) sebesar 0,216 yang satuan maka keputusan pembelian masyarakat
artinya tingkat korelasi lemah dan pada produk mie instan merek Indomie akan
menghasilkan signifikansi sebesar 0,065 mengalami peningkatan sebesar 0,412 satuan.
atau lebih besar dari 0,05. Artinya Ho
diterima yaitu tidak ada korelasi antardua Tingkat koefisien dari variabel Kesan
variabel tersebut. Kualitas(X3) sebesar –0,028. Artinya jika
variabel Kesan Kualitasmengalami penurunan
satu satuan maka keputusan pembelian

Dimensi Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Keputusan Pembelian Produk Mie (Yanti Budiasih) 83
masyarakat pada produk mie instan merek terima H1 artinya asosiasi mereksecara
Indomie akan mengalami penurunan sebesar parsial mempengaruhi keputusan
0,028 satuan. pembelian.
3. Variabel kesan kualitasterhadap keputusan
Tingkat koefisien dari variabel Kesetiaan pembelian. Diperoleh hasil signifikan
Merek(X4) sebesar 0,211. Artinya jika variabel
sebesar 0,556 , karena 0,556 > 0,05 maka
Kesetiaan Merekmengalami peningkatan satu
hipotesis yang didapat adalah terima Ho
satuan maka keputusan pembelian masyarakat dan tolak H1 artinya kesan kualitas secara
pada produk mie instan merek Indomie akan parsial tidak mempengaruhi keputusan
mengalami peningkatan sebesar 0,211 satuan. pembelian.

D. Hasil Uji t (Parsial) 4. Variabel kesetiaan merekterhadap


keputusan pembelian. Diperoleh hasil
Pembahasan ditekankan pada pengaruh signifikan sebesar 0,089 , karena 0,089 > 0,05
variabel bebas secara individual terhadap maka hipotesis yang didapat adalah terima
variabel terikat. Dengan demikian pengaruh Ho dan tolak H1 artinya kesetiaan merek
masing-masing variabel akan dapat diper- secara parsial tidak mempengaruhi
bandingkan. Untuk menguji signifikansi keputusan pembelian.
koefisen regresi yaitu apakah variabel bebas
berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap E. Hasil Uji F (Anova)
variabel terikat, maka digunakan uji t.
Hipotesis yang dirumuskan adalah: Untuk melihat apakah signifikansi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
1. Ho : Variabel brand awareness, brand terikat serta mengetahui apakah persamaan
association, perceived quality dan brand loyalty regresi yang dibuat dapat dipakai atau tidak
secara parsial tidak mempengaruhi untuk memprediksi variabel terikatnya maka
keputusan pembelian. digunakan uji Anova. Hipotesis yang
dirumuskan adalah:
2. H1 : Variabel brand awareness, brand
association, perceived quality dan brand loyalty Ho : Variabel brand awareness, brand
secara parsial mempengaruhi keputusan association, perceived quality dan brand loyalty
pembelian. secara bersama-sama tidak mempengaruhi
keputusan pembelian.
Untuk mengetahui paengaruh setiap
variabel bebas terhadap variabel terikat secara H1 : Variabel brand awareness, brand
parsial dapat dilihat pada tabel diatas. Dari association, perceived quality dan brand loyalty
tabel diatas maka akan memperoleh analisis secara bersama-sama mempengaruhi
secara parsial sebagai berikut: keputusan pembelian.

1. Variabel kesadaran merekterhadap Dari hasil olah data diperoleh F hitung


keputusan pembelian. Diperoleh hasil sebesar 4,383 dengan tingkat signifikasi 0,002.
signifikan sebesar 0,298 , karena 0,298 > 0,05 Berdasarkan perhitungan maka angka 0,002 <
maka hipotesis yang didapat adalah terima 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya
Ho dan tolak H1 artinya kesadaran merek brand awareness, brand association, perceived
secara parsial tidak mempengaruhi quality dan brand loyalty secara bersama-sama
keputusan pembelian. mempengaruhi keputusan pembelian.

2. Variabel asosiasi merek terhadap keputusan


pembelian. Diperoleh hasil signifikan
sebesar 0,006 , karena 0,006 < 0,05 maka
hipotesis yang didapat adalah tolak Ho dan

84 Jurnal Liquidity: Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2014: 77-85


KESIMPULAN Rangkuti, F.,, 2002, The Power Of Brand: Tehnik
mengelola Brand Equity DanStrategi
Dalam penelitian ini pengujian dengan Pengembangan Merek, Gramedia Pustaka
menggunakan uji validitas dan realibilitas Utama, Jakarta
seluruh variabel dinyatakan valid dan reliabel.
Sugiyono, 2005, Metode penelitian Bisnis, CV
Dari pengolahan dan analisa data serta
Alfabeta, Bandung
pengujian hipotesis dan hasil pembahasan dari
hasil penelitian maka kesimpulan dalam
penelitian ini adalah:

1. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa


dimensi pembentuk brand equity yaitu
faktor brand awareness, brand association,
perceived quality dan brand loyalty secara
bersama-sama mempengaruhi keputusan
pembelian. Secara parsial yang
mempengaruhi keputusan pembelian
adalah faktor brand association.
2. Faktor dimensi pembentuk brand equity
yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pembelian yaitu faktor brand
association sebesar 31,1%.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A., 1991, Managing Brand Equity. The


Free Press, New York

Suharsimi, A., 2002,Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Duriantoet al., 2001, Strategi Menaklukan Pasar


Melalui Riset Ekuitas Dan perilaku Merek,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kotler, P. dan Amstrong, 2001, Dasar-Dasar


Manajemen Pemasaran, Edisi Terjemahan,
Jilid 1, Indeks

Kotler, P., dan Keller, K.L., 2008, Manajemen


Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 1. PT.
Macanan Jaya Cemerlang

Malhotra, N.K., Marketing Research: An Applied


Orientation, 3rd Edition, Prentice Hall,
New Jersey

Dimensi Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Keputusan Pembelian Produk Mie (Yanti Budiasih) 85

Anda mungkin juga menyukai